• Tentang UGM
  • Faperta
  • DSSDI
  • Perpustakaan
  • LPPM
  • Languages
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Pertanian
Departemen Perikanan
  • Profil
    • Staff
    • Tentang Kami
    • Struktur Organisasi
    • Kerja Sama
  • Akademik
    • Program Studi Akuakultur
    • Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik
    • Program Studi Teknologi Hasil Perikanan
    • Program Studi Magister Ilmu Perikanan
  • Berita
  • Fasilitas
    • Laboratorium
    • Inkubator Mina Bisnis
    • Unit Bisnis delifiZ
  • Kemahasiswaan
    • KMIP
    • Bahari Pers
    • Selam Perikanan
  • Beranda
  • Pos oleh
  • page. 6
Pos oleh :

Admin

KKP Respon UGM Buka Fakultas Perikanan dan Kelautan

Berita Tuesday, 21 June 2011

Fadel Muhammad
Fadel Muhammad

Menteri Kelautan dan Perikanan, Dr. Fadel Muhammad, mengatakan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat nelayan tetap menjadi prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan. Berbagai upaya yang dilaksanakan, di antaranya mengintensifkan program nasional Minapolitan. Selain itu, untuk mempercepat pencapaian kesejahteraan masyarakat, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melakukan perubahan berpikir dan orientasi dari daratan ke maritim, melaksanakan pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan, dan peningkatan pendapatan rakyat yang adil, merata, dan pantas. “Ini merupakan empat pilar Revolusi Biru dari KKP sebagai bentuk visi misi di tahun 2010-2014 untuk menyejahterakan masyarakat,” tutur Fadel di Ruang Seminar Sekolah Pascasarjana UGM, Senin (20/6), saat menjadi keynote speaker Seminar Nasional “Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Kelautan Indonesia Berwawasan Lingkungan”.

Dikatakan Fadel bahwa saat ini telah dikembangkan Program Usaha Mina Pedesaan (PUMP) berbasis perikanan budidaya di 300 kabupaten/kota. Di samping itu, PUMP berbasis perikanan tangkap di 110 kabupaten/kota dan PUMP berbasis usaha pengolahan dan pemasaran di kabupaten/kota, serta Program Pemberdayaan Garam Rakyat (PUGAR) di 40 kabupaten/kota. Dengan demikian, diharapkan tingkat kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan cepat meningkat yang akhirnya memberikan rasa keadilan bagi mereka karena pemerintah memberikan perhatian.

Oleh karena itu, KKP dengan antusias menyambut baik keinginan UGM untuk membuka Fakultas Perikanan dan Kelautan. Dengan fakultas ini diharapkan mampu dihasilkan SDM profesional di bidang sumber daya pesisir, kelautan, dan perikanan. Fadel berharap para tenaga profesional nantinya merupakan tenaga-tenaga yang bersedia terjun di daerah-daerah. “Indonesia timur menyimpan potensi perikanan dan kelautan yang sangat besar, Kupang, dan lain-lain sangat membutuhkan perhatian. Sayang, banyak orang enggan ke sana. Inilah yang menjadi kendala pembangunan perikanan dan ke lautan di sana,” tambah Fadel.

Terkait dengan pembukaan fakultas baru, Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D., berharap tidak lama lagi rencana itu akan terwujud. Dikatakannya, laut merupakan area yang sangat luas. Bila sumber daya ini dikelola dengan baik tentu akan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. “Itulah yang menjadi latar belakang kenapa kita berkeinginan mendirikan fakultas baru. Untuk menuju pengelolaan yang baik tentu saja membutuhkan akar teori dan ilmu-ilmu sebab di samping menyejahterakan, faktor keamanan juga akan terjamin,” tutur Rektor. (Humas UGM/ Agung)

Dikutip sesuai aslinya dari sini sebelum diedit.

WWF Luncurkan Panduan “Seafood” Baru

Berita Wednesday, 8 June 2011

Oleh: Masayu Yulien Vinanda

SeafoodSeafood

© WWF-Indonesia/Irza Rinaldi

 

Jakarta (01/06) – Sebagai upaya untuk meningkatkan permintaan nasional terhadap sustainable seafood, WWF mendorong konsumen untuk lebih selektif memilih hidangan laut. Salah satunya adalah melalui sosialisasi seafood guide, buku saku yang berisi panduan memilih hidangan laut yang berkelanjutan.

Panduan tersebut dibuat bukan untuk melarang atau membatasi konsumsi hidangan laut. Akan tetapi, Seafood Guide merupakan salah satu acuan untuk menikmati hidangan laut dengan lebih bertanggung jawab. Produk hidangan laut di Indonesia, juga di negara lain, terancam ketahanan, keamanan, dan keberlanjutannya akibat rusaknya ekosistem perikanan laut.  Ancaman tersebut berasal dari praktik perikanan destruktif, penangkapan berlebih (overfishing), dan tangkapan sampingan (by-catch). Bahkan jika kondisi ini masih terus berlangsung, sejumlah ahli perikanan dunia memperkirakan bahwa di tahun 2048, warga dunia hanya hanya dapat mengkonsumsi ubur-ubur dan plankton karena habisnya stok ikan.

Permintaan tinggi terhadap berbagai jenis ikan karang seperti kakap, tuna, baronang, kepiting, udang hingga lobster membuat para nelayan melakukan segala cara untuk mendapatkan sumber daya laut tersebut dalam jumlah besar. Praktik perikanan destruktif pun dilakukan misalnya dengan menggunakan bom atau racun sianida. Cara penangkapan yang seperti ini merusak ekosistem perikanan, termasuk terumbu karang, yang berujung pada berkurangnya populasi ikan karang.

Melalui kampanye “Choose your seafood right” yang menggunakan seafood guide sebagai instrumen utama kampanye, WWF berusaha untuk mengenalkan gagasan “sustainable seafood” kepada konsumen dan mendorong mereka untuk memilih hidangan laut secara bijak. Dengan meningkatnya permintaan hidangan laut lestari, maka diharapkan pera pelaku industri perikanan akan berproduksi secara lebih efisien dan ramah lingkungan.

Mari kita lestarikan sumber daya laut..demi generasi yang akan datang dan laut lestari!

Unduh Seafood Guide terbaru…

Sumber

1…456
Universitas Gadjah Mada

Departemen Perikanan Fakultas Pertanian

Universitas Gadjah Mada
Gedung A4, Jl. Flora, Bulaksumur,Yogyakarta, 55281
 +62274-551218
 fish@ugm.ac.id

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY