• Tentang UGM
  • Faperta
  • DSSDI
  • Perpustakaan
  • LPPM
  • Languages
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Pertanian
Departemen Perikanan
  • Profil
    • Tentang Kami
    • Staff
    • Struktur Organisasi
    • Kerja Sama
  • Akademik
    • Program Studi Akuakultur
    • Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik
    • Program Studi Teknologi Hasil Perikanan
    • Program Studi Magister Ilmu Perikanan
  • Berita
  • Fasilitas
    • Laboratorium
    • Inkubator Mina Bisnis
    • Unit Bisnis delifiZ
  • Kemahasiswaan
    • KMIP
    • Bahari Pers
    • Selam Perikanan
  • Beranda
  • Scholarship
Arsip:

Scholarship

Belajar dan Berinovasi di Negeri Sakura: Danendra Marlen dan Pengalaman AIMS di Jepang

BeasiswaBeritaScholarship Friday, 7 March 2025

Mahasiswa Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian, UGM, Danendra Marlen dari program studi Akuakultur angkatan 2021, telah selesai mengikuti program pertukaran mahasiswa AIMS (ASEAN International Mobility for Students) di Jepang. Program ini berlangsung selama empat bulan, dari September 2024 hingga Januari 2025. Seleksi dimulai dengan pengumpulan berkas pada 22 Februari 2024, wawancara pada 16 Maret 2024, dan pengumuman hasil seleksi pada 26 Maret 2024. Setelah dinyatakan lolos, Danendra berangkat ke Jepang pada 24 September 2024 dan menjalani program pembelajaran di sana hingga 11 Januari 2025 dan kembali ke Indonesia pada 20 Januari 2025.

Selama program pertukaran ini, Danendra mengikuti berbagai pembelajaran di kelas terkait sustainable science, termasuk mata kuliah seperti “Adaptation to Environmental Change and Disaster Risk”, “Environmental Conservation Agriculture“, dan “Environmental and Symbiotic Sciences”. Selain itu, ia juga berpartisipasi dalam proyek penelitian yang dipimpin oleh Xiaolan Lin (Lin-sensei) di berbagai lokasi, seperti Japan Agri Expo di Makuhari Messe, Chiba; -Sungai Nagase di Inawashiro, serta NARO (National Agriculture and Food Research Organization) di Tsukuba. Di Sungai Nagase, Danendra terlibat dalam studi tentang karakteristik Danau Inawashiro yang oligotrofik, sementara di NARO, ia berkontribusi dalam proyek laboratorium yang mengevaluasi dampak berbagai praktik manajemen pemupukan terhadap emisi N₂O pada tanah Andosol.

Danendra memilih mengikuti program AIMS karena program ini masih linear dengan bidang studinya di akuakultur dan memberikan kesempatan untuk memperdalam ilmu di bidang perikanan serta lingkungan berkelanjutan. Ia memilih Jepang sebagai negara tujuan karena sejak kecil sudah menyukai budaya Jepang, terutama dari tontonan seperti Naruto, Doraemon, dan Yu-Gi-Oh!. Selain itu, ia tertarik untuk mempelajari budaya Jepang yang terkenal dengan kedisiplinan, ketepatan waktu, serta kebersihannya. Jepang juga dikenal memiliki teknologi yang sangat maju, dan Danendra ingin melihat serta belajar langsung bagaimana penerapan teknologi tersebut dalam berbagai bidang, termasuk pertanian dan perikanan.

Program AIMS ini memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa dalam mengembangkan wawasan akademik dan keterampilan lintas budaya. Partisipasi dalam berbagai penelitian dan kegiatan lapangan di Jepang diharapkan dapat memperkaya pemahaman mahasiswa mengenai isu-isu lingkungan global serta praktik pertanian dan perikanan berkelanjutan. Program ini juga sejalan dengan beberapa poin Sustainable Development Goals (SDGs), utamanya SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 9: Industri, Inovasi dan Infrastruktur, SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim, SDG 14: Ekosistem Lautan, SDG 15: Ekosistem Daratan, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Dengan adanya program ini, mahasiswa diharapkan dapat mempelajari dan mengembangkan inovasi dengan perspektif baru dalam bidang perikanan, yang nantinya dapat diterapkan di Indonesia untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di sektor perikanan dan lingkungan.

Penulis: Aurelie Firlana Salsabilla

Editor: Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han)

Shafaya, Mahasiswi Berprestasi Perikanan UGM yang Mengikuti Program Beasiswa JASSO di Yamagata University

BeasiswaScholarship Friday, 28 February 2025

Seorang mahasiswi dari program studi Manajemen Sumber Daya Akuatik di Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian UGM, Shafaya Nurunnisa Hanindhita, bercita-cita untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri sejak sekolah menengah atas. Impiannya dapat terwujud berkuliah ke Yamagata University di Jepang berkat beasiswa JASSO (Japan Student Services Organization). Shafaya melakukan penelitian eDNA (Environmental DNA) dalam bidang manajemen sumber daya akuatik selama program ini berlangsung. Program ini dijalankan oleh Shafaya selama satu tahun dari bulan September 2024–Agustus 2025. Pengalaman ini sangat selaras dengan tujuan Shafaya yang berencana untuk melanjutkan studi magister di luar negeri. 

Shafaya menjelaskan bahwa penelitian yang dilakukan terasa unik karena harus dilakukan di lingkungan yang berbeda dari yang biasa dilihat di Indonesia. Beradaptasi dengan pendekatan penelitian Jepang memberikan Shafaya pengalaman yang berharga. Orang Jepang cenderung memiliki metode kerja yang sangat disiplin dan sistematis, lingkungan kerja internasional lebih fleksibel dan menekankan kerja sama tim. Dalam penelitian, lingkungan kerja internasional yang saling mendukung sangat membantu dalam menyelesaikan tugas dengan lebih efektif. Meskipun menghadapi tantangan dalam menyesuaikan diri, kehadiran senpai (senior) dari Indonesia dan tutor Jepang terus memberikan saran dan nasihat tentang cara bertahan hidup di Jepang sangat membantu proses adaptasi. Hambatan terbesar yang dihadapi Shafaya adalah menyelesaikan tugas akhir dan penelitian di negeri orang, serta tekanan dari teman-teman dan keluarga yang cukup besar. Namun, Shafaya berusaha untuk tetap santai dalam menjalani segala tantangan dan menikmati prosesnya.

Program JASSO (Japan Student Services Organization) memberikan kesempatan bagi para penerima beasiswanya karena berfokus pada penelitian di Universitas Yamagata. Tujuan program beasiswa adalah untuk menarik peneliti dari Indonesia untuk membantu penelitian di Jepang, termasuk di Universitas Yamagata. Selain itu, penerima beasiswa dapat menjalin hubungan dengan dosen pembimbing, serta teman-teman internasional yang juga menempuh pendidikan. Memiliki koneksi akademik dan publikasi dengan sensei di Yamagata University akan sangat membantu dalam membangun karir akademik di masa depan. Shafaya mendapatkan banyak pelajaran berharga dari pengalaman pertamanya belajar di luar negeri, terutama tentang adaptasi ke lingkungan baru. Program ini juga mengajarkan cara berinteraksi dengan kolega di kampus, menyampaikan presentasi dengan baik, menghormati budaya dan adat istiadat daerah lain. Shafaya berharap program ini akan memberikan kesempatan kepada semakin banyak siswa Indonesia untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri. Dengan mendapatkan pengalaman yang lebih luas, mereka diharapkan dapat membangun karier internasional dan membantu mengharumkan nama negara di kancah internasional. Selain itu, kegiatan ini juga mendukung SDGs pada poin (4) Pendidikan Berkualitas, (9) Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, dan (17) Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Penulis: Annisa Yustisia

Editor: Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc., Nahla Alfiatunnisa, S.Pi., Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han).

Universitas Gadjah Mada

Departemen Perikanan Fakultas Pertanian

Universitas Gadjah Mada
Gedung A4, Jl. Flora, Bulaksumur,Yogyakarta, 55281
 +62274-551218
 fish@ugm.ac.id

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY