• UGM
  • IT Center
  • Faculty Of Agriculture
  • English
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Faculty of Agriculture
Department of Fisheries
  • Profile
    • About Us
    • Organizational Structure
    • Staff
    • Collaboration
  • Academic
    • Bachelor in Aquaculture
    • Bachelor in Aquatic Resources Management
    • Bachelor in Fish Product Technology
    • Master in Fisheries Science
  • Facilities
    • Laboratories
  • Student Affairs
    • Student Organization
      • KMIP
      • Bahari Pers
      • Fisheries Dive
  • Home
  • SDG 14: Ekosistem Lautan
  • SDG 14: Ekosistem Lautan
Arsip:

SDG 14: Ekosistem Lautan

Praktikum Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Akuatik UGM; Pelajari Biomassa Tumbuhan Air dan Selektivitas Alat Tangkap

Berita Friday, 16 May 2025

Mahasiswa Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik (MSA), Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, melaksanakan praktikum lapangan pada tanggal 26–27 April 2025 dengan tema “Biomassa Tumbuhan Akuatik dan Selektivitas Alat Tangkap.” Kegiatan ini berlangsung di Embung Watu Manten dan Embung Langensari, Kabupaten Bantul, DIY. Pada hari pertama, mahasiswa mengidentifikasi berbagai jenis tumbuhan air dan menghitung kelimpahannya untuk mengetahui dominansi serta peranannya dalam menjaga keseimbangan ekosistem perairan. Sedangkan Minggu, 27 April 2025, praktikum berfokus pada pelatihan selektivitas alat tangkap di Embung Langensari. Mahasiswa belajar menggunakan alat tangkap tradisional seperti pancing dan bubu, sekaligus praktik membuat umpan. Mereka juga melakukan penangkapan ikan dan mengumpulkan data panjang serta berat ikan untuk menganalisis efektivitas alat tangkap tersebut dalam selektivitas ikan.

Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari mahasiswa yang merasa praktikum tidak hanya menambah wawasan tentang tumbuhan air dan alat tangkap, tetapi juga meningkatkan kerja sama antar peserta. Mahasiswa berharap pengalaman ini dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga sumber daya ikan dengan menggunakan alat tangkap yang tepat serta hanya mengambil ikan yang memenuhi ukuran layak tangkap. Praktikum ini juga mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) khususnya pada poin (4) Pendidikan Bermutu, (14) Ekosistem Laut, dan (17) Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. 

Penulis: Fathurrahman Kafi

Editor: Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.

Menjadi Master of Science Berkat Ketekunan dan Semangat Pantang Menyerah: Kisah Wisudawan Magister Ilmu Perikanan UGM

Berita Friday, 16 May 2025

Yogyakarta – Wisuda Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM) kali ini menghadirkan sosok inspiratif dari Departemen Perikanan. Ihda Khozainul Busyro, lulusan Magister Ilmu Perikanan, berhasil menyelesaikan studinya dengan penelitian yang unik dan penuh tantangan. Ia mengkaji potensi alergen dari cacing Anisakis, parasit yang sering ditemukan pada ikan laut. Pemilihan topik ini didasari oleh pentingnya isu keamanan pangan, terutama terkait reaksi alergi yang mungkin dipicu oleh Anisakis. Riset mengenai alergen Anisakis masih jarang dilakukan di Indonesia, sehingga penelitian ini memiliki nilai kebaruan yang signifikan.  

Perjalanan penelitian Ihda Khozainul Busyro atau biasa yang dipanggil Khozin tidaklah mudah. Ia memulai dari pemahaman dasar tentang Anisakis dan konsep alergen, mengingat topik ini berbeda dari penelitian S1-nya. Proses deteksi alergen memakan waktu lama dan mengalami berbagai kendala. Namun, ketekunan dan semangatnya akhirnya membuahkan hasil yang memuaskan. Keberhasilan ini tak lepas dari bimbingan dosen pembimbing, Mgs. Muh Prima Putra dan Eko Setyobudi, serta dukungan teman-teman.

Salah satu pengalaman berkesan Khozin selama kuliah adalah terlibat dalam tim Media Perikanan UGM. Kegiatan ini memberinya kesempatan untuk berkembang di luar laboratorium sekaligus memperluas pengetahuannya dalam komunikasi sains.  Khozin menekankan bahwa ilmu perikanan memiliki kontribusi besar terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), seperti konservasi sumber daya hayati, pengembangan ekonomi biru, inovasi teknologi, dan ketahanan pangan berbasis laut. Setelah wisuda, ia berencana berkarier di industri sambil tetap membuka peluang untuk terjun ke bidang riset atau melanjutkan studi doktoral.  

Sebagai pesan untuk mahasiswa magister, Khozin menyarankan agar mereka tetap semangat dan tekun, terutama saat menghadapi kebuntuan dalam penelitian. Berdiskusi dengan rekan bisa memberikan sudut pandang baru dan solusi tak terduga. Baginya, setiap momen selama studi telah membentuk karakternya dan memberikan pelajaran berharga hingga meraih gelar Master of Science. Ia berharap Program Magister Ilmu Perikanan UGM terus berkembang dan menjadi salah satu program unggulan di tingkat nasional.  

Kisah Ihda Khozainul Busyro dalam mengangkat topik penelitian mengenai Anisakis memiliki kontribusi nyata terhadap beberapa poin Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), antara lain, SDG 2: Zero Hunger – meningkatkan keamanan pangan hasil perikanan, SDG 3: Good Health and Well-being – mengidentifikasi risiko alergen dari produk laut terhadap kesehatan masyarakat. SDG 12: Responsible Consumption and Production – mendorong konsumsi dan produksi pangan laut yang aman dan bertanggung jawab serta SDG 14: Life Below Water – mendukung pengelolaan sumber daya laut secara berkelanjutan.

Penulis: Sheva Muhammad Althaf

Editor: Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.

Dr. Susana Endah Ratnawati; Profil Dosen yang Mendalami Keamanan Produk Perikanan serta Pemanfaatan Limbah Ikan

Berita Friday, 16 May 2025

Dr. Susana Endah Ratnawati, S.Pi., M.Si. merupakan pengajar di Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Beliau memiliki keahlian dalam bidang Pengolahan Hasil Perikanan dan Pemantauan Mutu. Pendidikan sarjananya ditempuh di Universitas Diponegoro Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, kemudian melanjutkan studi magister di bidang Manajemen Sumberdaya Pantai di universitas yang sama. Gelar Doktor diraihnya dari Ghent University, Belgia, dalam bidang Bioscience Engineering. Berbekal latar belakang akademik yang solid, Susana Endah aktif berkontribusi dalam pengembangan sains dan teknologi di bidang perikanan.

Penelitian yang beliau lakukan banyak berfokus pada peningkatan mutu produk perikanan dan inovasi dalam teknologi pengemasan. Salah satu topik penelitiannya adalah studi mengenai perubahan kualitas udang selama masa penyimpanan serta pengembangan sistem kemasan untuk produk segar atau hidup. Selain itu, beliau juga meneliti pemanfaatan limbah tulang ikan lele menjadi nanokalsium dan mengeksplorasi aspek keamanan mikrobiologis dari produk perikanan. Karya-karyanya telah diterbitkan dalam jurnal ilmiah bereputasi internasional seperti Food Microbiology dan LWT: Food Science and Technology, sebagai bukti komitmennya terhadap pengembangan ilmu pangan yang berkelanjutan.

Profesi sebagai dosen merupakan panggilan hati bagi Susana, yang terinspirasi dari ibunya yang juga berprofesi sebagai pendidik. Baginya, momen paling membahagiakan adalah ketika bertemu mahasiswa yang penuh ide dan semangat untuk maju. Dorongan ini menjadi motivasi untuk terus berkarya dan berbagi pengetahuan, sekaligus menjadi contoh bagi anak-anaknya dalam meniti jalan yang sama. Susana juga berpesan kepada mahasiswa untuk tidak takut menyampaikan pendapat, berani bermimpi besar, dan menjaga keseimbangan antara kehidupan akademik dan pribadi. Keterlibatannya dalam dunia pendidikan dan riset selaras dengan upaya mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama SDG 4 tentang Pendidikan Berkualitas dan SDG 14 mengenai Ekosistem Laut.

Penulis : Annisa Yustisia

Editor : Nahla Alfiatunnisa, S.Pi., Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han).

Riset Tepung Bulu Ayam Fermentasi untuk Pakan Ikan, Potensi Akuakultur Berkelanjutan 

Berita Friday, 16 May 2025

Tim peneliti dari Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) berinovasi memanfaatkan limbah bulu ayam, sebagai bahan baku alternatif untuk pakan ikan. Selama ini limbah bulu ayam dianggap sampah dan tidak bernilai ekonomis, tetapi kini dibuktikan melalui produk yang bermanfaat untuk menjadi pengganti dari bahan baku pakan ikan yang mahal. Penelitian dengan judul “Analisis Proksimat dan Asam Amino pada Olahan Ayam Tepung Bulu untuk Pakan Ikan” berfokus untuk memproses limbah bulu ayam untuk meningkatkan kandungan nutrisinya melalui metode fermentasi dan hidrolisis.

Sumber limbah bulu ayam didapatkan dari Rumah Pemotongan Ayam (RPA) Berbah, Sleman. Metode fermentasi diaplikasikan oleh peneliti menggunakan probiotik serta proses hidrolisis kimia untuk memecah struktur keratin menggunakan asam klorida dan natrium hidroksida. Proses tersebut menghasilkan tepung bulu ayam dan dianalisis menggunakan uji proksimat untuk mengetahui kadar air, abu, lemak, dan protein, serta asam amino yang terkandung menggunakan Liquid Chromatography Mass Spectrometry (LC-MS). Analisis dilakukan untuk menilai seberapa mampu metode tersebut dalam meningkatkan kualitas nutrisi bahan baku pakan.

Hasil penelitian membuktikan metode fermentasi dengan probiotik paling efektif dalam meningkatkan kualitas nutrien dalam tepung bulu ayam. Hasil kandungan protein kasar mencapai 78,18%, menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan metode lainnya. Selain itu, kadar asam amino esensial juga menunjukkan hasil yang menjanjikan, seperti isoleusin (14.763,26 µg/g), histidin (12.043,83 µg/g), glisin (326,51 µg/g), metionin (138,17 µg/g), arginin (33.321,63 µg/g), fenilalanin (22.815,65 µg/g), dan leusin (44.511,41 µg/g). Penemuan ini mengindikasikan potensi besar tepung bulu ayam terfermentasi sebagai sumber protein berkualitas tinggi.

Penelitian ini selain memberikan solusi bagi permasalahan limbah peternakan, tetapi juga dapat menjadi alternatif bahan pakan yang ekonomis dan berkelanjutan. Biaya pakan merupakan komponen utama dalam budidaya ikan dan mencapai 60–70% total biaya produksi. Dengan memanfaatkan hasil samping seperti bulu ayam yang diolah melalui fermentasi, diharapkan dapat mencapai efisiensi ekonomi tanpa mengorbankan kualitas pakan dan pertumbuhan ikan. Namun, efektivitas pakan ini masih perlu dikaji lebih terhadap performa biologis ikan seperti pertumbuhan, Feed Conversion Ratio (FCR), kecernaan, dan kesehatan ikan. Para peneliti menyadari bahwa meskipun kandungan nutrisi tinggi telah tercapai, kecernaan protein dari bulu ayam tetap menjadi tantangan besar. Struktur keratin pada bulu ayam sulit diurai oleh sistem pencernaan ikan, sehingga diperlukan pendekatan bioteknologi lebih lanjut, seperti penggunaan mikroba khusus atau enzim proteolitik yang lebih efektif dalam menghidrolisis keratin. 

Salah satu peneliti utama dalam studi ini, Dr. Desy Putri Handayani, S.Pi., menyampaikan bahwa pemanfaatan limbah atau by-product sebagai sumber pakan merupakan langkah strategis dalam menurunkan biaya produksi budidaya perikanan. “Namun demikian, pemanfaatan bulu ayam membutuhkan penelitian jangka panjang karena daya cerna bahan ini masih rendah. Diperlukan pendekatan seperti fermentasi mikroba atau teknologi hidrolisis enzimatik yang lebih aman dan efisien,” jelasnya. Beliau menambahkan bahwa potensi bulu ayam sebagai sumber protein pakan sangat besar, namun tantangan teknis masih harus dipecahkan secara ilmiah. Penelitian ini mendapatkan dukungan finansial dari Program Peningkatan Kompetensi Doktor Universitas Gadjah Mada. Penelitian ini merupakan bentuk komitmen UGM dalam mendorong inovasi riset terapan yang berorientasi pada keberlanjutan dan pemberdayaan sumber daya lokal. Diharapkan, hasil penelitian ini dapat menjadi pijakan awal bagi pengembangan pakan ikan berbasis limbah organik yang bernilai tambah tinggi dan berkelanjutan di masa depan. Penelitian ini sejalan dengan tujuan global atau SDGs pada poin ke-2: Mengakhiri Kelaparan, poin ke-9: Infrastruktur, Industri, dan Inovasi, poin ke-12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, serta poin ke-14: Menjaga Ekosistem Laut.

Penulis: Annisa Yustisia

Editor: Nahla Alfiatunnisa, S.Pi., Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han).

SinnTech 24 Soroti Pemanfaatan Bahan Lokal untuk Pakan Ikan: Solusi Berkelanjutan bagi Akuakultur

BeritaNews Friday, 2 May 2025

Yogyakarta, 30 April 2025 – Webinar bertajuk “Utilization of Local Raw Materials for Fish Feed: A Sustainable Solution for Aquaculture” sukses diselenggarakan dalam rangkaian kegiatan SinnTech 24. Kegiatan ini diikuti oleh puluhan peserta yang terdiri dari akademisi dan staf dari berbagai institusi perikanan dan kelautan di Indonesia. Webinar ini menjadi wadah diskusi ilmiah mengenai upaya pemanfaatan bahan baku lokal untuk mendukung keberlanjutan dalam industri pakan akuakultur.

Acara ini menghadirkan dua narasumber ahli yang membagikan wawasan terkait inovasi bahan baku pakan ikan alternatif. Narasumber pertama, Associate Professor Dr. Ainulyakin H. Imlani, dari Mindanao State University Tawi-Tawi College of Technology and Oceanography menyampaikan materi berjudul “Potential Alternative Indigenous Aquaculture Feed Stuffs”. Dalam paparannya, Dr. Ainulyakin menekankan bahwa ketergantungan terhadap bahan pakan konvensional seperti fishmeal dan soybean meal tidak lagi berkelanjutan karena ketersediaannya yang semakin terbatas akibat overfishing dan alih fungsi lahan. Dr. Ainulyakin mengenalkan berbagai bahan pakan lokal seperti tanaman, serangga, alga, serta produk samping agro-industri—termasuk palm kernel cake dan brewer’s spent grain—yang dinilai bernutrisi tinggi dan ekonomis untuk digunakan sebagai bahan pakan ikan.

Sementara itu, narasumber kedua, Dr. Senny Helmiati, S.Pi., M.Sc., dari Departement Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada memaparkan hasil risetnya dalam presentasi bertajuk “Exploration of Local Ingredient for Aquafeed in Indonesia”. Dr. Senny Helmiati menyoroti potensi bahan bahan lokal dari serangga serta tanaman untuk menjadi alternatif bahan pakan ikan. Salah satu hal yang disampaikan mengenai larva Black Soldier Fly (BSF) sebagai sumber protein alternatif yang sangat menjanjikan. Berdasarkan data yang disajikan, media budidaya seperti bungkil inti sawit, ampas kopi, limbah roti, hingga limbah fermentasi mampu menghasilkan maggot dengan kandungan nutrisi yang bervariasi dan tinggi, terutama dalam aspek protein, lemak, dan energi. Penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan limbah organik lokal dapat menjadi solusi ganda: mengurangi limbah dan menghasilkan bahan pakan berkualitas.

Topik webinar ini memiliki korelasi kuat dengan agenda global Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 2: Zero Hunger, SDG 12: Responsible Consumption and Production, dan SDG 14: Life Below Water. Pemanfaatan bahan lokal dan limbah organik untuk pakan ikan tidak hanya mendukung ketahanan pangan, tetapi juga membantu pelestarian ekosistem laut serta mendorong praktik produksi dan konsumsi yang bertanggung jawab. Webinar ini menunjukkan bahwa inovasi berbasis kearifan lokal dan sumber daya terbarukan menjadi kunci menuju sistem akuakultur yang lebih berkelanjutan.

Penulis : Galuh Wulanuari

Editor : Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si (Han), Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.

Menjelajahi Dunia Perikanan: Pengalaman Magang Atalie Safa di PPN Prigi Melalui MBKM

Berita Wednesday, 30 April 2025

Menjadi seorang mahasiswa bukan hanya sekedar menguasai teori di dalam kelas, tetapi juga melibatkan penerapan pengetahuan melalui pengalaman langsung. Hal inilah yang sedang dijalani oleh Atalie Safa Danella Laksita Khairah, mahasiswa Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik angkatan 2022 dari Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Saat ini, Atalie sedang melaksanakan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi, Trenggalek, Jawa Timur, yang dimulai sejak 10 Februari dan akan berlangsung hingga Juni 2025 mendatang. Program magang ini menjadi kesempatan penting bagi Atalie untuk menggali lebih dalam tentang dunia perikanan tangkap, baik dari sisi teknis maupun sosial di lapangan.

Selama menjalani magang, Atalie terlibat langsung dalam berbagai aktivitas operasional di pelabuhan, seperti pengurusan surat administrasi pelayaran, pengaturan perbekalan kapal, hingga pencatatan hasil tangkapan ikan. Ia juga belajar mengenai sistem kerja cold storage (gudang pendingin), serta pengelolaan lahan dan bangunan di sekitar pelabuhan. Melalui pengalaman ini, Atalie mendapat pemahaman mendalam tentang pentingnya efisiensi dan koordinasi antar unit kerja untuk menjaga kelancaran operasional pelabuhan. Atalie belajar bahwa selain keterampilan teknis, membangun hubungan yang baik antara petugas pelabuhan, instansi pemerintah, nelayan, dan pengusaha perikanan sangat krusial, terutama dalam situasi yang memerlukan koordinasi cepat dan dinamis. “Bekerja di sektor perikanan tidak hanya mengenai data dan teknik, namun juga penting untuk membangun komunikasi yang solid dan hubungan kerja yang baik,” ujar Atalie.

 

Magang di PPN Prigi memberikan banyak wawasan mengenai sektor perikanan, dan diharapkan lebih banyak mahasiswa di masa depan dapat merasakan manfaat serupa. Program ini diharapkan terus berkembang dan membuka lebih banyak kesempatan bagi mahasiswa untuk memperdalam pengetahuan praktis mereka. Harapannya, Departemen Perikanan UGM dapat terus berkontribusi dalam pengembangan sektor perikanan dan keberlanjutan ekosistem laut melalui kolaborasi berbagai pihak, selaras dengan SDGs pada point nomor (4) Pendidikan Bermutu, (9) Infrastruktur, Industri, dan Inovasi, (14) Ekosistem Laut, dan (17) Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Penulis: Fathurrahman Kafi

Editor: Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.

Mahasiswa Perikanan UGM Belajar Budidaya Ikan Hias Melalui Program MBKM di Swasti Farm

Berita Wednesday, 30 April 2025

Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diselenggarakan oleh Program Studi Akuakultur, Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada (UGM) memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk langsung terlibat dalam dunia industri perikanan. Salah satu implementasi program ini adalah kegiatan magang di Swasti Farm, yang berfokus pada budidaya ikan hias, khususnya ikan guppy. Magang ini memberi mahasiswa pengalaman praktis yang tidak hanya terbatas pada pembelajaran teoritis, tetapi juga pada keterampilan teknis melalui kegiatan lapangan. Program ini didampingi oleh Dr. Senny Helmiati, S.Pi., M.Sc., yang bertindak sebagai dosen pembimbing lapangan untuk memastikan proses pembelajaran berjalan efektif. Selama magang, mahasiswa terlibat dalam berbagai aspek operasional di Swasti Farm, mulai dari perawatan larva ikan guppy hingga proses penjualan, serta mendukung pemasaran dan pengemasan ikan.

Menurut Alya Putri Mezzaluna, salah satu mahasiswa yang mengikuti program magang ini, pengalaman yang didapat sangat relevan dengan mata kuliah yang sudah dipelajari di kampus, seperti Dasar Genetika, Dasar Akuakultur, dan Teknologi Pembenihan. Di Swasti Farm, mahasiswa diberi kesempatan untuk melakukan seleksi dan penyilangan ikan guppy, dengan tujuan untuk memperbaiki genetik atau meningkatkan fenotipe ikan. Beberapa mata kuliah lainnya yang terkonversi selama magang ini antara lain Manajemen Hatchery, Budidaya Ikan Hias, dan Pemasaran Produk Akuakultur. Pengalaman lapangan ini memberikan pemahaman yang lebih aplikatif dan menyeluruh, sehingga mahasiswa tidak hanya memperoleh teori tetapi juga langsung terlibat dalam penyelesaian masalah di dunia industri perikanan.

Luna juga menyampaikan kesan positif terhadap kegiatan magang di Swasti Farm. Ia mengapresiasi suasana kerja yang mendukung dengan rekan kerja yang ramah, sehingga membuat kegiatan magang berjalan dengan lancar dan penuh semangat. Luna berharap agar program MBKM dapat terus dilanjutkan dan dikembangkan, karena program ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa untuk merasakan dinamika dunia kerja yang sebenarnya, khususnya di bidang akuakultur yang memiliki tingkat kompleksitas teknis dan operasional yang tinggi. Ia juga berharap agar program MBKM mendapat dukungan lebih dari berbagai pihak, sehingga mahasiswa dapat terus mengembangkan wawasan, membangun relasi, dan mendapatkan pengalaman berharga di luar lingkungan akademik formal. Program ini sejalan dengan tujuan SDGs, yaitu Pendidikan Bermutu (SDG 4), Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi (SDG 8), serta Menjaga Ekosistem Laut (SDG 14), yang mendukung kemajuan sektor akuakultur nasional.

Penulis: Fathurrahman Kafi

Editor: Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.

DKP Bantul Gandeng UGM untuk Pendampingan Demplot Perikanan dan Tambak Garam

BeritaNews Friday, 25 April 2025

Yogyakarta, 21 April 2025 — Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Bantul melakukan kunjungan ke Departemen Perikanan Universitas Gadjah Mada (UGM). Kunjungan ini dilaksanakan untuk membahas rencana kerja sama pendampingan teknis dalam program pengembangan demplot perikanan dan tambak garam di wilayah pesisir Bantul.

Pertemuan ini menjadi tindak lanjut dari permohonan resmi DKP Bantul kepada UGM untuk mendampingi beberapa kegiatan strategis. Program strategis potensial yaitu percobaan demplot pendederan benih bening lobster (BBL), pembesaran udang vaname, bandeng, serta pengelolaan tambak garam. Program-program tersebut dirancang sebagai bagian dari upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir, terutama dalam menyambut tuntasnya pembangunan jalur selatan-selatan yang diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan pesisir.

DKP Bantul sangat mengapresiasi respons positif dari Departemen Perikanan UGM dengan berharap kedepannya kegiatan ini tidak hanya memberikan hasil nyata di lapangan, tetapi juga berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi terkini. Sebagai langkah awal, DKP Bantul telah menunjuk Anes Dwi Jayanti, S.Pi., M.Agr., dosen perikanan UGM sebagai salah satu tim ahli yang akan mendampingi pelaksanaan kegiatan tersebut. Anes Dwi Jayanti, S.Pi., M.Agr. diharapkan dapat menjadi penghubung dalam koordinasi lebih lanjut dengan dosen dan peneliti lain dari Departemen Perikanan UGM pada program-progam transdisplin tersebut.

Anes Dwi Jayanti, S.Pi., M.Agr menyatakan bahwa menjadi tim ahli tentu bukan hal yang mudah, karena cakupan kegiatan cukup luas. Namun, kolaborasi tim dari Departemen Perikanan UGM akan menjadi kekuatan utama untuk mewujudkan pendampingan yang menyeluruh dan berdampak nyata. Departemen Perikanan UGM menyatakan kesiapan untuk menyediakan tim pendamping lintas bidang sesuai kebutuhan, sebagai bagian dari komitmen institusi dalam mendukung pengembangan wilayah berbasis riset dan teknologi.

Kolaborasi ini diharapkan dapat mempererat hubungan antara institusi pendidikan tinggi dan pemerintah daerah. Program-program yang disusun juga memastikan bahwa kebijakan dan kegiatan pembangunan yang dijalankan di tengah masyarakat berbasis data ilmiah dan pendekatan terapan yang berkelanjutan. Secara langsung, program ini turut mendukung pencapaian beberapa poin Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), di antaranya SDG 1 (Tanpa Kemiskinan) melalui peningkatan pendapatan masyarakat pesisir, SDG 2 (Tanpa Kelaparan) dengan penguatan sektor produksi perikanan dan pangan lokal, SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) melalui penciptaan lapangan kerja dan pengembangan ekonomi lokal, SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim) dengan pendekatan budidaya berkelanjutan, serta SDG 14 (Ekosistem Lautan) melalui pengelolaan sumber daya laut secara bertanggung jawab dan berbasis ilmu pengetahuan.

Penulis : Galuh Wulanuari
Editor : Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si.(Han)

Menelusuri Teaching Farm Departemen Perikanan UGM: Inovasi dalam Edukasi dan Riset Akuakultur

BeritaNews Thursday, 17 April 2025

Teaching Farm merupakan salah satu fasilitas unggulan yang dimiliki oleh Laboratorium Akuakultur, Program Studi Akuakultur, Departemen Perikanan Universitas Gadjah Mada (UGM). Fasilitas ini dibangun sebagai sarana penunjang kegiatan akademik dan riset yang berfokus pada budidaya perikanan. Teaching Farm menjadi tempat yang ideal bagi mahasiswa untuk melaksanakan praktikum dan penelitian secara langsung di lapangan. Keberadaannya menjadi penghubung antara teori yang dipelajari di kelas dengan aplikasi nyata dalam dunia akuakultur. Mahasiswa dapat mengembangkan keterampilan teknis sekaligus memahami tantangan riil dalam budidaya ikan. Hal ini tentu saja mendukung pembentukan lulusan yang kompeten dan siap terjun ke dunia industri perikanan. Dengan demikian, Teaching Farm memiliki peran strategis dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Departemen Perikanan UGM.

Salah satu keunggulan Teaching Farm ini adalah penggunaan sistem Recirculating Aquaculture System (RAS) di setiap bak budidayanya. Teknologi RAS memungkinkan air untuk digunakan kembali melalui proses penyaringan dan sirkulasi, sehingga ramah lingkungan dan efisien dalam penggunaan sumber daya air. Sistem filtrasi yang digunakan terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu jaring mekanis, media bio ball untuk filtrasi biologis, dan kaldness sebagai media tumbuh bakteri nitrifikasi. Ketiga elemen filter ini bekerja secara sinergis untuk menjaga kualitas air tetap optimal bagi pertumbuhan ikan. Penggunaan teknologi RAS juga memberikan pengalaman bagi mahasiswa dalam mengoperasikan sistem budidaya tertutup modern. Dengan demikian, mahasiswa tidak hanya mengenal metode konvensional, tetapi juga mampu memahami sistem budidaya yang lebih canggih dan berkelanjutan. Penguasaan teknologi seperti ini sangat penting dalam menghadapi tantangan industri akuakultur masa kini.

Luas keseluruhan Teaching Farm mencapai 20 meter persegi, yang dioptimalkan dengan tata letak yang efisien dan fungsional. Di dalamnya terdapat sebanyak 80 bak berbahan fiber yang masing-masing memiliki diameter sekitar 1 meter. Bak-bak ini digunakan untuk pemeliharaan ikan dalam berbagai skala eksperimen dan praktikum. Selain itu, tersedia pula 20 toren atau penampung air yang berfungsi sebagai sumber suplai air utama ke setiap bak budidaya. Ketersediaan air bersih yang terjamin menjadi faktor penting dalam mendukung kelangsungan kegiatan budidaya dan penelitian. Untuk menjaga kestabilan sistem, Teaching Farm dilengkapi dengan aerator lengkap di setiap unitnya. Keberadaan aerator ini berfungsi untuk menjaga kadar oksigen terlarut dalam air agar tetap optimal bagi kehidupan ikan.

Menariknya, Teaching Farm Departemen Perikanan UGM juga memanfaatkan energi terbarukan sebagai sumber listrik cadangan, yaitu melalui panel tenaga surya. Inovasi ini mencerminkan komitmen Departemen Perikanan UGM terhadap prinsip keberlanjutan dan efisiensi energi dalam kegiatan akademik. Sistem tenaga surya ini memberikan dukungan listrik alternatif ketika terjadi pemadaman, sehingga kegiatan praktikum dan riset tidak terganggu. Mahasiswa juga diajarkan untuk memahami pentingnya integrasi antara teknologi perikanan dan energi ramah lingkungan. Penggunaan panel surya menjadi bentuk nyata dari pengembangan Teaching Farm yang modern dan adaptif terhadap isu global. Dengan fasilitas yang terus diperbarui, mahasiswa dapat belajar dalam lingkungan yang relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini. Hal ini tentu saja memberikan nilai tambah dalam proses pembelajaran dan penelitian di Departemen Perikanan UGM.

Jenis ikan yang dibudidayakan di Teaching Farm cukup beragam dan disesuaikan dengan kebutuhan penelitian mahasiswa. Ikan nila dan lele merupakan spesies yang paling sering digunakan karena keduanya memiliki nilai ekonomis tinggi dan teknik budidaya yang relatif mudah. Baru-baru ini, mahasiswa juga mulai meneliti ikan gabus sebagai objek studi baru di Teaching Farm. Penambahan spesies ini membuka peluang riset lebih luas terkait biologi, pertumbuhan, dan teknologi budidaya ikan air tawar. Mahasiswa didorong untuk mengembangkan metode budidaya yang inovatif dan efisien melalui penelitian langsung di fasilitas ini. Lingkungan yang mendukung dan fasilitas yang lengkap membuat Teaching Farm menjadi tempat ideal bagi pengembangan ilmu dan keterampilan. Dengan terus meningkatnya minat dan partisipasi mahasiswa, Teaching Farm semakin menunjukkan perannya sebagai jantung kegiatan akademik dan riset di Departemen Perikanan UGM. Keberadaan Teaching farm Departemen Perikanan UGM ini sejalan dengan tujuan global atau SDGs pada poin ke-4 : Pendidikan Bermutu, poin ke-7 : Energi bersih dan Terjangkau, poin ke-9 : Infrastruktur, Industri dan Inovasi, serta poin ke-14 : Menjaga Ekosistem Laut. 

Penulis : Rafi Sukma Aulia

Editor 1 : Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc.

Editor 2 : Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han)

Perkuat Kolaborasi Riset dan Pendidikan, Duta Besar Rwanda Kunjungi Departemen Perikanan UGM

BeritaNews Wednesday, 9 April 2025

Yogyakarta, 9 April 2025 — Duta Besar Republik Rwanda untuk Indonesia, H.E. Sheikh Abdul Karim Harelimana, melakukan kunjungan resmi ke Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada (UGM). Kunjungan ini menjadi bagian dari agenda diplomatik untuk memperkuat hubungan bilateral di bidang pendidikan tinggi dan riset, khususnya dalam sektor perikanan dan akuakultur. Duta Besar disambut langsung oleh Prof. Dr. Alim Isnansetyo selaku Kepala Departemen Perika nan UGM. Dalam sambutannya, Prof. Alim memaparkan sejarah dan pencapaian Departemen Perikanan yang telah berdiri sejak tahun akademik 1963/1964 dan resmi menjadi departemen pada tahun 1983. Hingga saat ini, Departemen Perikanan UGM telah memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan perikanan secara regional dan nasional.

Saat ini, departemen memiliki tiga program studi utama jenjang sarjana: Budidaya Perikanan (Akuakultur), Manajemen Sumber Daya Perikanan, dan Teknologi Hasil Perikanan. Berbagai penelitian unggulan sedang dikembangkan, seperti pengembangan ikan nila unggul, vaksin bakteri dan virus untuk ikan kerapu, inovasi dalam pakan dan sistem akuakultur, serta riset tentang keanekaragaman hayati laut, konservasi, dan sosial ekonomi perikanan.

Dalam kunjungan tersebut, Duta Besar juga didampingi oleh salah satu mahasiswa asal Rwanda, Joas Iradukunda, yang sedang menempuh pendidikan di Departemen Perikanan UGM. Joas bersama dosen pembimbing akademiknya, Assoc. Prof. Dr. Indah Istiqomah, turut menjelaskan topik riset yang sedang dijalankan, yakni tentang pengaruh pemberian prebiotik inulin dan probiotik Bacillus-Lactococcus dalam pakan terhadap histologi usus, ekspresi gen, aktivitas enzim, dan pertumbuhan ikan nila hibrida merah (Oreochromis sp). Penelitian ini mencerminkan fokus akademik UGM dalam pengembangan teknologi budidaya ikan yang ramah lingkungan dan efisien.

Setelah sesi presentasi dan diskusi, Duta Besar mengunjungi beberapa fasilitas laboratorium di lingkungan Departemen Perikanan, seperti Laboratorium Budidaya, Laboratorium Ekologi dan Hidrobiologi, Laboratorium Sosial Ekonomi dan Pengelolaan Sumber Daya, serta Laboratorium Genetika dan Pemuliaan. Pada setiap laboratorium, terdapat gambaran langsung mengenai kegiatan riset dan inovasi yang sedang berlangsung, termasuk pelatihan praktis mahasiswa di unit-unit pelatihan.

Dalam sesi penutupan, Duta Besar Harelimana menyampaikan rasa terima kasih atas sambutan hangat dari pihak UGM serta komitmen universitas dalam mendukung pengembangan kapasitas mahasiswa Rwanda. Beliau berharap ke depan dapat terjalin kemitraan yang lebih erat antara institusi pendidikan tinggi di Indonesia dan Rwanda, khususnya dalam bidang akuakultur dan perikanan, melalui program pertukaran mahasiswa dan kolaborasi riset yang saling menguntungkan.

Kegiatan kunjungan ini turut mendukung pencapaian beberapa poin penting dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), di antaranya, SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) kolaborasi pendidikan antara UGM dan Rwanda membuka akses terhadap pendidikan tinggi yang inklusif dan berkualitas bagi mahasiswa dari negara berkembang. Selanjutnya, SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur), kegiatan riset dan inovasi di bidang akuakultur dan perikanan mendorong pengembangan industri yang tangguh dan berkelanjutan. SDG 14 (Ekosistem Lautan), penelitian tentang konservasi laut, keanekaragaman hayati, dan praktik budidaya yang berkelanjutan mendukung perlindungan sumber daya laut. SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan), pertemuan ini memperkuat kemitraan global melalui kerja sama antar institusi pendidikan dan riset lintas negara. Kunjungan ini diharapkan menjadi langkah awal bagi kerja sama yang lebih luas antara Indonesia dan Rwanda dalam memajukan bidang perikanan, pendidikan, dan riset berbasis keberlanjutan.

Penulis : Joas iradukunda, Galuh Wulanuari

Editor : Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc. & Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han).

123…6
Universitas Gadjah Mada

Fisheries Department, Faculty of Agriculture

Universitas Gadjah Mada
Gedung A4, Jl. Flora, Bulaksumur,Yogyakarta, 55281
 +62274-551218
 fish@ugm.ac.id

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY