• Tentang UGM
  • Faperta
  • DSSDI
  • Perpustakaan
  • LPPM
  • Languages
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Pertanian
Departemen Perikanan
  • Profil
    • Staff
    • Tentang Kami
    • Struktur Organisasi
    • Kerja Sama
  • Akademik
    • Program Studi Akuakultur
    • Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik
    • Program Studi Teknologi Hasil Perikanan
    • Program Studi Magister Ilmu Perikanan
  • Berita
  • Fasilitas
    • Laboratorium
    • Inkubator Mina Bisnis
    • Unit Bisnis delifiZ
  • Kemahasiswaan
    • KMIP
    • Bahari Pers
    • Selam Perikanan
  • Beranda
  • Pos oleh
  • page. 5
Pos oleh :

Admin

Prof. Dr. Ir. Rustadi, M.Sc.

Budidaya Perikanan Harus Sesuai Konsep Pembangunan Berkelanjutan

Berita Thursday, 17 November 2011

YOGYAKARTA – Potensi sumber daya budidaya perikanan di Indonesia sangatlah besar. Saat ini Indonesia menjadi Negara penyumbang bahan makanan dari budiaya perikanan terbesar ke-4 di dunia, sesudah China, India, Vietnam. Meskipun demikian, konsumsi ikan di Indonesia tidak merata, di luar jawa pada umumnya tinggi dari rata-rata (30,17 kg/kapita), sedangkan di Jawa lebih rendah bahkan kurang dari 20 kg/kapita.

Prof. Dr. Ir. Rustadi, M.Sc.
Prof. Dr. Ir. Rustadi, M.Sc.

Hal itu disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Rustadi, M.Sc., dalam pidato pengukuhan guru besar Fakultas Pertanian UGM yang berlangsung di ruang balai senat, Rabu (16/11). Menurut Rustadi, budidaya perikanan semakin penting peranannya secara nasional maupun global. Karena kontribusinya dalam penyediaan bahan makanan berprotein, lapangan kerja, pendapatan, lingkungan dan pengentasan kemiskinan sangatlah besar.

Namun demikian, beberapa tipe budidaya perikanan telah menurunkan keanekaragaman dan pencemaran genetik, konservasi lahan yang mengarah pada perusakan habitat dan pencemaran lingkungan dan wabah penyakit. “Upaya peningkatan produksi muncul beberapa kendala dalam budidaya perikanan karena masih kurang sesuai dengan konsep pembangunan berkelanjutan,” katanya.

Oleh karena itu, dia mengusulkan pembangunan berkelanjutan dalam budidaya perikanan seharusnya menerapkan budidaya perikanan sesuai daya dukung, pengembangan ikan dengan trofik makanan pendek, system budiaya polikukltur dan budidaya terpadu, penerapan budidaya yang ramah lingkungan, substitusi tepung dan minyak ikan dengan bahan alternatif, pengendalian penyakit dan penebaran benih tahan penyakit serta penerapan bio-safety.

Akibat penurunan keanekaragaman dan pencemaran genetik, konversi lahan, pencemaran lingkungn, wabah parasit dan penyakit, perlu diatasi dengan menerapkan budidaya ikan sesuai dengan daya dukung, budidaya ikan dengan trofik makanan pendek, sistem polikultur dan terpadu, pengelolaan budidaya perikanan yang ramah lingkungan, pengendalia penyakit dan penggunaann benih tahan penyakit dan biosafety. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Sumber

Asian Cross-Cultural Exploration Program 2012

Berita Friday, 28 October 2011

Asian Cross-Cultural Exploration (ACCE) Programme 2012 in Korea

Asian Cross-Cultural Exploration (ACCE) Programme merupakan proyek antara ASEAN University NEtwork (AUN) dan Multicultural Education and Research Institute (MERI), Yeungnam University. Program ini bermaksud untuk mempromosikan pertukaran dan saling pengertian dari pemuda ASEAN-Korea dan membangun sebuah komunitas kebudayaan on-line. Program ini terdiri dari dua sub-Program. Program sub-pertama adalah Asian Cross-Cultural Exploration (ACCE) Program. Program ini mengundang para pemuda dari negara-negara ASEAN dengan Republik Korea (ROK), memberikan kesempatan untuk bertukar ilmu dan kebudayaan dengan pemuda Korea dan begitu pula sebaliknya. Mereka akan memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi budaya Asia (musik dan seni budaya), mendalami keragaman budaya di wilayah ini, dan untuk mencari kemungkinan kolaborasi kreatif kebudayaan Asia.

Program ini diharapkan akan memberikan kontribusi dengan caranya sendiri untuk penciptaan komunitas Asia Timur, Khususnya pilar sosial-budaya masyarakat, dengan meningkatkan saling pengertian dan kesadaran di antara pemuda negara ASEAN dan Korea mengenai budaya masing-masing. Program ini ditujukan kepada mahasiswa S1 yang berminat dan memiliki bakat dalam bidang musik tradisional atau modern, melukis, menari, membatik, carving (mengukir/menatah: batu/kulit/kayu), dalang dan seni lainnya yang termasuk kriteria AUN.

Persyaratan:

  1. Formulir ACCE yang diisi
  2. Transkrip nilai asli dalam bahasa Inggris
  3. Biodata atau resume
  4. 2 foto (35 x 45 mm)
  5. Fotokopi paspor
  6. Hasil tes kemampuan berbahasa Inggris (sertifikat TOEFL score)
  7. Applicant assessment form
  8. Umur antara 17-24 tahun
  9. Memiliki pengalaman dalam kegiatan musik atau bisa/sedang belajar seni
  10. Dalam bidang arts, pelamar mohon melampirkan foto karyanya

Kelengkapan persyaratan harap dikirimkan paling lambat tanggal 15 November 2011 ke alamat email aun.korn@gmail.com. Hasil seleksi akan diumumkan tanggal 30 November 2011.

Unduh berkas:
[download id=”1″]

Perikanan UGM Juara Lomba Inovasi Pengembangan Produk Perikanan

Berita Tuesday, 25 October 2011

Mahasiswa Perikanan UGM meraih juara pada Lomba Inovasi Pengembangan Produk Perikanan yang diadakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Membuka Gerbang Baru Menuju Kesejahteraan Masyarakat Pesisir DIY

Berita Friday, 19 August 2011

Kedaulatan Rakyat 19/08/2011 08:18:45 PANTAI Depok adalah pantai yang terletak di sebelah barat pantai Parangtritis, Kretek, Bantul DIY. Sebelum terjadi krisis moneter 1998, pantai Depok belum begitu dikenal dan juga belum ada aktivitas perikanan tangkap. Aktivitas perikanan di  pantai Depok dimulai bersamaan dengan krisis moneter tahun 1998-an.
Kini pantai Depok telah berubah menjadi kawasan wisata kuliner sea food yang terkenal di DIY. Sehingga setiap hari Sabtu dan Minggu tidak kurang satu ton ikan terjual baik untuk dibawa pulang segar maupun diolah di  tempat. Berubahnya pantai Depok ini cukup menarik untuk kita cermati lebih jauh. Satu hal yang pasti telah terjadi adalah adanya perubahan cara pandang, perilaku dan budaya masyarakat setempat dalam mensikapi adanya potensi perikanan dan kelautan. Perubahan yang terjadi di masyarakat tersebut terjadi secara alami (by nature) dan dengan memanfaatkan kearifan lokal. Dengan demikian pantai Depok dapat dijadikan salah satu contoh bahwa sektor perikanan dan kelautan dapat menjadi pintu gerbang baru untuk menyejahterakan masyarakat, sebagaimana harapan yang disampaikan Sri Sultan Hamengku Buwono X pada acara Rapat Koordinasi (Rakor) Kelautan dan Perikanan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) 2011 di Yogyakarta tanggal 21 April.
Perubahan budaya
Potensi perikanan dan kelautan DIY yang cukup besar tidak akan berarti apa-apa bagi pengembangan kesejahteraan masyarakat tanpa dimanfaatkan secara benar, optimal dan lestari.  Pemanfaatan sumber daya perikanan laut di DIY selama ini masih terbatas dan belum mencapai optimal, meskipun saat ini telah ada 19 titik pendaratan ikan di sepanjang pantai DIY dan PPI Sadeng. Sumber daya perikanan yang ada dapat menjadi pintu gerbang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dapat terjadi apabila telah terjadi transformasi pola pikir (mind set), pola tindak dan budaya masyarakat khususnya masyarakat di sepanjang pantai DIY.  Masyarakat di pantai Depok adalah sebagai contoh masyarakat yang telah mengalami perubahan mind set dan budaya dari agraris menuju masyarakat maritim khususnya dengan memanfaatkan kegiatan pariwisata.
Sejak sekitar 4 tahun yang lalu, pemda DIY telah mengerjakan pembangunan pelabuhan perikanan Tanjung Adikarto yang terletak di desa Karangwuni, Kec Wates, Kab Kulonprogo dan saat ini sudah memasuki fase pembangunan kolam pelabuhannya. Diharapkan dalam 1-2 tahun ke depan, pelabuhan perikanan tersebut sudah dapat dimanfaatkan untuk kegiatan penangkapan ikan. Adanya kegiatan penangkapan ikan, secara otomatis akan muncul berbagai kegiatan yang terkait (multiflier effects) yang cukup besar.
Penulis mengamati perkembangan kawasan pelabuhan perikanan nusantara (PPN) Prigi yang terletak di Kab Trenggalek, Jawa Timur. Pada tahun 1989, Prigi yang saat itu belum dibangun pelabuhan dan hanya ada tempat pendaratan ikan (TPI) dengan beberapa perahu nelayan yang tidak melaut. Tiga belas tahun kemudian telah berubah menjadi kawasan yang sangat ramai dengan berbagai macam kegiatan ekonomi. Pengembangan perikanan tangkap di pantai selatan DIY mempunyai prospek yang cerah dan dapat menjadi prime mover kegiatan ekonomi daerah. Sebab penangkapan ikan bersifat quick yielding (cepat menghasilkan) meskipun akan menghadapi berbagai tantangan yang tidak ringan.
Rendahnya jumlah nelayan samudera dari Provinsi DIY menunjukkan masih adanya kendala transformasi budaya agraris menjadi budaya maritim. Di sisi lain penduduk pesisir yang bergerak pada bidang non nelayan, perubahan kultur agraris menjadi pedagang ikan, rumah makan, pelaku pariwisata dan sebagainya tampaknya berjalan cepat dan tanpa hambatan.
Tantangan ke Depan
Adanya pembangunan pelabuhan perikanan Tanjung Adikarto di Kulonprogo perlu menjadi perhatian yang serius bagi kita semua. Tanpa adanya persiapan masyarakat setempat, maka akan terjadi perebutan  akses ekonomi yang kemungkinan akan menyebabkan masyarakat sekitar hanya menjadi penonton saja. Sedang masyarakat pendatang yang mempunyai kecukupan modal, keterampilan, akses pasar dan informasi akan dengan mudah memenangkan persaingan tersebut. Kejadian ini dikhawatirkan dapat menimbulkan ketimpangan dalam mendapatkan manfaat adanya pembangunan pelabuhan perikanan tersebut.
Permasalahan sebagaimana yang terjadi di PPS Cilacap tidak seharusnya terjadi, apabila masyarakat lokal mempunyai kepercayaan diri untuk dapat mengakses kegiatan ekonomi secara memadai.
Disamping itu, adanya kondisi yang kondusif terhadap pendatang dari luar daerah yang berniat untuk membuka usaha di suatu kawasan pelabuhan. Oleh karena itu, sudah seharusnya pemerintah daerah baik Kabupaten Kulonprogo, maupun pemerintah Provinsi DIY untuk mempersiapkan masyarakat lokal sebaik-baiknya. q – k. (3273-2011).
*) Dr Triyanto, Dosen Jurusan Perikanan UGM dan Ketua Forum Mitra Bahari (FMB) Regional Center DIY.
Tulisan ini kerja sama Panitia Lustrum 13 Fak Pertanian UGM dengan KR.

Hibah Penelitian untuk Mahasiswa UGM

Pengumuman Thursday, 11 August 2011

Pendidikan tinggi di Indonesia perlu ditingkatkan dalam membekali para sarjana agar mampu hidup mandiri, berkreasi, memanfaatkan sains dan teknologi serta seni yang telah dipelajarinya. Banyak lulusan yang telah berkiprah dan berkarya di masyarakat baik pemerintah, swasta maupun bidang lain. Meskipun demikian, banyak juga lulusan yang mempunyai pengetahuan tinggi namun belum mampu mensejahterakan diri dan lingkungannya.

Program-program yang dilaksanakan Universitas Gadjah Mada bertujuan untuk meningkatkan mutu lulusan dengan mengembangkan karakter mahasiswa menjadi pribadi yang unggul. Pengembangan jiwa kepemimpinan (leadership) diharapkan dapat melengkapi muatan kompetensi yang sudah didapatkan berupa knowledge, skill dan attitude.

Salah satu wahana untuk memacu tumbuhnya jiwa kepemimpinan dan kreativitas mahasiswa adalah kompetisi hasil karya mahasiswa yang bersifat inovatif terutama dalam bidang penelitian. Oleh karena itu, Universitas Gadjah Mada melalui kerjasama LPPM dan Direktorat Kemahasiswaan merencanakan pemberian hibah secara kompetitif yang disebut Hibah Penelitian Mahasiswa Berpotensi Pengabdian Kepada Masyarakat. Hibah kompetisi ini merupakan penghargaan untuk karya inovasi mahasiswa baik berupa karya pengembangan ilmu maupun karya yang dapat secara praktis dimanfaatkan oleh masyarakat luas sebagai program pengabdian kepada masyarakat.

PERSYARATAN PENGAJUAN PROPOSAL

  1. Proposal diajukan oleh kelompok mahasiswa D3 dan/atau S1 (3 – 5 orang), dibimbing oleh satu orang dosen. Kelompok mahasiswa ini boleh berasal dari fakultas yang berbeda. Proposal maksimal 15 halaman, ukuran  A4, jenis huruf Times New Roman, font 12, spasi 1,5, rangkap 3 (tiga) hardcopy dengan sampul buffalo warna merah dan 1 (satu) softcopy format PDF dalam CD.
  2. Proposal diserahkan paling lambat tanggal 25 Agustus 2011 di Sekretariat Penyelenggara Hibah Penelitian Mahasiswa (Subdirektorat PPKB Lantai II Sayap Selatan Gedung Pusat UGM).
  3. Format proposal meliputi: judul, latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan, luaran yang diharapkan, kegunaan, tinjauan pustaka, metode penelitian, jadwal kegiatan, rancangan biaya, daftar pustaka, dan lampiran.
  4. Proposal tersebut harus disahkan oleh Wakil Dekan yang Membidangi Kemahasiswaan fakultas masing-masing. Apabila kelompok mahasiswa berasal dari fakultas yang berbeda, maka cukup diketahui oleh Wakil Dekan fakultas tempat asal mahasiswa ketua tim/nama pertama mahasiswa pengusul saja.

Besaran dana Hibah Penelitian Mahasiswa Berpotensi Pengabdian Kepada Masyarakat ini maksimal sebesar Rp 7.500.000,00. Tidak ada pos honorarium dalam anggaran yang diusulkan. Setiap mahasiswa dapat mengajukan lebih dari satu proposal tetapi hanya dapat menerima hibah untuk satu proposal sebagai ketua dan satu proposal sebagai anggota kelompok.

Informasi lebih lengkap silakan unduh berkas ini

Sumber

Mendesak, Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim Terhadap Budidaya Perikanan

Berita Monday, 18 July 2011

YOGYAKARTA- Perubahan cuaca merupakan isu global dan telah menjadi masalah yang kronis. Karakter dampak perubahan iklim adalah: perubahan suhu rata-rata global, perubahan presipitasi/curah hujan, kenaikan level permukaan laut dan kenaikan suhu, serta kejadian-kejadian ekstrim lain, seperti siklon, angin rebut, dan banjir.

Dampak perubahan iklim terhadap budidaya perikanan bisa secara langsung dapat mengubah fisiologi, perilaku dan pertumbuhan, kemampuan reproduksi, kematian ikan dan produktivitas. Sedangkan secara tidak langsung mengubah ekosistem aquatic sebagai tempat hidup, stok dan suplai ikan, barang dan jasa yang diperlukan dalam budidaya perikanan. Untuk mengurangi kerentanan budidaya perikanan dari dampak perubahan iklim sangat diperlukan adaptasi dan mitigasi.

“Adaptasi dan mitigasi pada skala yang sesuai pada tingkat individu, keluarga, institusi pemerintah baik local, nasional dan global dengan menetapkan rencana penanganan dalam jangka pendek, menengah, dan panjang,”papar Guru Besar Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM, Prof. Dr. Ir. Rustadi, M.Sc. saat memberikan paparan pada Seminar Nasional Tahunan VIII Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, di Auditorium Fakultas Pertanian UGM, Sabtu (16/7).

Rustadi menambahkan penanganan dampak perubahan cuaca pada dasarnya untuk menjamin ketersediaan pangan dan pembangunan yang berkelanjutan. Sementara isu-isu negatif dalam budidaya perikanan juga perlu ditangani meliputi: pelepasan dan perubahan genetik pada stok ikan liar, pengubahan lahan hutan bakau, limbah yang menurunkan kualitas air lingkungan, wabah parasit dan penyakit, bahan residu dan biosecurity (keamanan biologi).

“Dengan begitu budidaya perikanan berkelanjutan harus memprioritaskan antara lain pada budidaya perikanan yang sesuai daya dukung serta pengembangan sistem budidaya terpadu,” katanya.

suasana semnaskan
Suasana Semnaskan VIII (dok. R. Masanto)

Dalam kesempatan tersebut Rustadi juga sempat menyinggung bahwa pertumbuhan jangka panjang industri budidaya perikanan membutuhkan praktek-praktek manajemen kegiatan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Ia menilai banyak pembudidaya/pengusaha budidaya pada tahun-tahun terakhir ini telah mengadopsi praktek kehati-hatian, khususnya yang menyangkut lingkungan. Namun di negara-negara miskin ataupun berkembang praktek kebijakan itu masih belum memungkinkan secara ekonomi, sosial maupun politik.

Sementara itu Kepala Badan Litbang Kelautan dan Perikanan, Dr.Ir.Endhay Kusnendar, MS dalam acara tersebut mengakui adanya citra kurang baik produk tradisional hasil perikanan karena diolah dengan tingkat sanitasi dan hygiene rendah, mutu dan kesegaran bahan mentah rendah, keamanan tidak terjamin, teknologi turun temurun, dan kemampuan manajemen kurang memadai. Untuk itu produk diarahkan untuk memperbaiki citra dan membuatnya dikenal lebih luas.

“Ini bisa dilakukan misalnya dengan pola OVOP, menciptakan image indrawi produk, kemasan lebih baik dan dikaitkan dengan kegiatan wisata,” kata Endhay.

Selain itu, dalam pengembangan produk perikanan sejauh ini juga masih dijumpai beberapa kendala diantaranya ketersediaan bahan mentah secara kualitas dan kuantitas, tingginya keragaman jenis sumberdaya, serta masih terbatasnya industri pengolahan perikanan yang memiliki tim pengembangan produk (Humas UGM/Satria AN)

Dikutip dari Rilis UGM

Seminar Nasional Tahunan VIII Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan

Berita Thursday, 14 July 2011

Press Release

SEMINAR NASIONAL TAHUNAN VIII
HASIL PENELITIAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
TAHUN 2011

 Sabtu, 16 Juli 2011 di Jurusan Perikanan UGM

Indonesia merupakan negara bahari dengan luas laut mencapai 5,8 juta km2 (70% dari luas wilayah)  dengan 17.503 buah pulau dan garis pantai 81.000 km, yang sangat potensial untuk berkembang menjadi negara industri berbasis perikanan dan kelautan. Sektor perikanan dan kelautan memberikan kontribusi  besar untuk meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB), menyediakan lapangan kerja, menghasilkan produk unggulan, menopang ketahanan pangan nasional, menjaga keamanan wilayah dan teritorial Indonesia terutama pulau terluar yang berbatasan dengan negara tetangga.

Keunggulan suatu bangsa pada era globalisasi ekonomi sekarang ini sangat ditentukan oleh kemampuan bangsa itu dalam memproduksi dan ”menjual” ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh berbagai institusi riset diharapkan akan menghasilkan teknologi yang akan memberikan nilai ekonomi dan kesejahteraan yang besar. Institusi riset tersebut diharapkan mampu menyebarluaskannya kepada publik, baik dalam skala nasional maupun internasional. Diseminasi hasil-hasil penelitian tentang sumberdaya kelautan dan perikanan dan harapan pemanfaatannya mendorong diadakannya seminar ini secara rutin. Oleh karena itu, Jurusan Perikanan melalui Semnaskan UGM VIII tahun 2011 kembali mengajak peneliti dari berbagai lembaga ilmu pengetahuan di seluruh Indonesia untuk berbagi ilmu pengetahuan dan teknologi dalam diskusi dan penerbitan, baik prosiding maupun Jurnal Perikanan serta Jurnal Pasca Panen dan Bioteknologi Perikanan.

Data Seminar Nasional Tahunan I-VII Hasil Perikanan dan Kelautan Jurusan Perikanan UGM menunjukkan bahwa peneliti perikanan dan kelautan Indonesia yang terlibat semakin meningkat. Seminar Nasional pada tahun 2004 diikuti oleh 400 peserta baik dari bidang pertanian maupun perikanan dan kelautan dengan jumlah makalah 128. Tahun 2005, Semnaskan UGM III diikuti oleh lebih dari 250 peserta dengan 200 makalah. Semnaskan UGM IV (2007) diikuti oleh 245 peserta dengan 249 makalah. Semnaskan UGM V (2008) diikuti oleh 245 peserta dengan 257 makalah, Semnaskan UGM  VI  (2009)  diikuti oleh 397 peserta dengan  428 makalah dan Semnaskan UGM VII (2010) diikuti oleh 306 peserta dengan 420 makalah. Seperti tahun-tahun sebelumnya, panitia Semnaskan VIII Tahun 2011 telah menseleksi hampir 500 abstrak hasil penelitian, 379 makalah diantaranya akan dipresentasikan, baik presentasi oral maupun poster. Total peserta pada tahun ini mencapai 414 peserta. Peserta seminar berasal dari seluruh belahan nusantara dari Papua, Bali dan Nusa Tenggara, Sulawesi, Kalimantan, sampai Sumatera. Peserta terdiri dari perguruan tinggi negeri maupun swasta (IPB, Universitas Diponegoro, UGM, Universitas Pattimura, Universitas Riau, Unsoed Purwokerto, UNY, Universitas Hassanudin, Universitas Airlangga, Universitas Brawijaya, Universitas Lambung Mangkurat, Unitomo Surabaya, Universitas Mataram, Universitas Nusa Cendana, ITS Surabaya, Universitas Djuanda, dll), peneliti di lingkungan Badan Riset  Kelautan dan Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan (Badan Riset Perikanan Laut, Badan Riset Perikanan Tangkap, BBL Lampung, BBRPBL Gondol, BRPPU Palembang, BRPBAP Maros, BRPBAT Bogor, IRHIBAT Depok, LRPSI Jatiluhur, Loka Budidaya Laut Batam, Loka Budidaya Laut Lombok, LRPTBPAT Sukamandi, BBAT Sukabumi, LRPP Sukamandi, Pusat Karantina, BPPMHP), lembaga-lembaga penelitian (MII, Coremap LIPI, LON LIPI, BPTP, Puslit Biologi LIPI, BPPT) maupun kalangan swasta. Hal ini menunjukkan bahwa agenda seminar tahunan tersebut dapat menjadi wahana penting bagi para peneliti untuk menyebarluaskan hasil-hasil penelitian  dalam bidang perikanan dan kelautan.

Pada Semnaskan UGM VIII  Jurusan Perikanan akan mengundang dua pembicara kunci (keynote speaker): Prof. Dr. Ir. Rustadi, M.Sc (Guru Besar Ilmu Perikanan Universitas Gadjah Mada) dan Dr. Ir. Endhay Kusnendar, M.Sc (Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan- Kementrian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia).

Penyelenggaraan Semnaskan_UGM VIII pada tahun 2011 dilaksanakan pada tanggal 16 Juli 2011 di kompleks Perikanan UGM. Acara ini merupakan kerjasama Jurusan Perikanan UGM bekerjasama dengan Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan-BRKP KKP. Jumlah kelas presentasi yang disediakan terdiri dari 12 kelas paralel yang terdiri dari 9 bidang yang mencakup bidang Budidaya Perikanan (Rekayasa Budidaya, Genetika dan Pembenihan, Pakan dan Nutrisi Ikan, Penyakit Ikan), Manajemen SDP (Biologi Perikanan, Penangkapan & Kelautan, Manajemen Sumberdaya Perikanan, Sosial Ekonomi Perikanan), dan bidang Pascapanen (Keamanan Pangan, Nilai Tambah, Pangan Fungsional, Pengawetan Pangan, dan Pengembangan Produk).

Selain sebagai sarana komunikasi ilmiah, acara Semnaskan VIII ini juga merupakan ajang pameran produk-produk perikanan hasil penelitian, diantaranya Delifiz (produk olahan ikan komersial), vaksin Streptococcus dan Vibrio dari Laboratorium Penyakit Ikan dan karya-karya dari lomba Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi tradisi positif yang terus berlangsung bagi pengembangan ilmu pengetahuan perikanan dan kelautan.

 

 Yogyakarta, 13 Juli 2011

Panitia Semnaskan UGM – VIII

Lele Makaroni dalam Kaleng Sebagai Alternatif Pemenuhan Kebutuhan Gizi Masyarakat

Berita Monday, 11 July 2011

Konsumsi yang dibutuhkan oleh korban bencana biasanya berupa makanan yang tahan lama jika disimpan, proses penyajiannya pun cukup cepat, sederhana dan dapat disajikan secara massal. Merasa tertantang untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Nur Hasanah bersama dengan Harry Indra Permana, Budi Mulyara, Annisa Lutfi Alwi dan Nuri Muahiddah yang sesama mahasiswa Perikanan UGM membuat inovasi dengan mengembangkan kombinasi makaroni dan lele fillet yang dikemas dalam kaleng. Inovasi ini juga lolos sebagai peserta Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) XXIV yang tahun ini diselenggarakan di Makassar, Sulawesi Selatan dengan judul karya “Kombinasi Ikan Lele (Clarias sp.) dengan Makaroni Bersaus Tomat dalam Kaleng Sebagai Alternatif Pemenuhan Kebutuhan Gizi Masyarakat“. Pengembangan ini diharapkan dapat menjadi sebuah alternatif produk makanan yang relatif lebih tahan lama masa simpannya, bahan baku murah dan mudah cara pembuatannya.

Tujuan yang ingin dicapai yaitu meningkatkan nilai ekonomis lele (Clarias sp.) dengan inovasi makaroni dan saos tomat dan memenuhi kebutuhan protein masyarakat dengan produk olahan inovatif yang bergizi dan aman bagi kesehatan. Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi atau AKG BPOM NO. HK.00.05.5.1142 tanggal 25 Maret 2003, hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa produk Lele Makaroni memberikan persentase kebutuhan gizi terutama protein sebesar 20 % dari per sajian satu Produk Lele Makaroni, artinya Lele Makaroni dapat dijadikan alternatif baru dalam upaya pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat dengan kandungan protein tinggi. Keterkaitan secara lebih jelas dirumuskan dalam pengertian ketahanan pangan (food security) yaitu tersedianya pangan dalam jumlah dan mutu yang memadai dan dapat dijangkau oleh semua orang untuk hidup sehat, aktif dan produktif. Selain itu, dengan bahan baku berupa ikan lele yang mengandung 20% protein. Protein baik untuk sistem pencernaan, memperkuat sistem daya tahan tubuh, membantu sistem pernapasan, menghasilkan hormon dan enzim. Selain itu, ikan lele mengandung Omega-3 dan Omega-6 yang bermanfaat untuk perkembangan fungsi saraf, menurunkan kadar kolesterol darah, mengatasi beban penderita penyakit asma, rematik dan ibu hamil sangat dianjurkan mengonsumsi omega 3 untuk proses tumbuh kembang otak janin.

Produk Lele Makaroni (fish canned) merupakan kombinasi antara makaroni dan ikan lele yang dikemas dengan teknologi pengalengan agar produk makanan menjadi relatif lebih tahan lama masa simpannya, tanpa bahan pengawet dan siap saji. Selain itu, dengan bahan baku berupa ikan lele yang mengandung 20% protein. Protein baik untuk sistem pencernaan, memperkuat sistem daya tahan tubuh, membantu sistem pernapasan, menghasilkan hormon dan enzim. Selain itu, ikan lele mengandung Omega-3 dan Omega-6 yang bermanfaat untuk perkembangan fungsi saraf, menurunkan kadar kolesterol darah, mengatasi beban penderita penyakit asma, rematik dan ibu hamil sangat dianjurkan mengonsumsi omega 3 untuk proses tumbuh kembang otak janin.

Produk Lele Makaroni merupakan produk yang mengalengkan ikan air tawar di mana selama ini budidaya air tawar terus digencarkan dalam program Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pusat yaitu mencapai target 300 %, hal ini merupakan keunggulan produk Lele Makaroni yang diproduksi tidak hanya memandang profit atau keuntungan semata tetapi juga membantu serta mengoptimalkan program pemerintah dalam hal mencapai kesejahteraan pangan masyarakat. Tahapan yang dilakukan dalam memulai produksi dan pemasaran produk Lele Makaroni ini adalah koordinasi dan negosiasi, perbaikan mutu produk, produksi, analisis proksimat, labeling dan pemasaran. Pemasaran didukung oleh promosi dengan penyebaran leaflet dan kartu nama.

Produk ini memperoleh tanggapan yang baik dari konsumen. Baik dari segi rasa ikan, makaroni, serta inovasi pengalengan sendiri. Sifatnya yang siap saji membuat konsumen tertarik untuk membeli. Seperti salah satu konsumen kami seorang pendaki gunung, memilih lele macaroni sebagai bekal perjalanannya karena produk ini selain praktis dan siap saji juga mengandung gizi yang seimbang sehinggga baik untuk kesehatan. Rasa ikan yang gurih dengan saus asam manis sangat sesuai untuk lidah masyarakat Yogyakarta yang tidak terlalu suka pedas. Berbagai dukungan positif kami terima dari berbagai pihak terutama dalam hal memotivasi untuk terus berjuang. Bahkan banyak pihak yang mendukung untuk keberlanjutan usaha pengalengan ini setelah masa hibah dana PKM ini selesai. Pengembangan kualitas produk akan terus kami lakuakan dengan berinovasi yang lebih bagus lagi. Untuk ke depannya kami berharap produk ini bisa bersaing dengan produk-produk pengalengan yang sudah ada sebelumnya sehingga meningkatkan daya saing produk pengalengan local di Industri Indonesia yang dimana produk pengalengannya masih didominasi oleh produk impor. Sehingga dapat mendukung program pemerintah yaitu peningkatan 300% produk perikanan dan gemar makan ikan.

Fakultas Baru Bagi Jurusan Perikanan

Berita Sunday, 10 July 2011

Akhir-akhir ini beredar rumor bahwa Jurusan Perikanan ingin berdiri sendiri menjadi fakultas baru dengan nama Fakultas Perikanan dan Kelautan. Sebelumnya, Jurusan Perikanan termasuk salah satu jurusan yang berada dalam Fakultas Pertanian. Sebenarnya gagasan ini sudah lama ada di jurusan yang berdiri pada tahun 1963/1964 tersebut.

Menurut Dr. Ir. Triyanto M.Si selaku Kepala Jurusan Perikanan, gagasan mengubah jurusan menjadi fakultas sudah pernah diusahakan dengan mengajukannya ke Senat Fakultas dilanjutkan ke Universitas sampai ke Dikti. Hanya saja pada tahapan Dikti program tersebut ditolak dengan alasan belum terlalu penting mengingat dulunya keadaan studi Jurusan Perikanan UGM masih minim fasilitas. Berbeda dengan fasilitas sekarang yang sudah lengkap, dulu studi Jurusan Perikanan mempunyai gedung yang kurang memadai serta menggunakan gedung-gedung kecil yang letaknya di sebelah utara Fakultas Hukum UGM.

Dengan dibukanya Fakultas Perikanan dan Kelautan, diharapkan akan memberi banyak manfaat bagi civitas jurusan ini. Menurut Triyanto apabila hal tersebut terealisasi, akan berdampak pada tatanan penjurusan ilmu perikanan yang lebih fokus sesuai dengan tata urutan ilmunya dan berdiri sendiri.

Mahasiswa juga akan banyak diuntungkan. “Keuntungan mahasiswa misal administrasinya jadi lebih mudah, fasilitas bertambah. Tentunya lebih fokus, kurikulum lebih menjurus,” komentar Langga Pratama (Perikanan/08). Mahasiswa juga dituntut untuk siap jiwa raga karena akan lebih banyak aktivitas dan organisasi baru.

Triyanto percaya bahwa faktor-faktor pendukung program tersebut sudah dimiliki oleh Jurusan Perikanan. Kelengkapan dari segi keilmuan dan infrastruktur Jurusan Perikanan UGM sudah tidak perlu diragukan lagi. Hanya saja untuk tahun ini kemungkinan program membuka fakultas baru ini belum dapat terealisasikan. “Pengajuan permohonan program ini untuk sampai di pusat memerlukan waktu yang lama, harapannya program ini terealisasi untuk tahun depan,” pungkas Triyanto.

sumber

Lagi, Mahasiswa Perikanan UGM Meriahkan PIMNAS

Berita Friday, 24 June 2011

Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) yang ke-24 tahun ini akan diselenggarakan di Universitas Hasanuddin, Makassar pada tanggal 18-23 Juli 2011 dengan tema utama PIMNAS tahun ini adalah “Inovasi Untuk Membangun Karakter Bangsa Maritim”.

PIMNAS adalah kegiatan ilmiah mahasiswa berskala nasional, yang acara puncaknya berlangsung setiap bulan Juli. Kegiatan yang diselengarakan bulan Juli 2011 ini akan memperebutkan piala bergilir Menteri Pendidikan Nasional “Adikarta Kertawidya”. Ajang ini berfungsi sebagai forum diskusi dan dialog tentang masalah pembangunan nasional dan masalah aktual lainnya.

Selain kegiatan Seminar dan Presentase PKM sebagai kegiatan utama PIMNAS XXIV terdapat juga kegiatan penunjang yaitu Lomba Karya Tulis yaitu
1. Lomba Karya Tulis Wirausaha Mahasiswa
2. Lomba Karya Tulis Bidang Lingkungan
3. Lomba Karya Tulis Bidang Kemaritiman

Seperti tahun-tahun sebelumnya, mahasiswa Perikanan UGM tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dan turut ambil bagian dalam PIMNAS XXIV tahun ini. Informasi lengkap bisa diunduh disini

1…3456
Universitas Gadjah Mada

Departemen Perikanan Fakultas Pertanian

Universitas Gadjah Mada
Gedung A4, Jl. Flora, Bulaksumur,Yogyakarta, 55281
 +62274-551218
 fish@ugm.ac.id

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY