- Beranda
- Perikanan UGM
- Perikanan UGM
- page. 7
Perikanan UGM
Yogyakarta – Universitas Gadjah Mada (UGM) bersama Korea-Indonesia Marine Technology Cooperation Research Center (MTCRC) terus memperkuat kapasitas sumber daya manusia di bidang kelautan melalui program pelatihan peralatan survei kelautan. Program bertajuk Marine Equipment Training ini merupakan bagian dari proyek Official Development Assistance (ODA) dan dilaksanakan pada Juli 2024. Pelatihan berlangsung dalam dua gelombang, yaitu 15–18 Juli dan 22–25 Juli 2024. Program ini diikuti mahasiswa dari berbagai universitas, termasuk ITB, IPB, UNDIP, UGM, UNHAS, dan UNPATTI. Peserta dibekali keterampilan untuk mengoperasikan peralatan survei kelautan canggih seperti Multi-Beam Echo Sounder (MBES), Sub-Bottom Profiler (SBP), Acoustic Doppler Current Profiler (ADCP), dan Conductivity, Temperature, and Depth (CTD).
Partisipasi Magister Ilmu Perikanan UGM dalam Pelatihan MTCRC
Direktur Korea-Indonesia MTCRC, Dr. Hansan Park, menekankan pentingnya pelatihan ini dalam mendukung pengembangan ilmu kelautan di Indonesia. Program ini diharapkan menjadi katalis untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia guna menghadapi tantangan global di bidang kelautan. Pada gelombang kedua, Ketua Program Studi Magister Ilmu Perikanan UGM, Dr. Eko Setyobudi, menegaskan pentingnya keterampilan teknis dalam teknologi survei kelautan untuk mendukung karier mahasiswa di masa depan. Partisipasi ini merupakan wujud komitmen UGM dalam pengembangan sumber daya manusia sektor kelautan.
UGM turut mengirimkan delegasi mahasiswa terbaiknya untuk mengikuti pelatihan ini. Anisah Luthfi Purboasih dan William Ariel Nanlohy di gelombang pertama, dan gelombang kedua diikuti oleh empat mahasiswa Magister Ilmu Perikanan, yaitu Theresia Adven Dea Kristiani, Arum Ulfah Dewantari, Nicholas Sidharta, dan Diva Faza Falah Andri. Pada penutupan pelatihan, Nicholas Sidharta, salah satu delegasi UGM, dinobatkan sebagai peserta terbaik. Penghargaan ini mencerminkan antusiasme dan kemampuan mahasiswa dalam memahami teknologi survei kelautan yang diajarkan.
Selain memperkuat kompetensi teknis mahasiswa, pelatihan ini juga mendorong kolaborasi lintas universitas dan mendukung beberapa tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), di antaranya SDG 4 (Pendidikan Berkualitas), SDG 9 (Inovasi dan Infrastruktur), SDG 14 (Ekosistem Lautan), dan SDG 17 (Kemitraan untuk Tujuan).
Penulis: Galuh Wulanuari
Editor: Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.
Mahasiswa UGM Manfaatkan Rumput Laut dan Buah Mengkudu untuk Mengurangi Emisi Gas Metana dari Sektor Peternakan
Berita Monday, 22 July 2024
Dewasa ini dunia digegerkan dengan istilah global boiling akibat meningkatnya rata-rata suhu secara drastis di berbagai belahan dunia. Emisi gas metana menjadi salah satu penyebab terjadinya global boiling. NOAA Global Monitoring Laboratory menyatakan bahwa emisi gas metana terus meningkat sejak tahun 1980 dari 1.620 ppb hingga Oktober 2023 mencapai 1933.46 ppb. Emisi gas tersebut berpotensi meningkatkan suhu global 28 kali lipat dibandingkan CO2. Sekitar 20-25% dari total emisi gas metana berasal dari aktivitas peternakan, yaitu melalui proses fermentasi enterik dalam rumen ternak yang menghasilkan gas metana, lalu dikeluarkan melalui feses dan saat ternak bersendawa.
Permasalahan tersebut menarik perhatian lima orang mahasiswa Universitas Gadjah Mada untuk melakukan riset pemanfaatan rumput laut (Gracilaria sp.) dan buah mengkudu sebagai aditif pakan yang diharapkan dapat memodifikasi keadaan rumen sehingga dapat menekan angka produksi gas metana pada ternak. Kelima mahasiswa yang melakukan riset ini terdiri dari Ahmad Rizal Riswanda Danuartha, Dinda Rahmasari, dan Tanaya Bagus Priya Waskita dari Program Studi Ilmu dan Industri Peternakan Angkatan 2022; Aqidatul Izza dari Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik Angkatan 2022; serta Elsia Manik dari Program Studi Kimia Angkatan 2023, melalui kegiatan program keativitas Mahasiswa bidang Riset Eksakta (PKM-RE) yang didanai oleh Kemendikbud-ristek dan didampingi oleh Dosen Pendamping Moh. Sofiul Anam, S.Pt., M.Sc.
Macroalgae atau yang kerap dikenal sebagai rumput laut mengandung berbagai senyawa metabolit sekunder yang dapat menurunkan emisi gas metana yang dihasilkan oleh ternak. “Kami menggunakan macroalgae jenis Gracilaria sp. karena banyak mengandung tanin, saponin, alkaloid, dan flavonoid yang dipercaya bisa memodifikasi proses fermentasi pakan di dalam rumen ternak dengan menghambat kinerja bakteri metanogenik, sehingga dapat menekan angka produksi gas metan dari sektor peternakan tanpa mengganggu pencernaan ternak itu sendiri” ujar Ahmad Rizal selaku ketua tim riset.
Tanaya Bagus menambahkan bahwa selain menggunakan rumput laut, inovasi aditif pakan ini juga memanfaatkan buah mengkudu yang pemanfaatannya di dunia peternakan masih cukup minim. “Di daerah Jogja sendiri, produksi buah mengkudu pada tahun 2021 bisa mencapai 163.532 kg. Tetapi masih jarang yang memanfaatkan buah ini, padahal buah mengkudu punya kandungan senyawa metabolit sekunder sekitar 100 jenis, diantaranya adalah tanin, polifenol, flavonoid dan senyawa lain yang kami percayai dapat memodifikasi proses fermentasi dalam rumen, sama halnya dengan Gracilaria sp.”
Pengambilan sampel yang digunakan pada riset ini memanfaatkan berbagai sumber daya lokal yang tersedia di Daerah Istimewa Yogyakarta. “Untuk sampel rumput laut yang kami gunakan diambil dari Pantai Sepanjang, Gunungkidul. Kalau untuk buah mengkudunya, kami ambil buah mengkudu segar dari daerah Berbah, Sleman. Rumput laut kemudian dikeringanginkan selama 2 minggu, sedangkan buah mengkudu dioven pada suhu 550C selama 3 hari. Setelah itu, sampel diekstraksi dan dikeringkan menggunakan metode freeze-drying hingga bentuk akhirnya berupa granule,” tutur Dinda Rahmasari.
Hasil granule dari macroalgae dan buah mengkudu tersebut nantinya akan diuji keefektifannya melalui uji in vitro yang dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Makanan ternak (TMT) Fakultas Peternakan dan Laboratorium Kimia Organik (KIMOR) UGM. “Pada saat uji in vitro, kami menggunakan cairan rumen dari sapi fistula bangsa bali, kemudian kita ambil gasnya untuk dianalisis produksi gas metananya. Ketika nanti hasil uji gas testnya menunjukkan angka gas yang lebih rendah dari standar, maka inovasi aditif pakan ini terbukti mampu menurunkan emisi gas metana hasil fermentasi rumen,” jelas Elsia Manik.
Ahmad Rizal menyatakan bahwa penambahan ekstrak macroalgae dan M. citrifolia dengan dosis T2 (3% macroalgae + 3% M. citrifolia) dan T3 (2% macroalgae + 4% M. citrifolia) menunjukkan terjadinya peningkatan kecernaan bahan kering mencapai 5,78% dan 4,73%. Selain itu, produksi gas metana pada jam ke-24 terjadi penurunan yang signifikan pada dosis T1 (4% macroalgae + 2% M. citrifolia) dan T3 (2% macroalgae + 4% M. citrifolia) berturut-turut sebesar 14,04% dan 33,1%. Pada jam ke-48 terjadi penurunan produksi gas metana sebesar 27,78%. Padahal, awalnya energi dalam pakan tidak dapat terserap secara optimal karena digunakan untuk produksi gas metan.
“Harapan kami semoga dengan adanya inovasi ini, emisi gas metana yang disumbangkan oleh sektor peternakan dapat berkurang dan dapat mengatasi perubahan iklim sedikit demi sedikit,” ujar Aqidatul Izza.
Penulis: Tim Pelaksana PKM-RE Methangace
Editor: Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.
Tim PPK Ormawa KMIP Universitas Gadjah Mada Gelar Sosialisasi AquaPower
Berita Monday, 22 July 2024
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) yang tergabung dalam Tim PPK Ormawa KMIP menyelenggarakan sosialisasi program kerja AquaPower: Integrasi Recirculating Aquaculture System dan Pengembangan Pakan Alami Berbasis Tepung Maggot di Desa Sumberharjo. Sosialisasi yang bertempat di Ruang Rapat Kalurahan Sumberharjo, Kapanewon Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta ini diikuti oleh Lurah, Dukuh, serta tokoh masyarakat yang turut menghadirkan Ahmad Husein, S.Pi. dan Dr. Desy Putri Handayani, S.Pi. sebagai narasumber. Sosialisasi tersebut dilaksanakan pada hari Jumat, 12 Juli 2024 pukul 13.00 WIB.
Pada kegiatan tersebut, narasumber memperkenalkan dan menjelaskan terkait budidaya ikan menggunakan kolam Recirculating Aquaculture System (RAS) serta pakan pelet ikan berbahan dasar tepung maggot sebagai alternatif pakan komersial.
Melalui sambutannya, Kurniawan Widiyanto, S.E., selaku Lurah Kalurahan Sumberharjo menyambut dengan baik program yang diusung dan berharap budidaya ikan melalui sistem RAS serta pakan ikan alternatif berbahan maggot tersebut dapat diterapkan di Kalurahan Sumberharjo untuk memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar. Masyarakat yang hadir dalam kegiatan tersebut juga sangat antusias dengan program kerja AquaPower.
Penulis: Abraham Renjano Tarigan & Mahardika Bella Pertiwi
Editor: Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.
Pengabdian Masyarakat UGM 2024: Survei Lokasi Pengabdian untuk Pengembangan Potensi Integrated Farming
Berita Saturday, 20 July 2024
Pada tanggal 20 Juli 2024, Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Pertanian UGM melakukan survei lokasi pengabdian di Dusun Kembang, Wonokerto, Turi, Kabupaten Sleman. Kunjungan survei diterima baik oleh Dayat selaku Kepala Dusun Kembang. Diskusi awal membahas berbagai potensi yang dapat dikembangkan di dusun tersebut, termasuk program Budinonsi untuk budidaya ikan konsumsi dan lahan seluas 1.000meter yang sedang dalam tahap pengembangan. Potensi besar lainnya adalah pengembangan integrated farming yang menggabungkan peternakan dan pertanian yang dapat menjadi peluang usaha bagi masyarakat. Selain itu, terdapat sektor tanaman hias yang sudah diikuti oleh tujuh orang, serta kelompok pemuda yang aktif berkumpul sebulan sekali untuk membahas pengelolaan sumber daya alam yang ada.
Salah satu fokus utama adalah budidaya ikan hias, terutama di Kelompok Kembang Selaras yang memulai budidaya ikan hias seperti glofish. Kelompok ini membutuhkan pendampingan, baik dalam hal teknik budidaya, pengadaan kolam bulat, akuarium, maupun benih ikan hias yang tepat. Kelompok ini berpotensi berkembang dengan dukungan lebih lanjut dari program pendampingan tim, yang akan menyediakan panduan dalam bentuk video, buku, praktek langsung, serta buku panduan tentang cara budidaya ikan. Selain itu, budidaya kutu air (Daphnia) akan diperkenalkan untuk mendukung pakan alami bagi ikan-ikan hias. Kegiatan ini juga akan melibatkan dua pokdakan lokal, Mina Taruna dan Kembang Selaras, serta kelompok pemuda yang memiliki waktu berkumpul diadakan setiap Jumat sore atau Sabtu pagi.
Dusun Kembang juga memiliki Kelompok Wanita Tani (KWT) yang terdiri dari 20 anggota aktif yang berkumpul setiap Sabtu pagi dan Rabu sore. Peran KWT ini sangat penting dalam membantu pengelolaan lahan serta pengembangan pertanian terpadu di dusun. Selain itu, tim pengabdian juga mengidentifikasi perlunya pembuatan grafik pemberian pakan serta panduan teknis budidaya ikan. Setelah berdiskusi, tim beralih menuju lahan budidaya ikan serta tanaman yang dapat digunakan untuk kegiatan pengabdian. Penelitian lebih lanjut terkait persepsi masyarakat tentang ikan hias akan dilakukan untuk memahami lebih dalam potensi pengembangan sektor ini.
Penulis : I Putu Aditya Wibawa
Editor : Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.
The Advance Technology of Fish Breeding Menjadi Topik Menarik dalam SinnTech Webinar #17
Berita Thursday, 18 July 2024
Departemen Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada bersama dengan Center for Seafood Security and Sustainability yang didukung oleh Erasmus+ Programme of the European Union menggelar SinnTech Webinar ke 17. Webinar dengan topik The Advance Technology of Fish Breeding disampaikan oleh Prof. Yutaka Takeuchi dari Kanazawa University Jepang dan Dr. Priadi Setyawan, S.Pi., M.Si. dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), yang dipandu oleh Dr. Dini Wahyu Kartika Sari, S.Pi., M.Si sebagai moderator webinar yang diselenggarakan pada hari Kamis, 18 Juli 2024.
Acara SinnTech #17 dibuka dengan sambutan dari Dekan Fakultas Pertanian, Ir. Jaka Widada, M.P., Ph.D. Dihadiri oleh setidaknya 200 partisipan dari berbagai latar belakang, peserta mengikuti webinar untuk mendapatkan ilmu dan informasi terkini mengenai perkembangan teknologi di bidang budidaya ikan. Prof. Yutaka Takeuchi dengan topik “Application of Surrogate Broodstock Technology for Preservation of Fish Genetic Resource” menyampaikan mengenai metode Surrogate Broodstock Technology sebagai teknologi inovatif di bidang perikanan dan akuakultur. Teknologi ini memungkinkan untuk meningkatkan produksi bibit budidaya yang lebih efisien dan dengan kualitas yang baik karena membawa sifat genetik unggul hasil dari donor germ cell dari ikan lain yang memiliki karakter tersebut. Implementasi dari teknologi ini terbukti dapat membantu mengurai waktu yang dibutuhkan untuk membiakkan ikan.
Penulis: Hanindya Fairuzia Hidayat
Editor: Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.
Tim PPK Ormawa KMIP Terapkan Sistem Budidaya Resirkulasi Terintegrasi Pakan Maggot sebagai Solusi Krisis Air dan Pakan Alternatif Ikan bagi Pembudidaya di Desa Sumberharjo
Berita Friday, 28 June 2024
Adanya keterbatasan air di Desa Sumberharjo, Kapanewon Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta serta tingginya harga pakan ikan, menjadi salah satu alasan kurang berkembangnya sektor budidaya perikanan yang dijalankan masyarakat sekitar. Kondisi itulah yang mendasari Tim Pelaksana Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPK Ormawa) Keluarga Mahasiswa Ilmu Perikanan (KMIP) untuk menerapkan sistem budidaya resirkulasi dan pembuatan tepung maggot sebagai alternatif pakan di Desa Sumberharjo.
Sistem RAS merupakan salah satu sistem budidaya dengan pengembangan teknologi canggih untuk mengelola air dalam kolam budidaya secara efisien. Dikatakan sebagai teknologi yang mampu mengatasi keterbatasan air dalam budidaya karena air dalam kolam tidak pernah diganti, melainkan diolah kembali dengan menggunakan filter dan perlengkapan lain sehingga tetap layak untuk kehidupan ikan.
“Kami dalam satu tim mengembangkan sistem tersebut sebagai bentuk pengabdian di Desa Sumberharjo, dan judul yang kami angkat adalah AQUAPOWER: Integrasi Recirculating Aquaculture System dan Pengembangan Pakan Alami Berbasis Tepung Maggot”, papar Faqih Muhammad selaku Ketua Pelaksana Tim Pelaksana PPK Ormawa KMIP, Kamis (27/6).
“Sistem budidaya resirkulasi atau yang biasa disebut sebagai RAS menjadi salah satu inovasi kami untuk membantu Desa Sumberharjo dalam mengembangkan budidaya ikan karena sistem ini dapat bekerja dengan penggunaan air yang cukup terbatas”, lanjut Faqih. Program AQUAPOWER juga memberikan solusi permasalahan mahalnya pakan ikan dengan memanfaatkan maggot. Pemilihan maggot dapat dijadikan sebagai alternatif yang lebih terjangkau, sehingga solusi ini diharapkan dapat menekan biaya produksi budidaya dan memelihara keberlanjutan kegiatan budidaya di Desa Sumberharjo. “Pembuatan alternatif pakan dari maggot dapat menjadi salah satu solusi atas tingginya harga pakan, karena maggot mengandung protein yang cukup tinggi sehingga dapat dijadikan sebagai pakan ikan dan harganya cukup terjangkau”, ujar Dr. Desy Putri Handayani, S.Pi. selaku dosen pendamping.
Melalui bimbingan dari Dr. Desy Putri Handayani, S.Pi., program ini mendapat dukungan dari Kemendikbud dan akan dilaksanakan hingga akhir Oktober 2024. Oleh karena itu, melalui program AQUAPOWER Tim Pelaksanaan PPK Ormawa KMIP hadir di Desa Sumberharjo untuk menerapkan solusi dari program yang kami bawa. Para mahasiswa berusaha mengoptimalkan potensi kolam dengan sistem RAS dan membuat alternatif pakan berbahan dasar maggot serta meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang diharapkan dapat mengembangkan pembudidaya kolam RAS lain yang inovatif dan mandiri.
Tim PPK Ormawa KMIP telah melaksanakan survei dan pendekatan dengan kepala dusun serta kepala desa untuk membantu berjalannya program kami. Saat ini, Tim Pelaksana PPK Ormawa KMIP tengah melanjutkan proses sosialisasi dan aktualisasi kepada masyarakat Desa Sumberharjo untuk melaksanakan program tersebut.
Penulis: Tim PPK Ormawa KMIP
Editor: Nahla Alfiatunnisa
Departemen Perikanan UGM Buka Pendaftaran Summer Course – Tropical Aquaculture and Fisheries Management (SC-TAFM) 2024
AnnouncementBerita Wednesday, 26 June 2024
Pada tanggal 3-29 Agustus 2022 lalu, Departemen Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada mengadakan kegiatan Summer Course – Tropical Aquaculture and Fisheries Management (SC-TAFM) yang mengangkat topik Tropical Aquaculture and Fisheries Management under Global Environmental Changes 2022. Sebanyak 164 peserta yang mengikuti kegiatan ini berasal dari berbagai negara, mulai dari Malaysia, Pakistan, Bangladesh, Myanmar, China, Jepang, Yaman, Aljazair, Australia, Bahama, Amerika Serikat, dan Indonesia. Pada kegiatan Summer Course sebelumnya, materi-materi yang diangkat adalah terkait pemahaman akan budidaya perairan tropis dan pengelolaan perikanan yang sedang menghadapi perubahan lingkungan global.
Kali ini, Summer Course – Tropical Aquaculture and Fisheries Management Departemen Perikanan Universitas Gadjah Mada telah kembali dengan topik dan pemateri yang tentunya lebih seru dan menarik. Summer Course – Tropical Aquaculture and Fisheries Management 2024 akan membahas terkait “Seaweed as Sustainable Future Resources” yang akan dilaksanakan pada 1-14 Agustus 2024 secara offline. Untuk lebih detailnya, informasi terkait kegiatan Summer Course ini dapat kamu pantau melalui akun instagram resmi Departemen Perikanan UGM di @perikanan.ugm
Jangan sampai lewatkan keseruan Summer Course 2024! Registrasi dapat dilakukan melalui http://ugm.id/SCTAFM2024
Sebanyak lima mahasiswa magister di bidang Perikanan dan Kemaritiman dari universitas terkemuka di Indonesia berkesempatan mengikuti program Early Career Ocean Professional (ECOP) di Korea Selatan pada 11–16 Juni 2024. Program ini didanai oleh Official Development Assistance (ODA) KIOTEC dan diprakarsai oleh Korea-Indonesia MTCRC. Bertujuan untuk memperluas wawasan tentang tata kelola maritim, program ini melibatkan mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Diponegoro (UNDIP), Universitas Pattimura (UNPATTI), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Hasanuddin (UNHAS). Mahasiswa-mahasiswa tersebut tergabung dalam delegasi Indonesia bersama perwakilan dari Kemenko Marves, KKP, BMKG, Bappenas, dan institusi terkait lainnya. Salah satu perwakilan mahasiswa adalah Nicholas Sidharta dari Departemen Perikanan Fakultas Pertanian UGM, yang mewakili Program Studi Magister Ilmu Perikanan.
Program Early Career Ocean Professional (ECOP) di Korea Selatan
Program ECOP 2024 menawarkan berbagai kegiatan profesional dan budaya yang bertujuan memperkaya wawasan dan pengalaman peserta. Salah satu agenda penting adalah penandatanganan kerja sama IA ODA KIOTEC di Park Hyatt Busan, yang dihadiri oleh pejabat tinggi dari Indonesia dan Korea Selatan. Selain itu, delegasi mengunjungi institusi-institusi terkemuka, seperti Korea Institute of Ocean Science and Technology (KIOST), National Institute of Fisheries Science (NIFS), dan fasilitas pelatihan di PKNU. Selain kegiatan profesional, peserta juga diajak menjelajahi sejarah dan budaya Korea. Destinasi yang dikunjungi meliputi UN Peace Museum, Gamcheon Cultural Village, dan Haedong Yonggung Temple. Di sela-sela jadwal, peserta menikmati keindahan kota Busan, Seoul, dan Incheon dengan mengunjungi tempat-tempat ikonik seperti Lotte World Mall, Seoul Sky Tower, dan Songdo Hanok Village.
Kunjungan ke beberapa Institusi seperti Korea Institute of Ocean Science and Technology (KIOST) dan National Institute of Fisheries Science (NIFS)
Program ini tidak hanya memberikan wawasan terkait kemaritiman, tetapi juga mendukung beberapa tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), di antaranya SDG 4: Quality Education, SDG 11: Sustainable Cities and Communities, SDG 13: Climate Action, SDG 14: Life Below Water, dan SDG 17: Partnerships for the Goals. Program ECOP menjadi wadah penting bagi mahasiswa Indonesia untuk memperluas wawasan, membangun jejaring internasional, serta berkontribusi pada tata kelola maritim global. Selain menambah pengetahuan, kegiatan ini juga mempererat hubungan budaya antara Indonesia dan Korea Selatan. Dengan adanya program ini, diharapkan generasi muda dapat berperan aktif dalam mendukung keberlanjutan dan inovasi di bidang kemaritiman
Penulis: Nicholas Sidharta, Galuh Wulanuari
Editor: Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si (Han)., Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.
Kolaborasi untuk Kemakmuran: Perikanan UGM dan Pemerintah Kabupaten Buton Tengah Jalin Kerja Sama tentang Pembangunan Perikanan
Berita Thursday, 6 June 2024
Sebuah langkah signifikan dalam pengembangan industri perikanan telah diambil oleh Pemerintah Kabupaten Buton Tengah dengan melaksanakan kunjungan resmi ke Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya untuk membangun kerja sama dan mengoptimalkan potensi kelautan yang dimiliki kabupaten tersebut.
Pada tanggal 6 Juni 2024, Pemerintah Kabupaten Buton Tengah, kembali mengunjungi Departemen Perikanan UGM sebagai tindak lanjut audiensi yang telah dilakukan beberapa waktu yang lalu. Kunjungan kali ini membahas kembali rencana pengembangan industri perikanan di Kabupaten Buton Tengah dan potensi sumber daya perikanannya. Selain itu, melalui kunjungan ini, Pemerintah Kabupaten Buton Tengah secara resmi menandatangani perjanjian kerja sama dengan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada.
Dengan adanya kerja sama secara resmi antara Departemen Perikanan Fakultas Pertanian UGM dan Pemerintah Kabupaten Buton Tengah diharapkan akan membawa manfaat yang signifikan, termasuk dalam peningkatan produksi dan kualitas hasil perikanan, pemanfaatan teknologi terkini dalam budidaya dan pengolahan hasil laut, peningkatan nilai tambah produk perikanan lokal, menciptakan lapangan kerja baru serta peningkatan pendapatan masyarakat.
Penulis : I Putu Aditya Wibawa
Editor: Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.