• Tentang UGM
  • Faperta
  • IT Center
  • Perpustakaan
  • LPPM
  • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Pertanian
Departemen Perikanan
  • Profil
    • Staff
    • Tentang Kami
    • Struktur Organisasi
    • Kerja Sama
  • Akademik
    • Program Studi Akuakultur
    • Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik
    • Program Studi Teknologi Hasil Perikanan
    • Program Studi Magister Ilmu Perikanan
  • Berita
  • Fasilitas
    • Laboratorium
    • Inkubator Mina Bisnis
    • delifiZ
  • Organisasi
    • KMIP
    • Selam Perikanan
    • Bahari Pers
  • Download
    • Prosedur Persuratan
    • Prosedur Akademik Sarjana
    • Prosedur Akademik Pascasarjana
  • Beranda
  • SDG 2: Tanpa Kelaparan
  • SDG 2: Tanpa Kelaparan
Arsip:

SDG 2: Tanpa Kelaparan

Perikanan UGM dan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magelang Jalin Kerja Sama dalam Identifikasi dan Pelestarian Sumber Daya Ikan di Perairan Umum

Berita Rabu, 29 Oktober 2025

Yogyakarta, 29 Oktober 2025 – Departemen Perikanan Universitas Gadjah Mada (UGM) menjalin kerja sama strategis dengan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magelang dalam kegiatan identifikasi serta pelestarian sumber daya ikan di perairan umum Kabupaten Magelang. Kegiatan ini merupakan langkah nyata dalam mendukung pengelolaan berkelanjutan keanekaragaman hayati perairan tawar di wilayah tersebut.

Tim ahli dari Departemen Perikanan UGM, yang terdiri dari pakar konservasi, biologi perikanan, ekologi perairan, serta teknik penangkapan ikan, berkolaborasi langsung di lapangan bersama tim dari Dinas Peternakan dan Perikanan. Kegiatan ini mencakup survei dan pengambilan sampel ikan dari beberapa sungai utama di Kabupaten Magelang, antara lain Sungai Elo, Progo, Pabelan, Ndaru, serta beberapa anak sungainya. Pada tahap awal kegiatan, tim melakukan identifikasi jenis ikan yang tertangkap melalui proses sampling. Analisis meliputi pengamatan morfologi dan karakter genetik guna mengetahui keanekaragaman spesies ikan yang terdapat di lokasi sampling. Hasil identifikasi ini diharapkan dapat menjadi dasar ilmiah dalam upaya pelestarian dan pengelolaan sumber daya ikan di perairan umum secara berkelanjutan.

Kerja sama ini juga menjadi wujud nyata peran Universitas Gadjah Mada, melalui Departemen Perikanan, dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang perikanan. Departemen Perikanan UGM merupakan salah satu lembaga akademik yang secara konsisten fokus pada pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat di bidang perikanan, baik perairan laut maupun perairan darat. Dengan dukungan tenaga ahli multidisiplin, departemen ini berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam pengelolaan sumber daya ikan yang berkelanjutan dan berbasis ilmiah.

Melalui kolaborasi ini, diharapkan akan terjalin sinergi antara pemerintah daerah dan institusi akademik dalam menjaga keberlanjutan ekosistem perairan dan kesejahteraan masyarakat yang bergantung pada sumber daya perikanan. Kegiatan ini juga selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). Kolaborasi ini mendukung pencapaian SDG 2 (Tanpa Kelaparan) melalui penguatan ketahanan pangan berbasis sumber daya lokal, SDG 14 (Ekosistem Laut) dengan menjaga kelestarian ikan endemik, serta SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan) melalui kolaborasi antara pemerintah daerah dan perguruan tinggi. Dengan demikian, inisiatif ini bukan hanya memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat, tetapi juga berkontribusi pada kelestarian ekosistem dan pembangunan berkelanjutan.

Penulis: Faizal Rachman, S.Pi., M.Sc., Ph.D. dan Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.

SinnTech Webinar 28: Menggagas Sistem Produksi Akuakultur Berkelanjutan

Berita Rabu, 27 Agustus 2025

Yogyakarta, 27 Agustus 2025 – Departemen Perikanan Fakultas Pertanian UGM kembali menyelenggarakan SinnTech Webinar ke-28 dengan tema “Sustainable Aquaculture Production System.” Acara ini menghadirkan 62 partisipan yang terdiri dari mahasiswa, akademisi, hingga perwakilan instansi, dengan antusiasme tinggi dalam membahas masa depan akuakultur yang ramah lingkungan dan efisien.

Webinar ini menghadirkan dua narasumber ahli yang berkompeten di bidang akuakultur berkelanjutan. Dr. Norhidayah Abdul Manan dari Higher Institution Centre of Excellence (HICoE), Institute of Tropical Aquaculture and Fisheries (AKUATROP), Universiti Malaysia Terengganu, membawakan materi bertajuk “Aquaponic System for Sustainable Aquaculture Production.” Dr. Norhidayah menjelaskan bagaimana sistem akuaponik, kombinasi budidaya ikan dan tanaman, dapat menjadi solusi inovatif dalam menghadapi keterbatasan lahan, air, serta kebutuhan pangan yang terus meningkat. Tiga jenis sistem akuaponik seperti NFT (Nutrient Film Technique), Media Bed, dan DWC/Raft System diperkenalkan sebagai alternatif yang masing-masing memiliki kelebihan dan tantangan.

Narasumber selanjutnya adalah Dr. Ega Adhi Wicaksono, S.Pi. dari Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian UGM, melanjutkan dengan topik “Recirculating Aquaculture System (RAS) for Sustainable Aquaculture Production.” Dalam paparannya, Dr. Ega menekankan pentingnya sistem resirkulasi yang mampu mengolah kembali air budidaya melalui proses filtrasi mekanis dan biologis, sehingga limbah dapat diminimalisir, kualitas air tetap terjaga, serta produksi ikan menjadi lebih efisien dan berkelanjutan. Teknologi ini disebut sangat potensial diterapkan di skala industri modern. Diskusi berjalan interaktif dengan berbagai pertanyaan kritis dari peserta, mulai dari teknis penerapan biofilter, risiko kegagalan sistem pompa pada akuaponik, hingga tantangan biaya investasi awal untuk sistem RAS.

Melalui webinar ini, peserta tidak hanya memperoleh wawasan teknis, tetapi juga kesadaran bahwa inovasi sistem budidaya tertutup seperti Akuaponik dan RAS merupakan bagian penting dalam mendukung Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 2 (Zero Hunger) melalui peningkatan produksi pangan sehat dan berkelanjutan, SDG 6 (Clean Water and Sanitation) lewat efisiensi dan pengolahan ulang air, SDG 12 (Responsible Consumption and Production) dengan pengelolaan sumber daya yang lebih bijak, dan SDG 14 (Life Below Water) melalui perlindungan ekosistem perairan dari pencemaran limbah budidaya. Dengan terselenggaranya SinnTech Webinar 28, semakin jelas bahwa masa depan akuakultur tidak hanya berbicara tentang produktivitas, tetapi juga tentang resiliensi, inovasi, dan keberlanjutan.

Penulis: Galuh Wulanuari

Editor: Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.

Program Pengabdian Masyarakat Departemen Perikanan UGM: Inovasi Pakan Ikan Berbasis Bahan Lokal untuk Ekonomi Berkelanjutan Desa Argomulyo

Berita Rabu, 20 Agustus 2025

Program pengabdian masyarakat terkait pengembangan produksi pakan Ikan resmi dilaksanakan di Desa Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, DIY pada tahun 2025. Kegiatan ini diketuai oleh salah satu Dosen Departemen Perikanan UGM yaitu Dr. Desy Putri Handayani, S.Pi. dan melibatkan mahasiswa S1 maupun S2. Kegiatan pengabdian ini merupakan bagian dari pengabdian kepada masyarakat skema terapan dari Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat (DPKM) UGM. Tujuan utama dari program ini adalah untuk mengembangkan pakan ikan yang mampu menyediakan pakan berkualitas dengan harga kompetitif, sehingga dapat mendukung ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui sektor perikanan.

Pelaksanaan kegiatan dirancang dalam beberapa tahapan. Pada bulan Maret dilakukan survei lapangan untuk memetakan potensi, kebutuhan, serta permasalahan yang dihadapi masyarakat. Tahap berikutnya dilaksanakan pemantauan pada bulan Juni guna mengevaluasi kesiapan masyarakat, sarana, dan potensi bahan baku lokal. Adapun pada bulan Agustus, kegiatan difokuskan pada pelatihan teknis intensif yang mencakup transfer teknologi formulasi pakan, manajemen usaha, hingga praktik produksi langsung.

Program ini dijadwalkan berlangsung selama tiga tahun dengan melibatkan akademisi, pemerintah daerah, dan komunitas desa untuk menjamin keberlanjutan. Selain pembangunan fasilitas produksi, kegiatan ini juga menitikberatkan pada peningkatan kapasitas masyarakat melalui pengenalan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB). Para pembudidaya diberikan pemahaman mengenai persiapan kolam yang sesuai standar, penggunaan obat ikan secara tepat, serta pengelolaan budidaya yang berkelanjutan. Materi pelatihan juga mencakup aspek penting nutrisi pakan, mulai dari pemilihan bahan baku, cara pemberian yang tepat, frekuensi pakan, hingga pengaturan padat tebar dan formulasi pakan sesuai kebutuhan ikan. Metode pelatihan dirancang secara interaktif melalui workshop, praktik berkelompok, serta pencatatan logbook. Hal ini bertujuan agar para peserta tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu mengaplikasikan langsung dalam kegiatan budidaya. Dengan keterampilan tersebut, masyarakat diharapkan dapat lebih mandiri dalam mengelola usaha perikanan, sekaligus meningkatkan produktivitas secara efisien.

Program ini juga memperkenalkan pemanfaatan bahan lokal seperti pakan umum dan limbah tahu yang dapat digunakan sebagai bahan alternatif pembuatan pakan ikan. Pendekatan ini menjadi strategi untuk mengurangi ketergantungan terhadap pakan komersial yang relatif mahal, sekaligus mengoptimalkan pemanfaatan limbah yang tersedia di sekitar masyarakat. Dengan demikian, kegiatan ini tidak hanya berkontribusi pada efisiensi biaya produksi, tetapi juga mendukung prinsip ekonomi sirkular yang ramah lingkungan. Respon masyarakat Desa Argomulyo terhadap kegiatan ini sangat positif. Para pembudidaya merasa terbantu dengan pengetahuan baru yang diberikan, bahkan mereka mengusulkan agar diadakan pelatihan lanjutan, khususnya terkait penggunaan bahan pakan alternatif lainnya.

Antusiasme ini menunjukkan adanya kesadaran kolektif untuk mengembangkan usaha perikanan yang lebih mandiri dan berdaya saing. Ketua pelaksana, Dr. Desy Putri Handayani, menyampaikan pesan bahwa kegiatan serupa perlu dilakukan secara berkesinambungan agar masyarakat semakin terampil memproduksi pakan ikan secara mandiri. Dengan keterampilan tersebut, masyarakat dapat menekan biaya produksi, meningkatkan keuntungan, sekaligus memperkuat ketahanan pangan. Ia berharap model usaha pakan ikan berbasis masyarakat yang dirintis di Argomulyo dapat menjadi contoh yang berkelanjutan dan direplikasi di wilayah lain yang memiliki potensi perikanan. Kegiatan ini sejlan dengan tujuan global atau SDGs pada poin ke-2 : Mengakhiri Kelaparan, poin ke-8 : Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, dan poin ke-12 : Konsumsi dan Produksi yang Berkelanjutan.

Penulis : Rafi Sukma Aulia

Editor : Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.

All 1 2

Penerimaan Kunjungan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magelang di Departemen Perikanan UGM

Berita Kamis, 7 Agustus 2025

Yogyakarta, 7 Agustus 2025 – Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM), telah menerima kunjungan dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magelang. Pertemuan ini bertujuan memperkuat kerja sama dan membangun sinergi dalam pengembangan sektor perikanan, khususnya terkait domestikasi ikan endemik dan ikan asli daerah, dengan fokus utama pada ikan Beong, salah satu komoditas khas perairan Kabupaten Magelang. Dalam diskusi yang berlangsung, kedua belah pihak membahas berbagai strategi pembenihan yang efektif untuk meningkatkan survival rate ikan Beong, sekaligus menjamin pertumbuhan ikan yang optimal. Topik yang didalami antara lain meliputi pengaturan stocking, teknik pembesaran, hingga proses pengolahan hasil perikanan. Upaya ini diharapkan dapat menciptakan inovasi teknologi budidaya yang mampu menjaga kelestarian ikan asli daerah, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui hasil perikanan yang bernilai tambah.

Kegiatan ini juga menandai bentuk kolaborasi nyata antara institusi pendidikan tinggi dengan pemerintah daerah. Dengan adanya pertemuan ini, diharapkan hubungan kerja sama dalam riset, pendidikan, serta pendampingan masyarakat dapat semakin diperkuat sehingga mendukung keberlanjutan pembangunan sektor perikanan di Kabupaten Magelang dan wilayah sekitarnya. Selain berorientasi pada peningkatan produksi perikanan, kegiatan ini juga selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). Kolaborasi ini mendukung pencapaian SDG 2 (Tanpa Kelaparan) melalui penguatan ketahanan pangan berbasis sumber daya lokal, SDG 14 (Ekosistem Laut) dengan menjaga kelestarian ikan endemik, serta SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan) melalui kolaborasi antara pemerintah daerah dan perguruan tinggi. Dengan demikian, inisiatif ini bukan hanya memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat, tetapi juga berkontribusi pada kelestarian ekosistem dan pembangunan berkelanjutan.

Penulis: Galuh Wulanuari

Editor: Nahla Alfiatunnisa

SinnTech Webinar #27: Membaca Ulang Masa Depan Komunitas Perikanan

Berita Selasa, 22 Juli 2025

Pada tanggal 22 Juli 2025, SinnTech Webinar #27 sukses digelar oleh Departemen Perikanan Fakultas Pertanian UGM dengan mengangkat tema “The Empowerment of Fisheries Community”. Acara ini berhasil menarik 51 partisipan yang terdiri dari mahasiswa, akademisi, hingga perwakilan instansi yang memiliki perhatian besar terhadap pembangunan komunitas perikanan yang berkelanjutan.

Webinar ini menghadirkan dua narasumber ahli internasional yang membagikan pengalaman sekaligus gagasan strategis terkait pemberdayaan masyarakat pesisir dan perikanan. Andreas Bauer, MM. Sc., peneliti dari Institute of Development Research, BOKU – University of Natural Resources and Life Sciences, Vienna, yang memaparkan materi berjudul “Fisheries Community Development: Lessons Learnt from East and West Africa.”

Dalam paparannya, Andreas Bauer menekankan pentingnya penggunaan Multiple Lines of Evidence (MLE), yang menggabungkan indikator abiotik, biotik, serta pengetahuan sosial-ekologis masyarakat lokal. Pendekatan ini memungkinkan pengambilan keputusan berbasis bukti sekaligus menghargai kearifan komunitas. Ia juga menyoroti bagaimana refleksi kritis, eksplorasi perspektif alternatif, serta inovasi sosial menjadi kunci membangun keberlanjutan perikanan di Afrika Timur dan Barat.

Narasumber kedua adalah Dr. M. Arsyad Al Amin, M.Si., Kepala Departemen Pengembangan Komunitas Pesisir, Kelembagaan dan Kebijakan Kelautan, IPB University, turut membahas tantangan besar sektor perikanan di era disrupsi global. Tiga faktor utama yang menjadi sorotan adalah perubahan iklim, revolusi industri 4.0, dan pandemi COVID-19. Menurutnya, ketiga hal tersebut melahirkan model ekonomi baru: green/blue economy, sharing/digital economy, serta new normal economy. Dalam konteks ini, ketahanan (resilience) masyarakat pesisir ditentukan oleh kemampuan adaptasi terhadap risiko, sekaligus strategi mitigasi yang memperhatikan akar kerentanan sosial-ekonomi.

Pesan penting dari webinar ini adalah bahwa pemberdayaan komunitas perikanan tidak hanya soal pengelolaan sumber daya alam, tetapi juga membangun daya tahan sosial-ekonomi. Dengan memahami vulnerability sekaligus menguatkan resilience, komunitas pesisir dapat lebih siap menghadapi tantangan ekologi, sosial, maupun global. Partisipasi aktif peserta dalam diskusi, focus group, hingga refleksi bersama menunjukkan bahwa kolaborasi lintas ilmu dan lintas wilayah menjadi fondasi utama menuju masa depan perikanan yang inklusif dan berkelanjutan. Kegiatan ini juga berkontribusi langsung pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya, SDG 1 (No Poverty) melalui peningkatan kesejahteraan komunitas pesisir, SDG 2 (Zero Hunger) dengan mendukung ketahanan pangan berbasis perikanan berkelanjutan, SDG 13 (Climate Action) lewat adaptasi terhadap dampak perubahan iklim, SDG 14 (Life Below Water) melalui pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan, serta SDG 17 (Partnerships for the Goals) melalui kolaborasi lintas negara, disiplin ilmu, dan institusi. Dengan demikian, webinar ini tidak hanya menghasilkan wawasan akademis, tetapi juga meneguhkan komitmen global dalam memperkuat keberlanjutan sektor perikanan dan komunitas yang menggantungkan hidup pada sumber daya laut.

Penulis: Galuh Wulanuari

Editor: Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.

DKP Bantul Gandeng UGM untuk Pendampingan Demplot Perikanan dan Tambak Garam

Berita Jumat, 25 April 2025

Yogyakarta, 21 April 2025 — Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Bantul melakukan kunjungan ke Departemen Perikanan Universitas Gadjah Mada (UGM). Kunjungan ini dilaksanakan untuk membahas rencana kerja sama pendampingan teknis dalam program pengembangan demplot perikanan dan tambak garam di wilayah pesisir Bantul.

Pertemuan ini menjadi tindak lanjut dari permohonan resmi DKP Bantul kepada UGM untuk mendampingi beberapa kegiatan strategis. Program strategis potensial yaitu percobaan demplot pendederan benih bening lobster (BBL), pembesaran udang vaname, bandeng, serta pengelolaan tambak garam. Program-program tersebut dirancang sebagai bagian dari upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir, terutama dalam menyambut tuntasnya pembangunan jalur selatan-selatan yang diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan pesisir.

DKP Bantul sangat mengapresiasi respons positif dari Departemen Perikanan UGM dengan berharap kedepannya kegiatan ini tidak hanya memberikan hasil nyata di lapangan, tetapi juga berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi terkini. Sebagai langkah awal, DKP Bantul telah menunjuk Anes Dwi Jayanti, S.Pi., M.Agr., dosen perikanan UGM sebagai salah satu tim ahli yang akan mendampingi pelaksanaan kegiatan tersebut. Anes Dwi Jayanti, S.Pi., M.Agr. diharapkan dapat menjadi penghubung dalam koordinasi lebih lanjut dengan dosen dan peneliti lain dari Departemen Perikanan UGM pada program-progam transdisplin tersebut.

Anes Dwi Jayanti, S.Pi., M.Agr menyatakan bahwa menjadi tim ahli tentu bukan hal yang mudah, karena cakupan kegiatan cukup luas. Namun, kolaborasi tim dari Departemen Perikanan UGM akan menjadi kekuatan utama untuk mewujudkan pendampingan yang menyeluruh dan berdampak nyata. Departemen Perikanan UGM menyatakan kesiapan untuk menyediakan tim pendamping lintas bidang sesuai kebutuhan, sebagai bagian dari komitmen institusi dalam mendukung pengembangan wilayah berbasis riset dan teknologi.

Kolaborasi ini diharapkan dapat mempererat hubungan antara institusi pendidikan tinggi dan pemerintah daerah. Program-program yang disusun juga memastikan bahwa kebijakan dan kegiatan pembangunan yang dijalankan di tengah masyarakat berbasis data ilmiah dan pendekatan terapan yang berkelanjutan. Secara langsung, program ini turut mendukung pencapaian beberapa poin Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), di antaranya SDG 1 (Tanpa Kemiskinan) melalui peningkatan pendapatan masyarakat pesisir, SDG 2 (Tanpa Kelaparan) dengan penguatan sektor produksi perikanan dan pangan lokal, SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) melalui penciptaan lapangan kerja dan pengembangan ekonomi lokal, SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim) dengan pendekatan budidaya berkelanjutan, serta SDG 14 (Ekosistem Lautan) melalui pengelolaan sumber daya laut secara bertanggung jawab dan berbasis ilmu pengetahuan.

Penulis : Galuh Wulanuari
Editor : Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si.(Han)

Universitas Gadjah Mada

Departemen Perikanan Fakultas Pertanian

Universitas Gadjah Mada
Gedung A4, Jl. Flora, Bulaksumur,Yogyakarta, 55281
 +62274-551218
 fish@ugm.ac.id

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY