• Tentang UGM
  • Faperta
  • DSSDI
  • Perpustakaan
  • LPPM
  • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Pertanian
Departemen Perikanan
  • Profil
    • Staff
    • Tentang Kami
    • Struktur Organisasi
    • Kerja Sama
  • Akademik
    • Program Studi Akuakultur
    • Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik
    • Program Studi Teknologi Hasil Perikanan
    • Program Studi Magister Ilmu Perikanan
  • Berita
  • Fasilitas
    • Laboratorium
    • Inkubator Mina Bisnis
    • Unit Bisnis delifiZ
  • Kemahasiswaan
    • KMIP
    • Bahari Pers
  • Beranda
  • Pos oleh
  • hal. 3
Pos oleh :

Admin

Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan Tahun 2013

Berita Minggu, 1 September 2013

Ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikaji dan dikembangkan oleh berbagai institusi riset diharapkan dapat diterapkan oleh masyarakat pengguna sehingga akan memberikan manfaat, nilai ekonomi dan kesejahteraan yang besar. Institusi riset tersebut diharapkan mampu menyebarluaskannya kepada publik, baik dalam skala nasional maupun internasional. Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, pada tanggal 31 Agustus 2013, Jurusan Perikanan menyelenggarakan forum ilmiah Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan (Semnaskan_UGM X) yang bekerja sama dengan Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan KKP.  Pelaksanaan Semnaskan kali ini terasa sangat istimewa karena bertepatan dengan ulang tahun emas serta peluncuran buku sejarah dan aktivitas yang telah dilakukan Jurusan Perikanan UGM.

Dalam sambutannya, ketua panitia Dr. Eko Setyobudi menegaskan bahwa perjalanan panjang semnaskan hingga usia mencapai 1 dekade tidak lepas dari respon positif, dukungan dan berpartisipasi berbagai pihak, yang salah satunya ditunjukkan perkembangan peserta dan makalah yang dipresentasikan. Rata-rata peserta yang hadir dalam Semnaskan_UGM dalam 10 tahun pelaksanaannya adalah 338,  sedangkan pada pelaksanaan yang kesepuluh ini, seminar diikuti oleh 444 peserta yang berasal dari 92 lembaga/intansi di seluruh wilayah Indonesia.

Pertemuan ini mengundang dua pembicara kunci yaitu Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Dr. Ir. Djumanto, M.Sc. Dalam tulisan berjudul “Menuju Negara Maritim, Menyemai Generasi Bahari” yang dibacakan oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan DIY,  Sri Sultan HB X menegaskan bahwa jika kita berkehendak menggeser orientasi pembangunan menuju skala dunia maka harus mulai memperkuat basis pendidikan bidang kelautan, oleh karena itu revitalisasi Semangat Nusantara Bahari perlu segera dibangkitkan kembali guna mempercepat kebangkitan Indonesia. Sementara itu, Dr. Ir. Djumanto, M.Sc. menyampaikan berbagai hasil penelitian yang telah dilakukan serta langkah-langkah pengelolaan yang dapat dilakukan terhadap  sumberdaya ikan di Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya perairan Sungai Opak.

Registrasi Peserta Seminar
Registrasi Peserta Seminar
Sambutan Ketua Panitia, Eko Setyobudi, Ph.D.
Sambutan Ketua Panitia, Eko Setyobudi, Ph.D.
Keynote Speech Sultan HB X dibacakan oleh dr. Andung Prihadi, M.Kes.
Keynote Speech Sultan HB X dibacakan oleh dr. Andung Prihadi, M.Kes.
Keynote Speech oleh Dr. Djumanto
Keynote Speech oleh Dr. Djumanto
Acara Pembukaan
Acara Pembukaan
Seminar Kelas
Seminar Kelas

 

 

 

Kuliah Umum PT Matahari Sakti

Berita Jumat, 5 April 2013

PT. Matahari Sakti merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi pakan untuk budidaya ikan air tawar, udang dan ikan laut. Selain sebagai produsen pakan, PT. Matahari Sakti saat ini juga mengembangkan sayapnya pada industri budidaya sebagai produsen benih ikan berkualitas. Lele Masamo merupakan salah satu produk unggulan benih ikan yang telah dikenalkan kepada masyarakat.

Dalam rangka “Setengah Abad” Perikanan UGM, PT. Matahari Sakti turut serta meramaikannya dengan datang langsung ke Jurusan Perikanan UGM dan memberikan Kuliah Umum. Kuliah umum yang diadakan pada tanggal Kamis 4 April 2013 disampaikan langsung oleh Manager Marketing Bapak Ir. Purnomo dan Manager Hatchery Bapak Fauzul Mubin.

Dalam kuliahnya, Bapak Ir. Purnomo menyampaikan banyak hal mengenai strategi mahasiswa dalam rangka meningkatkan daya saing setelah lulus nanti. “Mahasiswa harus memiliki brand image yang baik” begitu kata beliau. Beliau juga menyebutkan bahwa generasi muda merupakan salah satu motor penggerak yang potensial dalam meningkatkan dan memajukan industri perikanan.

Lain dengan Bapak Ir. Purnomo, Bapak Fauzul Mubin lebih banyak menyampaikan mengenai teknologi-teknologi yang teah diterapkan dalam Hatchery PT. Matahari Sakti. Salah satu teknologi yang sedang digalakkan adalah system bioflock. Pakan yang diberikan kepada ikan atau udang budidaya secara nyata tidak dapat dikonsumsi habis 100%. Pasti akan selalu ada sisa yang apabila mengendap pada dasar kolam terlalu lama akan berbahaya pada budidaya itu sendiri. Dengan sistem bioflock, sisa paka tadi dapat dimanfaatkan kembali oleh ikan/udang budidaya dalam bentuk floc. Selain itu, beliau juga memperkenalkan 2 strain ikan budidaya yang dikembangkan oleh PT. Matahari Sakti yaitu Lele Masamo dan Nila Mentaris. PT. Matahari Sakti hingga saat ini telah berhasil mengawinkan indukan Lele dan Nila yang baik yang menghasilkan benih-benih dengan kualitas baik. Beliau memberikan garansi bahwa benih-benih yagn dihasilkan memiliki daya tahan, nafsu makan dan pertumbuhan yang baik.

Pada akhirnya, mahasiswa disuguhi betapa besarnya peluang usaha dibidang budidaya dan diharapkan kelak lulusan dari Perikanan UGM dapat menjadi entrepreneur dibidang perikanan yang handal dan berdaya saing.

Minitrip SD Kanisius Demangan Baru di IMB Perikanan UGM

Berita Rabu, 27 Maret 2013

Untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh selama proses pembelajaran di kelas, SD Kanisius Demangan Baru, Yogyakarta mengadakan kunjungan (minitrip) di Inkubator Mina Bisnis (IMB), yang dikelola oleh Jurusan Perikanan UGM. Peserta kegiatan diikuti oleh siswa kelas 3 sejumlah kurang lebih 100 orang yang didampingi oleh 30 guru dan orang tua murid.

Selama berada di Inkubator Mina Bisnis (IMB), siswa melihat secara langsung kegiatan budidaya ikan, mulai dari pembenihan hingga pembesaran ikan. Selain itu juga dilakukan kunjungan ke Laboratorium Teknologi Ikan untuk melihat proses pasca panen dan pengolahan ikan. Materi-materi dalam kegiatan minitrip ini disampaikan oleh para mahasiswa dan dosen Perikanan UGM yang dikemas dengan bahasa yang luwes dalam suasana santai sehingga mudah dipahami dan dimengerti oleh anak-anak.

Sebagai suatu catatan, disamping pengembangan sebagai pusat pendidikan, pelatihan dan kewirausahaan, Inkubator Mina Bisnis (IMB) juga berfungsi sebagai wahana rekreasi dan edukasi bagi masyarakat umum, khususnya  generasi muda dan anak-anak untuk lebih mengenal dunia ikan dan perikanan.

Belajar Membenihkan Lele Memberi Makan Ikan Belajar Membuat Kaki Naga

Rilis UGM: Peringati Usia Setengah Abad, Jurusan Perikanan ingin Jadi Fakultas

Berita Rabu, 20 Maret 2013

Pemukulan Kentongan Tanda Dimulainya Peringatan 50th Perikanan UGM
Pemukulan Kentongan Tanda Dimulainya Peringatan 50th Perikanan UGM (Foto; Humas UGM)

YOGYAKARTA – Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian UGM, berencana mengajukan proposal kepada Senat Akademik Universitas untuk berubah menjadi Fakultas. Langkah tersebut dilakukan untuk merespon kebutuhan sumber daya manusia di bidang perikanan dan kelautan serta kesiapan jurusan untuk menjadi fakultas. Menurut Ketua jurusan Perikanan, Prof. Dr. Ir. Rustadi, M.Sc., Perikanan UGM sudah memenuhi syarat untuk menjadi Fakultas. “Jumlah dosen Perikanan ada 28 orang. Sekitar 60% doktor dan 3 profesor. Kini 5 orang tengah menempuh doktor. Ini sudah memenuhi syarat untuk mengajukan menjadi fakultas,” kata Rustadi saat memperingati setengah abad perikanan UGM, Selasa (19/3), di selasar jurusan Perikanan.

Rustadi menceritakan, Perikanan UGM sudah pernah mengajukan proposal yang sama pada tahun 1996. Namun kala itu, dengan alasan efsiensi dan pendanaan karena adanya rencana perubahan status UGM menjadi PT BHMN, usulan tersebut belum dapat dipenuhi oleh pihak universitas. “Dalam waktu dekat, kita akan mengajukan kembali,” tegasnya.

Dia menambahkan, dirinya akan berkordinasi dengan Dekan dan Senat Fakultas untuk meninjau isi proposal pengajuan menjadi fakultas yang akan diajukan ke tingkat universitas.

Menanggapi usulan tersebut, Dekan Pertanian UGM, Dr. Jamhari, SP., MP., menegaskan dirinya akan mendukung dan mengawal usulan tersebut. Namun demikian, dia meminta jurusan Perikanan untuk melakukan perombakan proposal usulan dengan mencantumkan roadmap yang jelas terkait kesiapan Perikanan untuk menjadi fakultas. “Karena banyak hal yang harus dilakukan, dari dukungan kelembagaan, infrastruktur, sumber daya hingga finansial,” katanya.

Jamhari mengakui, keinginan Perikanan yang sejak lama untuk menjadi fakultas sudah seharusnya direalisasikan karena Indonesia membutuhkan sumberdaya manusia di bidang perikanan dan kelautan. “Hampir 2/3 luas willayah Indonesia adalah perairan,” katanya.

Dalam rangka peringatan setengah abad Perikanan UGM, dilaksanakan beberapa rangkaian acara diantaranya, penerbitan buku 50 tahun Perikanan UGM ‘Mendidik Generasi Bahari’, Pertemuan Ilmiah 350 Peneliti Se-Indonesia, Fish Expo, Temu Alumni dan Family Gathering. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Sumber

Peringatan Setengah Abad Perikanan UGM “Mendidik Generasi Bahari”

Berita Selasa, 19 Maret 2013

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) Nomor 99 Tahun 1963 pada tanggal 1 September 1963, Fakultas Pertanian membuka Bagian Perikanan dan beberapa jurusan baru. Dengan demikian, setengah abad sudah Jurusan Perikanan UGM berdiri. Selama 50 tahun melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam bidang perikanan dan kelautan, Jurusan Perikanan terus berupaya mendidik generasi-generasi terbaik bangsa untuk dapat menjadi ahli dalam Budidaya Perikanan, Manajemen Sumberdaya Perikanan dan  Pengolahan Hasil Perikanan.

Dalam rangka peringatan setengah abad tersebut, Jurusan Perikanan UGM akan menyelenggarakan rangkaian acara berupa Penerbitan Buku 50 Tahun Perikanan UGM Mendidik Generasi Bahari, Pertemuan Ilmiah dalam bentuk diskusi dan studium generale yang akan diisi oleh peneliti dan praktisi bidang perikanan dan kelautan dari dalam dan luar negeri, Seminar Nasional Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan ke-10, yang merupakan agenda tahunan dalam mendeseminasikan berbagai hasil peneilitan bidang perikanan dan kelautan yang dihadiri para peneliti dari seluruh wilayah nusantara, aneka lomba ilmiah dan olah raga, fish expo, temu alumni seluruh angkatan, dan family gathering pada puncak Dies Natalis pada tanggal 1 September 2013. Selain kegiatan rutin bulanan, sebagian besar agenda tersebut akan dikemas dalam pekan dies yang akan dilaksanakan pada 26 Agustus – 1 September 2013 mendatang.

Penanaman Pohon Bodhi
Penanaman Pohon Bodhi

Sebagai tanda diawali kegiatan perikanan Setengah Abad Perikanan UGM, pada tanggal 19 Maret 2013, akan diadakan acara pembukaan. Acara tersebut diisi dengan penanaman pohon bodhi sebagai simbol konservasi, perlindungan dan penyediaan air bagi lingkungan, yang ditanam oleh Ir. Djoko Tribawono, M.Si dan Ir. Sudadi MS sebagai alumni pertama Jurusan Perikanan, serta penebaran ikan lokal air tawar di kolam Lembah UGM. Pembukaan acara ini akan dilakukan oleh Dekan Fakultas Pertanian Dr. Jamhari, S.P., M.P. dengan pukulan kentongan dan pelepasan balon ke udara.

Beasiswa Pascasarjana SEARCA untuk Asia Tenggara

Berita Kamis, 21 Februari 2013

Southeast Asian Regional Center for Graduate Study and Research in Agriculture (SEARCA) menawarkan beasiswa pascasarjana 2014-2015 untuk jenjang S-2 dan S-3 kepada para peneliti dan profesional di bidang pertanian. Beasiswa ini khusus ditawarkan kepada kandidat dari negara-negara Asia Tenggara, yaitu Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Timor Leste dan Vietnam.

Beasiswa ini meliputi biaya kuliah, tunjangan buku, tunjangan penyusunan tesis dan disertasi, asuransi dan tiket perjalanan pp, serta biaya hidup sebesar 400 dolar AS per bulan.

Kandidat bisa memilih program studi yang terkait bidang pertanian, seperti ilmu pengetahuan hayati, ilmu pengetahuan sosial, ekonomi dan statistik, kehutanan dan perikanan, ilmu lingkungan, teknologi agro industri dan teknik, kimibiokimia dan manajemen pengembangan.

Beasiswa akan berlaku untuk kandidat yang memilih studi di sejumlah universitas mitra SEARCA. Universitas-universitas tersebut adalah:
– Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor, Indonesia
– Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Indonesia
– Universiti Putra Malaysia (UPM), Selangor, Malaysia
– Kasetsart University (KU), Bangkok, Thailand
– University of the Philippines Los Baños (UPLB), Laguna, Filipina
– University of the Philippines Diliman (UPD), Quezon City, Filipina
– University of the Philippines Visayas (UPV), Iloilo, Filipina

Beasiswa ini hanya bisa dilamar oleh kandidat yang bekerja di institusi pendidikan, lembaga riset atau kantor pemerintah. Kandidat harus berusia di bawah 35 tahun.

Pendaftaran terkait dengan kementerian pendidikan di masing-masing negara asal kandidat. Namun, tenggat awktu yang diberikan untuk pendaftaran sama, yaitu paling lambat 30 Juli 2013. Informasi lebih lanjut dan formulir aplikasi bisa diperoleh di laman resmi SEARCA

Lomba Desain Motif Batik Mahasiswa 2013

Berita Kamis, 21 Februari 2013

Nomor : 0434 /E3.4/2013                                                                       21 Februari 2013
Lampiran : 1 (satu) berkas
Perihal : Pemberitahuan Lomba Desain Motif Batik Mahasiswa

Yth. :
1. Rektor/Direktur/Ketua Perguruan Tinggi Negeri
2. Koordinator Kopertis Wilayah I s.d. XII
di Tempat

Dalam rangka mengembangkan potensi, minat dan bakat mahasiswa di bidang seni dan memeriahkan “Gelar Batik Nusantara 2013”, Ditjen Pendidikan Tinggi bekerja sama dengan Yayasan Batik Indonesia akan menyelenggarakan “Lomba Desain Motif Batik Mahasiswa”.
Sehubungan dengan itu kami mohon bantuan Saudara untuk dapat menyampaikan informasi ini dan mendorong mahasiswanya untuk mengikuti dan mengirimkan karyanya sesuai dengan jadwal berikut:

  1. Mengisi formulir pendaftaran keikutsertaan (formulir dapat diunduh di: dikti.go.id atau www.indonesia.worldbatiksummit.com).
  2. Formulir dikirim paling lambat tanggal 15 April 2013, melalui alamat email: batik.belmawa@dikti.go.id.
  3. Karya sudah diterima panitia selambat-lambatnya tanggal 1 Mei 2013 (cap pos)
  4. Pengumuman pemenang akan dilaksanakan pada Malam Budaya tanggal 30 Mei 2013.

Atas perhatian dan kerjasama yang baik, kami sampaikan terima kasih.

Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan,
ttd
Illah Sailah
NIP.195805211982112001

Unduh : tawaran lomba desain batik 2013

Lomba Karya Tulis dalam Rangka Hari Nusantara 2011

Berita Kamis, 21 Februari 2013

Lomba Karya Tulis Dalam Rangka Hari Nusantara 2011 diselenggarakan oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan).
Tema : ” Melalui Peringatan Hari Nusantara, Kita Perkokoh Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam Wadah NKRI Dengan Meningkatkan Kemampuan Pertahanan Dalam Rangka Menuju Negara Maritim “

Pelaksanaan :

  1. Batas Pengiriman Naskah : 29 September 2011
  2. Pengumuman Pemenang : 25 Nopember 2011
  3. Penyerahan Hadiah : 13 Desember 2011
  4. Kententuan Pemenang : Diambil 4 Pemenang dari 10 Nominator

Kategori Peserta :

  1. Pelajar    :   SMA / SEDERAJAT
  2. Umum     :   Mahasiswa dan Masyarakat Umum, TNI, POLRI

Kriteria Penulisan:

  1. Orisinalitas : Tulisan merupakan hasil dari gagasan dan pikiran penulis dan bukan merupakan hasil Plagiasi
  2. Kesesuaian dengan tema : Karya yang disampaikan harus sesuai dengan Tema yang telah ditentukan oleh panitia lomba karya tulis.
  3. Inspiriratif : Karya Tulis dapat memberikan inspirasi dan memberikan nilai positif bagi para pembaca.
  4. Motivatif : Pembaca termotivasi dan mendapatkan semangat baru sehingga dapat memberikan ide dari karya tulis tersebut.
  5. Tulisan Obyektif dan Menarik : Karya tulis harus berdasarkan informasi yang ilmiah dan dapat dipertanggung jawabkan serta menarik pembaca untuk mengikuti alur ceritanya.

Ketentuan Penulisan :

  1. Naskah diketik dengan Font Arial  12.
  2. Ukuran Halaman Kertas  A4
  3. Naskah ditulis dengan Spasi  1,5.
  4. Panjang Tulisan  :  Pelajar :  ± 2000 Kata dan Umum : ± 2500 Kata.
  5. Identitas penulis ditulis terpisah dari naskah karya tulis
  6. Satu Perserta hanya diperbolehkan mengirimkan satu karya tulis.
  7. Naskah yang dikirimkan bukan naskah yang pernah mendapatkan penghargaan atau sedang diikutkan dalam lomba karya tulis lain.
  8. Naskah Karya tulis yang dinyatakan sebagai juara (I S.D III Serta Juara Harapan) Menjadi hak Panitia Lomba.
  9. Naskah dikirim paling lambat 29 September 2011 ke alamat panitia lomba karya tulis sebagai berikut :

astri.virgiani@kemhan.go.id

Publikasi
Lomba ini akan dipublikasikan melalui media cetak dan media elektronik nasional.

Hadiah :

  • Kategori Pelajar :
  1. Juara I : 8 Juta
  2. Juara II : 5 Juta
  3. Juara III : 3 Juta
  4. Juara Harapan : 2,5 Juta
  • Kategori Umum :
  1. Juara I : 12 juta
  2. Juara II : 8 juta
  3. Juara III : 5 juta
  4. Juara Harapan : 3,5 juta

Sumber

Menteri: Permen KP percepat industrialisasi perikanan tangkap

Berita Jumat, 15 Februari 2013

sharif-cicip-sutardjo
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif Cicip Sutardjo
Foto: Antara

Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo mengatakan bahwa Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 30 Tahun 2012 tentang Usaha Perikanan Tangkap akan mempercepat industrialisasi perikanan tangkap.

“Permen Nomor PER.30/MEN/2012 ini, memiliki keunggulan daripada peraturan sebelumnya, di antaranya mempercepat industrialisasi perikanan tangkap, dengan aturan yang membolehkan pengadaan kapal perikanan baru dan bukan baru dari dalam negeri dan luar negeri dengan ukuran yang memadai atau lebih besar,” kata Sharif Cicip Sutardjo dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.

Selain itu, menurut Sharif, keunggulan Permen KP No. 30/2012 akan mengoptimalkan pemanfaatan dan produksi hasil penangkapan ikan di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) di luar 100 mil.

Ia berharap Permen KP bakal mampu mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat perikanan melalui aturan kewajiban usaha perikanan tangkap terpadu.

Permen itu juga dinilai mendorong pemilik kapal kumulatif di atas 200 GT untuk mengolah ikan hasil tangkapan pada unit pengolahan ikan di dalam negeri.

“Permen ini sangat mendukung pengelolaan sumber daya ikan yang bertanggung jawab, terutama melalui pendataan statistik dan pelaporan hasil tangkapan yang lebih baik,” katanya.

Ia juga mengatakan bahwa Permen KP secara langsung akan memberikan kemudahan lain bagi para pelaku usaha, antara lain, karena persyaratan perizinan lebih disederhanakan dan pemeriksaan fisik kapal hanya dilakukan pada saat permohonan awal dan apabila terjadi perubahan.

Masa waktu pembayaran pungutan pengusahaan perikanan (PPP) dan pungutan hasil perikanan (PHP) lebih diperpanjang yang semula lima hari menjadi 10 hari.

Kemudahan lain, ujar dia, pengusaha yang telah memiliki surat izin usaha perikanan (SIUP) di laut lepas dapat digunakan juga di wilayah pengelolaan perikanan negara Republik Indonesia (WPP-NRI), begitupun sebaliknya.

“Pemerintah juga akan memberikan insentif bagi pelaku usaha yang melakukan pengembangan usaha pengolahan ikan maupun pelaku usaha yang melakukan pengembangan usaha penangkapan ikan,” katanya.

Ia menegaskan bahwa pemerintah akan memberikan kemudahan untuk mendukung usaha penangkapan ikan di laut lepas, antara lain, ikan hasil tangkapan di laut lepas dapat langsung didaratkan di pelabuhan luar negeri.

Kebijakan itu, ujar dia, dilakukan dalam rangka pendataan sumber daya dan untuk mengantisipasi kegiatan penangkapan ikan yang melebihi kuota yang telah ditetapkan organisasi internasional.

Sumber

Budidaya Sidat Masih Sepi Peminat

Berita Selasa, 22 Januari 2013

Secara alami negeri ini surga bagi sidat berkembangbiak. Selama sidat belum dapat dipijahkan di kolam budidaya, maka Indonesia diuntungkan

Ikan Sidat
Foto: Trobos

Dalam beberapa tahun terakhir ikan sidat asal beberapa negara produsen seperti Jepang (jenis Anguilla japonica) dan Eropa  (jenis Anguilla anguilla danAnguilla rostrata) produksinya terus merosot. Penurunan ini disebabkan antara lain karena konsumsi berlebih, sementara benih yang dikembangkan masih mengandalkan hasil tangkapan alam yang sangat terpengaruh oleh perubahan iklim global. Sampai hari ini, teknologi budidaya belum berhasil memijahkan ikan sidat di kolam-kolam budidaya.

Fakta ini tak urung membuat dunia mulai mengalihkan minatnya ke sidat asal daerah tropik. Dan sidat asal Indonesia adalah salah satu yang banyak diburu untuk mengisi pasokan. Indonesia, memiliki potensi dan keragaman jenis ikan sidat yang tinggi. Dari 18 spesies sidat di dunia, 12 spesies diantaranya terdapat didaerah perairan Indonesia seperti pantai barat Sumatera, selatan Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.

Dibenarkan H Ishitani,President Director PT Jawa Suisan Indah – bergerak di bisnis budidaya pembesaran dan produksi fillet sidat yang berlokasi di Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat— perburuan benih sidat bahkan sudah mengarah pada maraknya ekspor ilegal. “Terutama jenis Anguilla bicolor, jenis ini banyak dicari karena rasanya enak untuk dibuat olahan hilir yang namanya kabayaki,” ungkap dia.

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor PER.19/MEN/2012, jelas menyebutkan larangan bagi siapapun membawa sidat yang berukuran kurang dari atau sama dengan 150 gram per ekor, keluar dari wilayah negara Republik Indonesia. Tujuannya, melindungi sumber daya benih sidat nasional agar tidak terkuras, serta mendorong budidaya pembesaran dikembangkan di dalam negeri, sehingga menggerakkan perekonomian masyarakat.

Dijabarkan oleh Direktur Perbenihan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan Perikanan (KKP), Dwika Herdikiawan permen larangan ekspor benih yang terbaru ini mempermudah pengawasan pihak karantina dalam mencegah ekspor ilegal benih sidat. Sebelumnya pengaturan larangan bersifat 3 dimensi, ukuran panjang sampai 35 cm dan/atau berat sampai 100 gram per ekor dan/atau berdiameter 2,5 cm. “Tapi sekarang cukup dengan menyebut dilarang mengekspor ukuran kurang atau sama dengan 150 gram,” tegasnya. Artinya benih ukuran glass eel (0,17 gram), elfer (3 gram) maupun finger ling (20 gram), haram hukumnya di perdagangkan ke luar negeri.

Ekspor Benih Ilegal
Faktanya, benih sidat terutama ukuran glass eel banyak dijual ke luar negeri tanpa dokumen resmi. Dikatakan Ishitani yang rutin menyerap benih dari para penangkap benih, ekspor ilegal telah memicu lonjakan harga benih sidat di pasar dalam negeri. Harga benih yang 3 tahun lalu hanya Rp 300 – 400 ribu per kg, kini mencapai Rp 1,5 juta per kilogramnya. “Pasalnya pelaku ekspor ilegal berani menawar lebih tinggi kepada penangkap benih. Kita harus berani membeli dengan harga tinggi juga. Kalau tidak, tidak akan dapat benih,” ujarnya. Ia menambahkan, di Jepang benih dibanderol sampai Rp 200 juta per kg.

Nur Kholik, pelaku pembesaran benih (pendederan) sidat asal Bogor, Jawa Barat, membenarkan pasokan sidat dunia menurun jauh akibat susutnya benih, terutama jenis Anguilla japonica asal Jepang. Sementara, benih Anguilla spp di Indonesia masih berlimpah dan pemanfaatannya melalui budidaya yang intensif dan pengolahan produk oleh pelaku dalam negeri masih terbatas sekali. ”Inilah yang memicu pencurian benih sidat dari wilayah Indonesia, untuk memenuhi kebutuhan industri budidaya dan industri pengolahan sidat di beberapa negara,” jelasnya. Ekspor ilegal benih terjadi karena iming-iming harga yang  sangat tinggi.

Nur Kholik menyebut indikasi adanya pengiriman benih Anguilla spp yang mengisi pasar China, Taiwan, Hongkong, Korea dan Jepang. Karena itu ia memberi saran, perlu ada pengaturan secara komprehensif untuk izin pengeluaran benih sidat Anguilla spp dari wilayah NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) melalui pembatasan jumlah (kuota) dan jangka waktu tertentu. “Ditambah perhitungan yang matang untuk mempercepat akselerasi pengembangan industri budidaya dan pengolahan sidat,” imbuh dia.

Menanggapi ini, Dwika mengakui pihaknya mendapat informasi adanya ekspor benih sidat  dengan modus operandi dicampur bersama pengiriman ikan hias. Meski tak menampik pernah satu kali menemukan kasusnya, Dwika berdalih diperlukan pembuktian yang lebih dalam lagi.

Sulitnya Pakan Sidat
Ketersediaan benih yang melimpah seharusnya dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk mengembangkan budidaya di dalam negeri. Belum berkembangnya usaha budidaya sidat dalam negeri bukan tanpa sebab. Salah satu yang utama adalah belum tersedianya pakan khusus ikan sidat.

Diungkapkan Kholik, pakan buatan (pellet) dalam negeri yang khusus untuk sidat belum ada, sehingga selama ini pembudidaya menggunakan pakan ikan kerapu (protein tinggi) untuk pembesaran. Sementara untuk skala industri, terutama perusahaan asing sebagian mendatangkan pakan dari Jepang, Taiwan atau China. “Pakan ini berbentuk tepung yang aplikasinya dicampur air, dan diberikan berupa pasta. Atau impor dari Denmark berbentuk pellet dan crumble,“

Kholik memperkirakan pabrik pakan dalam negeri belum memproduksi pakan sidat karena keterbatasan teknologi (pakan berbentuk pasta) dan estimasi kebutuhan yang belum besar sehingga tidak ekonomis. Kata dia, ini harus menjadi perhatian semua stakeholder (pemangku kepentingan). Meliputi pembudidaya sidat (industri dan masyarakat  pelaku usaha budidaya), pabrik pakan, Asosiasi Budidaya Sidat Indonesia (Sibusido)  dan pemerintah dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai regulator kebijakan dan fasilitator.

Ujang Kusnadi, Technical Service & Sales Aquafeed Operation PT Suri Tani Pemuka –salah satu pabrikan pakan ikan— mengakui, pakan khusus sidat belum diproduksi oleh pabrikan lokal, karena proteinnya harus tinggi dan penggunanya masih sedikit. “Protein harus di kisaran 40 % – 50 %. Saat ini pembudidaya sidat menyiasati dengan menggunakan pakan udang,” jelasnya.

Selengkapnya baca di majalah TROBOS Aqua edisi 15 Januari -14 Februari 2013

Sumber

12345
Universitas Gadjah Mada

Departemen Perikanan Fakultas Pertanian

Universitas Gadjah Mada
Gedung A4, Jl. Flora, Bulaksumur,Yogyakarta, 55281
 +62274-551218
 fish@ugm.ac.id

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY