• UGM
  • IT Center
  • Faculty Of Agriculture
  • English
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Faculty of Agriculture
Department of Fisheries
  • Profile
    • About Us
    • Organizational Structure
    • Staff
    • Collaboration
  • Academic
    • Bachelor in Aquaculture
    • Bachelor in Aquatic Resources Management
    • Bachelor in Fish Product Technology
    • Master in Fisheries Science
  • News
  • Facilities
    • Laboratories
    • Mina Business Incubator
    • DelifiZ
  • Student Organization
    • Fisheries Diving Unit
    • KMIP
    • Bahari Pers
  • Home
  • SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim
  • SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim
Arsip:

SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim

Belajar dan Berinovasi di Negeri Sakura: Danendra Marlen dan Pengalaman AIMS di Jepang

BeasiswaBeritaScholarship Friday, 7 March 2025

Mahasiswa Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian, UGM, Danendra Marlen dari program studi Akuakultur angkatan 2021, telah selesai mengikuti program pertukaran mahasiswa AIMS (ASEAN International Mobility for Students) di Jepang. Program ini berlangsung selama empat bulan, dari September 2024 hingga Januari 2025. Seleksi dimulai dengan pengumpulan berkas pada 22 Februari 2024, wawancara pada 16 Maret 2024, dan pengumuman hasil seleksi pada 26 Maret 2024. Setelah dinyatakan lolos, Danendra berangkat ke Jepang pada 24 September 2024 dan menjalani program pembelajaran di sana hingga 11 Januari 2025 dan kembali ke Indonesia pada 20 Januari 2025.

Selama program pertukaran ini, Danendra mengikuti berbagai pembelajaran di kelas terkait sustainable science, termasuk mata kuliah seperti “Adaptation to Environmental Change and Disaster Risk”, “Environmental Conservation Agriculture“, dan “Environmental and Symbiotic Sciences”. Selain itu, ia juga berpartisipasi dalam proyek penelitian yang dipimpin oleh Xiaolan Lin (Lin-sensei) di berbagai lokasi, seperti Japan Agri Expo di Makuhari Messe, Chiba; -Sungai Nagase di Inawashiro, serta NARO (National Agriculture and Food Research Organization) di Tsukuba. Di Sungai Nagase, Danendra terlibat dalam studi tentang karakteristik Danau Inawashiro yang oligotrofik, sementara di NARO, ia berkontribusi dalam proyek laboratorium yang mengevaluasi dampak berbagai praktik manajemen pemupukan terhadap emisi N₂O pada tanah Andosol.

Danendra memilih mengikuti program AIMS karena program ini masih linear dengan bidang studinya di akuakultur dan memberikan kesempatan untuk memperdalam ilmu di bidang perikanan serta lingkungan berkelanjutan. Ia memilih Jepang sebagai negara tujuan karena sejak kecil sudah menyukai budaya Jepang, terutama dari tontonan seperti Naruto, Doraemon, dan Yu-Gi-Oh!. Selain itu, ia tertarik untuk mempelajari budaya Jepang yang terkenal dengan kedisiplinan, ketepatan waktu, serta kebersihannya. Jepang juga dikenal memiliki teknologi yang sangat maju, dan Danendra ingin melihat serta belajar langsung bagaimana penerapan teknologi tersebut dalam berbagai bidang, termasuk pertanian dan perikanan.

Program AIMS ini memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa dalam mengembangkan wawasan akademik dan keterampilan lintas budaya. Partisipasi dalam berbagai penelitian dan kegiatan lapangan di Jepang diharapkan dapat memperkaya pemahaman mahasiswa mengenai isu-isu lingkungan global serta praktik pertanian dan perikanan berkelanjutan. Program ini juga sejalan dengan beberapa poin Sustainable Development Goals (SDGs), utamanya SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 9: Industri, Inovasi dan Infrastruktur, SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim, SDG 14: Ekosistem Lautan, SDG 15: Ekosistem Daratan, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Dengan adanya program ini, mahasiswa diharapkan dapat mempelajari dan mengembangkan inovasi dengan perspektif baru dalam bidang perikanan, yang nantinya dapat diterapkan di Indonesia untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di sektor perikanan dan lingkungan.

Penulis: Aurelie Firlana Salsabilla

Editor: Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han)

Inovasi Zero Waste Rumput Laut Cokelat: Prof. Alim Isnansetyo Sabet Penghargaan Bergengsi ASEAN

BeritaNews Friday, 14 February 2025

Hitachi Global Foundation Asia Innovation Award merupakan program penghargaan bergengsi yang diluncurkan pada tahun 2020. Program ini bertujuan untuk mendorong perkembangan sains, teknologi, dan inovasi yang mampu berkontribusi dalam menyelesaikan masalah sosial serta membangun masyarakat yang berkelanjutan di kawasan ASEAN. Penghargaan ini diberikan kepada individu maupun kelompok yang memiliki pencapaian luar biasa dalam penelitian dan pengembangan (R&D) di bidang sains dan teknologi. Selain itu, aspek visi mengenai masyarakat masa depan yang ideal serta rencana implementasi sosial untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) menjadi faktor penting dalam penilaian. Pada tahun fiskal 2024, penghargaan ini melibatkan peserta dari 26 universitas dan lembaga penelitian di enam negara ASEAN, yaitu Kamboja, Indonesia, Laos, Myanmar, Filipina, dan Vietnam. Fokus utama penghargaan tahun ini adalah kontribusi terhadap Tujuan SDGs ke-12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab) serta Tujuan SDGs ke-13 (Aksi Iklim).

Dalam ajang penghargaan tersebut, Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc. dari Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada (UGM), berhasil meraih penghargaan tertinggi, yaitu Best Innovation Award. Penghargaan ini merupakan bentuk pengakuan atas inovasi luar biasa yang dikembangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh beliau. Dengan berbagai peserta dari enam negara ASEAN, hanya satu orang yang berhak mendapatkan penghargaan Best Innovation Award, menjadikannya pencapaian yang sangat prestisius. Selain kategori tersebut, terdapat pula kategori lain seperti Outstanding Innovation Award dan Encouragement Award, yang diberikan kepada beberapa peserta dengan kontribusi signifikan dalam bidangnya masing-masing. Keberhasilan Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc. menandakan pengakuan internasional terhadap penelitian dan inovasi yang dikembangkan oleh akademisi Indonesia.

Penelitian yang diangkat oleh Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc. berjudul “Zero Waste Process of Brown Seaweed for Environmentally Friendly Aquaculture Disease Control and Bio Fertilizer Production.” Inovasi ini mengembangkan pendekatan berbasis nol limbah dalam pemanfaatan rumput laut coklat untuk mengendalikan penyakit dalam budidaya perikanan yang ramah lingkungan serta produksi pupuk hayati. Teknologi ini tidak hanya berkontribusi terhadap peningkatan efisiensi dalam sektor perikanan dan pertanian, tetapi juga mendukung prinsip keberlanjutan lingkungan. Dengan memanfaatkan sumber daya alam secara optimal, penelitian ini membantu mengurangi limbah dan mendorong penggunaan bahan alami yang lebih ramah lingkungan.

Keunggulan dari penelitian ini terletak pada pendekatan zero waste, di mana seluruh bagian dari rumput laut coklat dimanfaatkan tanpa menyisakan limbah yang merugikan lingkungan. Produk yang dihasilkan dari inovasi ini dapat diterapkan di berbagai sektor, terutama dalam industri perikanan dan pertanian. Dalam budidaya perikanan, senyawa bioaktif yang dihasilkan dari rumput laut dapat berfungsi sebagai agen pengendalian penyakit alami, menggantikan penggunaan bahan kimia atau antibiotik yang berpotensi mencemari lingkungan perairan. Selain itu, pupuk hayati yang dihasilkan dari proses ini dapat meningkatkan produktivitas pertanian secara berkelanjutan.

Dalam pernyataannya, Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc. berharap agar inovasi-inovasi anak bangsa dapat lebih banyak diaplikasikan di masyarakat. Ia menekankan bahwa inovasi seperti yang ia kembangkan dapat memberikan manfaat besar bagi pelaku sektor perikanan, seperti pembudidaya ikan dan petani. Namun, ia juga menggarisbawahi perlunya dukungan dari pemerintah dalam pengembangan teknologi agar inovasi-inovasi tersebut dapat bernilai ekonomi tinggi dan berkontribusi pada pembangunan industri perikanan serta pertanian yang lebih maju dan berkelanjutan. Dengan adanya dukungan yang memadai, teknologi berbasis keberlanjutan seperti ini dapat menjadi solusi yang lebih luas untuk tantangan di sektor perikanan dan pertanian.

Keberhasilan ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi Universitas Gadjah Mada, tetapi juga bagi Indonesia secara keseluruhan. Penghargaan ini menunjukkan bahwa inovasi yang dikembangkan di dalam negeri memiliki daya saing di tingkat internasional. Selain itu, pencapaian ini diharapkan dapat menginspirasi lebih banyak akademisi, peneliti, dan mahasiswa untuk terus berinovasi serta berkontribusi dalam penyelesaian permasalahan sosial dan lingkungan melalui penelitian berbasis sains dan teknologi. Dengan semangat kolaborasi dan dukungan yang berkelanjutan, Indonesia dapat terus mencetak inovasi-inovasi unggul yang bermanfaat bagi masyarakat dan dunia.

Penulis : Rafi Sukma Aulia

Editor : Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han) 

Inovasi Teh Job’s Tears Bawa Mahasiswa Raih Prestasi Tertinggi di ISIF 2024

BeritaNews Tuesday, 12 November 2024

Mahasiswa Perikanan UGM kembali mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Dalam ajang ISIF 2024 yang diadakan di Bali Creative Industry Centre, tim ini berhasil meraih medali emas, bersanding dengan para inovator muda dari seluruh dunia. Dalam kompetisi ISIF 2024, tim mahasiswa yang terdiri dari Aulia Sari Widowati (Akuakultur 2021) Amalia Yunita Ismail (Akuakultur 2021), Yessa Juliaputri (Manajemen Sumberdaya Akuatik  2021), Farah Alya Nor Fatiha (Teknologi Hasil Perikanan 2021), dan Ikhsan Hidayat (Manajemen 2021) yang dibimbing oleh Dr. Dini Wahyu Kartika Sari, S.Pi., M.Si mengikuti kategori Life Science. Tema yang diusung pada ajang ini adalah Integrated Innovation Between Fisheries and Agriculture dengan fokus untuk mengembangkan inovasi yang memadukan sektor perikanan dan pertanian. Produk inovatif yang dihasilkan oleh tim adalah teh herbal bernama “Job’s Tears Tea“, perpaduan antara biji jali (Coix lacryma-jobi) dan rumput laut sargassum yang terkenal dengan kandungan antioksidannya. Teh ini tidak hanya kaya nutrisi, tetapi juga berpotensi memberikan manfaat kesehatan yang luas, khususnya sebagai antiinflamasi dan pengontrol kolesterol.

Pengumuman Juara Tim Perikanan UGM

Pengembangan Job’s Tears Tea ini dilandasi oleh tujuan untuk mengoptimalkan bahan alami yang kurang dimanfaatkan dari sektor pertanian dan kelautan. Biji jali yang kaya serat dan antioksidan dikombinasikan dengan rumput laut sargassum yang dikenal sebagai superfood dari laut. Kolaborasi unik ini menghasilkan teh herbal yang tidak hanya menyehatkan, tetapi juga mendukung konsep keberlanjutan dalam pemanfaatan sumber daya alam lokal. Partisipasi dalam lomba internasional seperti ISIF 2024 memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa dalam hal pengembangan keilmuan dan keterampilan. “Dengan mengikuti lomba internasional menjadi pengalaman berharga sebagai seorang mahasiswa, melalui lomba ini kami memperoleh wawasan dan relasi baru serta insight dari para peserta dan juri” ujar Aulia saat dimintai keterangan pada Selasa 12 November 2024.

Kemenangan di ISIF 2024 adalah sebuah prestasi membanggakan bagi mahasiswa Departemen Perikanan UGM. Proses seleksi yang ketat dan penilaian yang komprehensif telah membuktikan kualitas riset dan inovasi yang tinggi dari tim Job’s Tears Tea. Prestasi ini tidak hanya menjadi pengakuan atas kerja keras tim, tetapi juga menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk terus mengembangkan potensi diri dan berkontribusi bagi kemajuan ilmu pengetahuan. “Kami berharap mahasiswa lain dapat terinspirasi untuk terus mengasah minat dan bakatnya serta berani berkompetisi di tingkat internasional,” ujar Aulia.

Kolaborasi yang erat antara mahasiswa, dosen, dan universitas telah membuahkan hasil yang luar biasa, yaitu kemenangan Job’s Tears Tea di ajang ISIF 2024. Prestasi ini tidak hanya membanggakan UGM, tetapi juga membuktikan bahwa mahasiswa Indonesia mampu bersaing di tingkat global. Inovasi Job’s Tears Tea yang selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) menjadi bukti nyata bahwa riset yang dilakukan di universitas memiliki potensi yang sangat besar untuk memberikan manfaat bagi masyarakat. Kemenangan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus berkarya dan berkontribusi dalam membangun Indonesia yang lebih baik.

Penulis : Rafi Sukma Aulia 

Editor : Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han)

Partisipasi Mahasiswa Magister Ilmu Perikanan UGM Pada Seminar Nasional Perikanan Indonesia Ke-25 Di Politeknik Ahli Usaha Perikanan Jakarta

BeritaNews Thursday, 10 October 2024

Jakarta, 10 Oktober 2024 –Politeknik Ahli Usaha Perikanan (AUP) Jakarta mengadakan kegiatan Seminar Nasional Perikanan Indonesia ke-25 yang dihadiri tim Departemen Perikanan UGM. Seminar yang berlangsung selama dua hari, 10-11 Oktober 2024, mengangkat tema “Menuju Indonesia Emas 2045: Transformasi Ekonomi Biru melalui Kebijakan Berbasis Sains dan Penguatan Peran Pendidikan”.

Seminar Nasional Perikanan Indonesia ke-25 yang diselenggarakan di Politeknik Ahli Usaha Perikanan (AUP)

Presentasi Hasil Riset oleh Mahasiswa Magister Ilmu Perikanan UGM

Dalam seminar ini, 11 mahasiswa Program Magister Ilmu Perikanan UGM turut berpartisipasi dengan mempresentasikan hasil riset. Topik yang dibawakan mencakup dinamika penangkapan ikan, manajemen pengelolaan sumber daya perikanan, bioteknologi perikanan, serta pengolahan dan pengembangan produk perikanan. Kehadiran para mahasiswa menambah keberagaman sudut pandang yang diangkat dalam diskusi ilmiah selama seminar berlangsung. Seminar Nasional Perikanan Indonesia ke-25 diharapkan mampu menjadi momentum untuk memperkuat transformasi ekonomi biru di Indonesia.

Partisipasi Mahasiswa Magister Ilmu Perikanan UGM dalam ini memberikan bukti nyata dalam mendukung beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), di antaranya SDG 4 (Pendidikan Berkualitas), SDG 14 (Kehidupan Bawah Air), SDG 13 (Aksi Iklim), dan SDG 17 (Kemitraan untuk mencapai tujuan). Transformasi ekonomi biru melalui inovasi dan kolaborasi diharapkan mampu membawa Indonesia menuju masa depan yang gemilang sebagai negara maritim terkemuka pada tahun 2045.

Penulis : Al Fajar Alam, Galuh Wulanuari

Editor : Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si (Han), Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc.

Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Mengadakan Workshop HACCP sebagai Bekal bagi Lulusan Perikanan

BeritaNews Thursday, 26 September 2024

Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian UGM menyelenggarakan Workshop “Penyiapan Dokumen Sistem Manajemen Keamanan Pangan (Hazard Analysis Critical Control Point, HACCP) dan Simulasi Teknis Sertifikasinya” sebagai rangkaian dari program Success Skill yang diselenggarakan oleh tiap program studi di Departemen Perikanan UGM. Acara pelatihan berlangsung pada tanggal 25 dan 26 September 2024 di Lab. Venture lt.6 Gedung AGLC, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Pelatihan ini secara langsung bekerja sama dengan Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam kegiatan ini, pemberian materi disampaikan oleh dua narasumber dari BPPMHP, yaitu Halim Parnomo, A.Md. dan Aldino Dityanawarman, S.Pi., M.Sc.

Program Success Skill merupakan salah satu kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap tahun oleh Program Studi di Departemen Perikanan Fakultas Pertanian UGM dan merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa khususnya bagi yang akan lulus pada tahun tersebut. Dalam kegiatan hari pertama, materi yang disampaikan adalah seputar Kebijakan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan serta materi mengenai tahapan dan dasar-dasar dalam penyusunan dokumen mutu HACCP. Materi yang disampaikan ini berupa dasar-dasar dan penerapan HACCP, regulasi penjaminan mutu dan keamanan hasil perikanan, mekanisme sertifikasi dan persyaratan yang diperlukan, serta hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh Unit Pengolahan Ikan dalam melakukan dan menerapkan GMP dan SSOP. Pada hari kedua, kegiatan workshop dilanjutkan dengan simulasi penerapan sistem jaminan keamanan pangan yang dilakukan dengan praktik singkat pengisian borang HACCP. Dalam prosesnya, para mahasiswa akan berperan sebagai tim HACCP industri dan akan bersama-sama mengisi borang rencana HACCP. 

Melalui kegiatan Success Skill ini, para mahasiswa diberikan kesempatan untuk berdiskusi dan mempelajari bagaimana mempersiapkan dokumen HACCP melalui simulasi dan praktik yang dilakukan bersama dengan narasumber yang berpengalaman. Melalui kegiatan ini juga, diharapkan dapat menjadi bekal wawasan dan pengalaman dalam mempersiapkan lulusan Program Studi Teknologi Hasil Perikanan dalam menghadapi tantangan di dunia kerja.

Penulis : Irene Raynitha Murdiki 

Editor: Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.

Intip Proses Uji Proksimat Pakan Maggot

Berita Wednesday, 14 August 2024

Mahasiswa Fakultas Pertanian yang tergabung ke dalam tim pelaksana PPK Ormawa KMIP 2024, melakukan uji proksimat pakan yang maggot yang menjadi salah satu inovasi tim AquaPower.

Pemanfaatan maggot sebagai tepung untuk alternatif pakan ikan yang akan diterapkan di Desa Sumberharjo oleh mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) memerlukan pengujian uji proksimat. Uji proksimat merupakan suatu metode kimia yang penting untuk menganalisis kandungan nutrisi dari suatu bahan baku pakan. Dalam uji ini, berbagai komponen utama seperti kadar air (moisture), kadar abu (ash), protein kasar (crude protein), dan lemak kasar (crude lipid). Pendekatan ini memungkinkan untuk mendapatkan gambaran yang lebih mendalam dan komprehensif terkait dengan kualitas nutrisi yang tersedia dalam bahan pakan yang akan digunakan dalam pembuatan pelet maggot. Uji proksimat dapat memberikan landasan ilmiah yang kuat untuk pengembangan pemanfaatan maggot sebagai sumber pakan alternatif yang berkelanjutan dan efisien di tingkat lokal.

Uji proksimat berperan sangat penting dalam analisis kualitas pakan. Tujuan dari dilakukannya uji proksimat yakni untuk mengetahui komposisi nutrisi yang terkandung dalam pakan secara detail. Uji proksimat akan memberikan informasi sehingga dapat digunakan untuk mengevaluasi kandungan gizi dari suatu pakan. Hasil dari uji proksimat dapat membantu untuk merumuskan formula pakan yang tepat sesuai dengan kebutuhan nutrisi ikan yang akan dibudidaya, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan, kesehatan, dan FCR yang optimal.

Melalui upaya ini, mahasiswa UGM tidak hanya berkontribusi pada inovasi dalam pakan ikan, tetapi juga pada keberlanjutan lingkungan dan perikanan lokal. Dengan memanfaatkan maggot sebagai sumber pakan, mereka membuka potensi baru dalam mengurangi ketergantungan pada pakan konvensional dan mempromosikan siklus perikanan yang lebih efisien.

Penulis: Abraham Renjaro Tarigan, Mahardika Bella Pertiwi, M. Riski Ramadhana

Editor: Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.

Mahasiswa UGM Manfaatkan Rumput Laut dan Buah Mengkudu untuk Mengurangi Emisi Gas Metana dari Sektor Peternakan

Berita Monday, 22 July 2024

Dewasa ini dunia digegerkan dengan istilah global boiling akibat meningkatnya rata-rata suhu secara drastis di berbagai belahan dunia. Emisi gas metana menjadi salah satu penyebab terjadinya global boiling. NOAA Global Monitoring Laboratory menyatakan bahwa emisi gas metana terus meningkat sejak tahun 1980 dari 1.620 ppb hingga Oktober 2023 mencapai 1933.46 ppb. Emisi gas tersebut berpotensi meningkatkan suhu global 28 kali lipat dibandingkan CO2. Sekitar 20-25% dari total emisi gas metana berasal dari aktivitas peternakan, yaitu melalui proses fermentasi enterik dalam rumen ternak yang menghasilkan gas metana, lalu dikeluarkan melalui feses dan saat ternak bersendawa.

Permasalahan tersebut menarik perhatian lima orang mahasiswa Universitas Gadjah Mada untuk melakukan riset pemanfaatan rumput laut (Gracilaria sp.) dan buah mengkudu sebagai aditif pakan yang diharapkan dapat memodifikasi keadaan rumen sehingga dapat menekan angka produksi gas metana pada ternak. Kelima mahasiswa yang melakukan riset ini terdiri dari Ahmad Rizal Riswanda Danuartha, Dinda Rahmasari, dan Tanaya Bagus Priya Waskita dari Program Studi Ilmu dan Industri Peternakan Angkatan 2022; Aqidatul Izza dari Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik Angkatan 2022; serta Elsia Manik dari Program Studi Kimia Angkatan 2023, melalui kegiatan program keativitas Mahasiswa bidang Riset Eksakta (PKM-RE) yang didanai oleh Kemendikbud-ristek dan didampingi oleh Dosen Pendamping Moh. Sofiul Anam, S.Pt., M.Sc.

Macroalgae atau yang kerap dikenal sebagai rumput laut mengandung berbagai senyawa metabolit sekunder yang dapat menurunkan emisi gas metana yang dihasilkan oleh ternak. “Kami menggunakan macroalgae jenis Gracilaria sp. karena banyak mengandung tanin, saponin, alkaloid, dan flavonoid yang dipercaya bisa memodifikasi proses fermentasi pakan di dalam rumen ternak dengan menghambat kinerja bakteri metanogenik, sehingga dapat menekan angka produksi gas metan dari sektor peternakan tanpa mengganggu pencernaan ternak itu sendiri” ujar Ahmad Rizal selaku ketua tim riset.

Tanaya Bagus menambahkan bahwa selain menggunakan rumput laut, inovasi aditif pakan ini juga memanfaatkan buah mengkudu yang pemanfaatannya di dunia peternakan masih cukup minim. “Di daerah Jogja sendiri, produksi buah mengkudu pada tahun 2021 bisa mencapai 163.532 kg. Tetapi masih jarang yang memanfaatkan buah ini, padahal buah mengkudu punya kandungan senyawa metabolit sekunder sekitar 100 jenis, diantaranya adalah tanin, polifenol, flavonoid dan senyawa lain yang kami percayai dapat memodifikasi proses fermentasi dalam rumen, sama halnya dengan Gracilaria sp.”

Pengambilan sampel yang digunakan pada riset ini memanfaatkan berbagai sumber daya lokal yang tersedia di Daerah Istimewa Yogyakarta. “Untuk sampel rumput laut yang kami gunakan diambil dari Pantai Sepanjang, Gunungkidul. Kalau untuk buah mengkudunya, kami ambil buah mengkudu segar dari daerah Berbah, Sleman. Rumput laut kemudian dikeringanginkan selama 2 minggu, sedangkan buah mengkudu dioven pada suhu 550C selama 3 hari. Setelah itu, sampel diekstraksi dan dikeringkan menggunakan metode freeze-drying hingga bentuk akhirnya berupa granule,” tutur Dinda Rahmasari.

Hasil granule dari macroalgae dan buah mengkudu tersebut nantinya akan diuji keefektifannya melalui uji in vitro yang dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Makanan ternak (TMT) Fakultas Peternakan dan Laboratorium Kimia Organik (KIMOR) UGM. “Pada saat uji in vitro, kami menggunakan cairan rumen dari sapi fistula bangsa bali, kemudian kita ambil gasnya untuk dianalisis produksi gas metananya. Ketika nanti hasil uji gas testnya menunjukkan angka gas yang lebih rendah dari standar, maka inovasi aditif pakan ini terbukti mampu menurunkan emisi gas metana hasil fermentasi rumen,” jelas Elsia Manik.

Ahmad Rizal menyatakan bahwa penambahan ekstrak macroalgae dan M. citrifolia dengan dosis T2 (3% macroalgae + 3% M. citrifolia) dan T3 (2% macroalgae + 4% M. citrifolia) menunjukkan terjadinya peningkatan kecernaan bahan kering mencapai 5,78% dan 4,73%. Selain itu, produksi gas metana pada jam ke-24 terjadi penurunan yang signifikan pada dosis T1 (4% macroalgae + 2% M. citrifolia) dan T3 (2% macroalgae + 4% M. citrifolia) berturut-turut sebesar 14,04% dan 33,1%. Pada jam ke-48 terjadi penurunan produksi gas metana sebesar 27,78%. Padahal, awalnya energi dalam pakan tidak dapat terserap secara optimal karena digunakan untuk produksi gas metan.

“Harapan kami semoga dengan adanya inovasi ini, emisi gas metana yang disumbangkan oleh sektor peternakan dapat berkurang dan dapat mengatasi perubahan iklim sedikit demi sedikit,” ujar Aqidatul Izza.

Penulis: Tim Pelaksana PKM-RE Methangace

Editor: Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.

Tim PPK Ormawa KMIP Universitas Gadjah Mada Gelar Sosialisasi AquaPower

Berita Monday, 22 July 2024

Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) yang tergabung dalam Tim PPK Ormawa KMIP menyelenggarakan sosialisasi program kerja AquaPower: Integrasi Recirculating Aquaculture System dan Pengembangan Pakan Alami Berbasis Tepung Maggot di Desa Sumberharjo. Sosialisasi yang bertempat di Ruang Rapat Kalurahan Sumberharjo, Kapanewon Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta ini diikuti oleh Lurah, Dukuh, serta tokoh masyarakat yang turut menghadirkan Ahmad Husein, S.Pi. dan Dr. Desy Putri Handayani, S.Pi. sebagai narasumber. Sosialisasi tersebut dilaksanakan pada hari Jumat, 12 Juli 2024 pukul 13.00 WIB.
Pada kegiatan tersebut, narasumber memperkenalkan dan menjelaskan terkait budidaya ikan menggunakan kolam Recirculating Aquaculture System (RAS) serta pakan pelet ikan berbahan dasar tepung maggot sebagai alternatif pakan komersial.
Melalui sambutannya, Kurniawan Widiyanto, S.E., selaku Lurah Kalurahan Sumberharjo menyambut dengan baik program yang diusung dan berharap budidaya ikan melalui sistem RAS serta pakan ikan alternatif berbahan maggot tersebut dapat diterapkan di Kalurahan Sumberharjo untuk memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar. Masyarakat yang hadir dalam kegiatan tersebut juga sangat antusias dengan program kerja AquaPower.

Penulis: Abraham Renjano Tarigan & Mahardika Bella Pertiwi

Editor: Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.

The Advance Technology of Fish Breeding Menjadi Topik Menarik dalam SinnTech Webinar #17

Berita Thursday, 18 July 2024

Departemen Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada bersama dengan Center for Seafood Security and Sustainability yang didukung oleh Erasmus+ Programme of the European Union menggelar SinnTech Webinar ke 17. Webinar dengan topik The Advance Technology of Fish Breeding disampaikan oleh Prof. Yutaka Takeuchi dari Kanazawa University Jepang dan Dr. Priadi Setyawan, S.Pi., M.Si. dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), yang dipandu oleh Dr. Dini Wahyu Kartika Sari, S.Pi., M.Si sebagai moderator webinar yang diselenggarakan pada hari Kamis, 18 Juli 2024.

Acara SinnTech #17 dibuka dengan sambutan dari Dekan Fakultas Pertanian, Ir. Jaka Widada, M.P., Ph.D. Dihadiri oleh setidaknya 200 partisipan dari berbagai latar belakang, peserta mengikuti webinar untuk mendapatkan ilmu dan informasi terkini mengenai perkembangan teknologi di bidang budidaya ikan. Prof. Yutaka Takeuchi dengan topik “Application of Surrogate Broodstock Technology for Preservation of Fish Genetic Resource” menyampaikan mengenai metode Surrogate Broodstock Technology sebagai teknologi inovatif di bidang perikanan dan akuakultur. Teknologi ini memungkinkan untuk meningkatkan produksi bibit budidaya yang lebih efisien dan dengan kualitas yang baik karena membawa sifat genetik unggul hasil dari donor germ cell dari ikan lain yang memiliki karakter tersebut. Implementasi dari teknologi ini terbukti dapat membantu mengurai waktu yang dibutuhkan untuk membiakkan ikan.

Penulis: Hanindya Fairuzia Hidayat

Editor: Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.

Tim PPK Ormawa KMIP Terapkan Sistem Budidaya Resirkulasi Terintegrasi Pakan Maggot sebagai Solusi Krisis Air dan Pakan Alternatif Ikan bagi Pembudidaya di Desa Sumberharjo

Berita Friday, 28 June 2024

Adanya keterbatasan air di Desa Sumberharjo, Kapanewon Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta serta tingginya harga pakan ikan, menjadi salah satu alasan kurang berkembangnya sektor budidaya perikanan yang dijalankan masyarakat sekitar. Kondisi itulah yang mendasari Tim Pelaksana Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPK Ormawa) Keluarga Mahasiswa Ilmu Perikanan (KMIP) untuk menerapkan sistem budidaya resirkulasi dan pembuatan tepung maggot sebagai alternatif pakan di Desa Sumberharjo.

Sistem RAS merupakan salah satu sistem budidaya dengan pengembangan teknologi canggih untuk mengelola air dalam kolam budidaya secara efisien. Dikatakan sebagai teknologi yang mampu mengatasi keterbatasan air dalam budidaya karena air dalam kolam tidak pernah diganti, melainkan diolah kembali dengan menggunakan filter dan perlengkapan lain sehingga tetap layak untuk kehidupan ikan. 

“Kami dalam satu tim mengembangkan sistem tersebut sebagai bentuk pengabdian di Desa Sumberharjo, dan judul yang kami angkat adalah AQUAPOWER: Integrasi Recirculating Aquaculture System dan Pengembangan Pakan Alami Berbasis Tepung Maggot”, papar Faqih Muhammad selaku Ketua Pelaksana Tim Pelaksana PPK Ormawa KMIP, Kamis (27/6). 

“Sistem budidaya resirkulasi atau yang biasa disebut sebagai RAS menjadi salah satu inovasi kami untuk membantu Desa Sumberharjo dalam mengembangkan budidaya ikan karena sistem ini dapat bekerja dengan penggunaan air yang cukup terbatas”, lanjut Faqih. Program AQUAPOWER juga memberikan solusi permasalahan mahalnya pakan ikan dengan memanfaatkan maggot. Pemilihan maggot dapat dijadikan sebagai alternatif yang lebih terjangkau, sehingga solusi ini diharapkan dapat menekan biaya produksi budidaya dan memelihara keberlanjutan kegiatan budidaya di Desa Sumberharjo. “Pembuatan alternatif pakan dari maggot dapat menjadi salah satu solusi atas tingginya harga pakan, karena maggot mengandung protein yang cukup tinggi sehingga dapat dijadikan sebagai pakan ikan dan harganya cukup terjangkau”, ujar Dr. Desy Putri Handayani, S.Pi. selaku dosen pendamping. 

Melalui bimbingan dari Dr. Desy Putri Handayani, S.Pi., program ini mendapat dukungan dari Kemendikbud dan akan dilaksanakan hingga akhir Oktober 2024. Oleh karena itu, melalui program AQUAPOWER Tim Pelaksanaan PPK Ormawa KMIP hadir di Desa Sumberharjo untuk menerapkan solusi dari program yang kami bawa. Para mahasiswa berusaha mengoptimalkan potensi kolam dengan sistem RAS dan membuat alternatif pakan berbahan dasar maggot serta meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang diharapkan dapat mengembangkan pembudidaya kolam RAS lain yang inovatif dan mandiri.

Tim PPK Ormawa KMIP telah melaksanakan survei dan pendekatan dengan kepala dusun serta kepala desa untuk membantu berjalannya program kami. Saat ini, Tim Pelaksana PPK Ormawa KMIP tengah melanjutkan proses sosialisasi dan aktualisasi kepada masyarakat Desa Sumberharjo untuk melaksanakan program tersebut.

Penulis: Tim PPK Ormawa KMIP
Editor: Nahla Alfiatunnisa

12
Universitas Gadjah Mada

Fisheries Department, Faculty of Agriculture

Universitas Gadjah Mada
Gedung A4, Jl. Flora, Bulaksumur,Yogyakarta, 55281
 +62274-551218
 fish@ugm.ac.id

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY