Pengukuhan Guru Besar Prof. Dr. Amir Husni, S.Pi., M.P. dilaksanakan pada hari Selasa (13/06) di Balai Senat Universitas Gadjah Mada, kemudian dilanjutkan dengan acara tasyakuran di Auditorium Prof. Harjono Danoesastro Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Prof. Amir Husni menamatkan studi S1 di Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, kemudian melanjutkan S2 Ilmu dan Teknologi Pangan, Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, dan meraih gelar doktor di Marine Biotechnology & Engineering, Gangneung-Wonju National University, Korea Selatan. Prof. Amir Husni telah mempublikasikan 46 jurnal dalam 5 tahun terakhir dan enam buku. Sejak tahun 2018 hingga sekarang, Prof. Amir Husni menjabat sebagai Ketua Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian UGM.
Pidato pengukuhan yang disampaikan oleh Prof. Amir Husni berjudul “Pemanfaatan Rumput Laut Cokelat sebagai Sumber Pangan dan Kesehatan: Potensi dan Tantangannya”. Hal yang melatarbelakangi pidato ini adalah keanekaragaman rumput laut di Indonesia. Bahkan angka produksi rumput laut Indonesia merupakan produsen rumput laut terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok. Penelitian beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa rumput laut telah dianggap sebagai organisme yang memiliki potensi untuk menyediakan zat dan senyawa bioaktif baru untuk nutrisi dan kesehatan manusia. Rumput laut cokelat (Phaeophyceae) memiliki 3 kandungan fitokimia beragam yang tinggi dan diklaim memiliki sifat terapeutik yang penting sehingga menjadi kandidat yang bagus untuk digunakan sebagai agen bioaktif di banyak industri, termasuk industri makanan fungsional. Rumput laut cokelat merupakan sumber anti-oksidan, anti-bakteri, anti-inflamasi, anti-kanker, anti-diabetes, dan anti-stres.
Dalam pidatonya di Balai Senat, Prof. Amir Husni menyampaikan pula terkait tantangan pemanfaatan rumput laut cokelat sebagai sumber pangan dan kesehatan. Sampai saat ini, teknologi budidaya rumput laut cokelat di Indonesia belum banyak dikuasai sehingga ketersediaan bahan baku rumput laut cokelat sangat tergantung pada alam dan musim. Selain itu, terdapat tantangan dalam proses pengolahan rumput laut yang mampu menjamin kompatibilitas rumput laut dan matriks makanan secara keseluruhan yang tidak hanya merupakan hasil dari rumput laut itu sendiri, tetapi juga kombinasi rumput laut dengan bahan-bahan yang tepat. Tantangan lainnya yaitu lambatnya pertumbuhan investasi berbasis rumput laut juga menjadi kendala dalam industri rumput laut di Indonesia. Selamat dan Sukses, Prof Amir!