- Beranda
- Universitas Gadjah Mada
- Universitas Gadjah Mada
Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta, 07 Februari 2025 – Departemen Perikanan Universitas Gadjah Mada (UGM) menerima kunjungan dari CJ Feed Care Corporation pada Jumat, 07 Februari 2025. Kunjungan ini dihadiri oleh perwakilan PT CJ Korea, yaitu Dr. Shin Jaehyong, Dr. Park Gunhyun, dan Choi Wansuk, serta perwakilan PT CJ Indonesia, yakni Ibu Isnaeni dan Bapak Bayu.
Dalam kunjungan ini, PT CJ dan Perikanan UGM melakukan perjalanan ke Samas untuk meninjau persiapan uji coba probiotik, yang merupakan produk terbaru dari PT CJ. Produk probiotik ini dirancang untuk mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh bakteri Vibrio di media air budidaya udang serta pada hepatopankreas udang. Sambutan di lokasi dilakukan oleh Kepala Balai, Arga Kurniawan, S.Pi., kemudian bersama-sama melakukan room tour ke berbagai fasilitas yang akan digunakan dalam riset utama. Rombongan juga mengunjungi area tambak dan hatchery udang untuk melihat lebih dekat kondisi dan persiapan penelitian.
CJ Feed Care Corporation telah lama melakukan uji coba berbagai produk di sektor perikanan, dengan perkiraan awal riset sejak tahun 2020. Pada tahun 2025 ini, perusahaan ingin mengembangkan dan menguji probiotik yang diberikan secara oral, dengan harapan produk ini dapat memberikan efek positif tidak hanya pada kualitas air media udang, tetapi juga terhadap kesehatan hepatopankreas udang.
Melalui kunjungan ini, PT CJ menyampaikan apresiasi terhadap kolaborasi dengan tim UGM yang telah mendukung penelitian dan pengembangan produk mereka. Perwakilan PT CJ menyatakan bahwa kerja sama ini sangat membantu dalam pengujian dan pengembangan produk probiotik, serta berharap agar hubungan ini dapat terus berlanjut untuk memberikan manfaat yang lebih luas bagi industri perikanan di Indonesia.
Dengan adanya riset berkelanjutan dan kerja sama yang erat antara akademisi dan industri, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan kesehatan udang dan keberlanjutan budidaya perikanan di masa depan. Kegiatan ini juga sejalan dengan beberapa poin Sustainable Development Goals (SDGs), seperti SDG 2 (Zero Hunger) dalam mendukung ketahanan pangan, SDG 3 (Good Health and Well-being) melalui peningkatan kesehatan hewan budidaya, SDG 6 (Clean Water and Sanitation) dengan menjaga kualitas air media budidaya, dan SDG 14 (Life Below Water) dalam menjaga keberlanjutan ekosistem perairan.
Penulis : Galuh Wulanuari
Editor : Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc.
Masa Depanku, Kemajuan Negeriku: Inspirasi dari Kuliah Tamu Perikanan UGM
Berita Friday, 14 February 2025
Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan kuliah tamu ‘Kelautan dan Perikanan: Masa Depanku untuk Kemajuan Negeriku’ pada 10 Februari 2025 di Auditorium Prof. Harjono Danoesastro, Fakultas Pertanian, UGM. Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber, yaitu Dr. Agus Suherman, S.Pi., M.Si., Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi, Sosial, dan Budaya, serta Rico Wisnu Wibisono, S.Pi., Chief Operating Officer (COO) FisTx Indonesia. Kuliah tamu ini bertujuan memberikan wawasan kepada mahasiswa tentang tantangan dan peluang di sektor perikanan serta inovasi teknologi dalam industri perikanan berkelanjutan.

Dalam sesi pertama, Dr. Agus Suherman membahas isu strategis sektor kelautan dan perikanan, termasuk pertumbuhan populasi global, kebutuhan protein hewani, serta peran perikanan dalam ketahanan pangan dan ekonomi nasional. Ia menyoroti pentingnya pendekatan ekonomi biru dalam pengelolaan sumber daya perikanan yang berkelanjutan, termasuk konsep penangkapan ikan terukur dan perlindungan ekosistem laut. Pemaparan ini memberikan wawasan kepada mahasiswa mengenai kebijakan pemerintah dalam menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

Pada sesi kedua, Rico Wisnu Wibisono, S.Pi. memaparkan inovasi teknologi dalam industri perikanan budidaya melalui FisTx. Ia menjelaskan bagaimana teknologi modern, seperti sistem resirkulasi akuakultur (RAS) dan desinfektan UV, dapat meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan budidaya perikanan. Dengan pendekatan holistik yang menggabungkan inovasi dan teknologi, FisTx Indonesia berupaya mengatasi permasalahan utama dalam budidaya, seperti efisiensi pakan, kualitas air, dan pengelolaan penyakit. Mahasiswa mendapatkan gambaran nyata tentang bagaimana teknologi dapat diterapkan untuk mendukung sektor perikanan yang lebih maju dan berdaya saing.
Diharapkan, kuliah tamu ini dapat menginspirasi mahasiswa untuk lebih mendalami potensi sektor kelautan dan perikanan serta mendorong lahirnya inovasi baru. Dengan wawasan yang diperoleh, mahasiswa diharapkan mampu berkontribusi dalam pengembangan industri perikanan yang berkelanjutan, baik melalui riset akademik maupun wirausaha di bidang kelautan dan perikanan. Kuliah tamu ini juga diharapkan dapat membantu pelaksanaan tujuan SDGs, utamanya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 9: Industri Inovasi dan Infrastruktur, SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, SDG 14: Ekosistem Lautan, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Penulis: Aurelie Firlana Salsabilla
Editor: Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc.
Pemberdayaan Santri dalam Bidang Perikanan Budidaya di Pondok Pesantren Aquwa Mukila
Berita Friday, 14 February 2025
19 Januari 2025, Pondok Pesantren Aquwa Mukila – Program Pengabdian Masyarakat Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali dilaksanakan di Pondok Pesantren Aquwa Mukila, sebuah lembaga pendidikan yang mengintegrasikan ilmu agama dengan keterampilan praktis untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pengabdian masyarakat merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang bertujuan untuk memberikan manfaat nyata kepada masyarakat. Salah satu bentuk pengabdian tersebut dilakukan dengan melibatkan santri dan mahasiswa dalam bidang perikanan budidaya, sebuah program yang bertujuan untuk membekali mereka dengan keterampilan yang dapat diterapkan langsung dalam kehidupan mereka.
Kegiatan pengabdian masyarakat yang berlangsung di Pondok Pesantren Aquwa Mukila ini berfokus pada pemberdayaan santri dalam budidaya ikan lele. Dengan adanya program ini, para santri diberikan kesempatan untuk belajar dan berpraktik langsung dalam kegiatan perikanan yang memiliki potensi besar untuk pengembangan ekonomi. Santri diharapkan dapat memanfaatkan keterampilan ini setelah mereka menyelesaikan pendidikan, baik untuk pengembangan usaha mandiri atau untuk bekerja di sektor perikanan. Agenda utama dalam kegiatan ini adalah pelepasan 4.000 bibit ikan lele ke dalam kolam budidaya yang telah disiapkan sebelumnya. Pelepasan bibit ikan lele ini bukan hanya sekadar acara simbolis, tetapi merupakan langkah awal bagi santri untuk langsung terlibat dalam kegiatan budidaya ikan. Dengan bimbingan dari tim akademisi dan praktisi perikanan, mereka diharapkan dapat mengelola kolam ini hingga masa panen. Langkah ini menjadi momen yang penting dalam membekali mereka dengan pengalaman praktis dalam sektor perikanan.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini bukanlah kali pertama dilaksanakan. Program ini telah berjalan selama tiga tahun berturut-turut, yang menunjukkan komitmen yang kuat untuk mendampingi santri dalam mempelajari dan mengembangkan keterampilan di bidang perikanan budidaya. Konsistensi program ini sangat penting untuk memastikan keberlanjutan dan dampak jangka panjang bagi masyarakat, khususnya bagi santri di Pondok Pesantren Aquwa Mukila. Program ini juga melibatkan kolaborasi lintas fakultas di UGM, yang memungkinkan penerapan pendekatan multidisiplin dalam program pengabdian masyarakat ini. Kolaborasi tersebut memberi kekuatan lebih dalam mengembangkan keterampilan praktis yang bisa diterapkan langsung oleh para santri.
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk membekali santri, terutama yang juga mahasiswa, dengan keterampilan dalam budidaya perikanan. Dengan adanya pelatihan dan praktik langsung, santri diharapkan dapat mengembangkan usaha perikanan secara mandiri setelah lulus dari pesantren. Program ini memberikan dukungan terhadap kemandirian ekonomi santri, sehingga mereka tidak hanya menguasai ilmu agama yang mendalam, tetapi juga keterampilan yang berguna dalam dunia kerja dan usaha. Melalui kegiatan ini, Pondok Pesantren Aquwa Mukila diharapkan dapat menjadi contoh dalam pengembangan keterampilan berbasis pesantren yang berkelanjutan dan memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar. Program pengabdian masyarakat ini menjadi wadah bagi santri untuk mengembangkan potensi diri mereka, memperkuat kemandirian ekonomi, serta membuka peluang usaha baru yang bermanfaat. Dengan adanya kolaborasi antara lembaga pendidikan tinggi dan pesantren, diharapkan dapat tercipta keselarasan antara dunia akademik dan kehidupan masyarakat, sehingga memupuk semangat baru untuk terus berinovasi dalam memberikan solusi praktis terhadap tantangan yang ada. Kegiatan ini telah mendukung Sustinable Development Goals (SDGs) pada poin (4) Pendidikan Berkualitas,, (8) Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, (14) Ekosistem Lautan
Penulis : Kharisma Pundhi Rukmana
Editor : Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M. Sc.
Hitachi Global Foundation Asia Innovation Award merupakan program penghargaan bergengsi yang diluncurkan pada tahun 2020. Program ini bertujuan untuk mendorong perkembangan sains, teknologi, dan inovasi yang mampu berkontribusi dalam menyelesaikan masalah sosial serta membangun masyarakat yang berkelanjutan di kawasan ASEAN. Penghargaan ini diberikan kepada individu maupun kelompok yang memiliki pencapaian luar biasa dalam penelitian dan pengembangan (R&D) di bidang sains dan teknologi. Selain itu, aspek visi mengenai masyarakat masa depan yang ideal serta rencana implementasi sosial untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) menjadi faktor penting dalam penilaian. Pada tahun fiskal 2024, penghargaan ini melibatkan peserta dari 26 universitas dan lembaga penelitian di enam negara ASEAN, yaitu Kamboja, Indonesia, Laos, Myanmar, Filipina, dan Vietnam. Fokus utama penghargaan tahun ini adalah kontribusi terhadap Tujuan SDGs ke-12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab) serta Tujuan SDGs ke-13 (Aksi Iklim).
Dalam ajang penghargaan tersebut, Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc. dari Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada (UGM), berhasil meraih penghargaan tertinggi, yaitu Best Innovation Award. Penghargaan ini merupakan bentuk pengakuan atas inovasi luar biasa yang dikembangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh beliau. Dengan berbagai peserta dari enam negara ASEAN, hanya satu orang yang berhak mendapatkan penghargaan Best Innovation Award, menjadikannya pencapaian yang sangat prestisius. Selain kategori tersebut, terdapat pula kategori lain seperti Outstanding Innovation Award dan Encouragement Award, yang diberikan kepada beberapa peserta dengan kontribusi signifikan dalam bidangnya masing-masing. Keberhasilan Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc. menandakan pengakuan internasional terhadap penelitian dan inovasi yang dikembangkan oleh akademisi Indonesia.
Penelitian yang diangkat oleh Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc. berjudul “Zero Waste Process of Brown Seaweed for Environmentally Friendly Aquaculture Disease Control and Bio Fertilizer Production.” Inovasi ini mengembangkan pendekatan berbasis nol limbah dalam pemanfaatan rumput laut coklat untuk mengendalikan penyakit dalam budidaya perikanan yang ramah lingkungan serta produksi pupuk hayati. Teknologi ini tidak hanya berkontribusi terhadap peningkatan efisiensi dalam sektor perikanan dan pertanian, tetapi juga mendukung prinsip keberlanjutan lingkungan. Dengan memanfaatkan sumber daya alam secara optimal, penelitian ini membantu mengurangi limbah dan mendorong penggunaan bahan alami yang lebih ramah lingkungan.
Keunggulan dari penelitian ini terletak pada pendekatan zero waste, di mana seluruh bagian dari rumput laut coklat dimanfaatkan tanpa menyisakan limbah yang merugikan lingkungan. Produk yang dihasilkan dari inovasi ini dapat diterapkan di berbagai sektor, terutama dalam industri perikanan dan pertanian. Dalam budidaya perikanan, senyawa bioaktif yang dihasilkan dari rumput laut dapat berfungsi sebagai agen pengendalian penyakit alami, menggantikan penggunaan bahan kimia atau antibiotik yang berpotensi mencemari lingkungan perairan. Selain itu, pupuk hayati yang dihasilkan dari proses ini dapat meningkatkan produktivitas pertanian secara berkelanjutan.
Dalam pernyataannya, Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc. berharap agar inovasi-inovasi anak bangsa dapat lebih banyak diaplikasikan di masyarakat. Ia menekankan bahwa inovasi seperti yang ia kembangkan dapat memberikan manfaat besar bagi pelaku sektor perikanan, seperti pembudidaya ikan dan petani. Namun, ia juga menggarisbawahi perlunya dukungan dari pemerintah dalam pengembangan teknologi agar inovasi-inovasi tersebut dapat bernilai ekonomi tinggi dan berkontribusi pada pembangunan industri perikanan serta pertanian yang lebih maju dan berkelanjutan. Dengan adanya dukungan yang memadai, teknologi berbasis keberlanjutan seperti ini dapat menjadi solusi yang lebih luas untuk tantangan di sektor perikanan dan pertanian.
Keberhasilan ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi Universitas Gadjah Mada, tetapi juga bagi Indonesia secara keseluruhan. Penghargaan ini menunjukkan bahwa inovasi yang dikembangkan di dalam negeri memiliki daya saing di tingkat internasional. Selain itu, pencapaian ini diharapkan dapat menginspirasi lebih banyak akademisi, peneliti, dan mahasiswa untuk terus berinovasi serta berkontribusi dalam penyelesaian permasalahan sosial dan lingkungan melalui penelitian berbasis sains dan teknologi. Dengan semangat kolaborasi dan dukungan yang berkelanjutan, Indonesia dapat terus mencetak inovasi-inovasi unggul yang bermanfaat bagi masyarakat dan dunia.
Penulis : Rafi Sukma Aulia
Editor : Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han)
Yogyakarta, 7 Februari 2025 – Program Magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) untuk Semester Genap Tahun Ajaran 2024/2025 resmi dimulai dengan upacara penerjunan yang dilaksanakan secara daring pada Jumat, 7 Februari 2025. Acara ini dihadiri oleh Prof. Subejo S.P., M.Sc., Ph.D., selaku Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerjasama, serta dosen dari Departemen Perikanan Universitas Gadjah Mada (UGM). Selain itu, upacara ini juga dihadiri oleh para mitra MBKM yang terdiri dari dinas, institusi, dan perusahaan di bidang perikanan dengan total 41 mitra, serta 160 mahasiswa yang akan mengikuti program magang ini.
Acara dibuka dengan sambutan dari Prof. Subejo S.P., M.Sc., Ph.D., yang menegaskan dukungan penuh UGM dalam pelaksanaan program magang MBKM ini. Prof. Subejo S.P., M.Sc., Ph.D. menyampaikan harapan agar mahasiswa dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk meningkatkan kompetensi serta memperluas wawasan industri perikanan. Selanjutnya, Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc., turut memberikan sambutan dan pemaparan mengenai berbagai informasi penting terkait magang MBKM, seperti timeline pelaksanaan, prosedur pengisian logbook, serta akses panduan magang yang dapat digunakan oleh mitra dan mahasiswa. Pemaparan ini bertujuan untuk memastikan seluruh peserta memahami teknis pelaksanaan program dengan baik.
Acara dilanjutkan dengan sesi pemaparan materi dari Bapak Erwin Esra Edison Siahaan, selaku Head of People Development PT Suri Tani Pemuka. Dalam kesempatan ini, Bapak Erwin Esra Edison Siahaan mengenalkan profil perusahaan serta berbagai peluang yang dapat dimanfaatkan mahasiswa selama magang di PT Suri Tani Pemuka. Sesi berikutnya diisi dengan tanya jawab antara mahasiswa dan para narasumber, di mana peserta aktif bertanya terkait prosedur magang serta pengalaman kerja di industri perikanan. Acara kemudian ditutup dengan sesi foto bersama sebagai tanda resmi dimulainya program magang MBKM Semester Genap 2024/2025.
Dengan terlaksananya upacara penerjunan ini, diharapkan mahasiswa dapat menjalani program magang MBKM dengan baik dan memperoleh pengalaman yang berharga dalam dunia kerja di bidang perikanan. Program ini tidak hanya memberikan wawasan akademik tetapi juga pengalaman praktis yang mendukung kesiapan mahasiswa dalam menghadapi tantangan industri di masa depan. Selain itu, program ini turut mendukung beberapa poin Sustainable Development Goals (SDGs), di antaranya SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) melalui peningkatan keterampilan mahasiswa, SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) dengan memberikan pengalaman dunia kerja yang relevan, serta SDG 14 (Ekosistem Lautan) melalui penguatan kapasitas sumber daya manusia dalam sektor perikanan berkelanjutan.
Penulis : Galuh Wulanuari
Editor : Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han)
Mahasiswa Departemen Perikanan UGM Bersiap Menuju MBKM 2025
Berita Friday, 7 February 2025
Mahasiswa Departemen Perikanan Universitas Gadjah Mada tengah bersiap untuk mengikuti program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang akan berlangsung dari Februari hingga Juni 2025. Dalam program ini, sebanyak 160 mahasiswa angkatan 2022 dari berbagai program studi akan bekerja dan belajar langsung di 41 perusahaan dan instansi mitra untuk memahami realita dunia perikanan dan kelautan. Penerjunan mahasiswa ke Lokasi mitra MBKM dijadwalkan pada 7 Februari 2025, sedangkan penarikan mahasiswa MBKM dilakukan paling lambat pada 13 Juni 2025. Program ini bertujuan untuk memberikan pengalaman praktis serta meningkatkan keterampilan mahasiswa sebelum memasuki dunia kerja.
Sebelum resmi mengikuti MBKM, mahasiswa melalui berbagai tahapan persiapan, seperti seleksi administrasi, wawancara yang dilaksanakan oleh masing-masing program studi, serta pembekalan materi sesuai bidang masing-masing. Atalie Safa, mahasiswa Manajemen Sumber Daya Akuatik yang akan menjalani MBKM di Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi, menyampaikan bahwa pembekalan dari Departemen Perikanan sangat membantu dalam memahami prosedur dan alur pelaksanaan MBKM. “Hal tersebut membantu saya untuk memproyeksikan dan mempersiapkan berbagai hal yang akan saya dapatkan nantinya,” ujarnya.
Sementara itu, Faridatus Sabilal, mahasiswa Teknologi Hasil Perikanan yang akan belajar tentang pengolahan mikroalga di PT ALBITEC Semarang, menambahkan bahwa materi perkuliahan sangat membantu dalam persiapan MBKM. “Mata kuliah Teknologi Industri Tumbuhan Laut menjadi dasar serta bekal bagi saya untuk memahami pengolahan mikroalga,” ungkapnya.

Melalui program MBKM ini, diharapkan mahasiswa dapat mengasah keterampilan teknis dan manajerial, serta meningkatkan pemahaman tentang dunia industri perikanan. Atalie Safa berharap pengalaman ini dapat memperdalam wawasannya terhadap sektor perikanan dan membuka berbagai kesempatan di masa depan. “Saya yakin akan ada banyak pelajaran yang saya dapatkan dari MBKM ini,” katanya optimis. Alya Putri Mezzaluna juga berharap program ini dapat memperluas jejaring profesionalnya dengan para praktisi di industri akuakultur. Dengan persiapan yang matang, mahasiswa Departemen Perikanan UGM diharapkan mampu beradaptasi dengan budaya kerja di perusahaan atau instansi mitra dan memperoleh wawasan yang bermanfaat untuk karier mereka di masa depan. Program MBKM diharapkan dapat membantu pelaksanaan tujuan SDGs, utamanya SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, SDG 14: Ekosistem Lautan, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Penulis: Aurelie Firlana Salsabilla
Editor: Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc
SinnTech 21: Explores the Future of Lobster and Crayfish Fisheries
News Friday, 7 February 2025
Yogyakarta, Indonesia – On January 30, 2025, the Department of Fisheries, Universitas Gadjah Mada (UGM) successfully hosted the 21th SinnTech Webinar, a monthly webinar series, focusing on the theme of lobster and crayfish. The event attracted a diverse audience, including students, faculty members, and representatives from fisheries agencies, research institutions, and universities across Indonesia.
The webinar was officially opened by Prof. Subejo, S.P., M.Sc., Ph.D., Vice Dean of the Faculty of Agriculture at UGM, who emphasized the importance of research and policy discussions in ensuring the sustainability of aquatic resources. Moderated by Mgs. Muhammad Prima Putra, S.Pi., M.Sc., Ph.D., a faculty member from the Fisheries Department UGM, the webinar featured two distinguished speakers with expertise in lobster and crayfish conservation.

In the first session Anes Dwi Jayanti, S.Pi., M.Agr. delivered the sustainability of puerulus and spiny lobster fisheries. The presentation highlighted the ecological role of puerulus—the larval stage of spiny lobsters—and the challenges associated with balancing wild harvest with conservation efforts. Key strategies for sustainable fisheries management were discussed, including improved monitoring, responsible aquaculture practices, and international cooperation to regulate spiny lobster trade.
The second session featured Assoc. Prof. Bláha Martin, Ph.D., who provided insights into native and invasive crayfish species: Their implications for Indonesian biodiversity. The discussion emphasized the ecological significance of crayfish in freshwater ecosystems, their role in nutrient cycling, and the impact of invasive species on local aquatic biodiversity. Ongoing research at South Bohemia University was also introduced, offering collaboration opportunities for Indonesian researchers interested in aquatic conservation and invasive species management.

The discussions sparked strong engagement from the audience, who participated actively in a dynamic Q&A session. Representatives from UGM and other institutions contributed thought-provoking questions and shared perspectives on local fisheries management. The enthusiasm extended beyond the event, with attendees proposing future webinar topics, reinforcing the importance of continuous dialogue on sustainable fisheries.

The event concluded with a certificate presentation for the speakers, followed by a group photo session. SinnTech 21 once again demonstrated its role as a vital platform for knowledge exchange, fostering collaboration between academia, industry, and policymakers.
This discussion aligns with several United Nations Sustainable Development Goals (SDGs), particularly SDG 14 (Life Below Water), which advocates for the conservation and sustainable use of marine resources, and SDG 15 (Life on Land), which emphasizes the protection of biodiversity, including freshwater ecosystems. Additionally, SDG 17 (Partnerships for the Goals) is reflected in the webinar’s encouragement of cross-institutional research collaborations. By addressing the ecological and economic dimensions of fisheries, the 21th SinnTech Webinar contributes to global efforts in sustainable resource management and environmental protection.
Penulis : Galuh Wulanuari
Editor: Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc
Pembekalan Program MBKM Departemen Perikanan: Mengikuti, Mempelajari, dan Memahami Dunia Kerja Bidang Perikanan
Beasiswa Friday, 24 January 2025
20 Januari 2025, Universitas Gadjah Mada – Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada mengadakan pembekalan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) kepada 160 mahasiswa yang akan mengikuti program MBKM. Kegiatan yang dilaksanakan pada 20 Januari 2025 bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan persiapan yang matang bagi mahasiswa dalam mengikuti MBKM. MBKM merupakan bagian integral penting dalam kebijakan pendidikan tinggi di Indonesia. Kegiatan dimulai dengan sambutan dari Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc. selaku Ketua Departemen Perikanan UGM. Prof. Alim menyampaikan bahwa MBKM adalah sebuah kesempatan berharga bagi mahasiswa untuk memperkaya pengalaman belajar di luar kampus. Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc. juga menekankan bahwa program ini tidak hanya memberikan pengalaman praktis, tetapi juga membuka peluang untuk mengembangkan keterampilan yang sangat dibutuhkan di dunia kerja. Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc juga menjelaskan mengenai prosedur pelaksanaan MBKM, tahapan-tahapan yang perlu dilalui mahasiswa. Kegiatan MBKM dimulai dari pendaftaran hingga pelaporan hasil kegiatan. Mahasiswa diminta mengikuti timeline yang telah ditetapkan, sehingga mereka dapat menyelesaikan kegiatan sesuai dengan jadwal dan memperoleh pengakuan SKS. Beliau juga menyoroti pentingnya dukungan yang diberikan oleh departemen, termasuk bimbingan akademik dan fasilitas dalam menjalin kerja sama dengan mitra industri.

Selanjutnya, Prof. Dr. Ir. Amir Husni, S.Pi., M.P., selaku Ketua Program Studi Teknologi Hasil Perikanan turut memberikan pembekalan. Prof. Dr. Ir. Amir Husni, S.Pi., M.P., menjelaskan kewajiban yang harus dipenuhi oleh mahasiswa yang mengikuti MBKM, seperti laporan seminar, laporan kegiatan lapangan (KL), laporan MBKM, serta dokumentasi kegiatan. Semua kewajiban ini perlu dipenuhi untuk memastikan bahwa kegiatan MBKM yang diikuti mahasiswa dapat diakui dan bermanfaat secara maksimal. “Penting bagi mahasiswa untuk memahami panduan MBKM dengan baik, karena setiap program studi di Departemen Perikanan UGM memiliki pembekalan dan aturan tersendiri. Dengan memahami panduan ini, mahasiswa akan lebih siap menjalani program MBKM,” ungkap Prof. Amir. Beliau juga menekankan pentingnya mengikuti setiap pembekalan yang dilakukan di masing-masing program studi. Pembekalan ini dilaksanakan agar mahasiswa memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang program MBKM dan dapat memanfaatkan kesempatan dengan optimal.
Pembekalan selanjutnya disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Djumanto, M.Sc., Ketua Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik. Prof. Djumanto menjelaskan kewajiban mahasiswa selama mengikuti MBKM, serta pentingnya keterlibatan aktif dalam kegiatan yang dipilih. “Program MBKM ini memberi mahasiswa kesempatan untuk belajar di luar kampus dan mengembangkan keterampilan yang dapat langsung diterapkan di dunia kerja,” ujar Prof. Djumanto. Prof. Djumanto juga menekankan bahwa MBKM merupakan sarana untuk menciptakan lulusan yang siap menghadapi dunia kerja, dengan keterampilan praktis yang relevan dengan tuntutan industri. Kegiatan dilanjutkan dengan pembekalan dari Dr. Ir. Susilo Budi Priyono, S.Pi., M.Si., Ketua Program Studi Akuakultur. Dr. Susilo Budi Priyono memberikan penjelasan mengenai tahapan pra-KRS, yang mencakup pemilihan kegiatan MBKM, serta langkah-langkah yang perlu diikuti mahasiswa sebelum memulai program ini. Ia juga menjelaskan tentang berbagai jenis kegiatan MBKM dan output yang diharapkan dari program tersebut. “Mahasiswa Program Studi Akuakultur harus siap menjalani magang di mitra yang telah dipilih, dan beradaptasi dengan lingkungan kerja yang baru. Proses adaptasi ini sangat penting agar mahasiswa dapat memperoleh ilmu yang maksimal dan mengembangkan keterampilan mereka dengan baik,” jelas Dr. Susilo Budi Priyono. Beliau juga menekankan pentingnya pemahaman tentang lingkungan kerja yang akan dihadapi selama magang, karena hal tersebut akan sangat memengaruhi efektivitas belajar di lapangan.
Acara pembekalan ini ditutup dengan sesi tanya jawab, dimana mahasiswa diberikan kesempatan untuk bertanya langsung kepada para narasumber terkait dengan program MBKM. Secara keseluruhan, kegiatan pembekalan ini memberikan wawasan yang sangat berguna bagi mahasiswa Departemen Perikanan UGM dalam mempersiapkan diri untuk mengikuti Program MBKM. Pembekalan yang komprehensif dari para ketua program studi memberi motivasi kepada mahasiswa untuk memanfaatkan program ini dengan sebaik-baiknya. Dengan dukungan penuh dari Departemen Perikanan UGM, mahasiswa diharapkan dapat meraih pengalaman berharga yang akan sangat berguna dalam mengembangkan keterampilan praktis mereka. Program MBKM diharapkan tidak hanya meningkatkan kualitas akademik, tetapi juga mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi lulusan yang kompeten dan siap menghadapi tantangan di dunia kerja.
Dalam konteks pembekalan MBKM yang diadakan oleh Departemen Perikanan pada 20 Januari 2025, program ini sejalan dengan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) meliputi SDG (4) Pendidikan Berkualitas dan SDG (8) Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, SDG (17) Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Penulis : Kharisma Pundhi Rukmana
Editor : Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M. Si. (Han), Nahla Alfiatunnisa, S. Pi
Empat Dosen Departemen Perikanan Diwisuda Profesi Insinyur: Upaya Optimalisasi Keterhubungan Potensi Akademik dan Penerapan Praktis
Berita Friday, 17 January 2025
Yogyakarta, 14 Januari 2025. Sebanyak empat dosen Departemen Perikanan telah berhasil menyelesaikan program profesi insinyur di Fakultas Kehutanan UGM. Keempat dosen tersebut adalah Dr. Ir. Susilo Budi Priyono, S.Pi., M.Si. (Program studi Akuakultur), Prof. Dr. Ir. Djumanto, M.Sc (Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik), Dr. Ir. Eko Setyobudi, S.Pi., M.Si. (Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik), dan Prof. Dr. Sc. Ir. Amir Husni, S.Pi., M.P. (Program Studi Teknologi Hasil Perikanan). Program profesi insinyur kehutanan dijalankan selama 1 semester dengan beban pembelajaran 24 SKS yang meliputi 30% studi di kelas dan 70% praktik kerja keinsinyuran di lapangan. Terdapat dua jenis perkuliahan yang dijalankan yaitu kuliah reguler dan Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL). Kuliah reguler menjalankan kuliah dan praktik secara aktif, sedangkan RPL terfokus pada pengumpulan portofolio riwayat pekerjaan teknis.
Profesi insinyur merupakan suatu upaya pemerintah untuk memastikan optimalnya visi besar Indonesia 2045 sebagai negara dengan daya saing industri. Mencapai bangsa dengan daya saing industri diperlukan setidaknya aspek kemajuan teknologi, penguatan kapasitas manufaktur, serta pengembangan sumber daya manusia yang unggul. Para insinyur adalah ujung tombak mencapai aspek-aspek kemajuan industri, yang mampu menyebar-luaskan potensi akademik menuju penerapan praktis. Dalam konteks perikanan selain masih minimnya produk yang dihilirisasi, saat ini belum banyak pekerja yang memenuhi kriteria standar pengerjaan nasional maupun internasional. Dengan demikian, sektor industri perikanan dengan potensi besarnya bagi Indonesia, harus didukung dengan optimalnya kuantitas dan kualitas jumlah pekerja profesional.

Program profesi keinsinyuran setidaknya memberikan beberapa tujuan krusial. Menurut Prof. Dr. Sc. Ir. Amir Husni, S.Pi., M.P. beberapa tujuan krusial mengikuti program keinsyuran antara lain: 1) Pengakuan Profesional, dengan cara mendapatkan gelar insinyur (Ir.) yang diakui secara nasional dan internasional; 2) Persyaratan Legal agar memenuhi ketentuan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran, (para insinyur wajib memiliki sertifikasi profesi untuk menjalankan praktik keinsinyuran); 3) Peningkatan Kompetensi dengan meningkatkan pengetahuan tentang aspek hukum, manajemen, dan etika profesi keinsinyuran; 4) Jaringan profesional agar dapat bergabung dengan komunitas insinyur, yang memungkinkan berbagi pengetahuan, pengalaman, dan peluang kerja.
Dr. Ir. Eko Setyobudi, S.Pi., M.Si. menjelaskan bahwa melalui matakuliah seperti ‘Kode Etik dan Etika Profesi Insinyur,’ dan ‘Profesionalisme,’ serta ‘Seri Praktik Keinsinyuran’ para insinyur dapat bekerja dengan optimal. Dr. Ir. Eko Setyobudi menambahkan profesi insinyur ini perlu dikembangkan di Departemen Perikanan UGM, sebagai profesi insinyur perikanan dan kelautan. Prof. Dr. Ir. Djumanto, M.Sc. menjelaskan bahwa para dosen yang mendapatkan program insinyur ini diharapkan dapat segera mengoptimalkan pengembangan profesi insinyur bidang perikanan. Prof. Djumanto menyampaikan,“Mahasiswa Departemen Perikanan UGM diharapkan setelah menyelesaikan studinya dapat melengkapi dengan berbagai sertifikat kompetensi serta memiliki sertifikat profesi insinyur.” Prof. Djumanto menambahkan ketika ijazah sarjana, sertifikat kompetensi, dan sertifikat profesi dimiliki, maka alumni akan cepat terserap di dunia kerja dan cepat membuat lapangan pekerjaan baru.

Sertifikasi Insinyur Dosen Departemen Perikanan UGM diharapkan memberikan bukti nyata dalam mendukung beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Beberapa capai SDGs tersebut di antaranya SDG 4 (Pendidikan Berkualitas), SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), SDG 9 (Industri, inovasi, dan infrastruktur), dan SDG 17 (Kemitraan untuk mencapai tujuan). Bertumbuhnya SDM Indonesia melalui inovasi dan kolaborasi diharapkan mampu membawa Indonesia menuju masa depan yang gemilang sebagai negara maritim terkemuka pada tahun 2045.
Penulis: Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si (Han); Aurelie Firlana Salsabilla
Editor: Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc.