- Beranda
- SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera
- SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera
SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera
Yogyakarta, 07 Februari 2025 – Departemen Perikanan Universitas Gadjah Mada (UGM) menerima kunjungan dari CJ Feed Care Corporation pada Jumat, 07 Februari 2025. Kunjungan ini dihadiri oleh perwakilan PT CJ Korea, yaitu Dr. Shin Jaehyong, Dr. Park Gunhyun, dan Choi Wansuk, serta perwakilan PT CJ Indonesia, yakni Ibu Isnaeni dan Bapak Bayu.
Dalam kunjungan ini, PT CJ dan Perikanan UGM melakukan perjalanan ke Samas untuk meninjau persiapan uji coba probiotik, yang merupakan produk terbaru dari PT CJ. Produk probiotik ini dirancang untuk mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh bakteri Vibrio di media air budidaya udang serta pada hepatopankreas udang. Sambutan di lokasi dilakukan oleh Kepala Balai, Arga Kurniawan, S.Pi., kemudian bersama-sama melakukan room tour ke berbagai fasilitas yang akan digunakan dalam riset utama. Rombongan juga mengunjungi area tambak dan hatchery udang untuk melihat lebih dekat kondisi dan persiapan penelitian.
CJ Feed Care Corporation telah lama melakukan uji coba berbagai produk di sektor perikanan, dengan perkiraan awal riset sejak tahun 2020. Pada tahun 2025 ini, perusahaan ingin mengembangkan dan menguji probiotik yang diberikan secara oral, dengan harapan produk ini dapat memberikan efek positif tidak hanya pada kualitas air media udang, tetapi juga terhadap kesehatan hepatopankreas udang.
Melalui kunjungan ini, PT CJ menyampaikan apresiasi terhadap kolaborasi dengan tim UGM yang telah mendukung penelitian dan pengembangan produk mereka. Perwakilan PT CJ menyatakan bahwa kerja sama ini sangat membantu dalam pengujian dan pengembangan produk probiotik, serta berharap agar hubungan ini dapat terus berlanjut untuk memberikan manfaat yang lebih luas bagi industri perikanan di Indonesia.
Dengan adanya riset berkelanjutan dan kerja sama yang erat antara akademisi dan industri, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan kesehatan udang dan keberlanjutan budidaya perikanan di masa depan. Kegiatan ini juga sejalan dengan beberapa poin Sustainable Development Goals (SDGs), seperti SDG 2 (Zero Hunger) dalam mendukung ketahanan pangan, SDG 3 (Good Health and Well-being) melalui peningkatan kesehatan hewan budidaya, SDG 6 (Clean Water and Sanitation) dengan menjaga kualitas air media budidaya, dan SDG 14 (Life Below Water) dalam menjaga keberlanjutan ekosistem perairan.
Penulis : Galuh Wulanuari
Editor : Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc.
Masa Depanku, Kemajuan Negeriku: Inspirasi dari Kuliah Tamu Perikanan UGM
Berita Friday, 14 February 2025
Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan kuliah tamu ‘Kelautan dan Perikanan: Masa Depanku untuk Kemajuan Negeriku’ pada 10 Februari 2025 di Auditorium Prof. Harjono Danoesastro, Fakultas Pertanian, UGM. Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber, yaitu Dr. Agus Suherman, S.Pi., M.Si., Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi, Sosial, dan Budaya, serta Rico Wisnu Wibisono, S.Pi., Chief Operating Officer (COO) FisTx Indonesia. Kuliah tamu ini bertujuan memberikan wawasan kepada mahasiswa tentang tantangan dan peluang di sektor perikanan serta inovasi teknologi dalam industri perikanan berkelanjutan.

Dalam sesi pertama, Dr. Agus Suherman membahas isu strategis sektor kelautan dan perikanan, termasuk pertumbuhan populasi global, kebutuhan protein hewani, serta peran perikanan dalam ketahanan pangan dan ekonomi nasional. Ia menyoroti pentingnya pendekatan ekonomi biru dalam pengelolaan sumber daya perikanan yang berkelanjutan, termasuk konsep penangkapan ikan terukur dan perlindungan ekosistem laut. Pemaparan ini memberikan wawasan kepada mahasiswa mengenai kebijakan pemerintah dalam menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

Pada sesi kedua, Rico Wisnu Wibisono, S.Pi. memaparkan inovasi teknologi dalam industri perikanan budidaya melalui FisTx. Ia menjelaskan bagaimana teknologi modern, seperti sistem resirkulasi akuakultur (RAS) dan desinfektan UV, dapat meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan budidaya perikanan. Dengan pendekatan holistik yang menggabungkan inovasi dan teknologi, FisTx Indonesia berupaya mengatasi permasalahan utama dalam budidaya, seperti efisiensi pakan, kualitas air, dan pengelolaan penyakit. Mahasiswa mendapatkan gambaran nyata tentang bagaimana teknologi dapat diterapkan untuk mendukung sektor perikanan yang lebih maju dan berdaya saing.
Diharapkan, kuliah tamu ini dapat menginspirasi mahasiswa untuk lebih mendalami potensi sektor kelautan dan perikanan serta mendorong lahirnya inovasi baru. Dengan wawasan yang diperoleh, mahasiswa diharapkan mampu berkontribusi dalam pengembangan industri perikanan yang berkelanjutan, baik melalui riset akademik maupun wirausaha di bidang kelautan dan perikanan. Kuliah tamu ini juga diharapkan dapat membantu pelaksanaan tujuan SDGs, utamanya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 9: Industri Inovasi dan Infrastruktur, SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, SDG 14: Ekosistem Lautan, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Penulis: Aurelie Firlana Salsabilla
Editor: Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc.
Pada 9 Desember 2024, Webinar SinnTech ke-20 menghadirkan wawasan inovatif dengan tema “Risk-Based Approach in Seafood Safety”. Acara bergengsi ini menampilkan dua pembicara ternama, yaitu Novalia Rachmawati, Ph.D., peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Ayaka Nakamura, Ph.D., akademisi dari Tokyo University of Marine Science and Technology. Sesi ini dimoderatori oleh Indun Dewi Puspita, S.P., M.Sc., dari Departemen Perikanan Universitas Gadjah Mada, dan berhasil menarik perhatian audiens yang terdiri dari akademisi, pejabat, serta mahasiswa dari berbagai institusi.
Pada presentasi pertama, Novalia Rachmawati, Ph.D., membahas resiko histamin dalam produk perikanan Indonesia melalui penelitian berjudul “Managing Histamine Risks in Indonesian Seafood: A Risk-Based Approach”. Hasil tersebut menjelaskan bahwa histamin adalah toksin alami yang berasal dari histidin dan dapat menimbulkan risiko kesehatan serius jika kadarnya melebihi standar internasional, yaitu 100–200 mg/kg, tergantung kebijakan negara. Keracunan histamin, yang sering keliru dianggap sebagai reaksi alergi, dapat menyebabkan gejala seperti mual, ruam kulit, dan gangguan pernapasan. Tantangan besar di sektor perikanan Indonesia adalah penolakan produk ekspor akibat kontaminasi histamin, terutama pada ikan seperti tuna dan tongkol. Studi kasus menunjukkan bahwa penanganan yang kurang memadai dan penyalahgunaan suhu menjadi faktor utama tingginya kadar histamin pada produk ikan olahan. Sebagai solusi, Novalia Rachmawati, Ph.D., mengusulkan kerangka kerja berbasis risiko yang mencakup penilaian, pengelolaan, dan komunikasi risiko untuk meminimalkan pembentukan histamin. Selain itu, efektivitas intervensi praktis didemonstrasikan, seperti menjaga suhu rendah (10–15°C) dan mengurangi kadar garam selama proses pengolahan, yang terbukti efektif mengurangi risiko.
Managing Histamine Risks in Indonesian Seafood, presentasi oleh Novalia Rachmawati, Ph.D.
Presentasi kedua oleh Ayaka Nakamura, Ph.D., mengangkat penelitian mutakhir tentang “Ensuring Food Safety Through the Surveillance and Monitoring of Microbial Communities in Food Manufacturing”. Penelitian ini difokuskan pada pengolahan daging sapi Jepang berkualitas tinggi (Japanese Black Beef) untuk memperpanjang masa simpan produk sambil tetap menjaga keamanan mikrobiologisnya. Ayaka Nakamura, Ph.D., memaparkan pemanfaatan analisis sekuensing amplicon untuk memetakan distribusi mikroba di fasilitas pengolahan, termasuk mikroorganisme berbahaya dan tidak berbahaya pada permukaan karkas dan peralatan selama berbagai tahap produksi. Tim peneliti juga menggunakan Core Genome MLST Analysis, pendekatan inovatif yang lebih unggul dibandingkan metode tradisional seperti PFGE dan RAPD dalam mengidentifikasi strain bakteri dengan akurat, sehingga meningkatkan keterlacakan dan pertukaran data antar laboratorium. Melalui teknologi Next-Generation Sequencing (NGS), penelitian ini memungkinkan pemantauan pergeseran mikroba secara real-time, yang meningkatkan protokol pengendalian kontaminasi. Mikroorganisme seperti Pseudomonas dan Clostridium diidentifikasi sebagai ancaman yang bervariasi tergantung pada kondisi pengolahan. Temuan Nakamura, Ph.D., menyoroti potensi teknologi sekuensing canggih dalam memperkuat keamanan pangan melalui deteksi dini dan praktik kebersihan yang lebih baik.
Monitoring Microbial Communities in Food Processing, presentasi oleh Ayaka Nakamura, Ph.D.
Webinar ini ditutup dengan sesi tanya jawab yang interaktif, di mana para peserta, termasuk perwakilan Universitas Gadjah Mada dan institusi lainnya, aktif berdiskusi dan berbagi wawasan. Beberapa peserta bahkan memberikan usulan tema untuk webinar SinnTech mendatang, menunjukkan komitmen mereka terhadap keberlanjutan forum berharga ini.
Topik yang dibahas dalam SinnTech Webinar ke-20 ini sejalan dengan beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) PBB, termasuk SDG 2 (Tanpa Kelaparan), SDG 3 (Kesehatan dan Kesejahteraan), SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab), serta SDG 14 (Kehidupan di Bawah Air). Hal ini menegaskan relevansi diskusi webinar dengan upaya keberlanjutan global serta peran penting pendekatan berbasis risiko dalam meningkatkan keamanan pangan dan kesehatan masyarakat.
Penulis: Galuh Wulanuari
Editor: Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.
On December 9, 2024, the 20th SinnTech Webinar brought groundbreaking insights to the forefront under the theme “Risk-Based Approach in Seafood Safety.” This prestigious event featured with two speakers, Novalia Rachmawati, Ph.D., a researcher at Indonesia’s National Research and Innovation Agency (BRIN), and Ayaka Nakamura, Ph.D., a lecturer at Tokyo University of Marine Science and Technology. Moderated by Indun Dewi Puspita, S.P., M.Sc., from Department of Fisheries UGM, the session offered invaluable knowledge on managing food safety risks in the seafood and food manufacturing industries, attracting a diverse audience of academics, officials, and students.
In the first presentation, Novalia Rachmawati, Ph.D., addressed the issue of histamine risks in Indonesian seafood through the research titled “Managing Histamine Risks in Indonesian Seafood: A Risk-Based Approach.” This result highlighted the formation of histamine, a naturally occurring toxin derived from histidine, which poses serious health risks when exceeding international safety standards ranging between 100–200 mg/kg, depending on the country. Novalia Rachmawati, Ph.D., explained that histamine poisoning, often mistaken for allergic reactions, can cause symptoms such as nausea, skin rashes, and respiratory discomfort. The presentation underscored the challenges faced by Indonesia’s seafood sector, particularly the rejection of export products due to histamine contamination, with tuna and mackerel identified as key carriers. Case studies revealed that improper handling and temperature abuse often lead to histamine levels surpassing acceptable limits in processed fish products. As a solution, Novalia Rachmawati, Ph.D., proposed a comprehensive risk-based framework that integrates assessment, management, and communication to mitigate histamine formation. In addition, the effectiveness of practical interventions has been demonstrated, such as maintaining low temperatures (10–15°C) and reducing salt content during processing, which have proven effective in minimizing risks.
First Presentation regarding Managing Histamine Risks in Indonesian Seafood by Novalia Rachmawati, Ph.D
The second presentation by Ayaka Nakamura, Ph.D., delved into cutting-edge research on ensuring food safety through the surveillance and monitoring of microbial communities in food manufacturing. The study focused on Japanese Black Beef processing, aiming to extend its shelf life while maintaining microbiological safety. Dr. Nakamura presented the use of advanced amplicon sequencing analysis to map microbial distributions across processing facilities, identifying harmful and non-harmful microorganisms on carcass surfaces and equipment at various production stages. The research team also employed Core Genome MLST Analysis, a novel approach that surpasses traditional methods like PFGE and RAPD in accurately identifying bacterial strains, thereby improving traceability and data sharing between laboratories. By leveraging next-generation sequencing (NGS) technology, this research enabled real-time monitoring of microbial shifts, enhancing contamination control protocols. Among the identified microorganisms were genera such as Pseudomonas and Clostridium, which varied based on processing conditions. Dr. Nakamura’s findings highlighted the transformative potential of advanced sequencing technologies in strengthening food safety through early detection and improved hygiene practices.

The webinar concluded with an engaging Q&A session that showcased the audience’s enthusiasm. Participants, including representatives from Universitas Gadjah Mada and other institutions, actively contributed to discussions and shared insights. Some attendees even proposed potential themes for future SinnTech webinars, reflecting their dedication to sustaining these valuable forums. The topics presented during SinnTech #20 align with several United Nations Sustainable Development Goals (SDGs), including SDG 2 (Zero Hunger), SDG 3 (Good Health and Well-being), SDG 12 (Responsible Consumption and Production), and SDG 14 (Life Below Water). These alignments underscore the relevance of the webinar’s discussions to global sustainability efforts and the critical role of risk-based approaches in advancing food safety and public health.
Author: Galuh Wulanuari
Editor: Nahla Alfiatunnisa, S.Pi
Dalam perayaan puncak Hari Ulang Tahun (HUT) ke-61 Departemen Perikanan Fakultas Pertanian UGM, sebanyak 200 kemasan mangut ikan menjadi salah satu souvenir bagi para tamu undangan yang hadir. Produk ini merupakan hasil karya mahasiswa Departemen Perikanan UGM yang mencerminkan kekayaan kuliner lokal dan inovasi pengolahan produk dari hasil perikanan. Produk mangut ikan ini dibuat dari ikan pari dan ikan manyung yang diasap kemudian berkolaborasi dengan Resto Inkubator Mina Bisnis (IMB) untuk diolah hingga menjadi mangut. Produk ini dikemas dengan teknologi retort pouch dan telah teruji dapat bertahan hingga empat bulan. Produk ini praktis untuk dikonsumsi hanya dengan memanaskan kembali sehingga siap dan cepat untuk disajikan.
Mangut ikan asap merupakan produk olahan yang dikenal dengan cita rasa khas yang kaya akan aroma dan tekstur yang lembut. Proses pengasapan memberikan sentuhan unik yang menjadikannya lebih istimewa. Keunikan lain dari produk ini merupakan metode pengemasan modern yang akan menjaga kualitas produk lebih lama. Pemilihan ikan manyung dan pari asap sebagai souvenir acara puncak HUT Departemen Perikanan UGM mencerminkan komitmen untuk mengangkat produk lokal ke kancah nasional. Diharapkan, langkah ini dapat mendorong inovasi dan pengembangan lebih lanjut dalam sektor perikanan. Produksi lokal ini mendukung SDG Poin 1: Tanpa Kemiskinan, SDG Poin 2: Tanpa Kelaparan, SDG Poin 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, SDG Poin 14: Ekosistem Lautan
Penulis: I Putu Aditya Wibawa, Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.
Editor: Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.
Closing Ceremony Super League and Fish Art 2024 sukses diselenggarakan pada 25 September 2024 di Auditorium Harjono Danoesastro, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Acara yang dimulai pukul 17.40 hingga 21.00 ini melibatkan partisipasi aktif dari seluruh peserta lomba band dan solo vokal, serta mahasiswa Program Sarjana mulai dari angkatan 2020 hingga 2024 dan mahasiswa Program Pascasarjana Departemen Perikanan UGM. Mengusung tema “Dynamic and Fantastic” dengan konsep kerajaan, acara ini menjadi penutup yang istimewa untuk rangkaian kegiatan SLFA tahun ini.

Rangkaian acara mencakup berbagai kegiatan menarik, mulai dari lomba band dan solo vokal yang menampilkan kreativitas dan bakat seni mahasiswa, hingga award night Super League and Fish Art yang memberikan apresiasi kepada para pemenang kompetisi. Tak hanya itu, simbolisasi penutupan acara yang khidmat memberikan kesan mendalam bagi seluruh peserta. Puncak acara ditutup dengan penampilan spesial dari band mahasiswa Program Studi Ilmu Tanah, Departemen Tanah, Fakultas Pertanian, yang berhasil memukau audience dengan performa dinamis sesuai dengan tema acara.

Kegiatan Closing Ceremony Super League and Fish Art 2024 diharapkan tidak hanya menjadi ajang hiburan, namun juga mempererat solidaritas antar mahasiswa Departemen Perikanan UGM. Dengan mengusung semangat kreatif dan dinamis, acara ini diharapkan mampu menjadi inspirasi untuk kegiatan serupa di masa depan yang lebih inovatif dan inklusif. Selain itu, acara ini juga diharapkan dapat mendukung tujuan SDGs, khususnya pada SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera serta SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur.
Penulis: Aurelie Firlana Salsabilla
Editor: Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.
Lomba Band Super League and Fish Art (SLFA) 2024 berlangsung pada Rabu, 25 September 2024, di Auditorium Harjono Danoesastro, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Lomba ini menjadi wadah bagi mahasiswa Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada yang mempunyai bakat musik atau band. Perlombaan diikuti oleh perwakilan dari mahasiswa Program Sarjana Angkatan 2022-2024 dan Pascasarjana di Departemen Perikanan UGM. Lomba band dihadiri oleh mahasiswa, alumni, serta Dosen.

Lomba band SLFA 2024 dibuka dengan penampilan energik dari band mahasiswa Perikanan UGM angkatan 2023 yang membawakan dua lagu beraransemen pop-rock, sukses mengajak penonton bernyanyi bersama. Penampilan berikutnya dari band mahasiswa Perikanan UGM angkatan 2022 tampil apik dan berhasil menciptakan suasana yang mengalir penuh emosi. Band mahasiswa Perikanan UGM angkatan 2024 melanjutkan dengan lagu bertema remaja yang menarik, ditambah aksi panggung kreatif seperti membagikan bunga kepada penonton. Acara ditutup oleh band mahasiswa pascasarjana yang mengejutkan audiens dengan lagu “Gala Bunga Matahari” beraransemen rock, menciptakan euforia dan memastikan kemenangan mereka sebagai juara. Lomba band ini berjalan sukses, meninggalkan kesan mendalam bagi penonton dan peserta.

Lomba band SLFA diharapkan terus menjadi wadah bagi mahasiswa untuk menyalurkan bakat seni mereka, khususnya dalam bermusik. Melalui ajang ini, semangat kreativitas, kolaborasi, dan sportivitas dapat terus tumbuh, mempererat hubungan antarangkatan dan komunitas di lingkungan departemen. Dengan mempertahankan tradisi keseruan dan kualitas seperti tahun ini, lomba band SLFA di masa depan diharapkan mampu melahirkan lebih banyak talenta berbakat dan memberikan pengalaman tak terlupakan bagi seluruh peserta dan penonton. Selain itu, lomba band SLFA juga diharapkan dapat mendukung keberhasilan SDGs, utamanya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera dan SDG 9: Industri, Inovasi dan Infrastruktur.
Penulis: Fedria Farrel Gajendra, Haikal Hira Rahmanta, Puruhito Widya Amrita, Brilian Satya Abhista, Naufal Afiq Trinanda, Isham Yafi, Ryaan Daifan, Gibran Luqman Sadewo, Aurelie Firlana S.
Editor: Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.
Super League and Fish Art 2024 menghadirkan kompetisi fotografi yang unik dan menarik bagi para pecinta fotografi dari kalangan mahasiswa Departemen Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Kompetisi ini dilangsungkan pada 23 Agustus -19 September 2024 dengan tema ”It’s Kodak Moment“ yang menantang kreativitas peserta dalam mengabadikan momen terbaik mereka hanya dengan menggunakan kamera atau ponsel. Tema ini mengajak mahasiswa untuk menangkap momen-momen tak terlupakan yang terjadi selama kegiatan SLFA berlangsung dan selama menjadi mahasiswa perikanan.
Peserta kompetisi fotografi SLFA 2024 diajak untuk menangkap momen-momen keseruan dengan kebebasan menjelajahi berbagai genre fotografi, seperti pemandangan, potret, street photography, dan lain-lain. Kompetisi ini bertujuan untuk membuktikan bahwa kamera ponsel memiliki potensi besar dalam menghasilkan foto yang memukau dan penuh makna. Setiap peserta diberikan ruang untuk memamerkan karya mereka kepada publik melalui media sosial, seperti Instagram, dengan menyertakan tagar resmi kompetisi dan menandai akun penyelenggara. Format pengumpulan digital ini tidak hanya mempermudah partisipasi, tetapi juga menciptakan interaksi yang lebih luas antara peserta, publik, dan komunitas fotografi.

Kompetisi Fotografi SLFA 2024 bukan sekadar menjadi ajang kompetisi, namun juga sebagai wadah untuk membangun komunitas yang saling mendukung dan menginspirasi. Melalui unggahan dan interaksi di media sosial, para peserta dapat berbagi tips, pengalaman, dan ide-ide kreatif, menjadikan lomba ini lebih dari sekadar perlombaan biasa. Selain meningkatkan kemampuan fotografi, kompetisi ini membuka peluang untuk memperluas jaringan di antara para fotografer, baik pemula maupun yang berpengalaman. Dengan konsep yang mudah diakses melalui smartphone, SLFA 2024 menjadi langkah nyata dalam mendorong lebih banyak orang untuk mengekspresikan diri melalui seni fotografi, sekaligus menciptakan kenangan yang berharga. Kompetisi fotografi juga diharapkan dapat mendukung keberhasilan SDGs, utamanya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, serta SDG 10: Berkurangnya Kesenjangan.
Penulis: Aurellia Belvananda, Ekyan Nurmalita, Selda Puja, Latifatul Karimah, Intan Simaremare, Berliana Aurel, dan Aurelie Firlana S.
Editor: Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.
Bergabung ke Magister Ilmu Perikanan dengan PMDSU: Langkah Menuju Pendidikan Doktoral Unggul
Berita Wednesday, 20 November 2024
Program Beasiswa Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) merupakan inisiatif unggulan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) yang bertujuan untuk mencetak lulusan doktoral dalam usia produktif. Program ini dirancang agar lulusan sarjana dapat langsung melanjutkan pendidikan hingga jenjang doktoral tanpa melalui tahapan konvensional, dengan dukungan penuh dari pemerintah. Pada tahun 2024, pendaftaran program ini telah dibuka sejak bulan Juli, memberikan kesempatan emas bagi generasi muda Indonesia yang ingin mengembangkan potensi akademik.
Salah satu penerima beasiswa PMDSU, Anggi Putri Pertiwi, yang saat ini menempuh Magister Ilmu Perikanan, berbagi pengalamannya terkait proses pendaftaran. Menurut Anggi, ada beberapa persiapan utama yang harus dilakukan calon peserta, termasuk melengkapi dokumen administratif seperti sertifikat Proficiency Academic Potential Test (PAPS) dan TOEFL, yang menjadi syarat wajib. Selain itu, calon mahasiswa juga perlu menyusun rencana studi (study plan) yang mencakup tujuan akademik dari jenjang magister hingga doktor. Study plan ini harus disertai dengan timeline terperinci yang menggambarkan langkah-langkah akademik selama masa studi.
Program Pembekalan PMDSU di Jakarta
Tahap yang tidak kalah penting adalah pemilihan promotor, di mana calon peserta dapat mengakses daftar promotor yang tersedia melalui situs resmi PMDSU. Calon mahasiswa perlu memilih promotor yang bidang penelitiannya relevan dengan minat dan rencana riset mereka. Setelah promotor terpilih, mahasiswa harus menghubungi untuk mengikuti seleksi awal. Anggi menekankan bahwa pemilihan promotor yang tepat sangat penting karena penerimaan oleh promotor merupakan kunci keberhasilan dalam tahap awal seleksi. Kemudian penting untuk study plan disampaikan dengan jelas, serta menunjukkan ketertarikan terhadap penelitian yang telah dilakukan oleh promotor. Dalam proses pendaftaran, calon mahasiswa perlu memperhatikan bahwa harus terlebih dahulu mendaftar di program studi magister di host university yang menjadi tujuan. Setelah diterima, berlanjut pada proses pendaftaran beasiswa PMDSU melalui laman resminya. Sinkronisasi antara jadwal penerimaan magister dan jadwal pendaftaran beasiswa menjadi aspek penting yang harus dikelola dengan baik agar semua dokumen dapat disiapkan tepat waktu dan proses berjalan lancar.
Sebagai penerima beasiswa PMDSU, mahasiswa tidak hanya mendapatkan dukungan biaya pendidikan penuh tetapi juga berbagai program pengembangan diri. Salah satunya adalah pelatihan khusus yang diisi oleh para ahli di berbagai bidang, serta forum diskusi kelompok yang memungkinkan para awardee berbagi pengalaman. Selain itu, program ini menawarkan Program Peningkatan Kualitas Publikasi Internasional (PKPI), yang memberikan kesempatan untuk melakukan kolaborasi penelitian dengan universitas mitra di luar negeri. Program ini tidak hanya membantu mahasiswa meningkatkan kualitas publikasi mereka, tetapi juga memperluas jaringan akademik dan riset ke skala internasional.
Kegiatan Forum Group Discussion Antar Awardee
Secara keseluruhan, beasiswa PMDSU memiliki peran strategis dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia sekaligus berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Program ini secara langsung mendukung SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) dan SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur), serta memberikan dampak positif pada SDG 1 (Pengentasan Kemiskinan), SDG 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera), SDG 5 (Kesetaraan Gender), dan SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi). Melalui program ini, generasi muda Indonesia diharapkan mampu meraih gelar doktor pada usia produktif, sehingga dapat memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan pendidikan, penelitian, dan inovasi di tanah air. PMDSU menjadi wujud nyata investasi pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia demi masa depan bangsa yang lebih cerah.
Penulis: Galuh Wulanuari
Editor: Nahla Alfiatunnisa, S.Pi., Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si (Han).