• Tentang UGM
  • Faperta
  • DSSDI
  • Perpustakaan
  • LPPM
  • Languages
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Pertanian
Departemen Perikanan
  • Profil
    • Staff
    • Tentang Kami
    • Struktur Organisasi
    • Kerja Sama
  • Akademik
    • Program Studi Akuakultur
    • Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik
    • Program Studi Teknologi Hasil Perikanan
    • Program Studi Magister Ilmu Perikanan
  • Berita
  • Fasilitas
    • Laboratorium
    • Inkubator Mina Bisnis
    • Unit Bisnis delifiZ
  • Kemahasiswaan
    • KMIP
    • Bahari Pers
    • Selam Perikanan
  • Beranda
  • Pos oleh
Pos oleh :

rafi.sukma.aulia

Sinergi untuk Masa Depan : Bangun Kerja Sama Berkelanjutan, FPIK UNAIR Sambangi Departemen Perikanan UGM

BeritaNews Friday, 2 May 2025

Pada hari Selasa, 29 April 2025, Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPIK) Universitas Airlangga (UNAIR) melaksanakan kunjungan resmi ke Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada (UGM). Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya bersama untuk mempererat hubungan kelembagaan dan memperkuat kolaborasi strategis antar institusi di bidang perikanan dan kelautan. Delegasi FPIK UNAIR disambut hangat oleh jajaran pimpinan serta sivitas akademika Departemen Perikanan UGM. Pertemuan ini menjadi momentum penting untuk mengevaluasi capaian kerja sama sebelumnya sekaligus membahas pengembangan kerja sama ke depan yang lebih terukur dan berdampak. Salah satu fokus utama dalam kunjungan ini adalah melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program kerja sama yang telah dijalankan antara FPIK UNAIR dan Departemen Perikanan UGM. Kedua pihak secara terbuka membahas berbagai pencapaian yang telah diraih, termasuk dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Tidak hanya keberhasilan yang menjadi sorotan, namun juga kendala dan tantangan yang dihadapi selama pelaksanaan program turut menjadi bahan diskusi. Evaluasi ini bertujuan untuk memperbaiki mekanisme kerja sama ke depan serta meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan program.

Selain evaluasi program kerja sama yang telah berjalan, kunjungan ini juga diarahkan untuk mengidentifikasi berbagai peluang baru dalam pengembangan kolaborasi. Melalui diskusi yang konstruktif, muncul berbagai gagasan inovatif seperti program pertukaran mahasiswa dan dosen, kolaborasi riset unggulan di bidang akuakultur dan konservasi, serta pengembangan kurikulum bersama. Peluang-peluang tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan kualitas akademik, riset, dan pengabdian masyarakat, sekaligus memperkuat posisi kedua institusi di tingkat nasional maupun internasional. Kunjungan ini juga difokuskan pada upaya mempererat hubungan kelembagaan antara FPIK UNAIR dan Departemen Perikanan UGM. Melalui komunikasi langsung antar pimpinan fakultas dan departemen, dibahas rencana penguatan jaringan kerja sama jangka menengah. Diskusi ini meliputi strategi membangun kemitraan akademik yang lebih erat, berbagi sumber daya, serta sinergi dalam pengembangan program-program unggulan di bidang perikanan berkelanjutan. Hubungan yang kokoh ini diharapkan menjadi fondasi kuat bagi kolaborasi yang lebih luas dan berkelanjutan di masa depan.

Sebagai bentuk tindak lanjut konkret dari pertemuan ini, kedua pihak menyepakati penyusunan langkah strategis dan timeline pelaksanaan kerja sama lanjutan. Penyusunan rencana tersebut dilakukan dengan pendekatan yang sistematis, berorientasi pada hasil, dan dilengkapi dengan indikator pencapaian yang jelas. Beberapa rencana aksi yang disusun antara lain meliputi penyelenggaraan seminar dan workshop bersama, pelaksanaan penelitian kolaboratif, serta pertukaran staf pengajar dan mahasiswa. Dengan perencanaan yang matang, diharapkan kerja sama ini mampu menghasilkan dampak yang nyata dan berkelanjutan. Secara keseluruhan, kunjungan FPIK UNAIR ke Departemen Perikanan UGM pada 29 April 2025 ini mencerminkan semangat kolaboratif yang kuat di antara kedua institusi. Melalui evaluasi program, identifikasi peluang baru, penguatan hubungan kelembagaan, serta penyusunan strategi kerja sama yang konkret, diharapkan kemitraan ini dapat menjadi model kolaborasi antarfakultas di Indonesia. Dengan sinergi yang semakin solid, FPIK UNAIR dan Departemen Perikanan UGM optimistis dapat bersama-sama berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, serta kesejahteraan masyarakat perikanan dan kelautan di masa depan. Kujungan FPIK UNAIR ke Departemen Perikanan UGM ini sejalan dengan tujuan global atau SDGs pada poin ke-4 : Pendidikan Bermutu dan poin ke-17 : Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan

Penulis : Rafi Sukma Aulia

Editor : Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han)

Menelusuri Teaching Farm Departemen Perikanan UGM: Inovasi dalam Edukasi dan Riset Akuakultur

BeritaNews Thursday, 17 April 2025

Teaching Farm merupakan salah satu fasilitas unggulan yang dimiliki oleh Laboratorium Akuakultur, Program Studi Akuakultur, Departemen Perikanan Universitas Gadjah Mada (UGM). Fasilitas ini dibangun sebagai sarana penunjang kegiatan akademik dan riset yang berfokus pada budidaya perikanan. Teaching Farm menjadi tempat yang ideal bagi mahasiswa untuk melaksanakan praktikum dan penelitian secara langsung di lapangan. Keberadaannya menjadi penghubung antara teori yang dipelajari di kelas dengan aplikasi nyata dalam dunia akuakultur. Mahasiswa dapat mengembangkan keterampilan teknis sekaligus memahami tantangan riil dalam budidaya ikan. Hal ini tentu saja mendukung pembentukan lulusan yang kompeten dan siap terjun ke dunia industri perikanan. Dengan demikian, Teaching Farm memiliki peran strategis dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Departemen Perikanan UGM.

Salah satu keunggulan Teaching Farm ini adalah penggunaan sistem Recirculating Aquaculture System (RAS) di setiap bak budidayanya. Teknologi RAS memungkinkan air untuk digunakan kembali melalui proses penyaringan dan sirkulasi, sehingga ramah lingkungan dan efisien dalam penggunaan sumber daya air. Sistem filtrasi yang digunakan terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu jaring mekanis, media bio ball untuk filtrasi biologis, dan kaldness sebagai media tumbuh bakteri nitrifikasi. Ketiga elemen filter ini bekerja secara sinergis untuk menjaga kualitas air tetap optimal bagi pertumbuhan ikan. Penggunaan teknologi RAS juga memberikan pengalaman bagi mahasiswa dalam mengoperasikan sistem budidaya tertutup modern. Dengan demikian, mahasiswa tidak hanya mengenal metode konvensional, tetapi juga mampu memahami sistem budidaya yang lebih canggih dan berkelanjutan. Penguasaan teknologi seperti ini sangat penting dalam menghadapi tantangan industri akuakultur masa kini.

Luas keseluruhan Teaching Farm mencapai 20 meter persegi, yang dioptimalkan dengan tata letak yang efisien dan fungsional. Di dalamnya terdapat sebanyak 80 bak berbahan fiber yang masing-masing memiliki diameter sekitar 1 meter. Bak-bak ini digunakan untuk pemeliharaan ikan dalam berbagai skala eksperimen dan praktikum. Selain itu, tersedia pula 20 toren atau penampung air yang berfungsi sebagai sumber suplai air utama ke setiap bak budidaya. Ketersediaan air bersih yang terjamin menjadi faktor penting dalam mendukung kelangsungan kegiatan budidaya dan penelitian. Untuk menjaga kestabilan sistem, Teaching Farm dilengkapi dengan aerator lengkap di setiap unitnya. Keberadaan aerator ini berfungsi untuk menjaga kadar oksigen terlarut dalam air agar tetap optimal bagi kehidupan ikan.

Menariknya, Teaching Farm Departemen Perikanan UGM juga memanfaatkan energi terbarukan sebagai sumber listrik cadangan, yaitu melalui panel tenaga surya. Inovasi ini mencerminkan komitmen Departemen Perikanan UGM terhadap prinsip keberlanjutan dan efisiensi energi dalam kegiatan akademik. Sistem tenaga surya ini memberikan dukungan listrik alternatif ketika terjadi pemadaman, sehingga kegiatan praktikum dan riset tidak terganggu. Mahasiswa juga diajarkan untuk memahami pentingnya integrasi antara teknologi perikanan dan energi ramah lingkungan. Penggunaan panel surya menjadi bentuk nyata dari pengembangan Teaching Farm yang modern dan adaptif terhadap isu global. Dengan fasilitas yang terus diperbarui, mahasiswa dapat belajar dalam lingkungan yang relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini. Hal ini tentu saja memberikan nilai tambah dalam proses pembelajaran dan penelitian di Departemen Perikanan UGM.

Jenis ikan yang dibudidayakan di Teaching Farm cukup beragam dan disesuaikan dengan kebutuhan penelitian mahasiswa. Ikan nila dan lele merupakan spesies yang paling sering digunakan karena keduanya memiliki nilai ekonomis tinggi dan teknik budidaya yang relatif mudah. Baru-baru ini, mahasiswa juga mulai meneliti ikan gabus sebagai objek studi baru di Teaching Farm. Penambahan spesies ini membuka peluang riset lebih luas terkait biologi, pertumbuhan, dan teknologi budidaya ikan air tawar. Mahasiswa didorong untuk mengembangkan metode budidaya yang inovatif dan efisien melalui penelitian langsung di fasilitas ini. Lingkungan yang mendukung dan fasilitas yang lengkap membuat Teaching Farm menjadi tempat ideal bagi pengembangan ilmu dan keterampilan. Dengan terus meningkatnya minat dan partisipasi mahasiswa, Teaching Farm semakin menunjukkan perannya sebagai jantung kegiatan akademik dan riset di Departemen Perikanan UGM. Keberadaan Teaching farm Departemen Perikanan UGM ini sejalan dengan tujuan global atau SDGs pada poin ke-4 : Pendidikan Bermutu, poin ke-7 : Energi bersih dan Terjangkau, poin ke-9 : Infrastruktur, Industri dan Inovasi, serta poin ke-14 : Menjaga Ekosistem Laut. 

Penulis : Rafi Sukma Aulia

Editor 1 : Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc.

Editor 2 : Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han)

Mengejar Ilmu di Eropa : Mahasiswa Departemen Perikanan UGM Jalani Student Exchange di Aix-Marseille University

BeritaNews Friday, 21 March 2025

Mahasiswa Departemen Perikanan UGM, Brandon Suwarno, mengikuti program pertukaran pelajar yakni Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) ke luar negeri pada semester ganjil tahun 2024. Brandon, yang merupakan mahasiswa angkatan 2021 dari Program Studi Akuakultur, berkesempatan untuk menempuh studi di Aix-Marseille University, Aix en Provence, Prancis. Program pertukaran ini berlangsung selama lima bulan, dari Agustus hingga Desember 2024. Kesempatan ini memberikan pengalaman akademik dan budaya yang berharga bagi Brandon dalam pengembangan wawasan globalnya. Keikutsertaannya dalam program ini menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk mencoba pengalaman belajar di luar negeri. Brandon mengaku bahwa program exchange ini merupakan impian yang telah lama ia rencanakan. Ia berharap semakin banyak mahasiswa Indonesia yang berani mencoba pengalaman serupa. Aix-Marseille University dipilih oleh Brandon karena menawarkan mata kuliah yang relevan dengan minat akademiknya. Meskipun berasal dari program studi Akuakultur, Brandon memilih untuk mengambil jurusan Ekonomi dan Manajemen selama masa pertukaran. Menurutnya, pemilihan universitas tujuan sangat penting dan harus disesuaikan dengan jurusan yang ditawarkan serta mata kuliah yang dapat menunjang perkembangan akademik dan karier di masa depan. Selain itu, reputasi Aix-Marseille University dalam bidang ekonomi dan manajemen juga menjadi salah satu alasan utama dalam memilih universitas ini. Ia percaya bahwa mempelajari aspek ekonomi akan sangat bermanfaat dalam pengelolaan bisnis perikanan di masa depan. Dengan pendekatan lintas disiplin ini, ia berharap dapat mengembangkan wawasan yang lebih luas dalam sektor perikanan. 

Selama menjalani program exchange, Brandon menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam hal bahasa. Bahasa Prancis yang digunakan sebagai bahasa utama di Aix-Marseille University menjadi hambatan tersendiri bagi mahasiswa yang tidak memiliki latar belakang bahasa tersebut. Meskipun beberapa mata kuliah disediakan dalam bahasa Inggris, komunikasi sehari-hari tetap membutuhkan pemahaman bahasa Prancis yang baik. Brandon mengakui bahwa bahasa Prancis cukup sulit untuk dipelajari dalam waktu singkat. Namun, ia berusaha untuk menyesuaikan diri dengan belajar secara mandiri dan berlatih bersama teman-teman lokal. Selain itu, ia juga memanfaatkan teknologi seperti aplikasi penerjemah untuk membantu memahami percakapan sehari-hari. Tantangan ini justru membuatnya semakin termotivasi untuk mengembangkan kemampuan bahasanya. 

Pengalaman belajar di luar negeri memberikan banyak pelajaran berharga bagi Brandon, tidak hanya dalam aspek akademik tetapi juga dalam kehidupan sosial dan budaya. Ia merasa bahwa program exchange membantunya menjadi bagian dari masyarakat setempat dan memahami perbedaan budaya secara langsung. Berinteraksi dengan mahasiswa dari berbagai negara juga memperluas wawasannya tentang dunia pendidikan global. Selain itu, ia belajar bagaimana beradaptasi dengan sistem pendidikan yang berbeda dari Indonesia. Pengalaman ini membantunya menjadi pribadi yang lebih mandiri dan terbuka terhadap berbagai perspektif baru. Ia juga merasakan perubahan dalam cara berpikir dan pendekatan dalam memecahkan masalah. Semua pengalaman ini menjadikan program exchange sebagai sesuatu yang tak terlupakan bagi dirinya.

Brandon memberikan pesan kepada mahasiswa lain yang ingin mengikuti program exchange agar tidak ragu untuk mencoba. “Just go for it, don’t be afraid karena pengalaman yang akan kalian dapatkan ketika exchange nggak bisa didapatkan di kesempatan lain,” ungkapnya. Ia menekankan bahwa mengikuti program ini memberikan kesempatan untuk menjadi bagian dari masyarakat di tempat exchange. Selain itu, pengalaman internasional ini akan menjadi bekal berharga untuk pengembangan diri di masa depan. Ia juga mengingatkan bahwa tantangan yang ada seharusnya tidak menjadi penghalang untuk mencoba sesuatu yang baru. Setiap mahasiswa memiliki kesempatan yang sama untuk meraih pengalaman ini jika memiliki tekad yang kuat. Baginya, program exchange adalah pengalaman yang tidak akan pernah terlupakan.

Selain memberikan motivasi, Brandon juga membagikan tips dan trik bagi mahasiswa yang ingin mengikuti program exchange. Persiapan dokumen harus dilakukan jauh-jauh hari agar tidak terburu-buru menjelang pendaftaran. Ia juga menyarankan agar mahasiswa banyak melakukan riset terkait program yang ingin diikuti. Menurutnya, riset yang mendalam akan membantu mahasiswa mempersiapkan diri agar menjadi kandidat yang ideal. Selain itu, ia menekankan pentingnya mengetahui tujuan atau goals dalam mengikuti exchange. Hal ini akan membantu mahasiswa untuk lebih fokus dan mendapatkan manfaat maksimal dari program yang diikuti. Brandon juga berpesan agar tidak malu bertanya kepada senior yang sudah berpengalaman.

Keikutsertaan Brandon dalam program exchange menjadi bukti bahwa mahasiswa Departemen Perikanan UGM mampu bersaing di tingkat internasional. Program ini tidak hanya memberikan kesempatan untuk belajar di luar negeri tetapi juga membuka peluang jaringan global yang lebih luas. Dengan pengalaman yang ia peroleh, Brandon berharap lebih banyak mahasiswa yang termotivasi untuk mengikuti jejaknya. Ia percaya bahwa pertukaran pelajar memberikan banyak manfaat yang tidak dapat ditemukan dalam perkuliahan di dalam negeri. Dukungan dari universitas dan kesiapan mahasiswa menjadi faktor kunci dalam kesuksesan program ini. Dengan semakin banyaknya mahasiswa yang mengikuti program exchange, diharapkan kualitas akademik dan daya saing global mahasiswa UGM semakin meningkat. Program seperti ini menjadi langkah maju dalam mencetak generasi penerus yang berwawasan internasional. Kisah Brandon ini sejalan dengan tujuan global atau SDGs pada poin ke-4 : Pendidikan Bermutu dan poin ke-17 : Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan. 

Penulis : Rafi Sukma Aulia

Editor 1 : Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han)

Editor 2 : Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc.

Kolaborasi Akademik: Departemen Perikanan UGM Hadir dalam Kuliah Tamu di Universitas Lampung

BeritaNews Friday, 14 March 2025

Departemen Perikanan Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menunjukkan komitmennya dalam pengembangan ilmu perikanan dengan berpartisipasi dalam kuliah tamu bertajuk “Manajemen Kesehatan Udang: Kajian Mikrobiom Bakteri Probiotik untuk Budidaya Udang”. Acara ini diselenggarakan oleh Jurusan Perikanan dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada Selasa, 25 Februari 2025, dengan menghadirkan Dr. Desy Putri Handayani, S.Pi, sebagai narasumber utama. Kuliah tamu ini bertujuan untuk memperkaya pemahaman mahasiswa dan praktisi perikanan mengenai peran mikrobiom dan probiotik dalam meningkatkan kesehatan udang. Sebagai bagian dari Departemen Perikanan UGM, Dr. Desy Putri Handayani, S.Pi. memiliki keahlian dalam bidang penyakit ikan. Dalam sesi pemaparannya, beliau menjelaskan konsep dasar mikrobiom dalam ekosistem budidaya udang serta bagaimana penggunaan bakteri probiotik dapat meningkatkan ketahanan udang terhadap penyakit. Hasil riset yang dilakukan oleh Departemen Perikanan UGM juga dipaparkan sebagai bukti ilmiah mengenai efektivitas pendekatan berbasis mikrobiom dalam menjaga keseimbangan ekosistem tambak.

Departemen Perikanan UGM memiliki peran penting dalam pengembangan teknologi berbasis mikrobiom untuk sektor akuakultur. Melalui kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, departemen ini terus mengembangkan inovasi yang dapat diterapkan secara langsung dalam industri perikanan. Oleh karena itu, partisipasi dalam kuliah tamu ini merupakan salah satu bentuk kontribusi nyata UGM dalam mendukung pengembangan sektor perikanan nasional, khususnya dalam aspek manajemen kesehatan udang. Antusiasme peserta dalam kuliah tamu ini sangat tinggi, terbukti dari kehadiran berbagai kalangan, termasuk mahasiswa, praktisi budidaya, penyuluh perikanan, serta perwakilan instansi pemerintah yang berkaitan dengan sektor perikanan. Banyak peserta yang tertarik dengan penelitian yang dilakukan oleh Departemen Perikanan UGM mengenai pemanfaatan mikrobiom dalam budidaya udang. Diskusi interaktif yang terjadi menunjukkan besarnya minat terhadap pendekatan berbasis mikrobiom sebagai solusi dalam industri perikanan.

Menurut Dr. Desy Putri Handayani, S.Pi, kuliah tamu semacam ini sangat penting sebagai sarana berbagi ilmu dan pengalaman antara akademisi, mahasiswa, dan praktisi. Beliau menekankan bahwa Departemen Perikanan UGM akan terus berkontribusi dalam pengembangan ilmu perikanan melalui berbagai penelitian inovatif serta kolaborasi dengan berbagai pihak. Partisipasi dalam kuliah tamu ini juga diharapkan dapat membuka peluang kerja sama lebih luas antara UGM dan institusi lainnya dalam riset serta implementasi teknologi di bidang akuakultur. Secara keseluruhan, kuliah tamu ini memberikan wawasan yang mendalam mengenai pentingnya manajemen kesehatan udang berbasis mikrobiom dan probiotik. Dengan semakin berkembangnya penelitian di bidang ini, Departemen Perikanan UGM diharapkan dapat terus menjadi pusat unggulan dalam riset dan inovasi akuakultur di Indonesia. Ke depan, UGM akan terus berperan aktif dalam mendukung pengembangan ilmu dan teknologi di bidang perikanan guna menciptakan industri yang lebih berkelanjutan. Kolaborasi akademik ini sejalan dengan tujuan global atau SDGs pada poin ke-4 : Pendidikan Bermutu, poin ke-9 : Infrastruktur, Industri dan Inovasi, poin ke-14 : Menjaga Ekosistem Laut, dan poin ke-17 : Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan.

Penulis : Rafi Sukma Aulia

Editor 1: Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han)

Editor 2: Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc. 

Pelatihan Budidaya Cacing Sutra: Langkah Menuju Perikanan Berkelanjutan di UGM

Berita Friday, 7 March 2025

Pada tanggal 11 Februari 2025, Departemen Perikanan Universitas Gadjah Mada (UGM) mengadakan pelatihan budidaya cacing sutra bagi tenaga kependidikan (tendik). Kegiatan ini menghadirkan narasumber Dr. Senny Helmiati, S.Pi., M.Sc., yang merupakan dosen departemen perikanan UGM dengan bidang keahlian di bidang pakan ikan. Pelatihan ini bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan limbah dari Instalasi Media Budidaya (IMB) sebagai media budidaya cacing sutra. Cacing sutra memiliki nilai ekonomis tinggi karena menjadi pakan alami yang kaya akan protein bagi ikan air tawar. Dengan meningkatnya permintaan, pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan peserta dalam membudidayakan cacing sutra secara efektif dan berkelanjutan.

Cacing sutra berperan penting dalam industri perikanan karena kandungan proteinnya yang tinggi, berkisar antara 40-50%. Pakan alami ini sangat diminati oleh pembudidaya ikan karena dapat meningkatkan pertumbuhan dan kesehatan ikan. Namun, ketersediaan cacing sutra di alam semakin terbatas akibat faktor lingkungan dan eksploitasi berlebihan. Oleh karena itu, budidaya cacing sutra menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan pasar sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem. Dalam pelatihan ini, peserta diberikan pemahaman tentang siklus hidup cacing sutra, teknik budidaya, serta cara memanfaatkan limbah sebagai media budidaya yang efisien.

Pelatihan ini juga membahas metode budidaya cacing sutra di lahan sawah yang memerlukan persiapan khusus. Peserta diajarkan cara menyiapkan tanah dengan kedalaman 30-50 cm serta pembuatan pembatas menggunakan mulsa. Tanah yang digunakan harus dicangkul dan dicampur dengan pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan serta menghilangkan patogen berbahaya. Setelah itu, lahan digenangi air setinggi 3-5 cm untuk menciptakan lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan cacing sutra. Selain itu, dipasang paranet di atas lahan untuk melindungi cacing dari paparan sinar matahari langsung dan curah hujan yang tinggi.

Salah satu aspek penting dalam budidaya cacing sutra adalah pemberian pakan yang tepat. Cacing sutra diberi pakan berupa campuran bahan organik seperti kotoran burung, dedak, limbah tahu telah difermentasi selama 7-14 hari dengan probiotik. Pakan ini diberikan secara rutin 1-2 kali sehari dengan takaran 100-200 mL per meter persegi. Metode ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas cacing dan memastikan pertumbuhannya tetap optimal. Dengan manajemen pakan yang baik, cacing sutra dapat berkembang biak dengan cepat dan menghasilkan panen yang melimpah.

Peserta pelatihan juga diberikan penjelasan mengenai teknik pemanenan cacing sutra yang efisien. Cacing dapat dipanen setelah berusia 40-45 hari dengan metode panen parsial. Metode ini memungkinkan peternak untuk mengambil sekitar 80% dari populasi cacing, sementara sisanya dibiarkan berkembang untuk siklus budidaya berikutnya. Setelah dipanen, cacing sutra harus dibersihkan dengan cara direndam dalam air bersih sebelum dijual atau digunakan kembali untuk pembiakan. Teknik ini memastikan cacing dalam kondisi bersihdan siap digunakan sebagai pakan ikan berkualitas tinggi.

Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan tenaga kependidikan Departemen Perikanan UGM dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam praktik budidaya cacing sutra. Selain sebagai bentuk pemanfaatan limbah organik, budidaya ini juga memiliki potensi ekonomi yang menjanjikan bagi masyarakat. Dengan keterampilan yang diperoleh, peserta dapat mengembangkan budidaya cacing sutra secara mandiri atau mengajarkannya kepada mahasiswa serta komunitas perikanan. Ke depannya, pelatihan semacam ini diharapkan dapat terus dilakukan guna meningkatkan inovasi dalam bidang perikanan yang berkelanjutan. Pelatihan ini sejalan dengan tujuan global atau SDGs pada poin ke-4 : Pendidikan Bermutu, poin ke-7 : Energi Bersih dan Terjangkau, poin ke-11 : Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan, poin ke-15 : Menjaga Ekosistem Darat. 

Penulis : Rafi Sukma Aulia

Editor 1 : Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc.

Editor 2 : Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han)

Perjalanan Nicholas Sidharta: Perjuangan dan Dedikasi Dari Startup Perikanan hingga Wisudawan Terbaik

BeritaNews Friday, 28 February 2025

Nicholas Sidharta berhasil meraih predikat wisudawan terbaik tingkat Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada (UGM). Dalam studinya di Magister Ilmu Perikanan (MIP) UGM, ia memilih peminatan Manajemen Sumberdaya Akuatik (MSA). Keputusan ini diambil karena relevansinya dengan startup yang ia bangun di bidang perikanan tangkap. Dari berbagai peminatan yang tersedia, MSA adalah yang paling selaras dengan minat serta fokusnya dalam mengembangkan sektor perikanan yang berkelanjutan dan efisien. Dengan latar belakang ini, ia mampu mengaplikasikan ilmunya secara langsung dalam dunia industri.

Nicholas tidak mempunyai latar belakang pendidikan formal kelautan dan perikanan sebelum masuk MIP, karena Nicholas menyandang gelar sarjana teknik nuklir. Kesadaran dan pemahamannya tentang potensi kelautan dan perikanan yang besar di Indonesia, menginspirasi Nicholas untuk mengambil bidang ilmu kelauatan dan perikanan untuk jenjang magisternya. Nicholas menyelsaikan program magister di Prodi MIP selama satu tahun satu bulan. Selama menjalani perkuliahan dan menyusun tesis, Nicholas menyamakan proses ini dengan lari maraton, yang membutuhkan stamina kuat dan perencanaan matang. Untuk menjaga konsistensi, ia menetapkan target sekitar delapan jam kerja bersih per hari, yang dibagi dalam beberapa sesi, biasanya 3-4 jam per sesi. Selain itu, ia menerapkan sistem timeline dan to-do list yang membantu dalam mengalokasikan waktu secara efektif. Dengan strategi ini, ia dapat bekerja secara terorganisir serta menghindari tekanan yang berlebihan saat menghadapi tenggat waktu akademik.

Mendapatkan gelar sebagai wisudawan terbaik adalah suatu kehormatan besar bagi Nicholas. Namun, ia menegaskan bahwa sejak awal, penghargaan bukanlah target utamanya. Fokus utamanya adalah belajar dengan maksimal dan memberikan yang terbaik dalam setiap proses yang dijalaninya. Menurutnya, keberhasilan ini bukan hanya hasil kerja keras dirinya sendiri, tetapi juga berkat dukungan dari orang-orang terdekat, termasuk keluarga, dosen, guru, dan teman-teman yang selalu memberikan motivasi dan dorongan selama masa studi.

Dalam mengimbangi kehidupan pribadi dan akademik, Nicholas mengadopsi filosofi yang diambil dari buku Disciplined Storytelling karya Toronata Tambun. Ia percaya bahwa kesuksesan dalam studi berawal dari ketidakpuasan terhadap keadaan saat ini, perencanaan yang matang, dan eksekusi yang baik. Ketidakpuasan akan mendorong seseorang untuk terus maju dan menyelesaikan tantangan yang ada, dalam hal ini menyelesaikan tesis. Sementara itu, perencanaan dan eksekusi yang baik akan memastikan bahwa setiap langkah yang diambil tetap berada di jalur yang benar, sehingga keseimbangan antara akademik dan kehidupan pribadi tetap terjaga. Ke depan, Nicholas berharap agar Magister Ilmu Perikanan UGM terus berkembang menjadi institusi yang semakin berkontribusi dalam mencetak generasi penerus di bidang perikanan. Salah satu harapannya adalah agar MIP memperluas koneksi dengan industri perikanan, sehingga mahasiswa dapat memperoleh lebih banyak wawasan praktis serta kesempatan kerja yang lebih luas. Selain itu, ia juga berharap agar MIP dapat berkembang menjadi fakultas tersendiri, sehingga dampak dan kontribusinya dalam dunia akademik dan industri perikanan semakin besar.

Predikat sebagai wisudawan terbaik tingkat departemen yang diraih oleh Nicholas Sidharta menjadi bukti bahwa kerja keras, perencanaan yang baik, serta dukungan dari lingkungan sekitar dapat membawa seseorang mencapai prestasi yang luar biasa. Semoga pencapaiannya ini dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk terus berusaha dan mengembangkan potensi mereka, baik dalam bidang akademik maupun profesional. Dengan semangat dan dedikasi, setiap mahasiswa memiliki peluang untuk meraih kesuksesan dalam bidang yang mereka tekuni. Kisah inspiratif wisudawan terbaik ini sejalan dengan tujuan global atau SDGs pada poin ke-4 :Pendidikan Bermutu, Poin ke-10 : Mengurangi Ketimpangan, dan Poin ke-17 : Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan. 

Penulis : Rafi Sukma Aulia

Editor : Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han)

Inovasi Zero Waste Rumput Laut Cokelat: Prof. Alim Isnansetyo Sabet Penghargaan Bergengsi ASEAN

BeritaNews Friday, 14 February 2025

Hitachi Global Foundation Asia Innovation Award merupakan program penghargaan bergengsi yang diluncurkan pada tahun 2020. Program ini bertujuan untuk mendorong perkembangan sains, teknologi, dan inovasi yang mampu berkontribusi dalam menyelesaikan masalah sosial serta membangun masyarakat yang berkelanjutan di kawasan ASEAN. Penghargaan ini diberikan kepada individu maupun kelompok yang memiliki pencapaian luar biasa dalam penelitian dan pengembangan (R&D) di bidang sains dan teknologi. Selain itu, aspek visi mengenai masyarakat masa depan yang ideal serta rencana implementasi sosial untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) menjadi faktor penting dalam penilaian. Pada tahun fiskal 2024, penghargaan ini melibatkan peserta dari 26 universitas dan lembaga penelitian di enam negara ASEAN, yaitu Kamboja, Indonesia, Laos, Myanmar, Filipina, dan Vietnam. Fokus utama penghargaan tahun ini adalah kontribusi terhadap Tujuan SDGs ke-12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab) serta Tujuan SDGs ke-13 (Aksi Iklim).

Dalam ajang penghargaan tersebut, Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc. dari Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada (UGM), berhasil meraih penghargaan tertinggi, yaitu Best Innovation Award. Penghargaan ini merupakan bentuk pengakuan atas inovasi luar biasa yang dikembangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh beliau. Dengan berbagai peserta dari enam negara ASEAN, hanya satu orang yang berhak mendapatkan penghargaan Best Innovation Award, menjadikannya pencapaian yang sangat prestisius. Selain kategori tersebut, terdapat pula kategori lain seperti Outstanding Innovation Award dan Encouragement Award, yang diberikan kepada beberapa peserta dengan kontribusi signifikan dalam bidangnya masing-masing. Keberhasilan Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc. menandakan pengakuan internasional terhadap penelitian dan inovasi yang dikembangkan oleh akademisi Indonesia.

Penelitian yang diangkat oleh Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc. berjudul “Zero Waste Process of Brown Seaweed for Environmentally Friendly Aquaculture Disease Control and Bio Fertilizer Production.” Inovasi ini mengembangkan pendekatan berbasis nol limbah dalam pemanfaatan rumput laut coklat untuk mengendalikan penyakit dalam budidaya perikanan yang ramah lingkungan serta produksi pupuk hayati. Teknologi ini tidak hanya berkontribusi terhadap peningkatan efisiensi dalam sektor perikanan dan pertanian, tetapi juga mendukung prinsip keberlanjutan lingkungan. Dengan memanfaatkan sumber daya alam secara optimal, penelitian ini membantu mengurangi limbah dan mendorong penggunaan bahan alami yang lebih ramah lingkungan.

Keunggulan dari penelitian ini terletak pada pendekatan zero waste, di mana seluruh bagian dari rumput laut coklat dimanfaatkan tanpa menyisakan limbah yang merugikan lingkungan. Produk yang dihasilkan dari inovasi ini dapat diterapkan di berbagai sektor, terutama dalam industri perikanan dan pertanian. Dalam budidaya perikanan, senyawa bioaktif yang dihasilkan dari rumput laut dapat berfungsi sebagai agen pengendalian penyakit alami, menggantikan penggunaan bahan kimia atau antibiotik yang berpotensi mencemari lingkungan perairan. Selain itu, pupuk hayati yang dihasilkan dari proses ini dapat meningkatkan produktivitas pertanian secara berkelanjutan.

Dalam pernyataannya, Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc. berharap agar inovasi-inovasi anak bangsa dapat lebih banyak diaplikasikan di masyarakat. Ia menekankan bahwa inovasi seperti yang ia kembangkan dapat memberikan manfaat besar bagi pelaku sektor perikanan, seperti pembudidaya ikan dan petani. Namun, ia juga menggarisbawahi perlunya dukungan dari pemerintah dalam pengembangan teknologi agar inovasi-inovasi tersebut dapat bernilai ekonomi tinggi dan berkontribusi pada pembangunan industri perikanan serta pertanian yang lebih maju dan berkelanjutan. Dengan adanya dukungan yang memadai, teknologi berbasis keberlanjutan seperti ini dapat menjadi solusi yang lebih luas untuk tantangan di sektor perikanan dan pertanian.

Keberhasilan ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi Universitas Gadjah Mada, tetapi juga bagi Indonesia secara keseluruhan. Penghargaan ini menunjukkan bahwa inovasi yang dikembangkan di dalam negeri memiliki daya saing di tingkat internasional. Selain itu, pencapaian ini diharapkan dapat menginspirasi lebih banyak akademisi, peneliti, dan mahasiswa untuk terus berinovasi serta berkontribusi dalam penyelesaian permasalahan sosial dan lingkungan melalui penelitian berbasis sains dan teknologi. Dengan semangat kolaborasi dan dukungan yang berkelanjutan, Indonesia dapat terus mencetak inovasi-inovasi unggul yang bermanfaat bagi masyarakat dan dunia.

Penulis : Rafi Sukma Aulia

Editor : Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han) 

SinnTech 21: Explores the Future of Lobster and Crayfish Fisheries

News Friday, 7 February 2025

Yogyakarta, Indonesia – On January 30, 2025, the Department of Fisheries, Universitas Gadjah Mada (UGM) successfully hosted the 21th SinnTech Webinar, a monthly webinar series, focusing on the theme of lobster and crayfish. The event attracted a diverse audience, including students, faculty members, and representatives from fisheries agencies, research institutions, and universities across Indonesia.

The webinar was officially opened by Prof. Subejo, S.P., M.Sc., Ph.D., Vice Dean of the Faculty of Agriculture at UGM, who emphasized the importance of research and policy discussions in ensuring the sustainability of aquatic resources. Moderated by Mgs. Muhammad Prima Putra, S.Pi., M.Sc., Ph.D., a faculty member from the Fisheries Department UGM, the webinar featured two distinguished speakers with expertise in lobster and crayfish conservation.

In the first session Anes Dwi Jayanti, S.Pi., M.Agr. delivered the sustainability of puerulus and spiny lobster fisheries. The presentation highlighted the ecological role of puerulus—the larval stage of spiny lobsters—and the challenges associated with balancing wild harvest with conservation efforts. Key strategies for sustainable fisheries management were discussed, including improved monitoring, responsible aquaculture practices, and international cooperation to regulate spiny lobster trade.

The second session featured Assoc. Prof. Bláha Martin, Ph.D., who provided insights into native and invasive crayfish species: Their implications for Indonesian biodiversity. The discussion emphasized the ecological significance of crayfish in freshwater ecosystems, their role in nutrient cycling, and the impact of invasive species on local aquatic biodiversity. Ongoing research at South Bohemia University was also introduced, offering collaboration opportunities for Indonesian researchers interested in aquatic conservation and invasive species management.

The discussions sparked strong engagement from the audience, who participated actively in a dynamic Q&A session. Representatives from UGM and other institutions contributed thought-provoking questions and shared perspectives on local fisheries management. The enthusiasm extended beyond the event, with attendees proposing future webinar topics, reinforcing the importance of continuous dialogue on sustainable fisheries.

The event concluded with a certificate presentation for the speakers, followed by a group photo session. SinnTech 21 once again demonstrated its role as a vital platform for knowledge exchange, fostering collaboration between academia, industry, and policymakers.

 

This discussion aligns with several United Nations Sustainable Development Goals (SDGs), particularly SDG 14 (Life Below Water), which advocates for the conservation and sustainable use of marine resources, and SDG 15 (Life on Land), which emphasizes the protection of biodiversity, including freshwater ecosystems. Additionally, SDG 17 (Partnerships for the Goals) is reflected in the webinar’s encouragement of cross-institutional research collaborations. By addressing the ecological and economic dimensions of fisheries, the 21th SinnTech Webinar contributes to global efforts in sustainable resource management and environmental protection.

Penulis : Galuh Wulanuari

 

Editor: Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc

Sukacita Natal di Kampus : Harmoni Bahagia dan Berkat Bagi Mahasiswa di Tengah Keberagaman

BeritaNews Friday, 10 January 2025

Sabtu, 14 Desember 2024, menjadi hari yang istimewa bagi keluarga besar Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM). Pada hari itu, berlangsung perayaan Natal yang dihadiri oleh mahasiswa, dosen, dosen purna tugas, staf kampus, alumni, serta keluarga besar fakultas. Acara ini diselenggarakan dengan penuh semangat sukacita di aula fakultas, melibatkan Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) dan Keluarga Mahasiswa Katolik (KMK) sebagai penyelenggara utama. Vira Virginia Eka Putri, seorang mahasiswa program studi Manajemen Sumberdaya Akuatik (MSA) Departemen Perikanan UGM, membagikan kesannya tentang makna Natal yang menurutnya adalah kesempatan untuk merayakan sukacita bersama saudara seiman, terutama di lingkungan kampus.

Hal yang menarik dari perayaan Natal tahun ini adalah gaya ibadah yang mencerminkan perpaduan unik antara tradisi Kristen dan Katolik. “Ibadahnya mirip seperti di gereja Kristen, tetapi khotbah dibawakan oleh seorang frater dari agama Katolik,” ungkap Vira. Menurutnya, kombinasi ini sangat tepat mengingat jemaat dan panitia acara merupakan gabungan dari PMK dan KMK. Sinergi ini menunjukkan keberagaman yang harmonis di Fakultas Pertanian, memberikan kesan mendalam bagi para peserta yang hadir. Tak hanya itu, acara ini juga menjadi momen untuk merefleksikan nilai-nilai kebersamaan dan toleransi di tengah perbedaan.

Persiapan acara Natal dimulai beberapa bulan sebelumnya dengan pembentukan panitia dari anggota PMK dan KMK. Setelah itu, panitia merencanakan detail acara seperti tanggal, tema, dan kebutuhan logistik dengan berkonsultasi kepada dosen penanggung jawab. Keterlibatan aktif berbagai pihak, termasuk dosen dan staf, menjadi kunci sukses acara ini. Semua elemen fakultas turut mendukung demi menciptakan suasana yang hangat dan penuh kebersamaan. Perencanaan matang ini menghasilkan rangkaian acara yang tidak hanya khidmat tetapi juga menghibur, seperti ibadah, tukar kado, serta berbagai permainan interaktif.

Bagi Vira, keikutsertaannya dalam perayaan Natal di kampus tahun ini memiliki alasan khusus. “Tahun ini saya tidak bisa pulang ke kampung halaman, jadi saya ikut merayakan Natal bersama teman mahasiswa lainnya di Faperta,” ujarnya. Menurutnya, acara seperti ini sangat penting karena mampu mengumpulkan mahasiswa Kristen dan Katolik dalam satu ruangan, sehingga mempererat tali persaudaraan antarumat Kristiani. Kehadiran berbagai pihak dari latar belakang yang berbeda juga memberikan nuansa kekeluargaan yang begitu terasa. Bagi mahasiswa yang jauh dari keluarga, momen seperti ini menjadi sangat berarti.

Vira memberikan apresiasi tinggi terhadap pelaksanaan acara Natal tahun ini. “Acara dan ibadahnya seru, ada tukar kado dan games, makanannya juga enak dan banyak jenisnya,” katanya dengan antusias. Ia berharap perayaan Natal di kampus bisa terus dipertahankan dan bahkan ditingkatkan kualitasnya di tahun-tahun mendatang. Sukacita dan kebersamaan yang dirasakan selama acara menjadi bukti bahwa Natal di kampus mampu menghadirkan kehangatan dan memperkuat relasi antarsesama. Dengan persiapan yang baik dan semangat kebersamaan, Natal di Fakultas Pertanian UGM tahun ini meninggalkan kesan mendalam bagi semua yang hadir. Kegiatan perayaan natal di kampus ini juga mendukung tujuan global atau SDGs pada poin ke-4 : Pendidikan Bermutu serta poin ke-16 : Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan Yang Kuat.

Penulis : Rafi Sukma Aulia

Editor 1: Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han)

Editor 2 : Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc.

Tim Citra Departemen Perikanan UGM Sambangi SMA, Dorong Generasi Muda Raih Masa Depan Gemilang

BeritaNews Saturday, 21 December 2024

Tim Citra Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada (UGM) yang terdiri dari Mgs. Muhammad Prima Putra, S.Pi., M.Sc., Ph.D., Dr. Ratih Ida Adharini, S.Pi., M.Si., Dr. Desy Putri Handayani, S.Pi., Anes Dwi Jayanti, S.Pi., M.Agr., Eko Hardianto, S.Pi., M.Si., M.Sc., Ph.D., Dr. Ega Adhi Wicaksono, S.Pi., Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si (Han), Dr. Olivia Yofananda, S.TP., dan Dr. drh. Nur Lailatul Fitrotun Nikmah, sukses menyapa ratusan pelajar di lima SMA di Jawa Tengah. Misi Tim Citra Perikanan UGM adalah memperkenalkan Universitas Gadjah Mada, khususnya Departemen Perikanan, dengan cara yang inspiratif dan informatif. Semangat memotivasi generasi muda, tim ini memberikan informasi mulai dari proses seleksi masuk UGM, keunggulan program studi, hingga peluang beasiswa dan pertukaran pelajar yang ditawarkan oleh universitas ternama ini.

Kunjungan yang berlangsung selama sepekan, Tim Citra Perikanan UGM berhasil mengunjungi lima SMA berikut: SMAN 1 dan 2 Wonosari pada 4 dan 5 Desember 2024; SMA IT Ibnu Abbas Putra dan Putri pada 9 Desember 2024, SMAN 2 Boyolali pada 10 Desember 2024 dan SMAN 1 Karang Anom pada 11 Desember 2024. Setiap kunjungan diisi dengan presentasi dinamis, diskusi interaktif, dan sesi tanya jawab yang menggugah rasa ingin tahu siswa. Tim juga berbagi pengalaman pribadi mereka sebagai mahasiswa UGM, yang membuat suasana lebih hidup dan inspiratif.

Tim Citra Perikanan UGM mengupas tuntas Departemen Perikanan yang memiliki tiga program studi unggulan untuk program sarjana diantaranya Program Studi Akuakultur yang mengajarkan cara membudidayakan organisme perairan secara berkelanjutan. Mahasiswa akan mempelajari teknologi mutakhir dan praktik akuakultur modern. Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik (MSA) yang fokus pada pengelolaan sumber daya perairan secara optimal, mulai dari konservasi ekosistem hingga bioteknologi perikanan. Program Studi Teknologi Hasil Perikanan (THP) yang berfokus pada hasil perikanan untuk meningkatkan nilai tambah, dengan penekanan pada inovasi produk dan keamanan pangan. Salah satu program andalan Perikanan UGM yang juga dipaparkan oleh tim citra adalah Program Fast Track, yang memungkinkan mahasiswa meraih gelar Sarjana (S.Pi) dan Magister (M.Sc) hanya dalam waktu lima tahun. Program ini dirancang bagi mereka yang bercita-cita menjadi ahli perikanan yang inovatif.

Tim Citra Perikanan UGM juga memaparkan terkait peluang beasiswa seperti KIP, PBSB, beasiswa unggulan, Tanoto Foundation, Karya Salemba Empat, Bank BTN dan Bank BCA. Mahasiswa Departemen Perikanan UGM juga berpeluang mengikuti program pertukaran pelajar ke universitas mitra di berbagai negara, memperluas wawasan dan jejaring global melalui program AIMS. Beberapa universitas luar negeri yang sudah bekerja sama dengan Departemen Perikanan UGM untuk pertukaran pelajar diantaranya Chulalongkorn University, Kasetsart University, Tokyo University of Agriculture Technology, Universitas Putra Malaysia, Ibaraki University, The University of Queensland, University of Missouri, Yamagata University, Shizuoka University, Chiba University, Yamaguchi University. 

Kunjungan sekolah ini disambut hangat oleh siswa-siswi yang antusias menyimak presentasi dan bertanya tentang peluang studi di UGM. Menyemai Harapan untuk Masa Depan, koordinator Tim Citra Perikanan UGM yakni Dr. Desy Putri Handayani, S.Pi. menyampaikan, “Kami berharap kegiatan ini dapat membantu siswa memahami pentingnya pendidikan tinggi dan memberi mereka motivasi untuk meraih mimpi. Kami juga ingin terus menjalin kerja sama dengan sekolah-sekolah untuk berbagi informasi akademik.”

Dengan keberhasilan kegiatan ini, Tim Citra Departemen Perikanan UGM tidak hanya memperkenalkan UGM sebagai institusi pendidikan unggulan, tetapi juga menyemangati generasi muda untuk terus bermimpi besar dan berkontribusi bagi bangsa. Kegiatan ini juga mendukung dalam tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs) pada poin SDG 4: Pendidikan Berkualitas; SDG 5: Kesetaraan Gender; SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi; SDG 16: Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh; serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Penulis: Dr. drh. Nur Lailatul Fitrotun Nikmah, Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.

12
Universitas Gadjah Mada

Departemen Perikanan Fakultas Pertanian

Universitas Gadjah Mada
Gedung A4, Jl. Flora, Bulaksumur,Yogyakarta, 55281
 +62274-551218
 fish@ugm.ac.id

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY