• Tentang UGM
  • Faperta
  • DSSDI
  • Perpustakaan
  • LPPM
  • Languages
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Pertanian
Departemen Perikanan
  • Profil
    • Staff
    • Tentang Kami
    • Struktur Organisasi
    • Kerja Sama
  • Akademik
    • Program Studi Akuakultur
    • Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik
    • Program Studi Teknologi Hasil Perikanan
    • Program Studi Magister Ilmu Perikanan
  • Berita
  • Fasilitas
    • Laboratorium
    • Inkubator Mina Bisnis
    • Unit Bisnis delifiZ
  • Kemahasiswaan
    • KMIP
    • Bahari Pers
    • Selam Perikanan
  • Beranda
  • News
Arsip:

News

Sinergi untuk Masa Depan : Bangun Kerja Sama Berkelanjutan, FPIK UNAIR Sambangi Departemen Perikanan UGM

BeritaNews Friday, 2 May 2025

Pada hari Selasa, 29 April 2025, Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPIK) Universitas Airlangga (UNAIR) melaksanakan kunjungan resmi ke Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada (UGM). Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya bersama untuk mempererat hubungan kelembagaan dan memperkuat kolaborasi strategis antar institusi di bidang perikanan dan kelautan. Delegasi FPIK UNAIR disambut hangat oleh jajaran pimpinan serta sivitas akademika Departemen Perikanan UGM. Pertemuan ini menjadi momentum penting untuk mengevaluasi capaian kerja sama sebelumnya sekaligus membahas pengembangan kerja sama ke depan yang lebih terukur dan berdampak. Salah satu fokus utama dalam kunjungan ini adalah melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program kerja sama yang telah dijalankan antara FPIK UNAIR dan Departemen Perikanan UGM. Kedua pihak secara terbuka membahas berbagai pencapaian yang telah diraih, termasuk dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Tidak hanya keberhasilan yang menjadi sorotan, namun juga kendala dan tantangan yang dihadapi selama pelaksanaan program turut menjadi bahan diskusi. Evaluasi ini bertujuan untuk memperbaiki mekanisme kerja sama ke depan serta meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan program.

Selain evaluasi program kerja sama yang telah berjalan, kunjungan ini juga diarahkan untuk mengidentifikasi berbagai peluang baru dalam pengembangan kolaborasi. Melalui diskusi yang konstruktif, muncul berbagai gagasan inovatif seperti program pertukaran mahasiswa dan dosen, kolaborasi riset unggulan di bidang akuakultur dan konservasi, serta pengembangan kurikulum bersama. Peluang-peluang tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan kualitas akademik, riset, dan pengabdian masyarakat, sekaligus memperkuat posisi kedua institusi di tingkat nasional maupun internasional. Kunjungan ini juga difokuskan pada upaya mempererat hubungan kelembagaan antara FPIK UNAIR dan Departemen Perikanan UGM. Melalui komunikasi langsung antar pimpinan fakultas dan departemen, dibahas rencana penguatan jaringan kerja sama jangka menengah. Diskusi ini meliputi strategi membangun kemitraan akademik yang lebih erat, berbagi sumber daya, serta sinergi dalam pengembangan program-program unggulan di bidang perikanan berkelanjutan. Hubungan yang kokoh ini diharapkan menjadi fondasi kuat bagi kolaborasi yang lebih luas dan berkelanjutan di masa depan.

Sebagai bentuk tindak lanjut konkret dari pertemuan ini, kedua pihak menyepakati penyusunan langkah strategis dan timeline pelaksanaan kerja sama lanjutan. Penyusunan rencana tersebut dilakukan dengan pendekatan yang sistematis, berorientasi pada hasil, dan dilengkapi dengan indikator pencapaian yang jelas. Beberapa rencana aksi yang disusun antara lain meliputi penyelenggaraan seminar dan workshop bersama, pelaksanaan penelitian kolaboratif, serta pertukaran staf pengajar dan mahasiswa. Dengan perencanaan yang matang, diharapkan kerja sama ini mampu menghasilkan dampak yang nyata dan berkelanjutan. Secara keseluruhan, kunjungan FPIK UNAIR ke Departemen Perikanan UGM pada 29 April 2025 ini mencerminkan semangat kolaboratif yang kuat di antara kedua institusi. Melalui evaluasi program, identifikasi peluang baru, penguatan hubungan kelembagaan, serta penyusunan strategi kerja sama yang konkret, diharapkan kemitraan ini dapat menjadi model kolaborasi antarfakultas di Indonesia. Dengan sinergi yang semakin solid, FPIK UNAIR dan Departemen Perikanan UGM optimistis dapat bersama-sama berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, serta kesejahteraan masyarakat perikanan dan kelautan di masa depan. Kujungan FPIK UNAIR ke Departemen Perikanan UGM ini sejalan dengan tujuan global atau SDGs pada poin ke-4 : Pendidikan Bermutu dan poin ke-17 : Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan

Penulis : Rafi Sukma Aulia

Editor : Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han)

SinnTech 24 Soroti Pemanfaatan Bahan Lokal untuk Pakan Ikan: Solusi Berkelanjutan bagi Akuakultur

BeritaNews Friday, 2 May 2025

Yogyakarta, 30 April 2025 – Webinar bertajuk “Utilization of Local Raw Materials for Fish Feed: A Sustainable Solution for Aquaculture” sukses diselenggarakan dalam rangkaian kegiatan SinnTech 24. Kegiatan ini diikuti oleh puluhan peserta yang terdiri dari akademisi dan staf dari berbagai institusi perikanan dan kelautan di Indonesia. Webinar ini menjadi wadah diskusi ilmiah mengenai upaya pemanfaatan bahan baku lokal untuk mendukung keberlanjutan dalam industri pakan akuakultur.

Acara ini menghadirkan dua narasumber ahli yang membagikan wawasan terkait inovasi bahan baku pakan ikan alternatif. Narasumber pertama, Associate Professor Dr. Ainulyakin H. Imlani, dari Mindanao State University Tawi-Tawi College of Technology and Oceanography menyampaikan materi berjudul “Potential Alternative Indigenous Aquaculture Feed Stuffs”. Dalam paparannya, Dr. Ainulyakin menekankan bahwa ketergantungan terhadap bahan pakan konvensional seperti fishmeal dan soybean meal tidak lagi berkelanjutan karena ketersediaannya yang semakin terbatas akibat overfishing dan alih fungsi lahan. Dr. Ainulyakin mengenalkan berbagai bahan pakan lokal seperti tanaman, serangga, alga, serta produk samping agro-industri—termasuk palm kernel cake dan brewer’s spent grain—yang dinilai bernutrisi tinggi dan ekonomis untuk digunakan sebagai bahan pakan ikan.

Sementara itu, narasumber kedua, Dr. Senny Helmiati, S.Pi., M.Sc., dari Departement Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada memaparkan hasil risetnya dalam presentasi bertajuk “Exploration of Local Ingredient for Aquafeed in Indonesia”. Dr. Senny Helmiati menyoroti potensi bahan bahan lokal dari serangga serta tanaman untuk menjadi alternatif bahan pakan ikan. Salah satu hal yang disampaikan mengenai larva Black Soldier Fly (BSF) sebagai sumber protein alternatif yang sangat menjanjikan. Berdasarkan data yang disajikan, media budidaya seperti bungkil inti sawit, ampas kopi, limbah roti, hingga limbah fermentasi mampu menghasilkan maggot dengan kandungan nutrisi yang bervariasi dan tinggi, terutama dalam aspek protein, lemak, dan energi. Penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan limbah organik lokal dapat menjadi solusi ganda: mengurangi limbah dan menghasilkan bahan pakan berkualitas.

Topik webinar ini memiliki korelasi kuat dengan agenda global Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 2: Zero Hunger, SDG 12: Responsible Consumption and Production, dan SDG 14: Life Below Water. Pemanfaatan bahan lokal dan limbah organik untuk pakan ikan tidak hanya mendukung ketahanan pangan, tetapi juga membantu pelestarian ekosistem laut serta mendorong praktik produksi dan konsumsi yang bertanggung jawab. Webinar ini menunjukkan bahwa inovasi berbasis kearifan lokal dan sumber daya terbarukan menjadi kunci menuju sistem akuakultur yang lebih berkelanjutan.

Penulis : Galuh Wulanuari

Editor : Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si (Han), Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.

DKP Bantul Gandeng UGM untuk Pendampingan Demplot Perikanan dan Tambak Garam

BeritaNews Friday, 25 April 2025

Yogyakarta, 21 April 2025 — Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Bantul melakukan kunjungan ke Departemen Perikanan Universitas Gadjah Mada (UGM). Kunjungan ini dilaksanakan untuk membahas rencana kerja sama pendampingan teknis dalam program pengembangan demplot perikanan dan tambak garam di wilayah pesisir Bantul.

Pertemuan ini menjadi tindak lanjut dari permohonan resmi DKP Bantul kepada UGM untuk mendampingi beberapa kegiatan strategis. Program strategis potensial yaitu percobaan demplot pendederan benih bening lobster (BBL), pembesaran udang vaname, bandeng, serta pengelolaan tambak garam. Program-program tersebut dirancang sebagai bagian dari upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir, terutama dalam menyambut tuntasnya pembangunan jalur selatan-selatan yang diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan pesisir.

DKP Bantul sangat mengapresiasi respons positif dari Departemen Perikanan UGM dengan berharap kedepannya kegiatan ini tidak hanya memberikan hasil nyata di lapangan, tetapi juga berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi terkini. Sebagai langkah awal, DKP Bantul telah menunjuk Anes Dwi Jayanti, S.Pi., M.Agr., dosen perikanan UGM sebagai salah satu tim ahli yang akan mendampingi pelaksanaan kegiatan tersebut. Anes Dwi Jayanti, S.Pi., M.Agr. diharapkan dapat menjadi penghubung dalam koordinasi lebih lanjut dengan dosen dan peneliti lain dari Departemen Perikanan UGM pada program-progam transdisplin tersebut.

Anes Dwi Jayanti, S.Pi., M.Agr menyatakan bahwa menjadi tim ahli tentu bukan hal yang mudah, karena cakupan kegiatan cukup luas. Namun, kolaborasi tim dari Departemen Perikanan UGM akan menjadi kekuatan utama untuk mewujudkan pendampingan yang menyeluruh dan berdampak nyata. Departemen Perikanan UGM menyatakan kesiapan untuk menyediakan tim pendamping lintas bidang sesuai kebutuhan, sebagai bagian dari komitmen institusi dalam mendukung pengembangan wilayah berbasis riset dan teknologi.

Kolaborasi ini diharapkan dapat mempererat hubungan antara institusi pendidikan tinggi dan pemerintah daerah. Program-program yang disusun juga memastikan bahwa kebijakan dan kegiatan pembangunan yang dijalankan di tengah masyarakat berbasis data ilmiah dan pendekatan terapan yang berkelanjutan. Secara langsung, program ini turut mendukung pencapaian beberapa poin Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), di antaranya SDG 1 (Tanpa Kemiskinan) melalui peningkatan pendapatan masyarakat pesisir, SDG 2 (Tanpa Kelaparan) dengan penguatan sektor produksi perikanan dan pangan lokal, SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) melalui penciptaan lapangan kerja dan pengembangan ekonomi lokal, SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim) dengan pendekatan budidaya berkelanjutan, serta SDG 14 (Ekosistem Lautan) melalui pengelolaan sumber daya laut secara bertanggung jawab dan berbasis ilmu pengetahuan.

Penulis : Galuh Wulanuari
Editor : Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si.(Han)

Departemen Perikanan UGM Ikuti Kegiatan Syawalan Fakultas Pertanian

BeritaNews Thursday, 17 April 2025

Departemen Perikanan Universitas Gadjah Mada turut serta dalam kegiatan Syawalan Fakultas Pertanian UGM yang dilaksanakan pada Jumat, 11 April 2025. Kegiatan ini bertempat di Auditorium Harjono Danoesastro dan dihadiri oleh seluruh dosen, tenaga kependidikan, serta dosen purna tugas Fakultas Pertanian UGM. Syawalan ini sekaligus menjadi salah satu rangkaian dalam peringatan Dies Natalis Fakultas Pertanian UGM yang ke-79. Kegiatan ini bertujuan mempererat silaturahmi antar sivitas akademika setelah menjalani bulan Ramadhan.

Rangkaian acara Syawalan diawali dengan doa bersama sebagai ungkapan rasa syukur dan harapan untuk keberkahan di masa mendatang. Acara dilanjutkan dengan pembacaan ikrar Syawalan yang dipimpin oleh perwakilan fakultas. Momen simbolis pembukaan Dies Natalis ditandai dengan pengetukan kentongan berbentuk ikan, sebagai simbol semangat kolaborasi dan keberagaman dalam fakultas. Kegiatan kemudian diakhiri dengan sesi halal bi halal dan makan bersama yang berlangsung penuh kehangatan dan kekeluargaan.

Melalui kegiatan ini, diharapkan terjalin semangat kebersamaan yang semakin kuat antar civitas akademika, sekaligus memperkuat nilai-nilai kekeluargaan dan integritas. Syawalan juga menjadi momentum reflektif untuk terus mendukung pencapaian Tujuan SDGs, khususnya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 10: Berkurangnya Kesenjangan, dan SDG 16: Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh Dengan menjunjung nilai kebersamaan dan harmoni, Departemen Perikanan UGM siap berkontribusi aktif dalam mewujudkan lingkungan akademik yang inklusif dan berkelanjutan.

Penulis: Aurelie Firlana Salsabilla

Editor: Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc. dan Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han).

Menelusuri Teaching Farm Departemen Perikanan UGM: Inovasi dalam Edukasi dan Riset Akuakultur

BeritaNews Thursday, 17 April 2025

Teaching Farm merupakan salah satu fasilitas unggulan yang dimiliki oleh Laboratorium Akuakultur, Program Studi Akuakultur, Departemen Perikanan Universitas Gadjah Mada (UGM). Fasilitas ini dibangun sebagai sarana penunjang kegiatan akademik dan riset yang berfokus pada budidaya perikanan. Teaching Farm menjadi tempat yang ideal bagi mahasiswa untuk melaksanakan praktikum dan penelitian secara langsung di lapangan. Keberadaannya menjadi penghubung antara teori yang dipelajari di kelas dengan aplikasi nyata dalam dunia akuakultur. Mahasiswa dapat mengembangkan keterampilan teknis sekaligus memahami tantangan riil dalam budidaya ikan. Hal ini tentu saja mendukung pembentukan lulusan yang kompeten dan siap terjun ke dunia industri perikanan. Dengan demikian, Teaching Farm memiliki peran strategis dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Departemen Perikanan UGM.

Salah satu keunggulan Teaching Farm ini adalah penggunaan sistem Recirculating Aquaculture System (RAS) di setiap bak budidayanya. Teknologi RAS memungkinkan air untuk digunakan kembali melalui proses penyaringan dan sirkulasi, sehingga ramah lingkungan dan efisien dalam penggunaan sumber daya air. Sistem filtrasi yang digunakan terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu jaring mekanis, media bio ball untuk filtrasi biologis, dan kaldness sebagai media tumbuh bakteri nitrifikasi. Ketiga elemen filter ini bekerja secara sinergis untuk menjaga kualitas air tetap optimal bagi pertumbuhan ikan. Penggunaan teknologi RAS juga memberikan pengalaman bagi mahasiswa dalam mengoperasikan sistem budidaya tertutup modern. Dengan demikian, mahasiswa tidak hanya mengenal metode konvensional, tetapi juga mampu memahami sistem budidaya yang lebih canggih dan berkelanjutan. Penguasaan teknologi seperti ini sangat penting dalam menghadapi tantangan industri akuakultur masa kini.

Luas keseluruhan Teaching Farm mencapai 20 meter persegi, yang dioptimalkan dengan tata letak yang efisien dan fungsional. Di dalamnya terdapat sebanyak 80 bak berbahan fiber yang masing-masing memiliki diameter sekitar 1 meter. Bak-bak ini digunakan untuk pemeliharaan ikan dalam berbagai skala eksperimen dan praktikum. Selain itu, tersedia pula 20 toren atau penampung air yang berfungsi sebagai sumber suplai air utama ke setiap bak budidaya. Ketersediaan air bersih yang terjamin menjadi faktor penting dalam mendukung kelangsungan kegiatan budidaya dan penelitian. Untuk menjaga kestabilan sistem, Teaching Farm dilengkapi dengan aerator lengkap di setiap unitnya. Keberadaan aerator ini berfungsi untuk menjaga kadar oksigen terlarut dalam air agar tetap optimal bagi kehidupan ikan.

Menariknya, Teaching Farm Departemen Perikanan UGM juga memanfaatkan energi terbarukan sebagai sumber listrik cadangan, yaitu melalui panel tenaga surya. Inovasi ini mencerminkan komitmen Departemen Perikanan UGM terhadap prinsip keberlanjutan dan efisiensi energi dalam kegiatan akademik. Sistem tenaga surya ini memberikan dukungan listrik alternatif ketika terjadi pemadaman, sehingga kegiatan praktikum dan riset tidak terganggu. Mahasiswa juga diajarkan untuk memahami pentingnya integrasi antara teknologi perikanan dan energi ramah lingkungan. Penggunaan panel surya menjadi bentuk nyata dari pengembangan Teaching Farm yang modern dan adaptif terhadap isu global. Dengan fasilitas yang terus diperbarui, mahasiswa dapat belajar dalam lingkungan yang relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini. Hal ini tentu saja memberikan nilai tambah dalam proses pembelajaran dan penelitian di Departemen Perikanan UGM.

Jenis ikan yang dibudidayakan di Teaching Farm cukup beragam dan disesuaikan dengan kebutuhan penelitian mahasiswa. Ikan nila dan lele merupakan spesies yang paling sering digunakan karena keduanya memiliki nilai ekonomis tinggi dan teknik budidaya yang relatif mudah. Baru-baru ini, mahasiswa juga mulai meneliti ikan gabus sebagai objek studi baru di Teaching Farm. Penambahan spesies ini membuka peluang riset lebih luas terkait biologi, pertumbuhan, dan teknologi budidaya ikan air tawar. Mahasiswa didorong untuk mengembangkan metode budidaya yang inovatif dan efisien melalui penelitian langsung di fasilitas ini. Lingkungan yang mendukung dan fasilitas yang lengkap membuat Teaching Farm menjadi tempat ideal bagi pengembangan ilmu dan keterampilan. Dengan terus meningkatnya minat dan partisipasi mahasiswa, Teaching Farm semakin menunjukkan perannya sebagai jantung kegiatan akademik dan riset di Departemen Perikanan UGM. Keberadaan Teaching farm Departemen Perikanan UGM ini sejalan dengan tujuan global atau SDGs pada poin ke-4 : Pendidikan Bermutu, poin ke-7 : Energi bersih dan Terjangkau, poin ke-9 : Infrastruktur, Industri dan Inovasi, serta poin ke-14 : Menjaga Ekosistem Laut. 

Penulis : Rafi Sukma Aulia

Editor 1 : Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc.

Editor 2 : Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han)

Perkuat Kolaborasi Riset dan Pendidikan, Duta Besar Rwanda Kunjungi Departemen Perikanan UGM

BeritaNews Wednesday, 9 April 2025

Yogyakarta, 9 April 2025 — Duta Besar Republik Rwanda untuk Indonesia, H.E. Sheikh Abdul Karim Harelimana, melakukan kunjungan resmi ke Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada (UGM). Kunjungan ini menjadi bagian dari agenda diplomatik untuk memperkuat hubungan bilateral di bidang pendidikan tinggi dan riset, khususnya dalam sektor perikanan dan akuakultur. Duta Besar disambut langsung oleh Prof. Dr. Alim Isnansetyo selaku Kepala Departemen Perika nan UGM. Dalam sambutannya, Prof. Alim memaparkan sejarah dan pencapaian Departemen Perikanan yang telah berdiri sejak tahun akademik 1963/1964 dan resmi menjadi departemen pada tahun 1983. Hingga saat ini, Departemen Perikanan UGM telah memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan perikanan secara regional dan nasional.

Saat ini, departemen memiliki tiga program studi utama jenjang sarjana: Budidaya Perikanan (Akuakultur), Manajemen Sumber Daya Perikanan, dan Teknologi Hasil Perikanan. Berbagai penelitian unggulan sedang dikembangkan, seperti pengembangan ikan nila unggul, vaksin bakteri dan virus untuk ikan kerapu, inovasi dalam pakan dan sistem akuakultur, serta riset tentang keanekaragaman hayati laut, konservasi, dan sosial ekonomi perikanan.

Dalam kunjungan tersebut, Duta Besar juga didampingi oleh salah satu mahasiswa asal Rwanda, Joas Iradukunda, yang sedang menempuh pendidikan di Departemen Perikanan UGM. Joas bersama dosen pembimbing akademiknya, Assoc. Prof. Dr. Indah Istiqomah, turut menjelaskan topik riset yang sedang dijalankan, yakni tentang pengaruh pemberian prebiotik inulin dan probiotik Bacillus-Lactococcus dalam pakan terhadap histologi usus, ekspresi gen, aktivitas enzim, dan pertumbuhan ikan nila hibrida merah (Oreochromis sp). Penelitian ini mencerminkan fokus akademik UGM dalam pengembangan teknologi budidaya ikan yang ramah lingkungan dan efisien.

Setelah sesi presentasi dan diskusi, Duta Besar mengunjungi beberapa fasilitas laboratorium di lingkungan Departemen Perikanan, seperti Laboratorium Budidaya, Laboratorium Ekologi dan Hidrobiologi, Laboratorium Sosial Ekonomi dan Pengelolaan Sumber Daya, serta Laboratorium Genetika dan Pemuliaan. Pada setiap laboratorium, terdapat gambaran langsung mengenai kegiatan riset dan inovasi yang sedang berlangsung, termasuk pelatihan praktis mahasiswa di unit-unit pelatihan.

Dalam sesi penutupan, Duta Besar Harelimana menyampaikan rasa terima kasih atas sambutan hangat dari pihak UGM serta komitmen universitas dalam mendukung pengembangan kapasitas mahasiswa Rwanda. Beliau berharap ke depan dapat terjalin kemitraan yang lebih erat antara institusi pendidikan tinggi di Indonesia dan Rwanda, khususnya dalam bidang akuakultur dan perikanan, melalui program pertukaran mahasiswa dan kolaborasi riset yang saling menguntungkan.

Kegiatan kunjungan ini turut mendukung pencapaian beberapa poin penting dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), di antaranya, SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) kolaborasi pendidikan antara UGM dan Rwanda membuka akses terhadap pendidikan tinggi yang inklusif dan berkualitas bagi mahasiswa dari negara berkembang. Selanjutnya, SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur), kegiatan riset dan inovasi di bidang akuakultur dan perikanan mendorong pengembangan industri yang tangguh dan berkelanjutan. SDG 14 (Ekosistem Lautan), penelitian tentang konservasi laut, keanekaragaman hayati, dan praktik budidaya yang berkelanjutan mendukung perlindungan sumber daya laut. SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan), pertemuan ini memperkuat kemitraan global melalui kerja sama antar institusi pendidikan dan riset lintas negara. Kunjungan ini diharapkan menjadi langkah awal bagi kerja sama yang lebih luas antara Indonesia dan Rwanda dalam memajukan bidang perikanan, pendidikan, dan riset berbasis keberlanjutan.

Penulis : Joas iradukunda, Galuh Wulanuari

Editor : Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc. & Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han).

Pengadaan Alat Laboratorium Baru untuk Menunjang Riset Mahasiswa Teknologi Hasil Perikanan di Departemen Perikanan UGM

BeritaNews Friday, 21 March 2025

Departemen Perikanan Universitas Gadjah Mada UGM terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas penelitian dan riset mahasiswa, khususnya dari Program Studi Teknologi Hasil Perikanan THP. Pada tahun 2024, departemen ini telah mengadakan empat alat laboratorium canggih, yaitu Particle Size Analyzer (PSA) Particle Matrix-Zeta View, Ballmill, HPFE RayKol (High-throughput Pressurized Fluid Extraction), dan Spray Dryer. Alat-alat ini diharapkan dapat mendukung penelitian mahasiswa S1, S2, dan S3, serta kolaborasi riset dengan pihak eksternal. Alat termahal yang diadakan adalah PSA Particle Matrix-Zeta View dengan harga sekitar 2,3 miliar rupiah, yang memiliki kemampuan untuk menganalisis distribusi ukuran partikel dan potensial zeta secara presisi.  

Keempat alat ini memiliki fungsi dan prinsip kerja yang unik. PSA Particle Matrix-Zeta View digunakan untuk mengukur ukuran partikel dan potensial zeta dengan metode hamburan cahaya, yang penting dalam karakterisasi material. Ballmill berfungsi untuk menggiling atau mencampur material menjadi partikel halus melalui tumbukan dan gesekan bola penggiling. HPFE RayKol memanfaatkan tekanan dan suhu tinggi untuk mengekstrak senyawa target dari sampel padat atau semi-padat dengan efisiensi tinggi. Sementara itu, Spray Dryer mengubah cairan atau suspensi menjadi bubuk kering melalui proses penguapan pelarut dengan udara panas. Alat-alat ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan riset di bidang teknologi hasil perikanan, seperti pengembangan produk pangan, ekstraksi senyawa bioaktif, dan karakterisasi material.  

Penggunaan alat-alat ini diatur secara ketat untuk memastikan optimalisasi dan keamanan. Mahasiswa atau peneliti yang ingin menggunakan alat harus mengajukan surat izin khusus dari Tata Usaha Departemen Perikanan, yang ditandatangani oleh Kepala Departemen. Surat tersebut harus mencantumkan nama lengkap, nama dosen pembimbing, dan judul penelitian. Selain mahasiswa UGM, pihak eksternal juga diperbolehkan mengujikan sampel dengan persyaratan yang sama. Seluruh penggunaan alat harus didampingi oleh Sri Endah Rahmawati, S.Kel, selaku laboran laboratorium riset, untuk memastikan prosedur operasional yang benar. Kehadiran alat-alat ini tidak hanya mendukung riset mahasiswa dan peneliti, tetapi juga berkontribusi pada pencapaian Tujuan SDGs, utamanya SDG 4: Pendidikan Berkualitas dan SDG 9: Industri inovasi, dan infrastruktur. Dengan demikian, pengadaan alat laboratorium ini tidak hanya memperkuat posisi Departemen Perikanan UGM sebagai pusat riset unggulan, tetapi juga turut berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan global.

Penulis: Aurelie Firlana Salsabilla

Editor: Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han)

Resto Inkubator Mina Bisnis (IMB) Hadirkan Promo dan Pelayanan Spesial di Edisi Ramadan

BeritaNews Friday, 21 March 2025

Yogyakarta – Resto Inkubator Mina Bisnis (IMB) kembali hadir dengan edisi spesial Ramadan. Sebagai salah satu tempat makan favorit mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) dan masyarakat sekitar, Resto IMB mengalami sejumlah perubahan dalam persiapannya selama bulan suci ini.

Selama Ramadan, Resto IMB melakukan persiapan yang berbeda dibandingkan hari biasa. Jika pada hari normal persiapan bahan dilakukan sekali dalam seminggu, maka selama Ramadan, persiapan dilakukan setiap hari untuk memastikan kesegaran bahan makanan yang disajikan kepada pelanggan. Selain itu, jam operasional Resto IMB juga mengalami penyesuaian. Waktu buka restoran sangat bergantung pada jumlah pelanggan yang melakukan reservasi untuk buka bersama (bukber). Semakin banyak reservasi yang masuk, semakin fleksibel pula jam operasional restoran dalam melayani pelanggan. Bahkan, dalam kondisi tertentu, Resto IMB bisa membuka layanan lebih awal jika lonjakan pelanggan terjadi.

Meskipun tidak menyediakan menu khusus Ramadan, Resto IMB tetap menarik perhatian pelanggan dengan program promo spesial. Salah satu promo yang ditawarkan adalah “IMB Serba 10 Ribu”, di mana setiap harinya pelanggan dapat menikmati menu berbeda dengan harga terjangkau, hanya Rp10.000 per porsi.

Menjalankan operasional restoran selama Ramadan tentu tidak lepas dari berbagai tantangan. Salah satu kendala terbesar yang dihadapi Resto IMB adalah lonjakan jumlah pelanggan yang melakukan reservasi untuk berbuka puasa. Situasi ini sering kali menyebabkan kondisi yang cukup ‘chaos’ bagi para pekerja yang harus melayani banyak pelanggan dalam waktu yang singkat. Selain itu, hujan juga menjadi tantangan tersendiri, terutama dalam proses pengantaran pesanan. Salah satu pengalaman menarik yang dialami oleh staf IMB, Fahlevi dan Arla, adalah ketika staf harus menyiapkan 130 pesanan sekaligus dan mengantarkan di tengah hujan deras.

Dengan meningkatnya popularitas dan tingginya minat pelanggan selama Ramadan, Resto IMB berharap dapat terus menjadi tempat makan favorit bagi mahasiswa UGM dan masyarakat umum. Mereka bertekad untuk terus meningkatkan layanan dan memberikan pengalaman berbuka yang nyaman serta menyenangkan bagi pelanggan.

Selain itu, Resto IMB juga turut berkontribusi dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam tujuan SDG 2: Zero Hunger dengan menyediakan makanan terjangkau bagi masyarakat, SDG 8: Decent Work and Economic Growth dengan menciptakan peluang kerja bagi mahasiswa sebagai pekerja paruh waktu, serta SDG 12: Responsible Consumption and Production dengan memastikan penggunaan bahan makanan yang efisien dan meminimalkan limbah. Dengan promo menarik, pelayanan yang lebih maksimal, dan semangat tinggi dari para stafnya, Resto IMB siap menjadi pilihan utama untuk berbuka puasa selama Ramadan ini.

Penulis : Galuh Wulanuari

Editor : Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si.(Han), Prof.Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc.

Mengejar Ilmu di Eropa : Mahasiswa Departemen Perikanan UGM Jalani Student Exchange di Aix-Marseille University

BeritaNews Friday, 21 March 2025

Mahasiswa Departemen Perikanan UGM, Brandon Suwarno, mengikuti program pertukaran pelajar yakni Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) ke luar negeri pada semester ganjil tahun 2024. Brandon, yang merupakan mahasiswa angkatan 2021 dari Program Studi Akuakultur, berkesempatan untuk menempuh studi di Aix-Marseille University, Aix en Provence, Prancis. Program pertukaran ini berlangsung selama lima bulan, dari Agustus hingga Desember 2024. Kesempatan ini memberikan pengalaman akademik dan budaya yang berharga bagi Brandon dalam pengembangan wawasan globalnya. Keikutsertaannya dalam program ini menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk mencoba pengalaman belajar di luar negeri. Brandon mengaku bahwa program exchange ini merupakan impian yang telah lama ia rencanakan. Ia berharap semakin banyak mahasiswa Indonesia yang berani mencoba pengalaman serupa. Aix-Marseille University dipilih oleh Brandon karena menawarkan mata kuliah yang relevan dengan minat akademiknya. Meskipun berasal dari program studi Akuakultur, Brandon memilih untuk mengambil jurusan Ekonomi dan Manajemen selama masa pertukaran. Menurutnya, pemilihan universitas tujuan sangat penting dan harus disesuaikan dengan jurusan yang ditawarkan serta mata kuliah yang dapat menunjang perkembangan akademik dan karier di masa depan. Selain itu, reputasi Aix-Marseille University dalam bidang ekonomi dan manajemen juga menjadi salah satu alasan utama dalam memilih universitas ini. Ia percaya bahwa mempelajari aspek ekonomi akan sangat bermanfaat dalam pengelolaan bisnis perikanan di masa depan. Dengan pendekatan lintas disiplin ini, ia berharap dapat mengembangkan wawasan yang lebih luas dalam sektor perikanan. 

Selama menjalani program exchange, Brandon menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam hal bahasa. Bahasa Prancis yang digunakan sebagai bahasa utama di Aix-Marseille University menjadi hambatan tersendiri bagi mahasiswa yang tidak memiliki latar belakang bahasa tersebut. Meskipun beberapa mata kuliah disediakan dalam bahasa Inggris, komunikasi sehari-hari tetap membutuhkan pemahaman bahasa Prancis yang baik. Brandon mengakui bahwa bahasa Prancis cukup sulit untuk dipelajari dalam waktu singkat. Namun, ia berusaha untuk menyesuaikan diri dengan belajar secara mandiri dan berlatih bersama teman-teman lokal. Selain itu, ia juga memanfaatkan teknologi seperti aplikasi penerjemah untuk membantu memahami percakapan sehari-hari. Tantangan ini justru membuatnya semakin termotivasi untuk mengembangkan kemampuan bahasanya. 

Pengalaman belajar di luar negeri memberikan banyak pelajaran berharga bagi Brandon, tidak hanya dalam aspek akademik tetapi juga dalam kehidupan sosial dan budaya. Ia merasa bahwa program exchange membantunya menjadi bagian dari masyarakat setempat dan memahami perbedaan budaya secara langsung. Berinteraksi dengan mahasiswa dari berbagai negara juga memperluas wawasannya tentang dunia pendidikan global. Selain itu, ia belajar bagaimana beradaptasi dengan sistem pendidikan yang berbeda dari Indonesia. Pengalaman ini membantunya menjadi pribadi yang lebih mandiri dan terbuka terhadap berbagai perspektif baru. Ia juga merasakan perubahan dalam cara berpikir dan pendekatan dalam memecahkan masalah. Semua pengalaman ini menjadikan program exchange sebagai sesuatu yang tak terlupakan bagi dirinya.

Brandon memberikan pesan kepada mahasiswa lain yang ingin mengikuti program exchange agar tidak ragu untuk mencoba. “Just go for it, don’t be afraid karena pengalaman yang akan kalian dapatkan ketika exchange nggak bisa didapatkan di kesempatan lain,” ungkapnya. Ia menekankan bahwa mengikuti program ini memberikan kesempatan untuk menjadi bagian dari masyarakat di tempat exchange. Selain itu, pengalaman internasional ini akan menjadi bekal berharga untuk pengembangan diri di masa depan. Ia juga mengingatkan bahwa tantangan yang ada seharusnya tidak menjadi penghalang untuk mencoba sesuatu yang baru. Setiap mahasiswa memiliki kesempatan yang sama untuk meraih pengalaman ini jika memiliki tekad yang kuat. Baginya, program exchange adalah pengalaman yang tidak akan pernah terlupakan.

Selain memberikan motivasi, Brandon juga membagikan tips dan trik bagi mahasiswa yang ingin mengikuti program exchange. Persiapan dokumen harus dilakukan jauh-jauh hari agar tidak terburu-buru menjelang pendaftaran. Ia juga menyarankan agar mahasiswa banyak melakukan riset terkait program yang ingin diikuti. Menurutnya, riset yang mendalam akan membantu mahasiswa mempersiapkan diri agar menjadi kandidat yang ideal. Selain itu, ia menekankan pentingnya mengetahui tujuan atau goals dalam mengikuti exchange. Hal ini akan membantu mahasiswa untuk lebih fokus dan mendapatkan manfaat maksimal dari program yang diikuti. Brandon juga berpesan agar tidak malu bertanya kepada senior yang sudah berpengalaman.

Keikutsertaan Brandon dalam program exchange menjadi bukti bahwa mahasiswa Departemen Perikanan UGM mampu bersaing di tingkat internasional. Program ini tidak hanya memberikan kesempatan untuk belajar di luar negeri tetapi juga membuka peluang jaringan global yang lebih luas. Dengan pengalaman yang ia peroleh, Brandon berharap lebih banyak mahasiswa yang termotivasi untuk mengikuti jejaknya. Ia percaya bahwa pertukaran pelajar memberikan banyak manfaat yang tidak dapat ditemukan dalam perkuliahan di dalam negeri. Dukungan dari universitas dan kesiapan mahasiswa menjadi faktor kunci dalam kesuksesan program ini. Dengan semakin banyaknya mahasiswa yang mengikuti program exchange, diharapkan kualitas akademik dan daya saing global mahasiswa UGM semakin meningkat. Program seperti ini menjadi langkah maju dalam mencetak generasi penerus yang berwawasan internasional. Kisah Brandon ini sejalan dengan tujuan global atau SDGs pada poin ke-4 : Pendidikan Bermutu dan poin ke-17 : Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan. 

Penulis : Rafi Sukma Aulia

Editor 1 : Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han)

Editor 2 : Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc.

Mahasiswa Internasional Magister Ilmu Perikanan Joas Iradukunda: Perjalanan Akademik dan Adaptasi Budaya di UGM

BeritaNews Friday, 14 March 2025

Yogyakarta, Indonesia – Mahasiswa internasional asal Rwanda, Joas Iradukunda, tengah menempuh studi Magister di bidang Ilmu Perikanan Universitas Gadjah Mada (UGM). Memulai perjalanan pada semester Ganjil 2024, berbagi pengalaman akademik dan sosial selama berada di Yogyakarta dijalaninya.

Joas mengungkapkan beberapa alasan utama memilih UGM sebagai tempat studi lanjutan antara lain UGM merupakan salah satu universitas terbaik di Indonesia, program studi yang diminati tersedia di sini, dan Yogyakarta dikenal sebagai kota dengan biaya hidup yang terjangkau bagi mahasiswa. Semangat untuk menempuh studi Magister di UGM mengantarkan Joas menjadi awardee beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB) dari Pemerintah Indonesia. Joas membagikan bahwa informasi mengenai beasiswa ini dapat diperoleh melalui pencarian online serta rekomendasi dari teman-teman yang sebelumnya menempuh studi di Indonesia.

Menjadi bagian dalam proses akademik di UGM tidak mudah bagi Joas. proses aplikasi cukup yang panjang dan persiapan dokumen yang matang menjadi hal yang krusial dalam proses pendaftaran. Berbagai dokumen yang harus dilengkapi antara lain transkrip nilai sarjana, sertifikat kelulusan, sertifikat kemampuan bahasa Inggris, serta surat rekomendasi dari Kedutaan Besar Indonesia di negara asal. Setelah mengirimkan aplikasi, dilakukan dua wawancara melalui Zoom: satu untuk asesmen psikologis dan satu lagi mengenai latar belakang akademik serta rencana penelitian.

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi adalah perbedaan zona waktu antara Rwanda dan Indonesia selama proses wawancara. Untuk mengatasinya, pengaturan alarm dan persiapan yang baik sangat membantu.

Joas mengungkapkan pendapat mengenai lingkungan akademik di UGM yang sangat mendukung mahasiswa untuk berkembang. Fasilitas dan sumber daya yang tersedia sangat baik, serta suasana mendorong pertumbuhan akademik maupun pribadi. Tidak berhenti disitu, dukungan dari para dosen dan staf fakultas sangat membantu mahasiswa internasional dalam menyesuaikan diri dengan sistem akademik di UGM. Joas juga menambahkan, jika dibandingkan dengan sistem pendidikan di negara asal, UGM memiliki fasilitas dan teknologi yang lebih maju serta menawarkan peluang jejaring dan kolaborasi yang lebih luas.

Awal cerita Joas dalam mengukir pengalaman di UGM dimulai saat pertama tiba di Yogyakarta, tantangan terbesar adalah beradaptasi dengan cuaca, perbedaan bahasa, dan makanan lokal. Namun, keramahan masyarakat Indonesia membantu dalam proses adaptasi. Salah satu aspek budaya yang paling dinikmati adalah pertunjukan tari tradisional serta berbagai acara budaya di UGM. Namun, ada pula kejutan budaya, terutama dalam hal kebiasaan orang Indonesia yang terbuka dalam menanyakan hal-hal pribadi. Untuk menghadapi hal ini, memberikan jawaban yang lebih umum menjadi cara agar tetap merasa nyaman.

Sebagai mahasiswa internasional, tantangan terbesar adalah kendala bahasa. Meskipun sedang mempelajari Bahasa Indonesia, komunikasi sehari-hari masih menjadi tantangan tersendiri. Untuk menyeimbangkan kehidupan akademik dan sosial, pengaturan waktu yang baik dilakukan dengan membagi fokus antara studi dan kegiatan non-akademik.

Joas juga membagikan rencana akademik yang telah disusun setelah menyelesaikan studi di UGM, yaitu kembali ke Rwanda untuk menerapkan ilmu dan keterampilan yang diperoleh di Indonesia. Keinginan untuk melanjutkan studi ke jenjang doktoral di luar negeri juga menjadi salah satu tujuan masa depan. Studi di UGM telah memberikan banyak wawasan dan keterampilan yang akan sangat berguna dalam karier di bidang ilmu perikanan. Harapan besar untuk dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi perkembangan sektor ini di negara asal.

Beberapa tips and tricks disampaikan oleh Joas bagi calon mahasiswa internasional yang ingin melanjutkan studi di UGM dengan melakukan persiapan yang baik, baik secara akademik maupun mental, sangat disarankan. Mempelajari budaya dan bahasa Indonesia sebelum datang, memanfaatkan semua kesempatan yang tersedia di UGM, serta tetap terorganisir dalam proses aplikasi dan studi menjadi kunci keberhasilan. Dengan semangat dan tekad yang kuat, perjalanan akademik Joas Iradukunda di UGM menjadi bukti bahwa pendidikan lintas negara membuka peluang besar bagi mahasiswa untuk berkembang dan berkontribusi di tingkat global.

Perjalanan akademik Joas Iradukunda di UGM sejalan dengan beberapa poin Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Beasiswa KNB yang diterima mendukung SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) dengan memberikan akses pendidikan tinggi yang inklusif dan berkualitas. Studi dalam bidang Ilmu Perikanan berkontribusi pada SDG 14 (Ekosistem Lautan) dengan meningkatkan pemahaman mengenai perikanan berkelanjutan dan konservasi sumber daya laut. Selain itu, pengalaman lintas budaya dan jejaring internasional yang dibangun selama studi turut mendukung SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan) dengan memperkuat kerja sama global dalam bidang akademik dan penelitian. Dengan ilmu yang diperoleh, diharapkan dapat berkontribusi dalam pengelolaan perikanan yang lebih baik di Rwanda serta memperkuat kolaborasi antara Indonesia dan negara asal dalam bidang kelautan dan perikanan.

Penulis : Galuh Wulanuari

Editor : Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han)

123…8
Universitas Gadjah Mada

Departemen Perikanan Fakultas Pertanian

Universitas Gadjah Mada
Gedung A4, Jl. Flora, Bulaksumur,Yogyakarta, 55281
 +62274-551218
 fish@ugm.ac.id

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY