• Tentang UGM
  • Faperta
  • DSSDI
  • Perpustakaan
  • LPPM
  • Languages
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Pertanian
Departemen Perikanan
  • Profil
    • Tentang Kami
    • Staff
    • Struktur Organisasi
    • Kerja Sama
  • Akademik
    • Program Studi Akuakultur
    • Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik
    • Program Studi Teknologi Hasil Perikanan
    • Program Studi Magister Ilmu Perikanan
  • Berita
  • Fasilitas
    • Laboratorium
    • Inkubator Mina Bisnis
    • Unit Bisnis delifiZ
  • Kemahasiswaan
    • KMIP
    • Bahari Pers
    • Selam Perikanan
  • Beranda
  • SDG 14: Ekosistem Lautan
  • SDG 14: Ekosistem Lautan
  • page. 3
Arsip:

SDG 14: Ekosistem Lautan

Konferensi Daerah dan Pengukuhan Pengurus DPD ISPIKANI DIY

BeritaNews Friday, 3 January 2025

Yogyakarta, 22 Desember 2024, Konferensi Daerah Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPIKANI) dan pengukuhan pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) ISPIKANI Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dilaksanakan di Auditorium Harjono Danoesastro Fakultas Pertanian UGM dengan Departemen Perikanan UGM sebagai tuan rumah. Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai tokoh perikanan, termasuk Ketua Umum DPP ISPIKANI, Dr. Agus Suherman, S.Pi., M.Si., serta Dekan Fakultas Pertanian UGM, Ir. Jaka Widada, M.P., Ph.D. Kegiatan ini bertujuan memperkuat sinergi antar sarjana perikanan di DIY dalam menghadapi tantangan sekaligus memanfaatkan peluang sektor perikanan.

Musyawarah Pemilihan Ketua DPD ISPIKANI DIY dan Susunan Pengurus

Konferensi ini menjadi ajang diskusi strategis tentang visi, misi, dan program kerja ISPIKANI untuk periode mendatang. Dalam sambutannya, Dr. Agus Suherman menekankan pentingnya peran ISPIKANI dalam mengatasi tantangan global seperti ketahanan pangan, perubahan iklim, dan digitalisasi. Selain itu, pengukuhan pengurus DPD ISPIKANI DIY turut melibatkan penyusunan struktur organisasi yang akan mendukung implementasi program kerja di berbagai bidang, seperti pengabdian masyarakat, penelitian, dan kewirausahaan. Momen ini juga menjadi pengukuhan komitmen bersama untuk meningkatkan peran sarjana perikanan dan kelautan di DIY.

Penyerahan SK Kepengurusan DPD ISPIKANI DIY

Harapan besar disematkan pada DPD ISPIKANI DIY untuk menjadi garda terdepan dalam mengembangkan sektor perikanan dan kelautan. Kolaborasi yang erat antara akademisi, praktisi, dan pemerintah, DPD ISPIKANI DIY diharapkan mampu meningkatkan pembangunan dan peran perikanan dan kelautan untuk pengembangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. DPD ISPIKANI DIY juga diharapkan mampu memberdayakan potensi lokal, dan mewujudkan DIY sebagai pusat inovasi perikanan dan kelautan. Semangat sinergi yang tercermin dalam konferensi ini diharapkan dapat mendorong pencapaian SDGs, utamanya SDG 2: Tanpa Kelaparan, SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, serta SDG 14: Ekosistem Lautan, melalui pengelolaan sumber daya perikanan yang lebih baik dan berkelanjutan, membawa perikanan Indonesia menuju masa depan yang lebih inklusif dan berdaya saing global.

Penulis: Aurelie Firlana Salsabilla

Editor: Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si (Han)

Departemen Perikanan UGM dan DKP Jawa Timur Berkolaborasi untuk Pengembangan Diversifikasi Produk Kelautan dan Perikanan

BeritaNews Tuesday, 24 December 2024

Yogyakarta, 24 Desember 2024 – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Timur bersama Universitas Gadjah Mada (UGM) mengadakan pertemuan untuk membahas strategi pengembangan diversifikasi produk hasil kelautan dan perikanan. Acara ini dihadiri oleh perwakilan DKP Jawa Timur, seluruh ketua program studi di Departemen Perikanan, Ketua Departemen Perikanan, serta seluruh dosen dari Program Studi Teknologi Hasil Perikanan.

Kegiatan kolaborasi ini bertujuan untuk memperkuat kolaborasi antara pemerintah daerah dan akademisi dalam mengembangkan produk kelautan dan perikanan berbasis inovasi teknologi. Dalam pertemuan ini, berbagai kebijakan teknis serta strategi pemasaran produk hasil kelautan dan perikanan dibahas secara mendalam. Menurut Kepala DKP Jawa Timur, Dr. Ir. Muhammad Isa Anshori, A.T.D., M.T., pertemuan ini merupakan langkah strategis untuk mendorong nilai tambah produk kelautan di Jawa Timur. Harapan kolaborasi ini mampu menghasilkan rekomendasi kebijakan yang aplikatif dan inovasi teknologi yang relevan untuk mendukung daya saing produk kelautan dan perikanan di pasar domestik maupun internasional.

Diskusi Interaktif antara Perikanan UGM dengan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jawa Timur

Sementara itu, Ketua Departemen Perikanan UGM, Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc., menyampaikan apresiasinya atas inisiatif DKP Jawa Timur untuk menjalin kerja sama ini. Dalam acara ini, diskusi interaktif berlangsung untuk membahas potensi kerja sama riset dan pelatihan yang dapat meningkatkan kompetensi sumber daya manusia di sektor perikanan. Kegiatan ini diharapkan menjadi awal dari berbagai kolaborasi lanjutan antara DKP Jawa Timur dan UGM dalam pengembangan sektor kelautan dan perikanan yang berkelanjutan serta berorientasi pada inovasi.

Kegiatan ini sejalan dengan beberapa poin Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), terutama SDG 2 (Tanpa Kelaparan) melalui peningkatan nilai tambah dan diversifikasi produk pangan hasil kelautan, SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) dengan mendukung pengembangan sektor ekonomi berbasis kelautan, dan SDG 14 (Ekosistem Lautan) yang berfokus pada pemanfaatan sumber daya kelautan secara berkelanjutan. Kolaborasi ini juga mendukung SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan) dengan memperkuat sinergi antara pemerintah daerah, akademisi, dan pemangku kepentingan lainnya dalam pengembangan sektor kelautan dan perikanan.

Penulis: Galuh Wulanuari
Editor: Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si (Han)

Kerjasama Program Studi Akuakultur Departemen Perikanan UGM dan Universitas Malaysia Sabah: Pererat Kolaborasi Ilmiah

BeritaNews Friday, 20 December 2024

14-15 November 2024, Departemen Perikanan Universitas Gadjah Mada (UGM) menjalin kerjasama strategis dengan Universitas Malaysia Sabah (UMS). Kegiatan ini berlangsung di Borneo Marine Research Institute (BMRI) UMS dan dihadiri oleh Prof. Dr. Murwantoko, M.Si., yang mewakili UGM. Kerjasama ini bertujuan untuk memperkuat hubungan akademik dan penelitian antara kedua institusi, khususnya di bidang perikanan dan kelautan. Kegiatan yang di danai oleh anggaran Departemen Perikanan UGM ini menjadi langkah penting dalam membangun sinergi lintas negara guna menghadapi tantangan global di sektor marikultur. Pada hari pertama, kegiatan diawali dengan guest lecture yang disampaikan oleh Prof. Dr. Murwantoko, M.Si. Materi yang dibawakan bertajuk “Fish Diseases on Mariculture Fishes in Indonesia.” Dalam presentasinya, Prof. Murwantoko menjelaskan berbagai penyakit ikan yang sering menyerang sektor budidaya perikanan di Indonesia, serta pendekatan pengelolaan dan pencegahannya. Acara ini diikuti oleh staf dan mahasiswa BMRI dengan antusias, diakhiri dengan sesi tanya jawab yang berlangsung interaktif.

Setelah guest lecture, dilanjutkan dengan diskusi mendalam antara Prof. Murwantoko dan staf BMRI UMS. Diskusi ini berfokus pada peluang penelitian bersama di bidang perikanan, terutama yang terkait dengan pengelolaan kesehatan ikan dan inovasi teknologi hatchery. Kedua pihak juga membahas potensi program pertukaran dosen dan mahasiswa untuk memperkaya wawasan akademik dan keterampilan praktis. Hari kedua kegiatan diisi dengan kunjungan ke fasilitas hatchery yang dimiliki BMRI. Prof. Murwantoko bersama staf BMRI mengamati langsung proses produksi benih ikan yang diterapkan di hatchery tersebut. Diskusi yang berlangsung di lokasi mencakup teknologi terkini dalam produksi benih, strategi pemeliharaan, dan manajemen lingkungan hatchery. Pengalaman ini memberikan wawasan berharga untuk diadaptasi dalam pengembangan hatchery di Indonesia.

Kolaborasi ini diharapkan dapat membuka peluang baru dalam pengembangan ilmu perikanan dan kelautan antara Indonesia dan Malaysia. Dengan fokus pada pengelolaan marikultur yang berkelanjutan, kedua institusi berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan dan penelitian demi mendukung sektor perikanan yang lebih inovatif dan tangguh. Kerjasama ini menjadi bukti nyata komitmen UGM dalam membangun jejaring internasional. Adanya kegiatan ini sejalan dengan tujuan global atau SDGs pada poin ke-4 : Pendidikan Bermutu, poin ke-9 : Infrastruktur, Industri, dan Inovasi, serta poin ke-14 : Menjaga Ekosistem Laut

“Kesan Mahasiswa Baru: Menyongsong Perkuliahan di Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik UGM Setelah 1 Semester”

Berita Friday, 20 December 2024

Semester pertama di perguruan tinggi sering kali menjadi pengalaman yang penuh tantangan sekaligus menyenangkan bagi mahasiswa baru. Hal yang sama dirasakan mereka yang memilih untuk menempuh studi di Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik Departemen Perikanan UGM. Program studi ini dikenal dengan kurikulumnya yang komprehensif, mencakup berbagai aspek ilmu perikanan dari biologi laut, manajemen sumber daya alam, hingga teknologi perikanan. Bagi mahasiswa baru, perjalanan di semester pertama bukan hanya tentang menuntut ilmu, tetapi juga tentang proses pembelajaran, adaptasi, dan pembentukan karakter. Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik memberikan wadah yang tepat bagi mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan di dunia perikanan, baik di bidang akademik maupun di luar kampus.

Mahasiwa Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik angkatan 2024, Bastan Muhammad Rizkiki mengungkapkan selama menjalani 1 semester awal perkuliahan di Perikanan UGM umumnya merasa sangat puas dengan fasilitas yang disediakan kampus. Bastan mengungkapkan bahwa departemen perikanan memiliki lingkungan yang hijau, asri, dan kondusif untuk sangat mendukung kegiatan akademik dan non-akademik. Tidak hanya itu, fasilitas  laboratorium mampu mendukung kegiatan praktikum sehingga mahasiswa mampu belajar mengenai materi dan praktik secara langsung. Kegiatan akademik yang pada Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik Departemen Perikanan UGM memiliki kualitas pengajaran dan kedalaman materi yang baik. “Pada semester pertama ini materi yang diberikan dapat mudah dipahami oleh mahasiswa, dosen menjelaskan materi yang kompleks dan dari dasar materi yang dikemas secara interaktif sehingga mampu meningkatkan pengetahuan mahasiswa” ujar Bastan.

Tentu saja, meskipun banyak kesan positif, mahasiswa baru juga menghadapi berbagai tantangan. Salah satu tantangan utama adalah beradaptasi dengan tuntutan akademik yang lebih tinggi dibandingkan dengan masa sekolah. Bastan mengungkapkan bahwa selain fokus pembelajaran pada bidang-bidang perikanan, dan mengerjakan laporan praktikum dan tugas, Ia merasa perlu mencari hal-hal baru di luar bidang akademik. Dengan bimbingan dosen yang berkompeten dan dukungan dari teman-teman seangkatan, mahasiswa mulai merasa lebih percaya diri dalam memahami materi kuliah. Setelah menjalani satu semester, mahasiswa baru di Program Studi Manajemen Sumberdaaya Akuatik, Departemen Perikanan UGM berharap dapat lebih mendalami topik-topik yang lebih spesifik dan aplikatif dalam perikanan, berharap untuk lebih banyak terlibat dalam kegiatan akademik dan non-akademik, dan mampu menjalani perkuliahan di semester berikutnya dengan lebih baik. SDG : (4) Pendidikan Berkualitas; 14) Ekosistem Lautan.

Penulis : Kharisma Pundhi Rukmana

Editor : Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han)

Kolaborasi Edukasi & Aksi: Kegiatan Bersih Pantai oleh Magister Ilmu Perikanan UGM

BeritaNews Tuesday, 17 December 2024

Program Studi Magister Ilmu Perikanan, Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) sukses menggelar kegiatan bersih pantai pada 17 Desember 2024 di Pantai Baru, Padukuhan Ngentak, Kalurahan Poncosari, Kapanewon Srandakan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan ini didanai oleh RKAT Departemen Perikanan yang bertujuan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, khususnya di wilayah pesisir. Sebanyak 42 mahasiswa dan empat pendamping dari Departemen Perikanan UGM, serta empat kelompok wisata Pantai Baru dan masyarakat setempat turut berpartisipasi dalam kegiatan ini.

Kegiatan diawali dengan briefing di Departemen Perikanan UGM dan dibuka oleh Ketua Departemen Perikanan, Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc., yang menyatakan kegiatan ini menjadi sarana penyegaran setelah ujian akhir semester. Setibanya di lokasi, Ketua Kelompok Wisata Pantai Baru, Suwandi, menjelaskan bahwa pantai sering menerima tumpukan sampah dari muara sungai, terutama pada bulan Desember hingga Februari. Sambutan lain diberikan oleh Ketua Program Studi Magister Ilmu Perikanan, Dr. Eko Setyobudi, S.Pi., M.Si., yang menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai pembelajaran dan pengaplikasian ilmu terkait ekosistem laut dan pesisir.

Pembukaan Acara Bersih Pantai

Peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok untuk membersihkan area pantai menggunakan perlengkapan seperti trashbag, sapu, serok sampah, dan keranjang. Kegiatan berlangsung tertib untuk memastikan seluruh kawasan pantai dapat dijangkau. Selain aksi bersih-bersih, sesi ramah tamah turut memeriahkan acara dengan hiburan berupa lagu, pantun, puisi, dan tebak gaya yang bertujuan meningkatkan kekompakan antar peserta.

Aksi Bersih Pantai oleh Mahasiswa Ilmu Perikanan UGM

Sebagai bagian dari dukungan terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), kegiatan ini berkontribusi pada tujuan ke-14, yaitu menjaga ekosistem laut, dan tujuan ke-15, yaitu melindungi ekosistem darat. Aksi bersih pantai ini juga mendukung tujuan ke-12, yakni memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pengelolaan sampah yang lebih baik. Pelibatan masyarakat lokal menjadi salah satu upaya memperkuat kemitraan dalam mencapai tujuan tersebut, sejalan dengan SDG ke-17 tentang kemitraan untuk pembangunan berkelanjutan.

Sesi Ramah Tamah dan Pengumuman Lomba

Kegiatan ditutup dengan pengumuman pemenang lomba fotografi dan penghargaan bagi kelompok yang berhasil mengumpulkan sampah terbanyak serta menampilkan kreativitas terbaik. Peserta kemudian menikmati makan siang bersama di tepi pantai sebelum kembali ke Departemen Perikanan menggunakan bus. Acara ini dinilai berhasil membersihkan area pesisir sekaligus memberikan pengalaman edukatif mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Harapan besar disampaikan agar kegiatan serupa terus digelar sebagai bentuk komitmen menciptakan lingkungan pesisir yang bersih dan lestari.


Penulis : Galuh Wulanuari

Editor : Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han), Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.

Dosen Perikanan UGM Ikuti Pelatihan Teknologi Budidaya Udang “Smart Aquaculture” di Vietnam

Berita Friday, 13 December 2024

Mgs. Muhammad Prima Putra, Ph.D., dosen Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Universitas Gadjah Mada, berpartisipasi dalam pelatihan bertajuk “Smart Aquaculture” pada 4-6 Desember 2024 di Vietnam. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Asian Institute of Technology bekerja sama dengan Vaname 101. Pelatihan ini bertujuan memperkenalkan penggunaan teknologi Internet of Things (IoT) dalam budidaya udang vaname (Litopenaeus vannamei), dengan fokus pada peningkatan kualitas dan efektivitas produksi perikanan.

Dalam pelatihan ini, peserta mempelajari penerapan IoT untuk mengelola tambak secara efisien, termasuk pemantauan kualitas air menggunakan sensor real-time yang mengukur parameter seperti suhu, pH, oksigen terlarut, dan Total Dissolved Solids (TDS). Selain itu, teknologi ini mendukung otomatisasi berbagai aspek budidaya seperti pemberian pakan dan pengawasan kesehatan udang, sehingga dapat mengurangi risiko penyakit serta meningkatkan hasil panen. Peserta juga diajarkan pentingnya keberlanjutan melalui pengurangan bahan kimia dan pemanfaatan sumber daya yang lebih efektif.

Kunjungan lapangan ke tambak udang dengan teknologi IoT.

Penggunaan teknologi Internet of Things (IoT) ini juga berpotensi untuk pengembangan budidaya spirulina (Arthospira platensis) sebagai bahan pangan fungsional. Dengan memanfaatkan teknologi IoT, diharapkan dapat digunakan untuk sektor yang lebih luas, khususnya pada sektor perikanan agar dapat terus berinovasi dan mendukung keberlanjutan lingkungan serta daya saing nasional. Pelatihan ini diharapkan dapat membawa dampak positif, khususnya bagi kegiatan akademik dan penelitian di Departemen Perikanan UGM dan dapat mendukung keberhasilan SDGs, utamanya SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, serta SDG 14: Ekosistem Lautan.

Penulis: Mgs. Muhammad Prima Putra, Ph.D., Aurelie Firlana Salsabilla

Editor: Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.

Kolaborasi Perikanan UGM Manfaatkan Bioinformatika untuk Pengembangan Vaksin Ikan Laut

BeritaNews Thursday, 12 December 2024

Dosen Program Studi Akuakultur UGM baru-baru ini mengikuti pelatihan intensif di Inggris. Pelatihan ini bertujuan untuk mengembangkan vaksin ikan yang lebih efektif, khususnya untuk mencegah penyakit vibriosis yang sering menyerang ikan laut. Dengan memanfaatkan teknologi bioinformatika yang semakin canggih, para peneliti berharap dapat menciptakan vaksin yang lebih aman dan efisien. Kerja sama dengan universitas-universitas ternama di Inggris dan Malaysia dalam proyek ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi pengembangan sektor perikanan, terutama di negara-negara berkembang. Pelatihan ini juga sejalan dengan upaya global untuk meningkatkan kesehatan ikan dan kelestarian sumber daya laut.

Universitas Gadjah Mada (UGM) mengirimkan dua dosen ahli di bidang perikanan untuk mengikuti pelatihan intensif di Inggris. Kedua dosen ini akan bekerja sama dengan para pakar dari universitas-universitas terkemuka di Inggris dan Malaysia untuk mengembangkan vaksin ikan yang lebih baik. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk memperkuat kerja sama antar lembaga pendidikan tinggi dan mendorong pertukaran pengetahuan di bidang bioteknologi perikanan. Selain itu, para peserta juga akan berdiskusi mengenai peluang penelitian bersama di masa depan, termasuk pemanfaatan fasilitas penelitian yang canggih di Inggris. Dengan demikian, diharapkan akan terjalin jaringan kerja sama yang erat antara para peneliti di bidang kesehatan ikan.

Selama dua hari, para peserta pelatihan mendiskusikan berbagai isu penting di bidang kesehatan ikan. Salah satu topik utama yang dibahas adalah masalah resistensi antibiotik pada bakteri penyebab penyakit ikan, yang merupakan masalah global yang semakin serius. Selain mempelajari metode analisis data menggunakan bioinformatika untuk menguji efektivitas vaksin, para peserta juga membahas dampak dari penelitian ini terhadap keberlanjutan budidaya ikan. Peluang untuk mendapatkan dana penelitian juga menjadi topik yang menarik, dengan harapan dapat mendorong lebih banyak penelitian di bidang kesehatan ikan yang relevan dengan kebutuhan industri perikanan.

Dr. Desy Putri Handayani menyampaikan bahwa pelatihan ini memberikan manfaat yang sangat besar bagi para peserta, baik dari UGM maupun UPM. Tidak hanya meningkatkan kemampuan dalam mengolah data menggunakan bioinformatika, pelatihan ini juga membuka peluang kerjasama penelitian yang lebih luas. Beliau menjelaskan, “Acara ini menjadi wadah bagi para peneliti yang memiliki minat dan tujuan yang sama untuk berkolaborasi dan menghasilkan karya-karya yang bermanfaat.” Lebih lanjut, Dr. Desy menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan langkah penting bagi UGM untuk menjalin kerjasama riset dengan institusi-institusi di Eropa, dengan tujuan utama untuk mengembangkan inovasi dalam bidang budidaya ikan, khususnya dalam upaya pencegahan penyakit.

Pelatihan ini memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi kemajuan penelitian di bidang kesehatan ikan, baik di kawasan Asia Tenggara maupun di Inggris. Para peserta sepakat bahwa kegiatan ini telah memperkuat kerja sama antar berbagai lembaga dan membuka peluang baru dalam pemanfaatan teknologi informasi untuk menganalisis data dalam budidaya ikan. Dengan dukungan dari universitas-universitas terkemuka di dunia, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang luas, tidak hanya bagi Indonesia tetapi juga bagi negara-negara lain. Melalui kerjasama internasional yang semakin erat, UGM terus berupaya menjadi pusat unggulan dalam penelitian akuakultur. Pelatihan ini membuktikan bahwa Departemen Perikanan UGM memiliki potensi besar untuk terus mengembangkan penelitian dan inovasi di bidang ini. Dengan menggabungkan teknologi terkini, keahlian para akademisi, dan dukungan dari mitra internasional, diharapkan vaksin ikan yang dikembangkan dapat menjadi solusi efektif untuk mengatasi masalah kesehatan ikan di masa depan. Kegiatan ini sejalan dengan tujuan global pembangunan berkelanjutan atau SDGs pada poin ke-4: Pendidikan Yang Bermutu, poin ke-9: Infrastruktur, Industri dan Inovasi, serta poin ke-14: Menjaga Ekosistem Laut.

Penulis : Rafi Sukma Aulia

 

Editor : Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.

Webinar SinnTech ke-20: Riset Mutakhir tentang Pengendalian Histamin dan Pemantauan Mikrobiologi di Industri Pangan

BeritaNews Monday, 9 December 2024

Pada 9 Desember 2024, Webinar SinnTech ke-20 menghadirkan wawasan inovatif dengan tema “Risk-Based Approach in Seafood Safety”. Acara bergengsi ini menampilkan dua pembicara ternama, yaitu Novalia Rachmawati, Ph.D., peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Ayaka Nakamura, Ph.D., akademisi dari Tokyo University of Marine Science and Technology. Sesi ini dimoderatori oleh Indun Dewi Puspita, S.P., M.Sc., dari Departemen Perikanan Universitas Gadjah Mada, dan berhasil menarik perhatian audiens yang terdiri dari akademisi, pejabat, serta mahasiswa dari berbagai institusi.

Pada presentasi pertama, Novalia Rachmawati, Ph.D., membahas resiko histamin dalam produk perikanan Indonesia melalui penelitian berjudul “Managing Histamine Risks in Indonesian Seafood: A Risk-Based Approach”. Hasil tersebut menjelaskan bahwa histamin adalah toksin alami yang berasal dari histidin dan dapat menimbulkan risiko kesehatan serius jika kadarnya melebihi standar internasional, yaitu 100–200 mg/kg, tergantung kebijakan negara. Keracunan histamin, yang sering keliru dianggap sebagai reaksi alergi, dapat menyebabkan gejala seperti mual, ruam kulit, dan gangguan pernapasan. Tantangan besar di sektor perikanan Indonesia adalah penolakan produk ekspor akibat kontaminasi histamin, terutama pada ikan seperti tuna dan tongkol. Studi kasus menunjukkan bahwa penanganan yang kurang memadai dan penyalahgunaan suhu menjadi faktor utama tingginya kadar histamin pada produk ikan olahan. Sebagai solusi, Novalia Rachmawati, Ph.D., mengusulkan kerangka kerja berbasis risiko yang mencakup penilaian, pengelolaan, dan komunikasi risiko untuk meminimalkan pembentukan histamin. Selain itu, efektivitas intervensi praktis didemonstrasikan, seperti menjaga suhu rendah (10–15°C) dan mengurangi kadar garam selama proses pengolahan, yang terbukti efektif mengurangi risiko.

Managing Histamine Risks in Indonesian Seafood, presentasi oleh Novalia Rachmawati, Ph.D.

Presentasi kedua oleh Ayaka Nakamura, Ph.D., mengangkat penelitian mutakhir tentang “Ensuring Food Safety Through the Surveillance and Monitoring of Microbial Communities in Food Manufacturing”. Penelitian ini difokuskan pada pengolahan daging sapi Jepang berkualitas tinggi (Japanese Black Beef) untuk memperpanjang masa simpan produk sambil tetap menjaga keamanan mikrobiologisnya. Ayaka Nakamura, Ph.D., memaparkan pemanfaatan analisis sekuensing amplicon untuk memetakan distribusi mikroba di fasilitas pengolahan, termasuk mikroorganisme berbahaya dan tidak berbahaya pada permukaan karkas dan peralatan selama berbagai tahap produksi. Tim peneliti juga menggunakan Core Genome MLST Analysis, pendekatan inovatif yang lebih unggul dibandingkan metode tradisional seperti PFGE dan RAPD dalam mengidentifikasi strain bakteri dengan akurat, sehingga meningkatkan keterlacakan dan pertukaran data antar laboratorium. Melalui teknologi Next-Generation Sequencing (NGS), penelitian ini memungkinkan pemantauan pergeseran mikroba secara real-time, yang meningkatkan protokol pengendalian kontaminasi. Mikroorganisme seperti Pseudomonas dan Clostridium diidentifikasi sebagai ancaman yang bervariasi tergantung pada kondisi pengolahan. Temuan Nakamura, Ph.D., menyoroti potensi teknologi sekuensing canggih dalam memperkuat keamanan pangan melalui deteksi dini dan praktik kebersihan yang lebih baik.

Monitoring Microbial Communities in Food Processing, presentasi oleh Ayaka Nakamura, Ph.D.

Webinar ini ditutup dengan sesi tanya jawab yang interaktif, di mana para peserta, termasuk perwakilan Universitas Gadjah Mada dan institusi lainnya, aktif berdiskusi dan berbagi wawasan. Beberapa peserta bahkan memberikan usulan tema untuk webinar SinnTech mendatang, menunjukkan komitmen mereka terhadap keberlanjutan forum berharga ini.

Topik yang dibahas dalam SinnTech Webinar ke-20 ini sejalan dengan beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) PBB, termasuk SDG 2 (Tanpa Kelaparan), SDG 3 (Kesehatan dan Kesejahteraan), SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab), serta SDG 14 (Kehidupan di Bawah Air). Hal ini menegaskan relevansi diskusi webinar dengan upaya keberlanjutan global serta peran penting pendekatan berbasis risiko dalam meningkatkan keamanan pangan dan kesehatan masyarakat.

Penulis: Galuh Wulanuari
Editor: Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.

The 20th SinnTech Webinar: Cutting-Edge Research on Histamine Control and Microbial Monitoring in Food Industries

BeritaNews Monday, 9 December 2024

On December 9, 2024, the 20th SinnTech Webinar brought groundbreaking insights to the forefront under the theme “Risk-Based Approach in Seafood Safety.” This prestigious event featured with two speakers, Novalia Rachmawati, Ph.D., a researcher at Indonesia’s National Research and Innovation Agency (BRIN), and Ayaka Nakamura, Ph.D., a lecturer at Tokyo University of Marine Science and Technology. Moderated by Indun Dewi Puspita, S.P., M.Sc., from Department of Fisheries UGM, the session offered invaluable knowledge on managing food safety risks in the seafood and food manufacturing industries, attracting a diverse audience of academics, officials, and students.

In the first presentation, Novalia Rachmawati, Ph.D., addressed the issue of histamine risks in Indonesian seafood through the research titled “Managing Histamine Risks in Indonesian Seafood: A Risk-Based Approach.” This result highlighted the formation of histamine, a naturally occurring toxin derived from histidine, which poses serious health risks when exceeding international safety standards ranging between 100–200 mg/kg, depending on the country. Novalia Rachmawati, Ph.D., explained that histamine poisoning, often mistaken for allergic reactions, can cause symptoms such as nausea, skin rashes, and respiratory discomfort. The presentation underscored the challenges faced by Indonesia’s seafood sector, particularly the rejection of export products due to histamine contamination, with tuna and mackerel identified as key carriers. Case studies revealed that improper handling and temperature abuse often lead to histamine levels surpassing acceptable limits in processed fish products. As a solution, Novalia Rachmawati, Ph.D., proposed a comprehensive risk-based framework that integrates assessment, management, and communication to mitigate histamine formation. In addition, the effectiveness of practical interventions has been demonstrated, such as maintaining low temperatures (10–15°C) and reducing salt content during processing, which have proven effective in minimizing risks.

First Presentation regarding Managing Histamine Risks in Indonesian Seafood by Novalia Rachmawati, Ph.D

The second presentation by Ayaka Nakamura, Ph.D., delved into cutting-edge research on ensuring food safety through the surveillance and monitoring of microbial communities in food manufacturing. The study focused on Japanese Black Beef processing, aiming to extend its shelf life while maintaining microbiological safety. Dr. Nakamura presented the use of advanced amplicon sequencing analysis to map microbial distributions across processing facilities, identifying harmful and non-harmful microorganisms on carcass surfaces and equipment at various production stages. The research team also employed Core Genome MLST Analysis, a novel approach that surpasses traditional methods like PFGE and RAPD in accurately identifying bacterial strains, thereby improving traceability and data sharing between laboratories. By leveraging next-generation sequencing (NGS) technology, this research enabled real-time monitoring of microbial shifts, enhancing contamination control protocols. Among the identified microorganisms were genera such as Pseudomonas and Clostridium, which varied based on processing conditions. Dr. Nakamura’s findings highlighted the transformative potential of advanced sequencing technologies in strengthening food safety through early detection and improved hygiene practices.

Second Presentation about Monitoring Microbial Communities in Food Processing by Ayaka Nakamura, Ph.D.

The webinar concluded with an engaging Q&A session that showcased the audience’s enthusiasm. Participants, including representatives from Universitas Gadjah Mada and other institutions, actively contributed to discussions and shared insights. Some attendees even proposed potential themes for future SinnTech webinars, reflecting their dedication to sustaining these valuable forums. The topics presented during SinnTech #20 align with several United Nations Sustainable Development Goals (SDGs), including SDG 2 (Zero Hunger), SDG 3 (Good Health and Well-being), SDG 12 (Responsible Consumption and Production), and SDG 14 (Life Below Water). These alignments underscore the relevance of the webinar’s discussions to global sustainability efforts and the critical role of risk-based approaches in advancing food safety and public health.


Author: Galuh Wulanuari
Editor: Nahla Alfiatunnisa, S.Pi

Training and Workshop in Aquafeed Production Using Seaweed Technology : Kolaborasi Pengembangan Pakan Perikanan antara Universitas Gadjah Mada dengan Marine Science Institute, University of Philippines

Berita Thursday, 5 December 2024

Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerja sama dengan Marine Science Institute (MSI), University of Philippines mengadakan Training and Workshop in Aquafeed Production Using Seaweed Technology. Kegiatan ini diikuti oleh dosen dan teknisi laboratorium Universitas Gadjah Mada yang bertujuan untuk meningkatkan kerja sama penelitian rumput laut pada 4 – 8 November 2024 di Kota Bolinao, Provinsi Pangasinan, Filipina.  Program ini berfokus pula pada pengembangan pakan alami dari rumput laut, dan pemahaman spora dan kultur jaringan rumput laut. Kegiatan pelatihan ini diharapkan mampu meningkatkan kemitraan yang komprehensif antara Universitas Gadjah Mada dan University of Philippines untuk pengembangan rumput laut yang berkelanjutan.

Kegiatan Training and Workshop in Aquafeed Production Using Seaweed Technology berlangsung selama lima hari dengan kombinasi sesi teori dan praktik. Hari pertama dimulai dengan sambutan oleh Diliman. Prof. Dr.rer.nat Michael Roleda selaku Head of Algae Laboratory, Marine Science Institute, University of Philippines (MSI-UP). Dalam sambutannya, Prof. Roleda menekankan pentingnya riset rumput laut dalam pakan alami perikanan dilanjutkan dengan diskusi mengenai riset terkini mengenai bidang penelitian dan perkenalan laboratorium di MSI-UP. Hari kedua, Tim Departemen Perikanan UGM melakukan kunjungan di laboratorium in vitro milik Marine Science Institute. Pada hari kedua kunjungan juga dilaksanakan ke Marine Station milik MSI yang lebih sering disebut Bolinao Marine Laboratory (BML).

Kunjungan ke fasilitas dan outdoor hatchery dilaksanakan pada hari ketiga. Di outdoor hatchery terdapat koleksi rumput laut yang dikembangbiakkan dengan spora maupun hasil koleksi liar di beberapa negara Asia seperti Indonesia. Hari keempat Tim Departemen Perikanan UGM melakukan workshop untuk preparasi hingga memperoleh spora-spora rumput laut serta dibekali informasi mengenai alat penunjang laboratorium dan teknik memperoleh spora rumput laut. Hari terakhir, Tim Departemen Perikanan UGM melakukan diskusi dengan Prof. Dr. rer. nat Michael Roleda dan mahasiswa bimbingannya terkait penelitian rumput laut. Pada diskusi ini, Prof. Roleda mengharapkan adanya tindaklanjut dalam bentuk kolaborasi penelitian, seminar internasional, dan workshop mengenai rumput laut yang dilakukan oleh Marine Science Institute, University of Philippines dan Departemen Perikanan UGM.

Training dan Workshop “Aquafeed Production Using the Seaweed Technology” yang telah dilaksanakan mampu memberikan manfaat besar bagi peningkatan keterampilan dan jaringan kerja sama antar universitas. Dosen dari Universitas Gadjah Mada dan University of Philippines dapat memperoleh berbagi wawasan serta keterampilan yang mendukung pengembangan riset rumput laut di Asia Tenggara. Workshop ini berhasil mempertemukan peneliti dengan minat serupa dan menciptakan peluang kolaborasi yang produktif.

SDGs : 4). Pendidikan Berkualitas, 9). Industri, Inovasi, dan Infrakstruktur, 14). Ekosistem Lautan, 17). Kemitraan untuk Mencapai Tujuan

Penulis : Kharisma Pundhi Rukmana

Editor : Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.

123456
Universitas Gadjah Mada

Departemen Perikanan Fakultas Pertanian

Universitas Gadjah Mada
Gedung A4, Jl. Flora, Bulaksumur,Yogyakarta, 55281
 +62274-551218
 fish@ugm.ac.id

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY