• UGM
  • IT Center
  • Faculty Of Agriculture
  • English
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Faculty of Agriculture
Department of Fisheries
  • Profile
    • About Us
    • Organizational Structure
    • Staff
    • Collaboration
  • Academic
    • Bachelor in Aquaculture
    • Bachelor in Aquatic Resources Management
    • Bachelor in Fish Product Technology
    • Master in Fisheries Science
  • News
  • Facilities
    • Laboratories
    • Mina Business Incubator
    • DelifiZ
  • Student Organization
    • Fisheries Diving Unit
    • KMIP
    • Bahari Pers
  • Home
  • News
  • page. 2
Arsip:

News

UGM Fisheries Students Learn Ornamental Fish Aquaculture Through MBKM Program at Swasti Farm

News Wednesday, 30 April 2025

Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program organized by the Aquaculture Study Program, Department of Fisheries, Faculty of Agriculture, Universitas Gadjah Mada (UGM), provides students with the opportunity to be directly involved in the fisheries industry. One of the program’s implementations is an internship activity at Swasti Farm, which focuses on ornamental fish aquaculture, specifically guppy fish. This internship offers students practical experience not only limited to theoretical learning but also technical skills through fieldwork. The program is supervised by Dr. Senny Helmiati, S.Pi., M.Sc., who acts as the field academic advisor to ensure the learning process proceeds effectively. During the internship, students are involved in various operational aspects at Swasti Farm, ranging from larval care of guppy fish to sales processes, as well as supporting marketing and packaging activities.

According to Alya Putri Mezzaluna, one of the students participating in this internship program, the experience gained is highly relevant to the courses previously studied on campus, such as Basic Genetics, Basic Aquaculture, and Hatchery Technology. At Swasti Farm, students are given the opportunity to perform guppy fish selection and crossbreeding, with the aim of improving genetics or enhancing fish phenotypes. Other courses converted during this internship include Hatchery Management, Ornamental Fish Cultivation, and Aquaculture Product Marketing. This field experience provides a more applicable and comprehensive understanding, enabling students not only to gain theoretical knowledge but also to become directly involved in solving real-world problems in the fisheries industry.

Luna also expressed positive impressions of the internship at Swasti Farm. She appreciated the supportive working environment with friendly colleagues, which made the internship run smoothly and enthusiastically. Luna hopes that the MBKM program will continue and be further developed, as it is highly beneficial for students to experience the real dynamics of the professional world, especially in aquaculture, which has a high degree of technical and operational complexity. She also hopes that the MBKM program will receive greater support from various stakeholders so that students can continue to broaden their insights, build networks, and gain valuable experiences beyond the formal academic setting. This program aligns with the goals of the Sustainable Development Goals (SDGs), namely Quality Education (SDG 4), Decent Work and Economic Growth (SDG 8), and Life Below Water (SDG 14), which support the advancement of the national aquaculture sector.

Author: Fathurrahman Kafi
Editor: Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.

Bantul Marine and Fisheries Agency Collaborates with UGM for Technical Assistance in Fisheries and Salt Pond Demonstration Plots

News Monday, 21 April 2025

Yogyakarta, 21 April 2025 — The Marine and Fisheries Agency (DKP) of Bantul Regency conducted an official visit to the Department of Fisheries, Universitas Gadjah Mada (UGM). This visit aimed to discuss a potential collaboration regarding technical assistance for the development of fisheries and salt pond demonstration plots along the coastal areas of Bantul.

This meeting was a follow-up to DKP Bantul’s formal request for UGM’s support in several strategic programs. These include pilot demonstration plots for lobster seedling (BBL) nursery trials, vannamei shrimp and milkfish grow-out, and salt pond management. These programs are designed to enhance the welfare of coastal communities, particularly in anticipation of the completion of the South-South route, which is expected to spur economic growth in coastal regions.

DKP Bantul expressed high appreciation for the positive response from the Department of Fisheries UGM and hopes that the collaboration will yield not only tangible results in the field but also be grounded in the latest science and technology. As an initial step, DKP Bantul has appointed Anes Dwi Jayanti, S.Pi., M.Agr., a fisheries lecturer at UGM, as one of the expert team members to support the implementation of these initiatives. Anes Dwi Jayanti is expected to serve as a liaison to coordinate further with other lecturers and researchers from the Department of Fisheries in this transdisciplinary collaboration.

Anes Dwi Jayanti, S.Pi., M.Agr., remarked that serving as an expert team member is certainly a significant responsibility due to the broad scope of activities involved. However, the collaborative spirit among the Department of Fisheries team will be a key strength in delivering comprehensive and impactful assistance. The Department of Fisheries UGM reaffirmed its readiness to provide cross-disciplinary support teams as part of its institutional commitment to promoting research- and technology-based regional development.

This collaboration is expected to strengthen ties between higher education institutions and local governments. The programs are designed to ensure that development policies and activities within communities are supported by scientific data and sustainable applied approaches. Directly, the initiative also supports the achievement of several Sustainable Development Goals (SDGs): SDG 1 (No Poverty) by increasing coastal community incomes, SDG 2 (Zero Hunger) by boosting local fisheries and food production, SDG 8 (Decent Work and Economic Growth) by generating employment and promoting local economies, SDG 13 (Climate Action) through sustainable aquaculture, and SDG 14 (Life Below Water) via responsible, science-based marine resource management.

Author: Galuh Wulanuari
Editor: Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si.(Han)

Menelusuri Teaching Farm Departemen Perikanan UGM: Inovasi dalam Edukasi dan Riset Akuakultur

BeritaNews Thursday, 17 April 2025

Teaching Farm merupakan salah satu fasilitas unggulan yang dimiliki oleh Laboratorium Akuakultur, Program Studi Akuakultur, Departemen Perikanan Universitas Gadjah Mada (UGM). Fasilitas ini dibangun sebagai sarana penunjang kegiatan akademik dan riset yang berfokus pada budidaya perikanan. Teaching Farm menjadi tempat yang ideal bagi mahasiswa untuk melaksanakan praktikum dan penelitian secara langsung di lapangan. Keberadaannya menjadi penghubung antara teori yang dipelajari di kelas dengan aplikasi nyata dalam dunia akuakultur. Mahasiswa dapat mengembangkan keterampilan teknis sekaligus memahami tantangan riil dalam budidaya ikan. Hal ini tentu saja mendukung pembentukan lulusan yang kompeten dan siap terjun ke dunia industri perikanan. Dengan demikian, Teaching Farm memiliki peran strategis dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Departemen Perikanan UGM.

Salah satu keunggulan Teaching Farm ini adalah penggunaan sistem Recirculating Aquaculture System (RAS) di setiap bak budidayanya. Teknologi RAS memungkinkan air untuk digunakan kembali melalui proses penyaringan dan sirkulasi, sehingga ramah lingkungan dan efisien dalam penggunaan sumber daya air. Sistem filtrasi yang digunakan terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu jaring mekanis, media bio ball untuk filtrasi biologis, dan kaldness sebagai media tumbuh bakteri nitrifikasi. Ketiga elemen filter ini bekerja secara sinergis untuk menjaga kualitas air tetap optimal bagi pertumbuhan ikan. Penggunaan teknologi RAS juga memberikan pengalaman bagi mahasiswa dalam mengoperasikan sistem budidaya tertutup modern. Dengan demikian, mahasiswa tidak hanya mengenal metode konvensional, tetapi juga mampu memahami sistem budidaya yang lebih canggih dan berkelanjutan. Penguasaan teknologi seperti ini sangat penting dalam menghadapi tantangan industri akuakultur masa kini.

Luas keseluruhan Teaching Farm mencapai 20 meter persegi, yang dioptimalkan dengan tata letak yang efisien dan fungsional. Di dalamnya terdapat sebanyak 80 bak berbahan fiber yang masing-masing memiliki diameter sekitar 1 meter. Bak-bak ini digunakan untuk pemeliharaan ikan dalam berbagai skala eksperimen dan praktikum. Selain itu, tersedia pula 20 toren atau penampung air yang berfungsi sebagai sumber suplai air utama ke setiap bak budidaya. Ketersediaan air bersih yang terjamin menjadi faktor penting dalam mendukung kelangsungan kegiatan budidaya dan penelitian. Untuk menjaga kestabilan sistem, Teaching Farm dilengkapi dengan aerator lengkap di setiap unitnya. Keberadaan aerator ini berfungsi untuk menjaga kadar oksigen terlarut dalam air agar tetap optimal bagi kehidupan ikan.

Menariknya, Teaching Farm Departemen Perikanan UGM juga memanfaatkan energi terbarukan sebagai sumber listrik cadangan, yaitu melalui panel tenaga surya. Inovasi ini mencerminkan komitmen Departemen Perikanan UGM terhadap prinsip keberlanjutan dan efisiensi energi dalam kegiatan akademik. Sistem tenaga surya ini memberikan dukungan listrik alternatif ketika terjadi pemadaman, sehingga kegiatan praktikum dan riset tidak terganggu. Mahasiswa juga diajarkan untuk memahami pentingnya integrasi antara teknologi perikanan dan energi ramah lingkungan. Penggunaan panel surya menjadi bentuk nyata dari pengembangan Teaching Farm yang modern dan adaptif terhadap isu global. Dengan fasilitas yang terus diperbarui, mahasiswa dapat belajar dalam lingkungan yang relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini. Hal ini tentu saja memberikan nilai tambah dalam proses pembelajaran dan penelitian di Departemen Perikanan UGM.

Jenis ikan yang dibudidayakan di Teaching Farm cukup beragam dan disesuaikan dengan kebutuhan penelitian mahasiswa. Ikan nila dan lele merupakan spesies yang paling sering digunakan karena keduanya memiliki nilai ekonomis tinggi dan teknik budidaya yang relatif mudah. Baru-baru ini, mahasiswa juga mulai meneliti ikan gabus sebagai objek studi baru di Teaching Farm. Penambahan spesies ini membuka peluang riset lebih luas terkait biologi, pertumbuhan, dan teknologi budidaya ikan air tawar. Mahasiswa didorong untuk mengembangkan metode budidaya yang inovatif dan efisien melalui penelitian langsung di fasilitas ini. Lingkungan yang mendukung dan fasilitas yang lengkap membuat Teaching Farm menjadi tempat ideal bagi pengembangan ilmu dan keterampilan. Dengan terus meningkatnya minat dan partisipasi mahasiswa, Teaching Farm semakin menunjukkan perannya sebagai jantung kegiatan akademik dan riset di Departemen Perikanan UGM. Keberadaan Teaching farm Departemen Perikanan UGM ini sejalan dengan tujuan global atau SDGs pada poin ke-4 : Pendidikan Bermutu, poin ke-7 : Energi bersih dan Terjangkau, poin ke-9 : Infrastruktur, Industri dan Inovasi, serta poin ke-14 : Menjaga Ekosistem Laut. 

Penulis : Rafi Sukma Aulia

Editor 1 : Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc.

Editor 2 : Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han)

2025 Marine Survey Equipment Training: Insights into ADCP and CTD Data for Marine and Fisheries Science Applications

News Thursday, 17 April 2025

Jakarta, 27 February 2025 — The Korea-Indonesia Marine Technology Cooperation Research Center (MTCRC) successfully conducted the 2025 Marine Survey Equipment Training from 24–27 February 2025 at the newly inaugurated KIOTEC Building in Ancol, Jakarta. The event marked the first capacity-building program held at the facility, with 40 ODA KIOTEC Master Scholarship recipients from top Indonesian universities—Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Diponegoro (UNDIP), Universitas Hasanuddin (UNHAS), and Universitas Pattimura (UNPATTI)—in attendance. The training aimed to equip participants with theoretical knowledge and practical skills in operating Acoustic Doppler Current Profilers (ADCP) and Conductivity, Temperature, and Depth (CTD) instruments—two essential tools in marine and fisheries research.

ADCPs are utilized to measure ocean current velocities at various depths and are crucial for oceanographic dynamics studies, fisheries management, and maritime infrastructure planning. CTD instruments, on the other hand, measure conductivity, temperature, and water depth—key parameters for understanding marine characteristics and environmental changes. The training incorporated both theoretical instruction and hands-on fieldwork, enabling participants to operate these instruments in real marine environments. This approach provided them with in-depth knowledge in data acquisition, analysis, and interpretation for applications such as ocean current mapping, fisheries habitat modeling, and climate change monitoring.

The course materials were delivered by subject-matter experts, and participants conducted practical fieldwork in Ancol waters. They later processed the collected data in group-based mini projects focused on marine science and fisheries issues with oceanographic relevance. According to participant Hana Cahya Maharani, the training was an invaluable experience due to the opportunity to use cutting-edge equipment supporting marine and fisheries research. “The training provided me with new knowledge in marine and oceanographic aspects of fisheries, with engaging and comprehensible instruction,” Hana shared.

This collaborative effort, under the Indonesia-Korea ODA KIOTEC project, is further supported by the Korea Institute of Ocean Science and Technology (KIOST) and MTCRC as the implementing agency. It reflects a shared commitment to advancing research, innovation, and sustainability in Indonesia’s marine and fisheries sectors. The program significantly contributes to SDG 8 (Decent Work and Economic Growth), SDG 9 (Industry, Innovation, and Infrastructure), and SDG 17 (Partnerships for the Goals) by enhancing human resource capacity through international collaboration in marine science and technology.

Author: Kharisma Pundhi Rukmana
Editor: Mukti Aprian, S.Kel., M.Si.(Han)

UGM Department of Fisheries Participates in Syawalan Celebration at the Faculty of Agriculture

News Friday, 11 April 2025

The Department of Fisheries, Universitas Gadjah Mada, took part in the Syawalan celebration organized by the Faculty of Agriculture on Friday, 11 April 2025. The event was held at the Harjono Danoesastro Auditorium and attended by faculty members, administrative staff, and retired lecturers. This celebration was also part of the 79th Anniversary of the Faculty of Agriculture, aiming to strengthen bonds among academic community members following the month of Ramadan.

The Syawalan commenced with a communal prayer to express gratitude and hopes for future blessings. It was followed by the recitation of the Syawalan pledge led by faculty representatives. A symbolic gong in the shape of a fish was struck to mark the official opening of the anniversary celebrations—representing unity and diversity within the faculty. The event concluded with a warm and convivial halal bi halal session and communal meal.

This gathering fostered stronger communal spirit and reinforced values of collegiality and integrity. Syawalan also served as a moment of reflection to further support the achievement of Sustainable Development Goals (SDGs), particularly SDG 3 (Good Health and Well-being), SDG 10 (Reduced Inequality), and SDG 16 (Peace, Justice, and Strong Institutions). By upholding unity and harmony, the Department of Fisheries is committed to contributing to an inclusive and sustainable academic environment.

Author: Aurelie Firlana Salsabilla
Editors: Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc. and Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han)

Perkuat Kolaborasi Riset dan Pendidikan, Duta Besar Rwanda Kunjungi Departemen Perikanan UGM

BeritaNews Wednesday, 9 April 2025

Yogyakarta, 9 April 2025 — Duta Besar Republik Rwanda untuk Indonesia, H.E. Sheikh Abdul Karim Harelimana, melakukan kunjungan resmi ke Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada (UGM). Kunjungan ini menjadi bagian dari agenda diplomatik untuk memperkuat hubungan bilateral di bidang pendidikan tinggi dan riset, khususnya dalam sektor perikanan dan akuakultur. Duta Besar disambut langsung oleh Prof. Dr. Alim Isnansetyo selaku Kepala Departemen Perika nan UGM. Dalam sambutannya, Prof. Alim memaparkan sejarah dan pencapaian Departemen Perikanan yang telah berdiri sejak tahun akademik 1963/1964 dan resmi menjadi departemen pada tahun 1983. Hingga saat ini, Departemen Perikanan UGM telah memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan perikanan secara regional dan nasional.

Saat ini, departemen memiliki tiga program studi utama jenjang sarjana: Budidaya Perikanan (Akuakultur), Manajemen Sumber Daya Perikanan, dan Teknologi Hasil Perikanan. Berbagai penelitian unggulan sedang dikembangkan, seperti pengembangan ikan nila unggul, vaksin bakteri dan virus untuk ikan kerapu, inovasi dalam pakan dan sistem akuakultur, serta riset tentang keanekaragaman hayati laut, konservasi, dan sosial ekonomi perikanan.

Dalam kunjungan tersebut, Duta Besar juga didampingi oleh salah satu mahasiswa asal Rwanda, Joas Iradukunda, yang sedang menempuh pendidikan di Departemen Perikanan UGM. Joas bersama dosen pembimbing akademiknya, Assoc. Prof. Dr. Indah Istiqomah, turut menjelaskan topik riset yang sedang dijalankan, yakni tentang pengaruh pemberian prebiotik inulin dan probiotik Bacillus-Lactococcus dalam pakan terhadap histologi usus, ekspresi gen, aktivitas enzim, dan pertumbuhan ikan nila hibrida merah (Oreochromis sp). Penelitian ini mencerminkan fokus akademik UGM dalam pengembangan teknologi budidaya ikan yang ramah lingkungan dan efisien.

Setelah sesi presentasi dan diskusi, Duta Besar mengunjungi beberapa fasilitas laboratorium di lingkungan Departemen Perikanan, seperti Laboratorium Budidaya, Laboratorium Ekologi dan Hidrobiologi, Laboratorium Sosial Ekonomi dan Pengelolaan Sumber Daya, serta Laboratorium Genetika dan Pemuliaan. Pada setiap laboratorium, terdapat gambaran langsung mengenai kegiatan riset dan inovasi yang sedang berlangsung, termasuk pelatihan praktis mahasiswa di unit-unit pelatihan.

Dalam sesi penutupan, Duta Besar Harelimana menyampaikan rasa terima kasih atas sambutan hangat dari pihak UGM serta komitmen universitas dalam mendukung pengembangan kapasitas mahasiswa Rwanda. Beliau berharap ke depan dapat terjalin kemitraan yang lebih erat antara institusi pendidikan tinggi di Indonesia dan Rwanda, khususnya dalam bidang akuakultur dan perikanan, melalui program pertukaran mahasiswa dan kolaborasi riset yang saling menguntungkan.

Kegiatan kunjungan ini turut mendukung pencapaian beberapa poin penting dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), di antaranya, SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) kolaborasi pendidikan antara UGM dan Rwanda membuka akses terhadap pendidikan tinggi yang inklusif dan berkualitas bagi mahasiswa dari negara berkembang. Selanjutnya, SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur), kegiatan riset dan inovasi di bidang akuakultur dan perikanan mendorong pengembangan industri yang tangguh dan berkelanjutan. SDG 14 (Ekosistem Lautan), penelitian tentang konservasi laut, keanekaragaman hayati, dan praktik budidaya yang berkelanjutan mendukung perlindungan sumber daya laut. SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan), pertemuan ini memperkuat kemitraan global melalui kerja sama antar institusi pendidikan dan riset lintas negara. Kunjungan ini diharapkan menjadi langkah awal bagi kerja sama yang lebih luas antara Indonesia dan Rwanda dalam memajukan bidang perikanan, pendidikan, dan riset berbasis keberlanjutan.

Penulis : Joas iradukunda, Galuh Wulanuari

Editor : Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc. & Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han).

Ambassador of Rwanda Strengthens Academic and Research Ties through Visit to UGM Department of Fisheries

News Wednesday, 9 April 2025

Yogyakarta, 9 April 2025 — H.E. Sheikh Abdul Karim Harelimana, Ambassador of the Republic of Rwanda to Indonesia, paid an official visit to the Department of Fisheries, Faculty of Agriculture, Universitas Gadjah Mada (UGM). This diplomatic visit aimed to strengthen bilateral cooperation in higher education and research, particularly in the fields of fisheries and aquaculture. The Ambassador was welcomed by Prof. Dr. Alim Isnansetyo, Head of the Department of Fisheries, who presented the department’s history and achievements since its establishment in the 1963/1964 academic year and official formation in 1983. The department has made significant contributions to regional and national fisheries development.

Currently, the department offers three undergraduate programs: Aquaculture, Fisheries Resource Management, and Fish Processing Technology. Various flagship research projects are underway, including the development of superior tilapia strains, bacterial and viral vaccines for grouper fish, innovations in aquaculture feed and systems, and research on marine biodiversity, conservation, and fisheries socioeconomics.

During the visit, the Ambassador was accompanied by Joas Iradukunda, a Rwandan student at UGM, who presented his research with academic advisor Assoc. Prof. Dr. Indah Istiqomah. The study investigates the effects of dietary supplementation with the prebiotic inulin and the probiotic Bacillus-Lactococcus on intestinal histology, gene expression, enzymatic activity, and growth performance of red hybrid tilapia (Oreochromis sp.). This reflects UGM’s commitment to environmentally friendly and efficient aquaculture technologies.

The visit included tours of several research facilities, such as the Aquaculture Laboratory, Ecology and Hydrobiology Laboratory, Socioeconomic and Resource Management Laboratory, and Genetics and Breeding Laboratory. These tours showcased ongoing research activities, student practical training, and innovation development within the department.

In his closing remarks, Ambassador Harelimana expressed gratitude for the warm welcome and UGM’s dedication to supporting Rwandan students. He hopes for stronger partnerships between higher education institutions in Indonesia and Rwanda, especially in aquaculture and fisheries, through student exchange and joint research programs.

This visit contributes to several key Sustainable Development Goals (SDGs): SDG 4 (Quality Education) by enhancing access to inclusive higher education for students from developing countries; SDG 9 (Industry, Innovation, and Infrastructure) by promoting sustainable fisheries and aquaculture innovations; SDG 14 (Life Below Water) through marine conservation research; and SDG 17 (Partnerships for the Goals) by strengthening global academic collaborations. It is expected that this visit will serve as a starting point for broader cooperation between Indonesia and Rwanda in sustainable fisheries, education, and research.


Authors: Joas Iradukunda, Galuh Wulanuari
Editors: Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc. & Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han)

Pengadaan Alat Laboratorium Baru untuk Menunjang Riset Mahasiswa Teknologi Hasil Perikanan di Departemen Perikanan UGM

BeritaNews Friday, 21 March 2025

Departemen Perikanan Universitas Gadjah Mada UGM terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas penelitian dan riset mahasiswa, khususnya dari Program Studi Teknologi Hasil Perikanan THP. Pada tahun 2024, departemen ini telah mengadakan empat alat laboratorium canggih, yaitu Particle Size Analyzer (PSA) Particle Matrix-Zeta View, Ballmill, HPFE RayKol (High-throughput Pressurized Fluid Extraction), dan Spray Dryer. Alat-alat ini diharapkan dapat mendukung penelitian mahasiswa S1, S2, dan S3, serta kolaborasi riset dengan pihak eksternal. Alat termahal yang diadakan adalah PSA Particle Matrix-Zeta View dengan harga sekitar 2,3 miliar rupiah, yang memiliki kemampuan untuk menganalisis distribusi ukuran partikel dan potensial zeta secara presisi.  

Keempat alat ini memiliki fungsi dan prinsip kerja yang unik. PSA Particle Matrix-Zeta View digunakan untuk mengukur ukuran partikel dan potensial zeta dengan metode hamburan cahaya, yang penting dalam karakterisasi material. Ballmill berfungsi untuk menggiling atau mencampur material menjadi partikel halus melalui tumbukan dan gesekan bola penggiling. HPFE RayKol memanfaatkan tekanan dan suhu tinggi untuk mengekstrak senyawa target dari sampel padat atau semi-padat dengan efisiensi tinggi. Sementara itu, Spray Dryer mengubah cairan atau suspensi menjadi bubuk kering melalui proses penguapan pelarut dengan udara panas. Alat-alat ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan riset di bidang teknologi hasil perikanan, seperti pengembangan produk pangan, ekstraksi senyawa bioaktif, dan karakterisasi material.  

Penggunaan alat-alat ini diatur secara ketat untuk memastikan optimalisasi dan keamanan. Mahasiswa atau peneliti yang ingin menggunakan alat harus mengajukan surat izin khusus dari Tata Usaha Departemen Perikanan, yang ditandatangani oleh Kepala Departemen. Surat tersebut harus mencantumkan nama lengkap, nama dosen pembimbing, dan judul penelitian. Selain mahasiswa UGM, pihak eksternal juga diperbolehkan mengujikan sampel dengan persyaratan yang sama. Seluruh penggunaan alat harus didampingi oleh Sri Endah Rahmawati, S.Kel, selaku laboran laboratorium riset, untuk memastikan prosedur operasional yang benar. Kehadiran alat-alat ini tidak hanya mendukung riset mahasiswa dan peneliti, tetapi juga berkontribusi pada pencapaian Tujuan SDGs, utamanya SDG 4: Pendidikan Berkualitas dan SDG 9: Industri inovasi, dan infrastruktur. Dengan demikian, pengadaan alat laboratorium ini tidak hanya memperkuat posisi Departemen Perikanan UGM sebagai pusat riset unggulan, tetapi juga turut berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan global.

Penulis: Aurelie Firlana Salsabilla

Editor: Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han)

Resto Inkubator Mina Bisnis (IMB) Hadirkan Promo dan Pelayanan Spesial di Edisi Ramadan

BeritaNews Friday, 21 March 2025

Yogyakarta – Resto Inkubator Mina Bisnis (IMB) kembali hadir dengan edisi spesial Ramadan. Sebagai salah satu tempat makan favorit mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) dan masyarakat sekitar, Resto IMB mengalami sejumlah perubahan dalam persiapannya selama bulan suci ini.

Selama Ramadan, Resto IMB melakukan persiapan yang berbeda dibandingkan hari biasa. Jika pada hari normal persiapan bahan dilakukan sekali dalam seminggu, maka selama Ramadan, persiapan dilakukan setiap hari untuk memastikan kesegaran bahan makanan yang disajikan kepada pelanggan. Selain itu, jam operasional Resto IMB juga mengalami penyesuaian. Waktu buka restoran sangat bergantung pada jumlah pelanggan yang melakukan reservasi untuk buka bersama (bukber). Semakin banyak reservasi yang masuk, semakin fleksibel pula jam operasional restoran dalam melayani pelanggan. Bahkan, dalam kondisi tertentu, Resto IMB bisa membuka layanan lebih awal jika lonjakan pelanggan terjadi.

Meskipun tidak menyediakan menu khusus Ramadan, Resto IMB tetap menarik perhatian pelanggan dengan program promo spesial. Salah satu promo yang ditawarkan adalah “IMB Serba 10 Ribu”, di mana setiap harinya pelanggan dapat menikmati menu berbeda dengan harga terjangkau, hanya Rp10.000 per porsi.

Menjalankan operasional restoran selama Ramadan tentu tidak lepas dari berbagai tantangan. Salah satu kendala terbesar yang dihadapi Resto IMB adalah lonjakan jumlah pelanggan yang melakukan reservasi untuk berbuka puasa. Situasi ini sering kali menyebabkan kondisi yang cukup ‘chaos’ bagi para pekerja yang harus melayani banyak pelanggan dalam waktu yang singkat. Selain itu, hujan juga menjadi tantangan tersendiri, terutama dalam proses pengantaran pesanan. Salah satu pengalaman menarik yang dialami oleh staf IMB, Fahlevi dan Arla, adalah ketika staf harus menyiapkan 130 pesanan sekaligus dan mengantarkan di tengah hujan deras.

Dengan meningkatnya popularitas dan tingginya minat pelanggan selama Ramadan, Resto IMB berharap dapat terus menjadi tempat makan favorit bagi mahasiswa UGM dan masyarakat umum. Mereka bertekad untuk terus meningkatkan layanan dan memberikan pengalaman berbuka yang nyaman serta menyenangkan bagi pelanggan.

Selain itu, Resto IMB juga turut berkontribusi dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam tujuan SDG 2: Zero Hunger dengan menyediakan makanan terjangkau bagi masyarakat, SDG 8: Decent Work and Economic Growth dengan menciptakan peluang kerja bagi mahasiswa sebagai pekerja paruh waktu, serta SDG 12: Responsible Consumption and Production dengan memastikan penggunaan bahan makanan yang efisien dan meminimalkan limbah. Dengan promo menarik, pelayanan yang lebih maksimal, dan semangat tinggi dari para stafnya, Resto IMB siap menjadi pilihan utama untuk berbuka puasa selama Ramadan ini.

Penulis : Galuh Wulanuari

Editor : Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si.(Han), Prof.Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc.

Mengejar Ilmu di Eropa : Mahasiswa Departemen Perikanan UGM Jalani Student Exchange di Aix-Marseille University

BeritaNews Friday, 21 March 2025

Mahasiswa Departemen Perikanan UGM, Brandon Suwarno, mengikuti program pertukaran pelajar yakni Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) ke luar negeri pada semester ganjil tahun 2024. Brandon, yang merupakan mahasiswa angkatan 2021 dari Program Studi Akuakultur, berkesempatan untuk menempuh studi di Aix-Marseille University, Aix en Provence, Prancis. Program pertukaran ini berlangsung selama lima bulan, dari Agustus hingga Desember 2024. Kesempatan ini memberikan pengalaman akademik dan budaya yang berharga bagi Brandon dalam pengembangan wawasan globalnya. Keikutsertaannya dalam program ini menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk mencoba pengalaman belajar di luar negeri. Brandon mengaku bahwa program exchange ini merupakan impian yang telah lama ia rencanakan. Ia berharap semakin banyak mahasiswa Indonesia yang berani mencoba pengalaman serupa. Aix-Marseille University dipilih oleh Brandon karena menawarkan mata kuliah yang relevan dengan minat akademiknya. Meskipun berasal dari program studi Akuakultur, Brandon memilih untuk mengambil jurusan Ekonomi dan Manajemen selama masa pertukaran. Menurutnya, pemilihan universitas tujuan sangat penting dan harus disesuaikan dengan jurusan yang ditawarkan serta mata kuliah yang dapat menunjang perkembangan akademik dan karier di masa depan. Selain itu, reputasi Aix-Marseille University dalam bidang ekonomi dan manajemen juga menjadi salah satu alasan utama dalam memilih universitas ini. Ia percaya bahwa mempelajari aspek ekonomi akan sangat bermanfaat dalam pengelolaan bisnis perikanan di masa depan. Dengan pendekatan lintas disiplin ini, ia berharap dapat mengembangkan wawasan yang lebih luas dalam sektor perikanan. 

Selama menjalani program exchange, Brandon menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam hal bahasa. Bahasa Prancis yang digunakan sebagai bahasa utama di Aix-Marseille University menjadi hambatan tersendiri bagi mahasiswa yang tidak memiliki latar belakang bahasa tersebut. Meskipun beberapa mata kuliah disediakan dalam bahasa Inggris, komunikasi sehari-hari tetap membutuhkan pemahaman bahasa Prancis yang baik. Brandon mengakui bahwa bahasa Prancis cukup sulit untuk dipelajari dalam waktu singkat. Namun, ia berusaha untuk menyesuaikan diri dengan belajar secara mandiri dan berlatih bersama teman-teman lokal. Selain itu, ia juga memanfaatkan teknologi seperti aplikasi penerjemah untuk membantu memahami percakapan sehari-hari. Tantangan ini justru membuatnya semakin termotivasi untuk mengembangkan kemampuan bahasanya. 

Pengalaman belajar di luar negeri memberikan banyak pelajaran berharga bagi Brandon, tidak hanya dalam aspek akademik tetapi juga dalam kehidupan sosial dan budaya. Ia merasa bahwa program exchange membantunya menjadi bagian dari masyarakat setempat dan memahami perbedaan budaya secara langsung. Berinteraksi dengan mahasiswa dari berbagai negara juga memperluas wawasannya tentang dunia pendidikan global. Selain itu, ia belajar bagaimana beradaptasi dengan sistem pendidikan yang berbeda dari Indonesia. Pengalaman ini membantunya menjadi pribadi yang lebih mandiri dan terbuka terhadap berbagai perspektif baru. Ia juga merasakan perubahan dalam cara berpikir dan pendekatan dalam memecahkan masalah. Semua pengalaman ini menjadikan program exchange sebagai sesuatu yang tak terlupakan bagi dirinya.

Brandon memberikan pesan kepada mahasiswa lain yang ingin mengikuti program exchange agar tidak ragu untuk mencoba. “Just go for it, don’t be afraid karena pengalaman yang akan kalian dapatkan ketika exchange nggak bisa didapatkan di kesempatan lain,” ungkapnya. Ia menekankan bahwa mengikuti program ini memberikan kesempatan untuk menjadi bagian dari masyarakat di tempat exchange. Selain itu, pengalaman internasional ini akan menjadi bekal berharga untuk pengembangan diri di masa depan. Ia juga mengingatkan bahwa tantangan yang ada seharusnya tidak menjadi penghalang untuk mencoba sesuatu yang baru. Setiap mahasiswa memiliki kesempatan yang sama untuk meraih pengalaman ini jika memiliki tekad yang kuat. Baginya, program exchange adalah pengalaman yang tidak akan pernah terlupakan.

Selain memberikan motivasi, Brandon juga membagikan tips dan trik bagi mahasiswa yang ingin mengikuti program exchange. Persiapan dokumen harus dilakukan jauh-jauh hari agar tidak terburu-buru menjelang pendaftaran. Ia juga menyarankan agar mahasiswa banyak melakukan riset terkait program yang ingin diikuti. Menurutnya, riset yang mendalam akan membantu mahasiswa mempersiapkan diri agar menjadi kandidat yang ideal. Selain itu, ia menekankan pentingnya mengetahui tujuan atau goals dalam mengikuti exchange. Hal ini akan membantu mahasiswa untuk lebih fokus dan mendapatkan manfaat maksimal dari program yang diikuti. Brandon juga berpesan agar tidak malu bertanya kepada senior yang sudah berpengalaman.

Keikutsertaan Brandon dalam program exchange menjadi bukti bahwa mahasiswa Departemen Perikanan UGM mampu bersaing di tingkat internasional. Program ini tidak hanya memberikan kesempatan untuk belajar di luar negeri tetapi juga membuka peluang jaringan global yang lebih luas. Dengan pengalaman yang ia peroleh, Brandon berharap lebih banyak mahasiswa yang termotivasi untuk mengikuti jejaknya. Ia percaya bahwa pertukaran pelajar memberikan banyak manfaat yang tidak dapat ditemukan dalam perkuliahan di dalam negeri. Dukungan dari universitas dan kesiapan mahasiswa menjadi faktor kunci dalam kesuksesan program ini. Dengan semakin banyaknya mahasiswa yang mengikuti program exchange, diharapkan kualitas akademik dan daya saing global mahasiswa UGM semakin meningkat. Program seperti ini menjadi langkah maju dalam mencetak generasi penerus yang berwawasan internasional. Kisah Brandon ini sejalan dengan tujuan global atau SDGs pada poin ke-4 : Pendidikan Bermutu dan poin ke-17 : Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan. 

Penulis : Rafi Sukma Aulia

Editor 1 : Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han)

Editor 2 : Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc.

1234…9
Universitas Gadjah Mada

Fisheries Department, Faculty of Agriculture

Universitas Gadjah Mada
Gedung A4, Jl. Flora, Bulaksumur,Yogyakarta, 55281
 +62274-551218
 fish@ugm.ac.id

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY