• Tentang UGM
  • Faperta
  • DSSDI
  • Perpustakaan
  • LPPM
  • Languages
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Pertanian
Departemen Perikanan
  • Profil
    • Staff
    • Tentang Kami
    • Struktur Organisasi
    • Kerja Sama
  • Akademik
    • Program Studi Akuakultur
    • Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik
    • Program Studi Teknologi Hasil Perikanan
    • Program Studi Magister Ilmu Perikanan
  • Berita
  • Fasilitas
    • Laboratorium
    • Inkubator Mina Bisnis
    • Unit Bisnis delifiZ
  • Kemahasiswaan
    • KMIP
    • Bahari Pers
    • Selam Perikanan
  • Beranda
  • SDG 9: Industri Inovasi dan Infrastruktur
  • SDG 9: Industri Inovasi dan Infrastruktur
  • page. 2
Arsip:

SDG 9: Industri Inovasi dan Infrastruktur

Aksi Nyata Mahasiswa KKN Perikanan UGM, Kharisma Pundhi Rukmana, dalam Pelestarian Laut di Balai Taman Nasional Bunaken, Sulawesi Utara

BeritaNews Friday, 7 March 2025

Kharisma Pundhi Rukmana, mahasiswa Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik angkatan 2021 di Departemen Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) telah mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan pada 1 Juli-19 Agustus 2024 di Balai Taman Nasional Bunaken, Sulawesi Utara. Kharisma menggunakan nilai-nilai dan pengetahuan yang dipelajari selama kuliah untuk mendukung konservasi laut guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir setempat melalui pendidikan lanjutan. Tiga aktivitas utama yang dilakukan termasuk transplantasi terumbu karang, pelepasan penyu, dan pemberdayaan masyarakat pesisir dalam program kerja sama dengan Balai Taman Nasional Bunaken (BTNB).

Taman Nasional Bunaken adalah area coral triangle, sehingga fokus utama yang pertama dilakukan Kharisma dalam program KKN ini adalah transplantasi terumbu karang. Tujuan dari upaya ini adalah untuk mengembalikan keanekaragaman hayati terumbu karang yang telah rusak oleh perubahan iklim dan tindakan manusia. Kharisma melakukan transplantasi dengan metode yang telah ia pelajari di Kampus dengan menggunakan dua metode, yaitu bioreeftek dan web spider. Aktivitas ini tidak hanya menguntungkan keberagaman laut, tetapi juga mengajarkan masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian terumbu karang.

Program yang kedua yaitu pelepasan penyu dilakukan sebagai bagian dari upaya pelestarian fauna laut. Kharisma dan tim melepaskan tukik bersama dengan Balai Taman Nasional Bunaken. Anakan penyu hijau (Chelonia mydas) dan penyu belimbing (Dermochelys coriacea) dilepaskan ke habitat aslinya di laut. Penyu tersebut merupakan salah satu spesies laut yang dilindungi, melalui program ini Kharisma dan tim berharap dapat meningkatkan populasi penyu di daerah tersebut. Selain itu, tindakan ini juga menjadi edukasi bagi masyarakat terhadap pentingnya menjaga penyu agar tetap hidup di alam liar untuk generasi berikutnya.

Kharisma juga menjalankan program ketiga yaitu pemberdayaan masyarakat pesisir dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan masyarakat lokal tentang cara mengelola sumber daya alam laut secara berkelanjutan. Kegiatan KKN mendorong masyarakat untuk mengadopsi praktik pengelolaan yang lebih ramah lingkungan dan mendukung ekonomi berkelanjutan. Melalui prinsip-prinsip yang dipelajari di perguruan tinggi, Kharisma menawarkan pelatihan tentang cara mengelola ikan dan hasil laut secara ramah lingkungan dan mengurangi kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas perikanan yang tidak bertanggung jawab.

Pelestarian alam bukan menjadi satu-satunya tujuan dilaksanakannya kegiatan KKN. Kharisma, Balai Taman Nasional Bunaken, dan masyarakat setempat bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Mereka membantu masyarakat lokal menjadi lebih siap untuk menghadapi tantangan ekonomi dan lingkungan. Kharisma berharap bahwa kegiatan ini akan memberi masyarakat pesisir pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya konservasi alam dan memberi mereka kesempatan untuk menikmati keuntungan dari pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dalam jangka panjang. Selain itu, kegiatan KKN juga memberi kesempatan untuk mahasiswa dapat mengimplementasikan ilmunya dan berpartisipasi secara langsung dalam masalah lingkungan. Kegiatan ini sekaligus mendukung Sustainable Development Goals poin 1 (Tanpa Kemiskinan), poin 2 (Tanpa Kelaparan), poin 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera), poin 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur) poin 14 (Ekosistem Lautan), dan poin 17 (Kemitraan  untuk Mencapai Tujuan).

 

Penulis : Annisa Yustisia

 

Editor: Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc., Nahla Alfiatunnisa, S.Pi., Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han).

Shafaya, Mahasiswi Berprestasi Perikanan UGM yang Mengikuti Program Beasiswa JASSO di Yamagata University

BeasiswaScholarship Friday, 28 February 2025

Seorang mahasiswi dari program studi Manajemen Sumber Daya Akuatik di Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian UGM, Shafaya Nurunnisa Hanindhita, bercita-cita untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri sejak sekolah menengah atas. Impiannya dapat terwujud berkuliah ke Yamagata University di Jepang berkat beasiswa JASSO (Japan Student Services Organization). Shafaya melakukan penelitian eDNA (Environmental DNA) dalam bidang manajemen sumber daya akuatik selama program ini berlangsung. Program ini dijalankan oleh Shafaya selama satu tahun dari bulan September 2024–Agustus 2025. Pengalaman ini sangat selaras dengan tujuan Shafaya yang berencana untuk melanjutkan studi magister di luar negeri. 

Shafaya menjelaskan bahwa penelitian yang dilakukan terasa unik karena harus dilakukan di lingkungan yang berbeda dari yang biasa dilihat di Indonesia. Beradaptasi dengan pendekatan penelitian Jepang memberikan Shafaya pengalaman yang berharga. Orang Jepang cenderung memiliki metode kerja yang sangat disiplin dan sistematis, lingkungan kerja internasional lebih fleksibel dan menekankan kerja sama tim. Dalam penelitian, lingkungan kerja internasional yang saling mendukung sangat membantu dalam menyelesaikan tugas dengan lebih efektif. Meskipun menghadapi tantangan dalam menyesuaikan diri, kehadiran senpai (senior) dari Indonesia dan tutor Jepang terus memberikan saran dan nasihat tentang cara bertahan hidup di Jepang sangat membantu proses adaptasi. Hambatan terbesar yang dihadapi Shafaya adalah menyelesaikan tugas akhir dan penelitian di negeri orang, serta tekanan dari teman-teman dan keluarga yang cukup besar. Namun, Shafaya berusaha untuk tetap santai dalam menjalani segala tantangan dan menikmati prosesnya.

Program JASSO (Japan Student Services Organization) memberikan kesempatan bagi para penerima beasiswanya karena berfokus pada penelitian di Universitas Yamagata. Tujuan program beasiswa adalah untuk menarik peneliti dari Indonesia untuk membantu penelitian di Jepang, termasuk di Universitas Yamagata. Selain itu, penerima beasiswa dapat menjalin hubungan dengan dosen pembimbing, serta teman-teman internasional yang juga menempuh pendidikan. Memiliki koneksi akademik dan publikasi dengan sensei di Yamagata University akan sangat membantu dalam membangun karir akademik di masa depan. Shafaya mendapatkan banyak pelajaran berharga dari pengalaman pertamanya belajar di luar negeri, terutama tentang adaptasi ke lingkungan baru. Program ini juga mengajarkan cara berinteraksi dengan kolega di kampus, menyampaikan presentasi dengan baik, menghormati budaya dan adat istiadat daerah lain. Shafaya berharap program ini akan memberikan kesempatan kepada semakin banyak siswa Indonesia untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri. Dengan mendapatkan pengalaman yang lebih luas, mereka diharapkan dapat membangun karier internasional dan membantu mengharumkan nama negara di kancah internasional. Selain itu, kegiatan ini juga mendukung SDGs pada poin (4) Pendidikan Berkualitas, (9) Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, dan (17) Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Penulis: Annisa Yustisia

Editor: Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc., Nahla Alfiatunnisa, S.Pi., Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han).

Masa Depanku, Kemajuan Negeriku: Inspirasi dari Kuliah Tamu Perikanan UGM

Berita Friday, 14 February 2025

Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan kuliah tamu ‘Kelautan dan Perikanan: Masa Depanku untuk Kemajuan Negeriku’ pada 10 Februari 2025 di Auditorium Prof. Harjono Danoesastro, Fakultas Pertanian, UGM. Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber, yaitu Dr. Agus Suherman, S.Pi., M.Si., Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi, Sosial, dan Budaya, serta Rico Wisnu Wibisono, S.Pi., Chief Operating Officer (COO) FisTx Indonesia. Kuliah tamu ini bertujuan memberikan wawasan kepada mahasiswa tentang tantangan dan peluang di sektor perikanan serta inovasi teknologi dalam industri perikanan berkelanjutan.

Pemaparan materi oleh Dr. Agus Suherman

Dalam sesi pertama, Dr. Agus Suherman membahas isu strategis sektor kelautan dan perikanan, termasuk pertumbuhan populasi global, kebutuhan protein hewani, serta peran perikanan dalam ketahanan pangan dan ekonomi nasional. Beliau menyoroti pentingnya pendekatan ekonomi biru dalam pengelolaan sumber daya perikanan yang berkelanjutan, termasuk konsep penangkapan ikan terukur dan perlindungan ekosistem laut. Pemaparan ini memberikan wawasan kepada mahasiswa mengenai kebijakan pemerintah dalam menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

Pemaparan Materi oleh Rico Wisnu Wibisono S.Pi.

Pada sesi kedua, Rico Wisnu Wibisono, S.Pi. memaparkan inovasi teknologi dalam industri perikanan budidaya melalui FisTx. Ia menjelaskan bagaimana teknologi modern, seperti sistem resirkulasi akuakultur (RAS) dan desinfektan UV, dapat meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan budidaya perikanan. Dengan pendekatan holistik yang menggabungkan inovasi dan teknologi, FisTx Indonesia berupaya mengatasi permasalahan utama dalam budidaya, seperti efisiensi pakan, kualitas air, dan pengelolaan penyakit. Mahasiswa mendapatkan gambaran nyata tentang bagaimana teknologi dapat diterapkan untuk mendukung sektor perikanan yang lebih maju dan berdaya saing.

Diharapkan, kuliah tamu ini dapat menginspirasi mahasiswa untuk lebih mendalami potensi sektor kelautan dan perikanan serta mendorong lahirnya inovasi baru. Dengan wawasan yang diperoleh, mahasiswa diharapkan mampu berkontribusi dalam pengembangan industri perikanan yang berkelanjutan, baik melalui riset, inovasi untuk pengembangan industri dan wirausaha di bidang kelautan dan perikanan. Kuliah tamu ini berkontribusi untuk mencapai tujuan SDGs, utamanya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas,  SDG 9: Industri Inovasi dan Infrastruktur, SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, SDG 14: Ekosistem Lautan, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Penulis: Aurelie Firlana Salsabilla

Editor: Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc.

Mahasiswa Departemen Perikanan UGM Bersiap Menuju MBKM 2025

Berita Friday, 7 February 2025

Mahasiswa Departemen Perikanan Universitas Gadjah Mada tengah bersiap untuk mengikuti program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang akan berlangsung dari Februari hingga Juni 2025. Dalam program ini, sebanyak 160 mahasiswa angkatan 2022 dari berbagai program studi akan bekerja dan belajar langsung di 41 perusahaan dan instansi mitra untuk memahami realita dunia perikanan dan kelautan. Penerjunan mahasiswa ke Lokasi mitra MBKM dijadwalkan pada 7 Februari 2025, sedangkan penarikan mahasiswa MBKM dilakukan paling lambat pada 13 Juni 2025. Program ini bertujuan untuk memberikan pengalaman praktis serta meningkatkan keterampilan mahasiswa sebelum memasuki dunia kerja.

Sebelum resmi mengikuti MBKM, mahasiswa melalui berbagai tahapan persiapan, seperti seleksi administrasi, wawancara yang dilaksanakan oleh masing-masing program studi, serta pembekalan materi sesuai bidang masing-masing. Atalie Safa, mahasiswa Manajemen Sumber Daya Akuatik yang akan menjalani MBKM di Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi, menyampaikan bahwa pembekalan dari Departemen Perikanan sangat membantu dalam memahami prosedur dan alur pelaksanaan MBKM. “Hal tersebut membantu saya untuk memproyeksikan dan mempersiapkan berbagai hal yang akan saya dapatkan nantinya,” ujarnya.

Sementara itu, Faridatus Sabilal, mahasiswa Teknologi Hasil Perikanan yang akan belajar tentang pengolahan mikroalga di PT ALBITEC Semarang, menambahkan bahwa materi perkuliahan sangat membantu dalam persiapan MBKM. “Mata kuliah Teknologi Industri Tumbuhan Laut menjadi dasar serta bekal bagi saya untuk memahami pengolahan mikroalga,” ungkapnya.

Mahasiswa mengikuti Pembekalan MBKM

Melalui program MBKM ini, diharapkan mahasiswa dapat mengasah keterampilan teknis dan manajerial, serta meningkatkan pemahaman tentang dunia industri perikanan. Atalie Safa berharap pengalaman ini dapat memperdalam wawasannya terhadap sektor perikanan dan membuka berbagai kesempatan di masa depan. “Saya yakin akan ada banyak pelajaran yang saya dapatkan dari MBKM ini,” katanya optimis. Alya Putri Mezzaluna juga berharap program ini dapat memperluas jejaring profesionalnya dengan para praktisi di industri akuakultur. Dengan persiapan yang matang, mahasiswa Departemen Perikanan UGM diharapkan mampu beradaptasi dengan budaya kerja di perusahaan atau instansi mitra dan memperoleh wawasan yang bermanfaat untuk karier mereka di masa depan. Program MBKM diharapkan dapat membantu pelaksanaan tujuan SDGs, utamanya SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, SDG 14: Ekosistem Lautan, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Penulis: Aurelie Firlana Salsabilla

Editor: Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc

Pelatihan Pengelolaan E-Billing dan Migrasi SIPINTER UGM: Peningkatan Layanan Keuangan dan Pengadaan Barang

BeritaNews Monday, 20 January 2025

Yogyakarta, 20 Januari 2025 – Departemen Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) sukses menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Pengelolaan E-Billing dan Migrasi SIPINTER UGM yang diikuti oleh para dosen dan tenaga kependidikan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan administrasi keuangan dan pengadaan barang di lingkungan Departemen Perikanan.

Acara dimulai pada pukul 13.00 WIB dengan sambutan pembukaan yang disampaikan oleh Sekretaris Departemen Perikanan, Dr. Prihati Sih Nugraheni, S.Pi., M.P. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya kegiatan ini untuk mendukung transformasi digital dalam layanan administrasi di lingkungan universitas. Dr. Prihati Sih Nugraheni, S.Pi., M.P. menyampaikan bahwa dengan pelatihan ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan kemampuan baru dalam memanfaatkan teknologi yang telah disediakan oleh universitas, khususnya melalui E-Billing dan SIPINTER UGM.

Suasana Pelatihan E-Billing dan Migrasi SIPINTER UGM

Kegiatan ini menghadirkan tiga narasumber berpengalaman yang berasal dari Direktorat Keuangan UGM dan Kantor Pengadaan UGM. Narasumber pertama, Sutarman, S.Kom., dari Direktorat Keuangan UGM, memberikan materi tentang variasi jenis E-Billing yang dapat digunakan sesuai dengan tujuan pembayaran. Sutarman menjelaskan bahwa berbagai opsi E-Billing, seperti penggunaan kode unik atau tagihan personal, dapat dimanfaatkan untuk mempermudah transaksi, termasuk untuk kegiatan besar seperti seminar nasional maupun internasional. Selain itu, disampaikan juga bahwa telah terdapat beberapa pembaruan yang dilakukan oleh Direktorat Keuangan untuk meningkatkan kemudahan dan efisiensi pembayaran di lingkungan universitas.

Sesi berikutnya diisi oleh Agus Sudaryanto, S.E., M.Ec.Dev., dan Fitria Dwi Utami, S.T., dari Kantor Pengadaan UGM. Materi yang disampaikan mencakup pengenalan jenis pengadaan barang untuk keperluan kampus, seperti alat tulis kantor, perlengkapan kelas, dan kebutuhan laboratorium. Selain itu, Agus Sudaryanto, S.E., M.Ec.Dev., dan Fitria Dwi Utami, S.T. juga melakukan demonstrasi penggunaan laman website SIPINTER UGM untuk proses pemesanan alat atau bahan sebagai bentuk pengadaan stok. Para peserta diajarkan cara menggunakan layanan SIPINTER untuk mendaftarkan DRM (Dokumen Registrasi Mitra) badan usaha, yang dapat membantu rekanan bisnis menjual produk kepada civitas akademika UGM.

Penyerahan Sertifikat kepada Para Narasumber

Acara ditutup dengan penyerahan sertifikat kepada para narasumber sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi mereka dalam menyukseskan pelatihan ini. Kegiatan ini sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu SDG 4: Quality Education, SDG 9: Industry, Innovation, and Infrastructure, SDG 16: Peace, Justice, and Strong Institutions, dan SDG 17: Partnerships for the Goals. Pelatihan ini mendukung terciptanya institusi yang kuat dan transparan melalui pengelolaan keuangan yang efisien serta proses pengadaan barang yang akuntabel. Dengan penerapan sistem digital seperti E-Billing dan SIPINTER UGM, Universitas Gadjah Mada terus berkomitmen untuk mendorong inovasi dan efisiensi dalam berbagai aspek layanan administrasi.

Pelatihan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal bagi Departemen Perikanan untuk semakin adaptif terhadap perkembangan teknologi, sekaligus memperkuat layanan yang mendukung kegiatan akademik dan operasional universitas.

Penulis: Galuh Wulanuari
Editor: Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M. Si. (Han)

Empat Dosen Departemen Perikanan Diwisuda Profesi Insinyur: Upaya Optimalisasi Keterhubungan Potensi Akademik dan Penerapan Praktis

Berita Friday, 17 January 2025

Yogyakarta, 14 Januari 2025. Sebanyak empat dosen Departemen Perikanan telah berhasil menyelesaikan program profesi insinyur di Fakultas Kehutanan UGM. Keempat dosen tersebut adalah Dr. Ir. Susilo Budi Priyono, S.Pi., M.Si. (Program studi Akuakultur), Prof. Dr. Ir. Djumanto, M.Sc (Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik), Dr. Ir. Eko Setyobudi, S.Pi., M.Si. (Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik), dan Prof. Dr. Sc. Ir. Amir Husni, S.Pi., M.P. (Program Studi Teknologi Hasil Perikanan). Program profesi insinyur kehutanan dijalankan selama 1 semester dengan beban pembelajaran 24 SKS yang meliputi 30% studi di kelas dan 70% praktik kerja keinsinyuran di lapangan. Terdapat dua jenis perkuliahan yang dijalankan yaitu kuliah reguler dan Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL). Kuliah reguler menjalankan kuliah dan praktik secara aktif, sedangkan RPL terfokus pada pengumpulan portofolio riwayat pekerjaan teknis.

Profesi insinyur merupakan suatu upaya pemerintah untuk memastikan optimalnya visi besar Indonesia 2045 sebagai negara dengan daya saing industri. Mencapai bangsa dengan daya saing industri diperlukan setidaknya aspek kemajuan teknologi, penguatan kapasitas manufaktur, serta pengembangan sumber daya manusia yang unggul. Para insinyur adalah ujung tombak mencapai aspek-aspek kemajuan industri, yang mampu menyebar-luaskan potensi akademik menuju penerapan praktis. Dalam konteks perikanan selain masih minimnya produk yang dihilirisasi, saat ini belum banyak pekerja yang memenuhi kriteria standar pengerjaan nasional maupun internasional. Dengan demikian, sektor industri perikanan dengan potensi besarnya bagi Indonesia, harus didukung dengan optimalnya kuantitas dan kualitas jumlah pekerja profesional.

Foto bersama Dosen Departemen Perikanan yang mengikuti wisuda program profesi keinsinyuran

Program profesi keinsinyuran setidaknya memberikan beberapa tujuan krusial. Menurut Prof. Dr. Sc. Ir. Amir Husni, S.Pi., M.P. beberapa tujuan krusial mengikuti program keinsyuran antara lain: 1) Pengakuan Profesional, dengan cara mendapatkan gelar insinyur (Ir.) yang diakui secara nasional dan internasional; 2) Persyaratan Legal agar memenuhi ketentuan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran, (para insinyur wajib memiliki sertifikasi profesi untuk menjalankan praktik keinsinyuran); 3) Peningkatan Kompetensi dengan meningkatkan pengetahuan tentang aspek hukum, manajemen, dan etika profesi keinsinyuran; 4) Jaringan profesional agar dapat bergabung dengan komunitas insinyur, yang memungkinkan berbagi pengetahuan, pengalaman, dan peluang kerja.

Dr. Ir. Eko Setyobudi, S.Pi., M.Si. menjelaskan bahwa melalui matakuliah seperti ‘Kode Etik dan Etika Profesi Insinyur,’ dan ‘Profesionalisme,’ serta ‘Seri Praktik Keinsinyuran’ para insinyur dapat bekerja dengan optimal. Dr. Ir. Eko Setyobudi menambahkan profesi insinyur ini perlu dikembangkan di Departemen Perikanan UGM, sebagai profesi insinyur perikanan dan kelautan. Prof. Dr. Ir. Djumanto, M.Sc. menjelaskan bahwa para dosen yang mendapatkan program insinyur ini diharapkan dapat segera mengoptimalkan pengembangan profesi insinyur bidang perikanan. Prof. Djumanto menyampaikan,“Mahasiswa Departemen Perikanan UGM diharapkan setelah menyelesaikan studinya dapat melengkapi dengan berbagai sertifikat kompetensi serta memiliki sertifikat profesi insinyur.” Prof. Djumanto menambahkan ketika ijazah sarjana, sertifikat kompetensi, dan sertifikat profesi dimiliki, maka alumni akan cepat terserap di dunia kerja dan cepat membuat lapangan pekerjaan baru.

Dr. Ir. Eko Setyobudi, S.Pi., M.Si. dan Dr. Ir. Susilo Budi Priyono, S.Pi., M.Si. ketika menerima sertifikat insinyur

Sertifikasi Insinyur Dosen Departemen Perikanan UGM diharapkan memberikan bukti nyata dalam mendukung beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Beberapa capai SDGs tersebut di antaranya SDG 4 (Pendidikan Berkualitas), SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), SDG 9 (Industri, inovasi, dan infrastruktur), dan SDG 17 (Kemitraan untuk mencapai tujuan). Bertumbuhnya SDM Indonesia melalui inovasi dan kolaborasi diharapkan mampu membawa Indonesia menuju masa depan yang gemilang sebagai negara maritim terkemuka pada tahun 2045. 

Penulis: Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si (Han); Aurelie Firlana Salsabilla

Editor: Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc.

Kunjungan Industri Departemen Perikanan UGM: Kolaborasi untuk Masa Depan Perikanan

BeritaNews Friday, 3 January 2025

Departemen Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar kunjungan industri pada tanggal 30 November hingga 1 Desember 2024. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di sektor perikanan. Kunjungan ini melibatkan dua perusahaan besar, yaitu PT Issu Medika Veterindo dan PT Riung Agro Lestari dengan tujuan utama menjalin kemitraan strategis serta mendiskusikan berbagai inovasi untuk sektor perikanan yang berkelanjutan. PT Issu Medika Veterindo adalah perusahaan farmasi yang bergerak dibidang produksi sarana kesehatan hewan dan perikanan (obat hewan dan ikan). PT Issu Medika Veterindo berlokasi di Bandung Jawa Barat. PT Riung Agro Lestari adalah perusahaan budidaya udang. PT Riung Agro Lestari merupakan anak perusahaan PT. Riung Mitra Lestari, mengelola area budidaya seluas 86 Hektar yang terbagi di Jawa Barat dan Bekasi.

Di PT Issu Medika Veterindo, tim dari Departemen Perikanan UGM berdiskusi mengenai potensi vaksin dan probiotik untuk mendukung kesehatan ikan dalam kegiatan budidaya. Diskusi ini juga mencakup penyampaian potensi pengembangan sektor perikanan melalui pemanfaatan rumput laut dan nanoteknologi. Kedua topik tersebut diharapkan dapat membuka peluang inovasi baru yang tidak hanya mendukung keberlanjutan ekosistem perikanan tetapi juga meningkatkan nilai ekonomi. Kegiatan ini mencerminkan pentingnya sinergi antara akademisi dan sektor industri dalam menghasilkan solusi berbasis teknologi yang aplikatif.

Sementara itu, kunjungan ke PT Riung Agro Lestari fokus pada isu kesehatan ikan dan tantangan lingkungan di kawasan budidaya. Tim dari UGM memaparkan berbagai pendekatan ilmiah untuk mencegah serta menangani penyakit ikan yang sering menjadi kendala dalam sektor budidaya. Selain itu, diskusi juga melibatkan rekomendasi berbasis penelitian mengenai pengelolaan limbah serta penerapan teknologi ramah lingkungan untuk menjaga kualitas air di area budidaya. Langkah ini diharapkan dapat membantu perusahaan dalam mencapai keberlanjutan operasional sekaligus meningkatkan produktivitasnya.

Kegiatan ini juga menjadi ajang bagi tim UGM untuk menjalin komunikasi yang lebih erat dengan pelaku industri. Diskusi yang mendalam dengan PT Issu Medika Veterindo dan PT Riung Agro Lestari tidak hanya membahas solusi teknis, tetapi juga potensi kolaborasi jangka panjang. Dengan memanfaatkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para akademisi, perusahaan diharapkan dapat mengintegrasikan teknologi terkini dalam proses produksinya. Hal ini sekaligus memberikan peluang bagi mahasiswa dan peneliti UGM untuk terus berkontribusi secara nyata dalam pengembangan sektor perikanan Indonesia. Melalui kunjungan industri ini, Departemen Perikanan UGM menegaskan komitmennya untuk menjadi penghubung antara dunia akademis dan industri. Dengan dukungan sponsor dari Asian Development Bank dan UGM Applied Research Grant 2024, kegiatan ini menjadi bukti nyata upaya bersama dalam menciptakan solusi berkelanjutan di bidang perikanan. Harapannya, sinergi yang terjalin dapat terus berkembang sehingga mampu menghadirkan inovasi yang berdampak positif, tidak hanya bagi sektor perikanan tetapi juga bagi lingkungan dan masyarakat secara luas. Kegiatan ini juga sejalan dengan tujuan global SDGs pada poin ke-4 : Pendidikan Bermutu ; poin ke-8 : Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi ; poin ke-9 : Infrastruktur, Industri, dan Inovasi; serta poin ke-14 : Menjaga Ekosistem Laut.

Penulis : Rafi Sukma Aulia

Editor: Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si (Han)

Kerjasama Program Studi Akuakultur Departemen Perikanan UGM dan Universitas Malaysia Sabah: Pererat Kolaborasi Ilmiah

BeritaNews Friday, 20 December 2024

14-15 November 2024, Departemen Perikanan Universitas Gadjah Mada (UGM) menjalin kerjasama strategis dengan Universitas Malaysia Sabah (UMS). Kegiatan ini berlangsung di Borneo Marine Research Institute (BMRI) UMS dan dihadiri oleh Prof. Dr. Murwantoko, M.Si., yang mewakili UGM. Kerjasama ini bertujuan untuk memperkuat hubungan akademik dan penelitian antara kedua institusi, khususnya di bidang perikanan dan kelautan. Kegiatan yang di danai oleh anggaran Departemen Perikanan UGM ini menjadi langkah penting dalam membangun sinergi lintas negara guna menghadapi tantangan global di sektor marikultur. Pada hari pertama, kegiatan diawali dengan guest lecture yang disampaikan oleh Prof. Dr. Murwantoko, M.Si. Materi yang dibawakan bertajuk “Fish Diseases on Mariculture Fishes in Indonesia.” Dalam presentasinya, Prof. Murwantoko menjelaskan berbagai penyakit ikan yang sering menyerang sektor budidaya perikanan di Indonesia, serta pendekatan pengelolaan dan pencegahannya. Acara ini diikuti oleh staf dan mahasiswa BMRI dengan antusias, diakhiri dengan sesi tanya jawab yang berlangsung interaktif.

Setelah guest lecture, dilanjutkan dengan diskusi mendalam antara Prof. Murwantoko dan staf BMRI UMS. Diskusi ini berfokus pada peluang penelitian bersama di bidang perikanan, terutama yang terkait dengan pengelolaan kesehatan ikan dan inovasi teknologi hatchery. Kedua pihak juga membahas potensi program pertukaran dosen dan mahasiswa untuk memperkaya wawasan akademik dan keterampilan praktis. Hari kedua kegiatan diisi dengan kunjungan ke fasilitas hatchery yang dimiliki BMRI. Prof. Murwantoko bersama staf BMRI mengamati langsung proses produksi benih ikan yang diterapkan di hatchery tersebut. Diskusi yang berlangsung di lokasi mencakup teknologi terkini dalam produksi benih, strategi pemeliharaan, dan manajemen lingkungan hatchery. Pengalaman ini memberikan wawasan berharga untuk diadaptasi dalam pengembangan hatchery di Indonesia.

Kolaborasi ini diharapkan dapat membuka peluang baru dalam pengembangan ilmu perikanan dan kelautan antara Indonesia dan Malaysia. Dengan fokus pada pengelolaan marikultur yang berkelanjutan, kedua institusi berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan dan penelitian demi mendukung sektor perikanan yang lebih inovatif dan tangguh. Kerjasama ini menjadi bukti nyata komitmen UGM dalam membangun jejaring internasional. Adanya kegiatan ini sejalan dengan tujuan global atau SDGs pada poin ke-4 : Pendidikan Bermutu, poin ke-9 : Infrastruktur, Industri, dan Inovasi, serta poin ke-14 : Menjaga Ekosistem Laut

Kolaborasi Perikanan UGM Manfaatkan Bioinformatika untuk Pengembangan Vaksin Ikan Laut

BeritaNews Thursday, 12 December 2024

Dosen Program Studi Akuakultur UGM baru-baru ini mengikuti pelatihan intensif di Inggris. Pelatihan ini bertujuan untuk mengembangkan vaksin ikan yang lebih efektif, khususnya untuk mencegah penyakit vibriosis yang sering menyerang ikan laut. Dengan memanfaatkan teknologi bioinformatika yang semakin canggih, para peneliti berharap dapat menciptakan vaksin yang lebih aman dan efisien. Kerja sama dengan universitas-universitas ternama di Inggris dan Malaysia dalam proyek ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi pengembangan sektor perikanan, terutama di negara-negara berkembang. Pelatihan ini juga sejalan dengan upaya global untuk meningkatkan kesehatan ikan dan kelestarian sumber daya laut.

Universitas Gadjah Mada (UGM) mengirimkan dua dosen ahli di bidang perikanan untuk mengikuti pelatihan intensif di Inggris. Kedua dosen ini akan bekerja sama dengan para pakar dari universitas-universitas terkemuka di Inggris dan Malaysia untuk mengembangkan vaksin ikan yang lebih baik. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk memperkuat kerja sama antar lembaga pendidikan tinggi dan mendorong pertukaran pengetahuan di bidang bioteknologi perikanan. Selain itu, para peserta juga akan berdiskusi mengenai peluang penelitian bersama di masa depan, termasuk pemanfaatan fasilitas penelitian yang canggih di Inggris. Dengan demikian, diharapkan akan terjalin jaringan kerja sama yang erat antara para peneliti di bidang kesehatan ikan.

Selama dua hari, para peserta pelatihan mendiskusikan berbagai isu penting di bidang kesehatan ikan. Salah satu topik utama yang dibahas adalah masalah resistensi antibiotik pada bakteri penyebab penyakit ikan, yang merupakan masalah global yang semakin serius. Selain mempelajari metode analisis data menggunakan bioinformatika untuk menguji efektivitas vaksin, para peserta juga membahas dampak dari penelitian ini terhadap keberlanjutan budidaya ikan. Peluang untuk mendapatkan dana penelitian juga menjadi topik yang menarik, dengan harapan dapat mendorong lebih banyak penelitian di bidang kesehatan ikan yang relevan dengan kebutuhan industri perikanan.

Dr. Desy Putri Handayani menyampaikan bahwa pelatihan ini memberikan manfaat yang sangat besar bagi para peserta, baik dari UGM maupun UPM. Tidak hanya meningkatkan kemampuan dalam mengolah data menggunakan bioinformatika, pelatihan ini juga membuka peluang kerjasama penelitian yang lebih luas. Beliau menjelaskan, “Acara ini menjadi wadah bagi para peneliti yang memiliki minat dan tujuan yang sama untuk berkolaborasi dan menghasilkan karya-karya yang bermanfaat.” Lebih lanjut, Dr. Desy menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan langkah penting bagi UGM untuk menjalin kerjasama riset dengan institusi-institusi di Eropa, dengan tujuan utama untuk mengembangkan inovasi dalam bidang budidaya ikan, khususnya dalam upaya pencegahan penyakit.

Pelatihan ini memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi kemajuan penelitian di bidang kesehatan ikan, baik di kawasan Asia Tenggara maupun di Inggris. Para peserta sepakat bahwa kegiatan ini telah memperkuat kerja sama antar berbagai lembaga dan membuka peluang baru dalam pemanfaatan teknologi informasi untuk menganalisis data dalam budidaya ikan. Dengan dukungan dari universitas-universitas terkemuka di dunia, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang luas, tidak hanya bagi Indonesia tetapi juga bagi negara-negara lain. Melalui kerjasama internasional yang semakin erat, UGM terus berupaya menjadi pusat unggulan dalam penelitian akuakultur. Pelatihan ini membuktikan bahwa Departemen Perikanan UGM memiliki potensi besar untuk terus mengembangkan penelitian dan inovasi di bidang ini. Dengan menggabungkan teknologi terkini, keahlian para akademisi, dan dukungan dari mitra internasional, diharapkan vaksin ikan yang dikembangkan dapat menjadi solusi efektif untuk mengatasi masalah kesehatan ikan di masa depan. Kegiatan ini sejalan dengan tujuan global pembangunan berkelanjutan atau SDGs pada poin ke-4: Pendidikan Yang Bermutu, poin ke-9: Infrastruktur, Industri dan Inovasi, serta poin ke-14: Menjaga Ekosistem Laut.

Penulis : Rafi Sukma Aulia

 

Editor : Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.

Training and Workshop in Aquafeed Production Using Seaweed Technology : Kolaborasi Pengembangan Pakan Perikanan antara Universitas Gadjah Mada dengan Marine Science Institute, University of Philippines

Berita Thursday, 5 December 2024

Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerja sama dengan Marine Science Institute (MSI), University of Philippines mengadakan Training and Workshop in Aquafeed Production Using Seaweed Technology. Kegiatan ini diikuti oleh dosen dan teknisi laboratorium Universitas Gadjah Mada yang bertujuan untuk meningkatkan kerja sama penelitian rumput laut pada 4 – 8 November 2024 di Kota Bolinao, Provinsi Pangasinan, Filipina.  Program ini berfokus pula pada pengembangan pakan alami dari rumput laut, dan pemahaman spora dan kultur jaringan rumput laut. Kegiatan pelatihan ini diharapkan mampu meningkatkan kemitraan yang komprehensif antara Universitas Gadjah Mada dan University of Philippines untuk pengembangan rumput laut yang berkelanjutan.

Kegiatan Training and Workshop in Aquafeed Production Using Seaweed Technology berlangsung selama lima hari dengan kombinasi sesi teori dan praktik. Hari pertama dimulai dengan sambutan oleh Diliman. Prof. Dr.rer.nat Michael Roleda selaku Head of Algae Laboratory, Marine Science Institute, University of Philippines (MSI-UP). Dalam sambutannya, Prof. Roleda menekankan pentingnya riset rumput laut dalam pakan alami perikanan dilanjutkan dengan diskusi mengenai riset terkini mengenai bidang penelitian dan perkenalan laboratorium di MSI-UP. Hari kedua, Tim Departemen Perikanan UGM melakukan kunjungan di laboratorium in vitro milik Marine Science Institute. Pada hari kedua kunjungan juga dilaksanakan ke Marine Station milik MSI yang lebih sering disebut Bolinao Marine Laboratory (BML).

Kunjungan ke fasilitas dan outdoor hatchery dilaksanakan pada hari ketiga. Di outdoor hatchery terdapat koleksi rumput laut yang dikembangbiakkan dengan spora maupun hasil koleksi liar di beberapa negara Asia seperti Indonesia. Hari keempat Tim Departemen Perikanan UGM melakukan workshop untuk preparasi hingga memperoleh spora-spora rumput laut serta dibekali informasi mengenai alat penunjang laboratorium dan teknik memperoleh spora rumput laut. Hari terakhir, Tim Departemen Perikanan UGM melakukan diskusi dengan Prof. Dr. rer. nat Michael Roleda dan mahasiswa bimbingannya terkait penelitian rumput laut. Pada diskusi ini, Prof. Roleda mengharapkan adanya tindaklanjut dalam bentuk kolaborasi penelitian, seminar internasional, dan workshop mengenai rumput laut yang dilakukan oleh Marine Science Institute, University of Philippines dan Departemen Perikanan UGM.

Training dan Workshop “Aquafeed Production Using the Seaweed Technology” yang telah dilaksanakan mampu memberikan manfaat besar bagi peningkatan keterampilan dan jaringan kerja sama antar universitas. Dosen dari Universitas Gadjah Mada dan University of Philippines dapat memperoleh berbagi wawasan serta keterampilan yang mendukung pengembangan riset rumput laut di Asia Tenggara. Workshop ini berhasil mempertemukan peneliti dengan minat serupa dan menciptakan peluang kolaborasi yang produktif.

SDGs : 4). Pendidikan Berkualitas, 9). Industri, Inovasi, dan Infrakstruktur, 14). Ekosistem Lautan, 17). Kemitraan untuk Mencapai Tujuan

Penulis : Kharisma Pundhi Rukmana

Editor : Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.

1234…6
Universitas Gadjah Mada

Departemen Perikanan Fakultas Pertanian

Universitas Gadjah Mada
Gedung A4, Jl. Flora, Bulaksumur,Yogyakarta, 55281
 +62274-551218
 fish@ugm.ac.id

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY