Benih ikan gabus (Chana striata)hasil pemijahan alami ini langsung siap dibudidayakan karena telah ‘diajari’ makan pelet.
Anakan ikan gabus hasil tangkapan di kolam mangkrak, sungai maupun genangan air biasanya hanya tertarik pada pakan yang bergerak. Tapi benih gabus hasil pembenihan pembudidaya di wilayah Bantul Jogjakarta bernama Andhi Raharjo ini mau memakan pakan pelet komersil. “Kami biasakan kasih makan pelet, supaya pembeli bisa membesarkannya dengan mudah menggunakan pakan pabrikan pula,” kata mahasiswa jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM ini.
Setiap bulan Andhi mampu menjual 10 ribu ekor benih ikan berkepala mirip ular ini. Pembeli berasal dari Pacitan, Lamongan, Madiun, Pati, Juwana, Bogor, bahkan luar pulau seperti Bali dan Kalimantan. Mereka rata-rata mendapatkan informasi dari website miliknya (www.benihikan.net) dan situs jual-beli online. Permintaan tertinggi biasanya menjelang bulan November.
Pemijahan Alami
Induk ikan gabus berasal dari tangkapan alam yang dibudidayakan secara alami, dan memijah sendiri. Pemilik bendera Andhi Fish Farm ini menyatakan tidak memijahkan secara khusus karena benih ikan gabus masih merupakan produk ‘sampingan’ selain gurami, nila,dan patin. Induk gabus akan memijah setelah umur 1 tahun dan mencapai bobot 1,5 kg. “Sebenarnya pada 7 – 8 bulan sudah bertelur. Tapi daya tetasnya rendah dan daya hidup anakannya tidak bagus,” papar Andhi.
Induk gabus dipelihara secara polikultur dengan nila di kolam sawah. “Sekarang ada 50 ekor induk, dengan rasio jantan : betina sebesar 1:3 – 1:4,” kata Andhi. Polikultur ini bisa dilakukan karena ikan gabus selalu berada di dasar kolam, sedangkan nila lebih suka berada di permukaan.
Menurut Andhi, seekor induk gabus bisa menetaskan 2.000 – 2.500 ekor larva, setiap 3 bulan sekali. Produksi telur/larva terbanyak pada musim menjelang penghujan. Sedangkan pada kemarau, produksi telur/larva sedikit dan intervalnya pun menjadi 4 bulan sekali. Terparah pada musim pancaroba, larva yang mampu bertahan menjadi benih hanya 10–20% saja.
Dibiasakan Makan Pelet
Andhi menyatakan,larva diambil dari kolam setelah mencapai rata-rata panjang 1 cm dan diameter 3–5mm. Pakan berupa cacing sutera membuatnya cepat tumbuh hingga mencapai panjang 3 -4 cm hanya dalam 2 minggu.
Setelah itu, benih gabus diberi pakan pelet apung khusus benih secara bertahap hingga umur 1 bulan. Saat itu sekaligus sebagai ‘seleksi’ alam karena 20–30% benih tak mampu menyesuaikan dan mati. Pada umur sebulan, benih telah berukuran 5-7 cm, dan siap dipindahkan ke kolam pembesaran atau dijual dengan harga Rp 1.000/ekor.
Pembiasaan memakan pelet bagi benih gabus ini dipercepat dengan mencampur benih nila ukuran 0,8 – 1 cm sebanyak 10 – 15% dari total benih gabus. Nila akan makan dengan cepat dan meningkatkan suasana persaingan makan sehingga ikan gabus mengikutinya.
Pembesaran
Andhi membagi tips agar berhasil membesarkan ikan gabus. “Kolam harus dalam, air tenang, tinggi air minimal 80 cm dan berwarna keruh/kehijauan karena ikan ini suka hidup di dasar yang gelap,” paparnya. Selain itu jarak permukaan air dengan bibir kolam harus tinggi karena ikan gabus besar suka melompat.
Kepadatan tebar optimal adalah 30 ekor/m2. Ikan gabus yang dibesarkan dari ukuran 5-7 cm dalam waktu 5-6 bulan akan menghasilkan ukuran panen 5 ekor/kg. “Kami telah mencoba, selama airnya bagus dan pakan cukup, daya tahan hidupnyabisa mencapai 90%,” tandas Andhi.