• Tentang UGM
  • Faperta
  • DSSDI
  • Perpustakaan
  • LPPM
  • Languages
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Pertanian
Departemen Perikanan
  • Profil
    • Staff
    • Tentang Kami
    • Struktur Organisasi
    • Kerja Sama
  • Akademik
    • Program Studi Akuakultur
    • Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik
    • Program Studi Teknologi Hasil Perikanan
    • Program Studi Magister Ilmu Perikanan
  • Berita
  • Fasilitas
    • Laboratorium
    • Inkubator Mina Bisnis
    • Unit Bisnis delifiZ
  • Kemahasiswaan
    • KMIP
    • Bahari Pers
    • Selam Perikanan
  • Beranda
  • Pos oleh
Pos oleh :

galuh.wulanuari

SinnTech 24 Soroti Pemanfaatan Bahan Lokal untuk Pakan Ikan: Solusi Berkelanjutan bagi Akuakultur

BeritaNews Friday, 2 May 2025

Yogyakarta, 30 April 2025 – Webinar bertajuk “Utilization of Local Raw Materials for Fish Feed: A Sustainable Solution for Aquaculture” sukses diselenggarakan dalam rangkaian kegiatan SinnTech 24. Kegiatan ini diikuti oleh puluhan peserta yang terdiri dari akademisi dan staf dari berbagai institusi perikanan dan kelautan di Indonesia. Webinar ini menjadi wadah diskusi ilmiah mengenai upaya pemanfaatan bahan baku lokal untuk mendukung keberlanjutan dalam industri pakan akuakultur.

Acara ini menghadirkan dua narasumber ahli yang membagikan wawasan terkait inovasi bahan baku pakan ikan alternatif. Narasumber pertama, Associate Professor Dr. Ainulyakin H. Imlani, dari Mindanao State University Tawi-Tawi College of Technology and Oceanography menyampaikan materi berjudul “Potential Alternative Indigenous Aquaculture Feed Stuffs”. Dalam paparannya, Dr. Ainulyakin menekankan bahwa ketergantungan terhadap bahan pakan konvensional seperti fishmeal dan soybean meal tidak lagi berkelanjutan karena ketersediaannya yang semakin terbatas akibat overfishing dan alih fungsi lahan. Dr. Ainulyakin mengenalkan berbagai bahan pakan lokal seperti tanaman, serangga, alga, serta produk samping agro-industri—termasuk palm kernel cake dan brewer’s spent grain—yang dinilai bernutrisi tinggi dan ekonomis untuk digunakan sebagai bahan pakan ikan.

Sementara itu, narasumber kedua, Dr. Senny Helmiati, S.Pi., M.Sc., dari Departement Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada memaparkan hasil risetnya dalam presentasi bertajuk “Exploration of Local Ingredient for Aquafeed in Indonesia”. Dr. Senny Helmiati menyoroti potensi bahan bahan lokal dari serangga serta tanaman untuk menjadi alternatif bahan pakan ikan. Salah satu hal yang disampaikan mengenai larva Black Soldier Fly (BSF) sebagai sumber protein alternatif yang sangat menjanjikan. Berdasarkan data yang disajikan, media budidaya seperti bungkil inti sawit, ampas kopi, limbah roti, hingga limbah fermentasi mampu menghasilkan maggot dengan kandungan nutrisi yang bervariasi dan tinggi, terutama dalam aspek protein, lemak, dan energi. Penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan limbah organik lokal dapat menjadi solusi ganda: mengurangi limbah dan menghasilkan bahan pakan berkualitas.

Topik webinar ini memiliki korelasi kuat dengan agenda global Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 2: Zero Hunger, SDG 12: Responsible Consumption and Production, dan SDG 14: Life Below Water. Pemanfaatan bahan lokal dan limbah organik untuk pakan ikan tidak hanya mendukung ketahanan pangan, tetapi juga membantu pelestarian ekosistem laut serta mendorong praktik produksi dan konsumsi yang bertanggung jawab. Webinar ini menunjukkan bahwa inovasi berbasis kearifan lokal dan sumber daya terbarukan menjadi kunci menuju sistem akuakultur yang lebih berkelanjutan.

Penulis : Galuh Wulanuari

Editor : Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si (Han), Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.

DKP Bantul Gandeng UGM untuk Pendampingan Demplot Perikanan dan Tambak Garam

BeritaNews Friday, 25 April 2025

Yogyakarta, 21 April 2025 — Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Bantul melakukan kunjungan ke Departemen Perikanan Universitas Gadjah Mada (UGM). Kunjungan ini dilaksanakan untuk membahas rencana kerja sama pendampingan teknis dalam program pengembangan demplot perikanan dan tambak garam di wilayah pesisir Bantul.

Pertemuan ini menjadi tindak lanjut dari permohonan resmi DKP Bantul kepada UGM untuk mendampingi beberapa kegiatan strategis. Program strategis potensial yaitu percobaan demplot pendederan benih bening lobster (BBL), pembesaran udang vaname, bandeng, serta pengelolaan tambak garam. Program-program tersebut dirancang sebagai bagian dari upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir, terutama dalam menyambut tuntasnya pembangunan jalur selatan-selatan yang diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan pesisir.

DKP Bantul sangat mengapresiasi respons positif dari Departemen Perikanan UGM dengan berharap kedepannya kegiatan ini tidak hanya memberikan hasil nyata di lapangan, tetapi juga berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi terkini. Sebagai langkah awal, DKP Bantul telah menunjuk Anes Dwi Jayanti, S.Pi., M.Agr., dosen perikanan UGM sebagai salah satu tim ahli yang akan mendampingi pelaksanaan kegiatan tersebut. Anes Dwi Jayanti, S.Pi., M.Agr. diharapkan dapat menjadi penghubung dalam koordinasi lebih lanjut dengan dosen dan peneliti lain dari Departemen Perikanan UGM pada program-progam transdisplin tersebut.

Anes Dwi Jayanti, S.Pi., M.Agr menyatakan bahwa menjadi tim ahli tentu bukan hal yang mudah, karena cakupan kegiatan cukup luas. Namun, kolaborasi tim dari Departemen Perikanan UGM akan menjadi kekuatan utama untuk mewujudkan pendampingan yang menyeluruh dan berdampak nyata. Departemen Perikanan UGM menyatakan kesiapan untuk menyediakan tim pendamping lintas bidang sesuai kebutuhan, sebagai bagian dari komitmen institusi dalam mendukung pengembangan wilayah berbasis riset dan teknologi.

Kolaborasi ini diharapkan dapat mempererat hubungan antara institusi pendidikan tinggi dan pemerintah daerah. Program-program yang disusun juga memastikan bahwa kebijakan dan kegiatan pembangunan yang dijalankan di tengah masyarakat berbasis data ilmiah dan pendekatan terapan yang berkelanjutan. Secara langsung, program ini turut mendukung pencapaian beberapa poin Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), di antaranya SDG 1 (Tanpa Kemiskinan) melalui peningkatan pendapatan masyarakat pesisir, SDG 2 (Tanpa Kelaparan) dengan penguatan sektor produksi perikanan dan pangan lokal, SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) melalui penciptaan lapangan kerja dan pengembangan ekonomi lokal, SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim) dengan pendekatan budidaya berkelanjutan, serta SDG 14 (Ekosistem Lautan) melalui pengelolaan sumber daya laut secara bertanggung jawab dan berbasis ilmu pengetahuan.

Penulis : Galuh Wulanuari
Editor : Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si.(Han)

Perkuat Kolaborasi Riset dan Pendidikan, Duta Besar Rwanda Kunjungi Departemen Perikanan UGM

BeritaNews Wednesday, 9 April 2025

Yogyakarta, 9 April 2025 — Duta Besar Republik Rwanda untuk Indonesia, H.E. Sheikh Abdul Karim Harelimana, melakukan kunjungan resmi ke Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada (UGM). Kunjungan ini menjadi bagian dari agenda diplomatik untuk memperkuat hubungan bilateral di bidang pendidikan tinggi dan riset, khususnya dalam sektor perikanan dan akuakultur. Duta Besar disambut langsung oleh Prof. Dr. Alim Isnansetyo selaku Kepala Departemen Perika nan UGM. Dalam sambutannya, Prof. Alim memaparkan sejarah dan pencapaian Departemen Perikanan yang telah berdiri sejak tahun akademik 1963/1964 dan resmi menjadi departemen pada tahun 1983. Hingga saat ini, Departemen Perikanan UGM telah memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan perikanan secara regional dan nasional.

Saat ini, departemen memiliki tiga program studi utama jenjang sarjana: Budidaya Perikanan (Akuakultur), Manajemen Sumber Daya Perikanan, dan Teknologi Hasil Perikanan. Berbagai penelitian unggulan sedang dikembangkan, seperti pengembangan ikan nila unggul, vaksin bakteri dan virus untuk ikan kerapu, inovasi dalam pakan dan sistem akuakultur, serta riset tentang keanekaragaman hayati laut, konservasi, dan sosial ekonomi perikanan.

Dalam kunjungan tersebut, Duta Besar juga didampingi oleh salah satu mahasiswa asal Rwanda, Joas Iradukunda, yang sedang menempuh pendidikan di Departemen Perikanan UGM. Joas bersama dosen pembimbing akademiknya, Assoc. Prof. Dr. Indah Istiqomah, turut menjelaskan topik riset yang sedang dijalankan, yakni tentang pengaruh pemberian prebiotik inulin dan probiotik Bacillus-Lactococcus dalam pakan terhadap histologi usus, ekspresi gen, aktivitas enzim, dan pertumbuhan ikan nila hibrida merah (Oreochromis sp). Penelitian ini mencerminkan fokus akademik UGM dalam pengembangan teknologi budidaya ikan yang ramah lingkungan dan efisien.

Setelah sesi presentasi dan diskusi, Duta Besar mengunjungi beberapa fasilitas laboratorium di lingkungan Departemen Perikanan, seperti Laboratorium Budidaya, Laboratorium Ekologi dan Hidrobiologi, Laboratorium Sosial Ekonomi dan Pengelolaan Sumber Daya, serta Laboratorium Genetika dan Pemuliaan. Pada setiap laboratorium, terdapat gambaran langsung mengenai kegiatan riset dan inovasi yang sedang berlangsung, termasuk pelatihan praktis mahasiswa di unit-unit pelatihan.

Dalam sesi penutupan, Duta Besar Harelimana menyampaikan rasa terima kasih atas sambutan hangat dari pihak UGM serta komitmen universitas dalam mendukung pengembangan kapasitas mahasiswa Rwanda. Beliau berharap ke depan dapat terjalin kemitraan yang lebih erat antara institusi pendidikan tinggi di Indonesia dan Rwanda, khususnya dalam bidang akuakultur dan perikanan, melalui program pertukaran mahasiswa dan kolaborasi riset yang saling menguntungkan.

Kegiatan kunjungan ini turut mendukung pencapaian beberapa poin penting dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), di antaranya, SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) kolaborasi pendidikan antara UGM dan Rwanda membuka akses terhadap pendidikan tinggi yang inklusif dan berkualitas bagi mahasiswa dari negara berkembang. Selanjutnya, SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur), kegiatan riset dan inovasi di bidang akuakultur dan perikanan mendorong pengembangan industri yang tangguh dan berkelanjutan. SDG 14 (Ekosistem Lautan), penelitian tentang konservasi laut, keanekaragaman hayati, dan praktik budidaya yang berkelanjutan mendukung perlindungan sumber daya laut. SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan), pertemuan ini memperkuat kemitraan global melalui kerja sama antar institusi pendidikan dan riset lintas negara. Kunjungan ini diharapkan menjadi langkah awal bagi kerja sama yang lebih luas antara Indonesia dan Rwanda dalam memajukan bidang perikanan, pendidikan, dan riset berbasis keberlanjutan.

Penulis : Joas iradukunda, Galuh Wulanuari

Editor : Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc. & Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han).

Resto Inkubator Mina Bisnis (IMB) Hadirkan Promo dan Pelayanan Spesial di Edisi Ramadan

BeritaNews Friday, 21 March 2025

Yogyakarta – Resto Inkubator Mina Bisnis (IMB) kembali hadir dengan edisi spesial Ramadan. Sebagai salah satu tempat makan favorit mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) dan masyarakat sekitar, Resto IMB mengalami sejumlah perubahan dalam persiapannya selama bulan suci ini.

Selama Ramadan, Resto IMB melakukan persiapan yang berbeda dibandingkan hari biasa. Jika pada hari normal persiapan bahan dilakukan sekali dalam seminggu, maka selama Ramadan, persiapan dilakukan setiap hari untuk memastikan kesegaran bahan makanan yang disajikan kepada pelanggan. Selain itu, jam operasional Resto IMB juga mengalami penyesuaian. Waktu buka restoran sangat bergantung pada jumlah pelanggan yang melakukan reservasi untuk buka bersama (bukber). Semakin banyak reservasi yang masuk, semakin fleksibel pula jam operasional restoran dalam melayani pelanggan. Bahkan, dalam kondisi tertentu, Resto IMB bisa membuka layanan lebih awal jika lonjakan pelanggan terjadi.

Meskipun tidak menyediakan menu khusus Ramadan, Resto IMB tetap menarik perhatian pelanggan dengan program promo spesial. Salah satu promo yang ditawarkan adalah “IMB Serba 10 Ribu”, di mana setiap harinya pelanggan dapat menikmati menu berbeda dengan harga terjangkau, hanya Rp10.000 per porsi.

Menjalankan operasional restoran selama Ramadan tentu tidak lepas dari berbagai tantangan. Salah satu kendala terbesar yang dihadapi Resto IMB adalah lonjakan jumlah pelanggan yang melakukan reservasi untuk berbuka puasa. Situasi ini sering kali menyebabkan kondisi yang cukup ‘chaos’ bagi para pekerja yang harus melayani banyak pelanggan dalam waktu yang singkat. Selain itu, hujan juga menjadi tantangan tersendiri, terutama dalam proses pengantaran pesanan. Salah satu pengalaman menarik yang dialami oleh staf IMB, Fahlevi dan Arla, adalah ketika staf harus menyiapkan 130 pesanan sekaligus dan mengantarkan di tengah hujan deras.

Dengan meningkatnya popularitas dan tingginya minat pelanggan selama Ramadan, Resto IMB berharap dapat terus menjadi tempat makan favorit bagi mahasiswa UGM dan masyarakat umum. Mereka bertekad untuk terus meningkatkan layanan dan memberikan pengalaman berbuka yang nyaman serta menyenangkan bagi pelanggan.

Selain itu, Resto IMB juga turut berkontribusi dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam tujuan SDG 2: Zero Hunger dengan menyediakan makanan terjangkau bagi masyarakat, SDG 8: Decent Work and Economic Growth dengan menciptakan peluang kerja bagi mahasiswa sebagai pekerja paruh waktu, serta SDG 12: Responsible Consumption and Production dengan memastikan penggunaan bahan makanan yang efisien dan meminimalkan limbah. Dengan promo menarik, pelayanan yang lebih maksimal, dan semangat tinggi dari para stafnya, Resto IMB siap menjadi pilihan utama untuk berbuka puasa selama Ramadan ini.

Penulis : Galuh Wulanuari

Editor : Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si.(Han), Prof.Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc.

Mahasiswa Internasional Magister Ilmu Perikanan Joas Iradukunda: Perjalanan Akademik dan Adaptasi Budaya di UGM

BeritaNews Friday, 14 March 2025

Yogyakarta, Indonesia – Mahasiswa internasional asal Rwanda, Joas Iradukunda, tengah menempuh studi Magister di bidang Ilmu Perikanan Universitas Gadjah Mada (UGM). Memulai perjalanan pada semester Ganjil 2024, berbagi pengalaman akademik dan sosial selama berada di Yogyakarta dijalaninya.

Joas mengungkapkan beberapa alasan utama memilih UGM sebagai tempat studi lanjutan antara lain UGM merupakan salah satu universitas terbaik di Indonesia, program studi yang diminati tersedia di sini, dan Yogyakarta dikenal sebagai kota dengan biaya hidup yang terjangkau bagi mahasiswa. Semangat untuk menempuh studi Magister di UGM mengantarkan Joas menjadi awardee beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB) dari Pemerintah Indonesia. Joas membagikan bahwa informasi mengenai beasiswa ini dapat diperoleh melalui pencarian online serta rekomendasi dari teman-teman yang sebelumnya menempuh studi di Indonesia.

Menjadi bagian dalam proses akademik di UGM tidak mudah bagi Joas. proses aplikasi cukup yang panjang dan persiapan dokumen yang matang menjadi hal yang krusial dalam proses pendaftaran. Berbagai dokumen yang harus dilengkapi antara lain transkrip nilai sarjana, sertifikat kelulusan, sertifikat kemampuan bahasa Inggris, serta surat rekomendasi dari Kedutaan Besar Indonesia di negara asal. Setelah mengirimkan aplikasi, dilakukan dua wawancara melalui Zoom: satu untuk asesmen psikologis dan satu lagi mengenai latar belakang akademik serta rencana penelitian.

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi adalah perbedaan zona waktu antara Rwanda dan Indonesia selama proses wawancara. Untuk mengatasinya, pengaturan alarm dan persiapan yang baik sangat membantu.

Joas mengungkapkan pendapat mengenai lingkungan akademik di UGM yang sangat mendukung mahasiswa untuk berkembang. Fasilitas dan sumber daya yang tersedia sangat baik, serta suasana mendorong pertumbuhan akademik maupun pribadi. Tidak berhenti disitu, dukungan dari para dosen dan staf fakultas sangat membantu mahasiswa internasional dalam menyesuaikan diri dengan sistem akademik di UGM. Joas juga menambahkan, jika dibandingkan dengan sistem pendidikan di negara asal, UGM memiliki fasilitas dan teknologi yang lebih maju serta menawarkan peluang jejaring dan kolaborasi yang lebih luas.

Awal cerita Joas dalam mengukir pengalaman di UGM dimulai saat pertama tiba di Yogyakarta, tantangan terbesar adalah beradaptasi dengan cuaca, perbedaan bahasa, dan makanan lokal. Namun, keramahan masyarakat Indonesia membantu dalam proses adaptasi. Salah satu aspek budaya yang paling dinikmati adalah pertunjukan tari tradisional serta berbagai acara budaya di UGM. Namun, ada pula kejutan budaya, terutama dalam hal kebiasaan orang Indonesia yang terbuka dalam menanyakan hal-hal pribadi. Untuk menghadapi hal ini, memberikan jawaban yang lebih umum menjadi cara agar tetap merasa nyaman.

Sebagai mahasiswa internasional, tantangan terbesar adalah kendala bahasa. Meskipun sedang mempelajari Bahasa Indonesia, komunikasi sehari-hari masih menjadi tantangan tersendiri. Untuk menyeimbangkan kehidupan akademik dan sosial, pengaturan waktu yang baik dilakukan dengan membagi fokus antara studi dan kegiatan non-akademik.

Joas juga membagikan rencana akademik yang telah disusun setelah menyelesaikan studi di UGM, yaitu kembali ke Rwanda untuk menerapkan ilmu dan keterampilan yang diperoleh di Indonesia. Keinginan untuk melanjutkan studi ke jenjang doktoral di luar negeri juga menjadi salah satu tujuan masa depan. Studi di UGM telah memberikan banyak wawasan dan keterampilan yang akan sangat berguna dalam karier di bidang ilmu perikanan. Harapan besar untuk dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi perkembangan sektor ini di negara asal.

Beberapa tips and tricks disampaikan oleh Joas bagi calon mahasiswa internasional yang ingin melanjutkan studi di UGM dengan melakukan persiapan yang baik, baik secara akademik maupun mental, sangat disarankan. Mempelajari budaya dan bahasa Indonesia sebelum datang, memanfaatkan semua kesempatan yang tersedia di UGM, serta tetap terorganisir dalam proses aplikasi dan studi menjadi kunci keberhasilan. Dengan semangat dan tekad yang kuat, perjalanan akademik Joas Iradukunda di UGM menjadi bukti bahwa pendidikan lintas negara membuka peluang besar bagi mahasiswa untuk berkembang dan berkontribusi di tingkat global.

Perjalanan akademik Joas Iradukunda di UGM sejalan dengan beberapa poin Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Beasiswa KNB yang diterima mendukung SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) dengan memberikan akses pendidikan tinggi yang inklusif dan berkualitas. Studi dalam bidang Ilmu Perikanan berkontribusi pada SDG 14 (Ekosistem Lautan) dengan meningkatkan pemahaman mengenai perikanan berkelanjutan dan konservasi sumber daya laut. Selain itu, pengalaman lintas budaya dan jejaring internasional yang dibangun selama studi turut mendukung SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan) dengan memperkuat kerja sama global dalam bidang akademik dan penelitian. Dengan ilmu yang diperoleh, diharapkan dapat berkontribusi dalam pengelolaan perikanan yang lebih baik di Rwanda serta memperkuat kolaborasi antara Indonesia dan negara asal dalam bidang kelautan dan perikanan.

Penulis : Galuh Wulanuari

Editor : Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han)

SinnTech Webinar #22: Finding Your Fit Major and Drawing Your Dream in Fisheries

BeritaNews Friday, 28 February 2025

Webinar SinnTech #22 yang diadakan secara daring oleh Departemen Perikanan UGM pada 28 Februari 2025 sukses menarik perhatian mahasiswa dari UGM maupun luar UGM. Kegiatan ini bertujuan memberikan wawasan mengenai berbagai peluang yang dapat diambil mahasiswa perikanan, baik dalam pengembangan akademik, mendapatkan beasiswa, maupun karir setelah lulus. Ketua Departemen Perikanan UGM, Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc., membuka acara dengan menekankan pentingnya sesi berbagi ini dalam membantu mahasiswa menelaah lebih jauh tentang berbagai kesempatan di bidang perikanan.

Webinar menghadirkan dua narasumber inspiratif yang merupakan alumni Perikanan UGM dan telah melanjutkan studi di luar negeri. Narasumber pertama, Jauza F.H. Hasna, S.Pi., yang kini menempuh studi Master di KU Leuven University, membawakan topik Finding the Right Fit: Pivoting After Choosing the Wrong Major. Dalam sesi ini, Jauza berbagi kisah perjalanan akademik dalam menemukan bidang perikanan yang paling sesuai dengan minat. Berbagai aktivitas seperti menjadi asisten praktikum dan mengikuti kompetisi Program Kreativitas Mahasiswa menjadi langkah eksplorasi akademik. Ketertarikan awal pada bidang imunologi mengantarkan Jauza memilih topik tersebut sebagai penelitian skripsi. Namun, aktivitas laboratorium yang dirasakan tidak sesuai dengan minatnya menimbulkan kemauan untuk berekplorasi ulang mengenai minatnya dalam bidang perikanan. Setelah lulus, pengalaman kerja sebagai Junior Staff di Institute for Research & Community Service Lambung Mangkurat University semakin memperluas wawasan dan akhirnya membawa Jauza pada keputusan untuk melanjutkan studi Master of Science in Sustainable Development dengan Track: Ecology di KU Leuven University, Belgia. Tantangan studi di Belgia, seperti perbedaan cuaca yang drastis dengan cuaca di Indonesia. Bahasa bukan kendala dalam komunikasi sehari-hari, setelah dapat beradaptasi baik secara akademik maupun interkasi sosial. Berbagai tips juga diberikan mengenai eksplorasi beasiswa serta pentingnya manajemen emosi dalam menemukan minat akademik yang sesuai.

Pembicara kedua, Novi Rosmala Dewi, S.Pi., M.Sc., yang saat ini menempuh studi PhD di National Taiwan Ocean University, membawakan topik Drawing Dream: A Journey Through Academic-work Life Balance. Perjalanan akademik dimulai dengan eksplorasi di bidang Akuakultur, Imunologi Ikan dan Kerang, serta Teknik Biologi Molekuler yang kemudian mengantarkan pada beasiswa studi di Taiwan. Selain menekuni studi, pengalaman sebagai guru bahasa Inggris paruh waktu di Taiwan memberikan wawasan tambahan mengenai metode pengajaran di negara tersebut. Informasi mengenai berbagai sumber beasiswa untuk studi di Taiwan turut dibagikan dalam sesi ini. Dalam sesi tanya-jawab, diskusi mengenai tren hashtag #kaburajadulu menjadi sorotan, menekankan bahwa mengejar studi dan pengalaman di luar negeri adalah kesempatan berharga yang tetap harus disertai dengan rasa nasionalisme. Berbagai tantangan dalam studi di Taiwan, termasuk perbedaan budaya dan sulitnya menemukan makanan halal pada awal masa adaptasi, juga turut dibahas.

Webinar ini menegaskan bahwa baik pengalaman studi di dalam negeri maupun luar negeri memerlukan kemampuan adaptasi yang tinggi. Berbagai tantangan yang dihadapi, baik dari segi akademik, sosial, maupun lingkungan, menjadi pengalaman berharga dalam pengembangan diri. Webinar SinnTech #22 kemudian ditutup dengan sesi foto bersama.


Webinar ini berkontribusi terhadap pencapaian SDGs dengan mendukung pendidikan berkualitas (SDG 4) melalui penyediaan informasi mengenai peluang studi lanjut dan eksplorasi akademik. Pembahasan mengenai karir dan pengalaman kerja paruh waktu selaras dengan upaya mendorong pertumbuhan ekonomi yang layak dan pekerjaan yang bermartabat (SDG 8). Selain itu, diskusi mengenai akses beasiswa serta pengalaman studi di luar negeri turut membantu mengurangi ketimpangan dalam kesempatan pendidikan (SDG 10). Dengan keterkaitan narasumber pada bidang perikanan dan akuakultur, webinar ini juga berperan dalam mendukung keberlanjutan sumber daya laut (SDG 14). Melalui wawasan yang diberikan, mahasiswa diharapkan semakin siap menghadapi tantangan akademik dan profesional serta termotivasi untuk terus berkembang di bidang yang diminati.


Penulis : Galuh Wulanuari

Editor : Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han)

Shafaya, Mahasiswi Berprestasi Perikanan UGM yang Mengikuti Program Beasiswa JASSO di Yamagata University

BeasiswaScholarship Friday, 28 February 2025

Seorang mahasiswi dari program studi Manajemen Sumber Daya Akuatik di Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian UGM, Shafaya Nurunnisa Hanindhita, bercita-cita untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri sejak sekolah menengah atas. Impiannya dapat terwujud berkuliah ke Yamagata University di Jepang berkat beasiswa JASSO (Japan Student Services Organization). Shafaya melakukan penelitian eDNA (Environmental DNA) dalam bidang manajemen sumber daya akuatik selama program ini berlangsung. Program ini dijalankan oleh Shafaya selama satu tahun dari bulan September 2024–Agustus 2025. Pengalaman ini sangat selaras dengan tujuan Shafaya yang berencana untuk melanjutkan studi magister di luar negeri. 

Shafaya menjelaskan bahwa penelitian yang dilakukan terasa unik karena harus dilakukan di lingkungan yang berbeda dari yang biasa dilihat di Indonesia. Beradaptasi dengan pendekatan penelitian Jepang memberikan Shafaya pengalaman yang berharga. Orang Jepang cenderung memiliki metode kerja yang sangat disiplin dan sistematis, lingkungan kerja internasional lebih fleksibel dan menekankan kerja sama tim. Dalam penelitian, lingkungan kerja internasional yang saling mendukung sangat membantu dalam menyelesaikan tugas dengan lebih efektif. Meskipun menghadapi tantangan dalam menyesuaikan diri, kehadiran senpai (senior) dari Indonesia dan tutor Jepang terus memberikan saran dan nasihat tentang cara bertahan hidup di Jepang sangat membantu proses adaptasi. Hambatan terbesar yang dihadapi Shafaya adalah menyelesaikan tugas akhir dan penelitian di negeri orang, serta tekanan dari teman-teman dan keluarga yang cukup besar. Namun, Shafaya berusaha untuk tetap santai dalam menjalani segala tantangan dan menikmati prosesnya.

Program JASSO (Japan Student Services Organization) memberikan kesempatan bagi para penerima beasiswanya karena berfokus pada penelitian di Universitas Yamagata. Tujuan program beasiswa adalah untuk menarik peneliti dari Indonesia untuk membantu penelitian di Jepang, termasuk di Universitas Yamagata. Selain itu, penerima beasiswa dapat menjalin hubungan dengan dosen pembimbing, serta teman-teman internasional yang juga menempuh pendidikan. Memiliki koneksi akademik dan publikasi dengan sensei di Yamagata University akan sangat membantu dalam membangun karir akademik di masa depan. Shafaya mendapatkan banyak pelajaran berharga dari pengalaman pertamanya belajar di luar negeri, terutama tentang adaptasi ke lingkungan baru. Program ini juga mengajarkan cara berinteraksi dengan kolega di kampus, menyampaikan presentasi dengan baik, menghormati budaya dan adat istiadat daerah lain. Shafaya berharap program ini akan memberikan kesempatan kepada semakin banyak siswa Indonesia untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri. Dengan mendapatkan pengalaman yang lebih luas, mereka diharapkan dapat membangun karier internasional dan membantu mengharumkan nama negara di kancah internasional. Selain itu, kegiatan ini juga mendukung SDGs pada poin (4) Pendidikan Berkualitas, (9) Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, dan (17) Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Penulis: Annisa Yustisia

Editor: Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc., Nahla Alfiatunnisa, S.Pi., Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han).

PKKKIL 2025: Membangun Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Laboratorium Perikanan UGM

BeritaNews Saturday, 22 February 2025

Departemen Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan Pelatihan Kesehatan, Keselamatan Kerja, dan Instrumentasi Laboratorium (PKKKIL) Semester Genap Tahun Ajaran 2024/2025 pada 15 Februari hingga 22 Februari 2025. Kegiatan ini wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa S1 Departemen Perikanan angkatan 2024, seluruh mahasiswa baru S2 dan S3, serta mahasiswa S1 angkatan 2021-2023 yang belum memiliki sertifikat PKKKIL. Pelatihan ini bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan pemahaman tentang keselamatan kerja di laboratorium, guna mendukung kegiatan akademik dan penelitian yang aman dan sesuai standar.

Pemaparan Materi oleh Prof. Tri Joko Raharjo, S.Si., M.Si., Ph.D.

Pelatihan ini terdiri dari tiga tahap utama. Tahap pertama adalah pemaparan materi oleh Prof. Tri Joko Raharjo, S.Si., M.Si., Ph.D. pada 15 Februari 2025 di Auditorium Harjono Danoesastro, Fakultas Pertanian UGM. Selanjutnya, mahasiswa akan mengikuti pembelajaran mandiri secara daring melalui platform eLok UGM dari 16 hingga 21 Februari 2025. Kegiatan diakhiri dengan final test yang juga dilaksanakan secara daring melalui platform eLok pada 22 Februari 2025. Setelah menyelesaikan seluruh rangkaian pelatihan, mahasiswa akan memperoleh E-sertifikat yang menjadi syarat wajib untuk memperoleh izin masuk laboratorium.


Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan seluruh mahasiswa yang mengikuti dapat memahami pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium, serta mampu menerapkan standar operasional yang telah ditetapkan. Pelatihan ini juga menjadi langkah strategis dalam meningkatkan kualitas penelitian dan praktik laboratorium di Departemen Perikanan UGM. Pelatihan ini mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 3: Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, dan SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, dengan memastikan praktik laboratorium yang aman, meningkatkan kompetensi mahasiswa, serta mendorong penggunaan bahan dan peralatan secara bertanggung jawab. Diharapkan, mahasiswa dapat mengimplementasikan pengetahuan yang diperoleh dalam berbagai kegiatan akademik dan riset sehingga menciptakan lingkungan laboratorium yang lebih aman dan kondusif.

Penulis: Aurelie Firlana Salsabilla
Editor: Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han)

Kunjungan CJ Feed Care Corporation ke Departemen Perikanan UGM: Perkuat Kolaborasi dalam Riset Probiotik untuk Udang

BeritaNews Friday, 14 February 2025

Yogyakarta, 07 Februari 2025 – Departemen Perikanan Universitas Gadjah Mada (UGM) menerima kunjungan dari CJ Feed Care Corporation pada Jumat, 07 Februari 2025. Kunjungan ini dihadiri oleh perwakilan PT CJ Korea, yaitu Dr. Shin Jaehyong, Dr. Park Gunhyun, dan Choi Wansuk, serta perwakilan PT CJ Indonesia, yakni Ibu Isnaeni dan Bapak Bayu.

Dalam kunjungan ini, PT CJ dan Perikanan UGM melakukan perjalanan ke Samas untuk meninjau persiapan uji coba probiotik, yang merupakan produk terbaru dari PT CJ. Produk probiotik ini dirancang untuk mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh bakteri Vibrio di media air budidaya udang serta pada hepatopankreas udang. Sambutan di lokasi dilakukan oleh Kepala Balai, Arga Kurniawan, S.Pi., kemudian bersama-sama melakukan room tour ke berbagai fasilitas yang akan digunakan dalam riset utama. Rombongan juga mengunjungi area tambak dan hatchery udang untuk melihat lebih dekat kondisi dan persiapan penelitian.

CJ Feed Care Corporation telah lama melakukan uji coba berbagai produk di sektor perikanan, dengan perkiraan awal riset sejak tahun 2020. Pada tahun 2025 ini, perusahaan ingin mengembangkan dan menguji probiotik yang diberikan secara oral, dengan harapan produk ini dapat memberikan efek positif tidak hanya pada kualitas air media udang, tetapi juga terhadap kesehatan hepatopankreas udang.

Melalui kunjungan ini, PT CJ menyampaikan apresiasi terhadap kolaborasi dengan tim UGM yang telah mendukung penelitian dan pengembangan produk mereka. Perwakilan PT CJ menyatakan bahwa kerja sama ini sangat membantu dalam pengujian dan pengembangan produk probiotik, serta berharap agar hubungan ini dapat terus berlanjut untuk memberikan manfaat yang lebih luas bagi industri perikanan di Indonesia.

Dengan adanya riset berkelanjutan dan kerja sama yang erat antara akademisi dan industri, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan kesehatan udang dan keberlanjutan budidaya perikanan di masa depan. Kegiatan ini juga sejalan dengan beberapa poin Sustainable Development Goals (SDGs), seperti SDG 2 (Zero Hunger) dalam mendukung ketahanan pangan, SDG 3 (Good Health and Well-being) melalui peningkatan kesehatan hewan budidaya, SDG 6 (Clean Water and Sanitation) dengan menjaga kualitas air media budidaya, dan SDG 14 (Life Below Water) dalam menjaga keberlanjutan ekosistem perairan.

Penulis : Galuh Wulanuari

Editor : Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc.

Departemen Perikanan UGM Lepas 160 Mahasiswa dalam Upacara Penerjunan Magang MBKM Semester Genap 2024/2025

BeritaNews Friday, 7 February 2025

Yogyakarta, 7 Februari 2025 – Program Magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) untuk Semester Genap Tahun Ajaran 2024/2025 resmi dimulai dengan upacara penerjunan yang dilaksanakan secara daring pada Jumat, 7 Februari 2025. Acara ini dihadiri oleh Prof. Subejo S.P., M.Sc., Ph.D., selaku Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerjasama, serta dosen dari Departemen Perikanan Universitas Gadjah Mada (UGM). Selain itu, upacara ini juga dihadiri oleh para mitra MBKM yang terdiri dari dinas, institusi, dan perusahaan di bidang perikanan dengan total 41 mitra, serta 160 mahasiswa yang akan mengikuti program magang ini.

Acara dibuka dengan sambutan dari Prof. Subejo S.P., M.Sc., Ph.D., yang menegaskan dukungan penuh UGM dalam pelaksanaan program magang MBKM ini. Prof. Subejo S.P., M.Sc., Ph.D. menyampaikan harapan agar mahasiswa dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk meningkatkan kompetensi serta memperluas wawasan industri perikanan. Selanjutnya, Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc., turut memberikan sambutan dan pemaparan mengenai berbagai informasi penting terkait magang MBKM, seperti timeline pelaksanaan, prosedur pengisian logbook, serta akses panduan magang yang dapat digunakan oleh mitra dan mahasiswa. Pemaparan ini bertujuan untuk memastikan seluruh peserta memahami teknis pelaksanaan program dengan baik.

Acara dilanjutkan dengan sesi pemaparan materi dari Bapak Erwin Esra Edison Siahaan, selaku Head of People Development PT Suri Tani Pemuka. Dalam kesempatan ini, Bapak Erwin Esra Edison Siahaan mengenalkan profil perusahaan serta berbagai peluang yang dapat dimanfaatkan mahasiswa selama magang di PT Suri Tani Pemuka. Sesi berikutnya diisi dengan tanya jawab antara mahasiswa dan para narasumber, di mana peserta aktif bertanya terkait prosedur magang serta pengalaman kerja di industri perikanan. Acara kemudian ditutup dengan sesi foto bersama sebagai tanda resmi dimulainya program magang MBKM Semester Genap 2024/2025.

Dengan terlaksananya upacara penerjunan ini, diharapkan mahasiswa dapat menjalani program magang MBKM dengan baik dan memperoleh pengalaman yang berharga dalam dunia kerja di bidang perikanan. Program ini tidak hanya memberikan wawasan akademik tetapi juga pengalaman praktis yang mendukung kesiapan mahasiswa dalam menghadapi tantangan industri di masa depan. Selain itu, program ini turut mendukung beberapa poin Sustainable Development Goals (SDGs), di antaranya SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) melalui peningkatan keterampilan mahasiswa, SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) dengan memberikan pengalaman dunia kerja yang relevan, serta SDG 14 (Ekosistem Lautan) melalui penguatan kapasitas sumber daya manusia dalam sektor perikanan berkelanjutan.

Penulis : Galuh Wulanuari
Editor : Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han)

123
Universitas Gadjah Mada

Departemen Perikanan Fakultas Pertanian

Universitas Gadjah Mada
Gedung A4, Jl. Flora, Bulaksumur,Yogyakarta, 55281
 +62274-551218
 fish@ugm.ac.id

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY