Pengukuhan guru besar Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc. resmi dilaksanakan pada Selasa (21/02). Acara dilaksanakan di Balai Senat Universitas Gadjah Mada dan juga disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube Universitas Gadjah Mada. Sebelum ditetapkan menjadi guru besar, Alim Isnansetyo menamatkan studi sarjana di Departemen Perikanan Universitas Gadjah Mada pada tahun 1991, master dari Saga University pada tahun 2000, kemudian meraih gelar doktor dari Kagoshima University Japan. Beliau telah mempublikasikan 21 jurnal dalam 5 tahun terakhir dan memperoleh beberapa paten. Prof. Alim sudah memiliki banyak pengalaman sebagai editor dan penulis buku. Saat ini, Prof. Alim menjabat sebagai Ketua Departemen Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Prof. Alim merupakan salah satu dari 367 guru besar aktif di Universitas Gadjah Mada dan merupakan salah satu dari 22 guru besar aktif dari sejumlah 66 guru besar seluruhnya yang dimiliki oleh Fakultas Pertanian.
Pidato pengukuhan yang disampaikan oleh Alim Isnansetyo berjudul “Imunologi untuk Mendukung Pengelolaan Kesehatan Ikan pada Akuakultur”. Hal yang melatarbelakangi pidato ini adalah sektor akuakultur berkembang cepat di Indonesia dan seluruh dunia sehingga mengarah pada akuakultur intensif pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungan serta penanggulangan penyakit. Salah satu kunci sukses bisnis akuakultur yaitu diperlukan peningkatan imun ikan terhadap serangan penyakit. Peran imunologi ikan semakin besar dalam segala aspek akuakultur baik dalam penyediaan bibit unggul, pengembangan pakan, maupun pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungan. Tujuan utama penerapan imunologi pada akuakultur adalah untuk meningkatkan dan menjaga kesehatan ikan yang didukung oleh kesehatan lingkungan yang optimal.
Dalam pidatonya, Prof. Alim menjelaskan bahwa aplikasi teknologi yang dapat meningkatkan imun ikan sangat bervariasi. Penerapan imunostimulan probiotik, pre-biotik, post-biotik, vaksinasi, dan pakan fungsional merupakan senyawa makromolekul maupun mikromolekul untuk meningkatkan kekebalan tubuh non spesifik yang berasal dari berbagai sumber, baik mikroorganisme maupun makro organisme. Imunostimulan sudah banyak diperoleh dari tanaman herbal yang saat ini banyak digunakan pada akuakultur. Prof. Alim menekankan bahwa dalam aplikasi imunostimulan pada ikan hal yang perlu diingat yaitu dosis frekuensi dan lama waktu pemberian yang tepat. Apabila dosis yang diberikan terlalu tinggi, frekuensi terlalu sering, dan penerapan terlalu lama, maka kemungkinan akan bersifat imunospersif. Selamat dan sukses kepada Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc.