• Tentang UGM
  • Faperta
  • DSSDI
  • Perpustakaan
  • LPPM
  • Languages
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Pertanian
Departemen Perikanan
  • Profil
    • Tentang Kami
    • Staff
    • Struktur Organisasi
    • Kerja Sama
  • Akademik
    • Program Studi Akuakultur
    • Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik
    • Program Studi Teknologi Hasil Perikanan
    • Program Studi Magister Ilmu Perikanan
  • Berita
  • Fasilitas
    • Laboratorium
    • Inkubator Mina Bisnis
    • Unit Bisnis delifiZ
  • Kemahasiswaan
    • KMIP
    • Bahari Pers
    • Selam Perikanan
  • Beranda
  • SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab
  • SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab
  • page. 2
Arsip:

SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab

Konferensi Daerah dan Pengukuhan Pengurus DPD ISPIKANI DIY

BeritaNews Friday, 3 January 2025

Yogyakarta, 22 Desember 2024, Konferensi Daerah Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPIKANI) dan pengukuhan pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) ISPIKANI Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dilaksanakan di Auditorium Harjono Danoesastro Fakultas Pertanian UGM dengan Departemen Perikanan UGM sebagai tuan rumah. Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai tokoh perikanan, termasuk Ketua Umum DPP ISPIKANI, Dr. Agus Suherman, S.Pi., M.Si., serta Dekan Fakultas Pertanian UGM, Ir. Jaka Widada, M.P., Ph.D. Kegiatan ini bertujuan memperkuat sinergi antar sarjana perikanan di DIY dalam menghadapi tantangan sekaligus memanfaatkan peluang sektor perikanan.

Musyawarah Pemilihan Ketua DPD ISPIKANI DIY dan Susunan Pengurus

Konferensi ini menjadi ajang diskusi strategis tentang visi, misi, dan program kerja ISPIKANI untuk periode mendatang. Dalam sambutannya, Dr. Agus Suherman menekankan pentingnya peran ISPIKANI dalam mengatasi tantangan global seperti ketahanan pangan, perubahan iklim, dan digitalisasi. Selain itu, pengukuhan pengurus DPD ISPIKANI DIY turut melibatkan penyusunan struktur organisasi yang akan mendukung implementasi program kerja di berbagai bidang, seperti pengabdian masyarakat, penelitian, dan kewirausahaan. Momen ini juga menjadi pengukuhan komitmen bersama untuk meningkatkan peran sarjana perikanan dan kelautan di DIY.

Penyerahan SK Kepengurusan DPD ISPIKANI DIY

Harapan besar disematkan pada DPD ISPIKANI DIY untuk menjadi garda terdepan dalam mengembangkan sektor perikanan dan kelautan. Kolaborasi yang erat antara akademisi, praktisi, dan pemerintah, DPD ISPIKANI DIY diharapkan mampu meningkatkan pembangunan dan peran perikanan dan kelautan untuk pengembangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. DPD ISPIKANI DIY juga diharapkan mampu memberdayakan potensi lokal, dan mewujudkan DIY sebagai pusat inovasi perikanan dan kelautan. Semangat sinergi yang tercermin dalam konferensi ini diharapkan dapat mendorong pencapaian SDGs, utamanya SDG 2: Tanpa Kelaparan, SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, serta SDG 14: Ekosistem Lautan, melalui pengelolaan sumber daya perikanan yang lebih baik dan berkelanjutan, membawa perikanan Indonesia menuju masa depan yang lebih inklusif dan berdaya saing global.

Penulis: Aurelie Firlana Salsabilla

Editor: Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si (Han)

Inisiasi Pembentukan Kelompok Pengolah Hasil Perikanan Mandiri di Desa Margorejo oleh Program Studi Teknologi Hasil Perikanan UGM

BeritaNews Friday, 20 December 2024

Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Departemen Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada telah melaksanakan Program Pengabdian kepada Masyarakat berupa inisiasi pembentukan Kelompok Pengolah Hasil Perikanan Mandiri di Dusun Kemiri, Desa Margorejo, Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan berlangsung selama tujuh bulan melibatkan ibu-ibu rumah tangga di RT.03 sejak Mei hingga November 2024. Kegiatan ini dipimpin oleh Mgs. Muhammad Prima Putra, S.Pi., M.Sc., Ph.D., bersama tim dosen lainnya, yaitu Dr. Nurfitri Ekantari, S.Pi., M.P., Dr. Prihati Sih Nugraheni, S.Pi., M.P., Dr. RA Siti Ari Budhiyanti, S.T.P., M.P., Indun Dewi Puspita, S.P., M.Sc., Ph.D., Prof. Dr. Amir Husni, S.Pi., M.P., Prof. Dr. Ir. Ustadi, M.P., dan Dr. Ir. Latif Sahubawa, M.Si., Program ini bertujuan untuk memberdayakan kelompok wanita dengan keterampilan pengolahan produk hasil perikanan berbasis zero waste. Pendanaan untuk kegiatan ini berasal dari dana hibah Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada.

Kegiatan dimulai dengan sosialisasi terkait potensi sumber daya perikanan lokal, pentingnya diversifikasi produk, dan teknik produksi yang higienis. Peserta diberikan penyuluhan mengenai keamanan pangan, peraturan perundang-undangan terkait usaha pengolahan pangan, dan strategi pemasaran. Pelatihan praktis juga dilakukan, mencakup pembuatan produk olahan seperti nugget ikan, kerupuk berbahan hasil samping, serta kaki naga berbasis gel. Tidak hanya itu, peserta juga diajarkan teknik pengemasan yang ergonomis dan pembuatan label yang menarik untuk meningkatkan daya saing produk di pasar. Penyampaian materi dilakukan secara interaktif dengan memanfaatkan media seperti modul, bahan praktik, dan alat visual untuk memudahkan pemahaman peserta.

Foto Bersama Setelah Kegiatan

Dengan adanya program ini, diharapkan Kelompok Pengolah Hasil Perikanan Mandiri di Dusun Kemiri, Desa Margorejo dapat berkembang menjadi usaha produktif yang mendukung kemandirian ekonomi keluarga dan masyarakat. Selain itu, kegiatan ini menjadi sarana transfer ilmu dan teknologi dari perguruan tinggi kepada masyarakat, sekaligus mempererat hubungan antara Departemen Perikanan Universitas Gadjah Mada dengan komunitas lokal. Program ini juga mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), terutama SDG 1 (tanpa kemiskinan), SDG 5 (kesetaraan gender), SDG 8 (pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi), dan SDG 12 (konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab). Kedepannya, Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Departemen Perikanan UGM berkomitmen untuk terus mendukung inovasi berbasis riset guna memaksimalkan potensi sumber daya lokal dan mewujudkan Desa Margorejo sebagai sentra kuliner berbasis hasil perikanan yang berkelanjutan.

Penulis: Aurelie Firlana Salsabilla

Editor: Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si (Han), Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.

Kolaborasi Edukasi & Aksi: Kegiatan Bersih Pantai oleh Magister Ilmu Perikanan UGM

BeritaNews Tuesday, 17 December 2024

Program Studi Magister Ilmu Perikanan, Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) sukses menggelar kegiatan bersih pantai pada 17 Desember 2024 di Pantai Baru, Padukuhan Ngentak, Kalurahan Poncosari, Kapanewon Srandakan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan ini didanai oleh RKAT Departemen Perikanan yang bertujuan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, khususnya di wilayah pesisir. Sebanyak 42 mahasiswa dan empat pendamping dari Departemen Perikanan UGM, serta empat kelompok wisata Pantai Baru dan masyarakat setempat turut berpartisipasi dalam kegiatan ini.

Kegiatan diawali dengan briefing di Departemen Perikanan UGM dan dibuka oleh Ketua Departemen Perikanan, Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc., yang menyatakan kegiatan ini menjadi sarana penyegaran setelah ujian akhir semester. Setibanya di lokasi, Ketua Kelompok Wisata Pantai Baru, Suwandi, menjelaskan bahwa pantai sering menerima tumpukan sampah dari muara sungai, terutama pada bulan Desember hingga Februari. Sambutan lain diberikan oleh Ketua Program Studi Magister Ilmu Perikanan, Dr. Eko Setyobudi, S.Pi., M.Si., yang menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai pembelajaran dan pengaplikasian ilmu terkait ekosistem laut dan pesisir.

Pembukaan Acara Bersih Pantai

Peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok untuk membersihkan area pantai menggunakan perlengkapan seperti trashbag, sapu, serok sampah, dan keranjang. Kegiatan berlangsung tertib untuk memastikan seluruh kawasan pantai dapat dijangkau. Selain aksi bersih-bersih, sesi ramah tamah turut memeriahkan acara dengan hiburan berupa lagu, pantun, puisi, dan tebak gaya yang bertujuan meningkatkan kekompakan antar peserta.

Aksi Bersih Pantai oleh Mahasiswa Ilmu Perikanan UGM

Sebagai bagian dari dukungan terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), kegiatan ini berkontribusi pada tujuan ke-14, yaitu menjaga ekosistem laut, dan tujuan ke-15, yaitu melindungi ekosistem darat. Aksi bersih pantai ini juga mendukung tujuan ke-12, yakni memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pengelolaan sampah yang lebih baik. Pelibatan masyarakat lokal menjadi salah satu upaya memperkuat kemitraan dalam mencapai tujuan tersebut, sejalan dengan SDG ke-17 tentang kemitraan untuk pembangunan berkelanjutan.

Sesi Ramah Tamah dan Pengumuman Lomba

Kegiatan ditutup dengan pengumuman pemenang lomba fotografi dan penghargaan bagi kelompok yang berhasil mengumpulkan sampah terbanyak serta menampilkan kreativitas terbaik. Peserta kemudian menikmati makan siang bersama di tepi pantai sebelum kembali ke Departemen Perikanan menggunakan bus. Acara ini dinilai berhasil membersihkan area pesisir sekaligus memberikan pengalaman edukatif mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Harapan besar disampaikan agar kegiatan serupa terus digelar sebagai bentuk komitmen menciptakan lingkungan pesisir yang bersih dan lestari.


Penulis : Galuh Wulanuari

Editor : Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han), Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.

Dosen Perikanan UGM Ikuti Pelatihan Teknologi Budidaya Udang “Smart Aquaculture” di Vietnam

Berita Friday, 13 December 2024

Mgs. Muhammad Prima Putra, Ph.D., dosen Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Universitas Gadjah Mada, berpartisipasi dalam pelatihan bertajuk “Smart Aquaculture” pada 4-6 Desember 2024 di Vietnam. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Asian Institute of Technology bekerja sama dengan Vaname 101. Pelatihan ini bertujuan memperkenalkan penggunaan teknologi Internet of Things (IoT) dalam budidaya udang vaname (Litopenaeus vannamei), dengan fokus pada peningkatan kualitas dan efektivitas produksi perikanan.

Dalam pelatihan ini, peserta mempelajari penerapan IoT untuk mengelola tambak secara efisien, termasuk pemantauan kualitas air menggunakan sensor real-time yang mengukur parameter seperti suhu, pH, oksigen terlarut, dan Total Dissolved Solids (TDS). Selain itu, teknologi ini mendukung otomatisasi berbagai aspek budidaya seperti pemberian pakan dan pengawasan kesehatan udang, sehingga dapat mengurangi risiko penyakit serta meningkatkan hasil panen. Peserta juga diajarkan pentingnya keberlanjutan melalui pengurangan bahan kimia dan pemanfaatan sumber daya yang lebih efektif.

Kunjungan lapangan ke tambak udang dengan teknologi IoT.

Penggunaan teknologi Internet of Things (IoT) ini juga berpotensi untuk pengembangan budidaya spirulina (Arthospira platensis) sebagai bahan pangan fungsional. Dengan memanfaatkan teknologi IoT, diharapkan dapat digunakan untuk sektor yang lebih luas, khususnya pada sektor perikanan agar dapat terus berinovasi dan mendukung keberlanjutan lingkungan serta daya saing nasional. Pelatihan ini diharapkan dapat membawa dampak positif, khususnya bagi kegiatan akademik dan penelitian di Departemen Perikanan UGM dan dapat mendukung keberhasilan SDGs, utamanya SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, serta SDG 14: Ekosistem Lautan.

Penulis: Mgs. Muhammad Prima Putra, Ph.D., Aurelie Firlana Salsabilla

Editor: Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.

Webinar SinnTech ke-20: Riset Mutakhir tentang Pengendalian Histamin dan Pemantauan Mikrobiologi di Industri Pangan

BeritaNews Monday, 9 December 2024

Pada 9 Desember 2024, Webinar SinnTech ke-20 menghadirkan wawasan inovatif dengan tema “Risk-Based Approach in Seafood Safety”. Acara bergengsi ini menampilkan dua pembicara ternama, yaitu Novalia Rachmawati, Ph.D., peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Ayaka Nakamura, Ph.D., akademisi dari Tokyo University of Marine Science and Technology. Sesi ini dimoderatori oleh Indun Dewi Puspita, S.P., M.Sc., dari Departemen Perikanan Universitas Gadjah Mada, dan berhasil menarik perhatian audiens yang terdiri dari akademisi, pejabat, serta mahasiswa dari berbagai institusi.

Pada presentasi pertama, Novalia Rachmawati, Ph.D., membahas resiko histamin dalam produk perikanan Indonesia melalui penelitian berjudul “Managing Histamine Risks in Indonesian Seafood: A Risk-Based Approach”. Hasil tersebut menjelaskan bahwa histamin adalah toksin alami yang berasal dari histidin dan dapat menimbulkan risiko kesehatan serius jika kadarnya melebihi standar internasional, yaitu 100–200 mg/kg, tergantung kebijakan negara. Keracunan histamin, yang sering keliru dianggap sebagai reaksi alergi, dapat menyebabkan gejala seperti mual, ruam kulit, dan gangguan pernapasan. Tantangan besar di sektor perikanan Indonesia adalah penolakan produk ekspor akibat kontaminasi histamin, terutama pada ikan seperti tuna dan tongkol. Studi kasus menunjukkan bahwa penanganan yang kurang memadai dan penyalahgunaan suhu menjadi faktor utama tingginya kadar histamin pada produk ikan olahan. Sebagai solusi, Novalia Rachmawati, Ph.D., mengusulkan kerangka kerja berbasis risiko yang mencakup penilaian, pengelolaan, dan komunikasi risiko untuk meminimalkan pembentukan histamin. Selain itu, efektivitas intervensi praktis didemonstrasikan, seperti menjaga suhu rendah (10–15°C) dan mengurangi kadar garam selama proses pengolahan, yang terbukti efektif mengurangi risiko.

Managing Histamine Risks in Indonesian Seafood, presentasi oleh Novalia Rachmawati, Ph.D.

Presentasi kedua oleh Ayaka Nakamura, Ph.D., mengangkat penelitian mutakhir tentang “Ensuring Food Safety Through the Surveillance and Monitoring of Microbial Communities in Food Manufacturing”. Penelitian ini difokuskan pada pengolahan daging sapi Jepang berkualitas tinggi (Japanese Black Beef) untuk memperpanjang masa simpan produk sambil tetap menjaga keamanan mikrobiologisnya. Ayaka Nakamura, Ph.D., memaparkan pemanfaatan analisis sekuensing amplicon untuk memetakan distribusi mikroba di fasilitas pengolahan, termasuk mikroorganisme berbahaya dan tidak berbahaya pada permukaan karkas dan peralatan selama berbagai tahap produksi. Tim peneliti juga menggunakan Core Genome MLST Analysis, pendekatan inovatif yang lebih unggul dibandingkan metode tradisional seperti PFGE dan RAPD dalam mengidentifikasi strain bakteri dengan akurat, sehingga meningkatkan keterlacakan dan pertukaran data antar laboratorium. Melalui teknologi Next-Generation Sequencing (NGS), penelitian ini memungkinkan pemantauan pergeseran mikroba secara real-time, yang meningkatkan protokol pengendalian kontaminasi. Mikroorganisme seperti Pseudomonas dan Clostridium diidentifikasi sebagai ancaman yang bervariasi tergantung pada kondisi pengolahan. Temuan Nakamura, Ph.D., menyoroti potensi teknologi sekuensing canggih dalam memperkuat keamanan pangan melalui deteksi dini dan praktik kebersihan yang lebih baik.

Monitoring Microbial Communities in Food Processing, presentasi oleh Ayaka Nakamura, Ph.D.

Webinar ini ditutup dengan sesi tanya jawab yang interaktif, di mana para peserta, termasuk perwakilan Universitas Gadjah Mada dan institusi lainnya, aktif berdiskusi dan berbagi wawasan. Beberapa peserta bahkan memberikan usulan tema untuk webinar SinnTech mendatang, menunjukkan komitmen mereka terhadap keberlanjutan forum berharga ini.

Topik yang dibahas dalam SinnTech Webinar ke-20 ini sejalan dengan beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) PBB, termasuk SDG 2 (Tanpa Kelaparan), SDG 3 (Kesehatan dan Kesejahteraan), SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab), serta SDG 14 (Kehidupan di Bawah Air). Hal ini menegaskan relevansi diskusi webinar dengan upaya keberlanjutan global serta peran penting pendekatan berbasis risiko dalam meningkatkan keamanan pangan dan kesehatan masyarakat.

Penulis: Galuh Wulanuari
Editor: Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.

The 20th SinnTech Webinar: Cutting-Edge Research on Histamine Control and Microbial Monitoring in Food Industries

BeritaNews Monday, 9 December 2024

On December 9, 2024, the 20th SinnTech Webinar brought groundbreaking insights to the forefront under the theme “Risk-Based Approach in Seafood Safety.” This prestigious event featured with two speakers, Novalia Rachmawati, Ph.D., a researcher at Indonesia’s National Research and Innovation Agency (BRIN), and Ayaka Nakamura, Ph.D., a lecturer at Tokyo University of Marine Science and Technology. Moderated by Indun Dewi Puspita, S.P., M.Sc., from Department of Fisheries UGM, the session offered invaluable knowledge on managing food safety risks in the seafood and food manufacturing industries, attracting a diverse audience of academics, officials, and students.

In the first presentation, Novalia Rachmawati, Ph.D., addressed the issue of histamine risks in Indonesian seafood through the research titled “Managing Histamine Risks in Indonesian Seafood: A Risk-Based Approach.” This result highlighted the formation of histamine, a naturally occurring toxin derived from histidine, which poses serious health risks when exceeding international safety standards ranging between 100–200 mg/kg, depending on the country. Novalia Rachmawati, Ph.D., explained that histamine poisoning, often mistaken for allergic reactions, can cause symptoms such as nausea, skin rashes, and respiratory discomfort. The presentation underscored the challenges faced by Indonesia’s seafood sector, particularly the rejection of export products due to histamine contamination, with tuna and mackerel identified as key carriers. Case studies revealed that improper handling and temperature abuse often lead to histamine levels surpassing acceptable limits in processed fish products. As a solution, Novalia Rachmawati, Ph.D., proposed a comprehensive risk-based framework that integrates assessment, management, and communication to mitigate histamine formation. In addition, the effectiveness of practical interventions has been demonstrated, such as maintaining low temperatures (10–15°C) and reducing salt content during processing, which have proven effective in minimizing risks.

First Presentation regarding Managing Histamine Risks in Indonesian Seafood by Novalia Rachmawati, Ph.D

The second presentation by Ayaka Nakamura, Ph.D., delved into cutting-edge research on ensuring food safety through the surveillance and monitoring of microbial communities in food manufacturing. The study focused on Japanese Black Beef processing, aiming to extend its shelf life while maintaining microbiological safety. Dr. Nakamura presented the use of advanced amplicon sequencing analysis to map microbial distributions across processing facilities, identifying harmful and non-harmful microorganisms on carcass surfaces and equipment at various production stages. The research team also employed Core Genome MLST Analysis, a novel approach that surpasses traditional methods like PFGE and RAPD in accurately identifying bacterial strains, thereby improving traceability and data sharing between laboratories. By leveraging next-generation sequencing (NGS) technology, this research enabled real-time monitoring of microbial shifts, enhancing contamination control protocols. Among the identified microorganisms were genera such as Pseudomonas and Clostridium, which varied based on processing conditions. Dr. Nakamura’s findings highlighted the transformative potential of advanced sequencing technologies in strengthening food safety through early detection and improved hygiene practices.

Second Presentation about Monitoring Microbial Communities in Food Processing by Ayaka Nakamura, Ph.D.

The webinar concluded with an engaging Q&A session that showcased the audience’s enthusiasm. Participants, including representatives from Universitas Gadjah Mada and other institutions, actively contributed to discussions and shared insights. Some attendees even proposed potential themes for future SinnTech webinars, reflecting their dedication to sustaining these valuable forums. The topics presented during SinnTech #20 align with several United Nations Sustainable Development Goals (SDGs), including SDG 2 (Zero Hunger), SDG 3 (Good Health and Well-being), SDG 12 (Responsible Consumption and Production), and SDG 14 (Life Below Water). These alignments underscore the relevance of the webinar’s discussions to global sustainability efforts and the critical role of risk-based approaches in advancing food safety and public health.


Author: Galuh Wulanuari
Editor: Nahla Alfiatunnisa, S.Pi

Produk Ikan Mangut Kemasan Karya Mahasiswa Jadi Salah Satu Souvenir HUT ke-61 Perikanan UGM

BeritaNews Thursday, 28 November 2024

Dalam perayaan puncak Hari Ulang Tahun (HUT) ke-61 Departemen Perikanan Fakultas Pertanian UGM, sebanyak 200 kemasan mangut ikan menjadi salah satu souvenir bagi para tamu undangan yang hadir. Produk ini merupakan hasil karya mahasiswa Departemen Perikanan UGM yang mencerminkan kekayaan kuliner lokal dan inovasi pengolahan produk dari hasil perikanan. Produk mangut ikan ini dibuat dari ikan pari dan ikan manyung yang diasap kemudian berkolaborasi dengan Resto Inkubator Mina Bisnis (IMB) untuk diolah hingga menjadi mangut. Produk ini dikemas dengan teknologi retort pouch dan telah teruji dapat bertahan hingga empat bulan. Produk ini praktis untuk dikonsumsi hanya dengan memanaskan kembali sehingga siap dan cepat untuk disajikan.

Mangut ikan asap merupakan produk olahan yang dikenal dengan cita rasa khas yang kaya akan aroma dan tekstur yang lembut. Proses pengasapan memberikan sentuhan unik yang menjadikannya lebih istimewa. Keunikan lain dari produk ini merupakan metode pengemasan modern yang akan menjaga kualitas produk lebih lama. Pemilihan ikan manyung dan pari asap sebagai souvenir acara puncak HUT Departemen Perikanan UGM mencerminkan komitmen untuk mengangkat produk lokal ke kancah nasional. Diharapkan, langkah ini dapat mendorong inovasi dan pengembangan lebih lanjut dalam sektor perikanan. Produksi lokal ini mendukung SDG Poin 1: Tanpa Kemiskinan, SDG Poin 2: Tanpa Kelaparan, SDG Poin 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, SDG Poin 14: Ekosistem Lautan

Penulis: I Putu Aditya Wibawa, Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.
Editor: Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.

Sharing Knowledge Drs. Namastra Probosunu M.Si: Identifikasi Hama Siput pada Tumbuhan Air Tawar di Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Kalimantan Tengah

Berita Wednesday, 20 November 2024

(Palangkaraya, 14 November 2024) — Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BKHIT) Kalimantan Tengah menyelenggarakan Inhouse Training Identifikasi Hama Siput pada Tumbuhan Air Tawar dengan narasumber Namastra Probosunu, dosen Departemen Perikanan Fakultas Pertanian UGM yang telah bertahun-tahun menekuni bidang Ekologi Perairan. Pelatihan tersebut merupakan salah satu upaya nyata guna mendukung penerapan Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor 12 Tahun 2015 tentang Tindakan Karantina Hewan dan Tumbuhan terhadap Pemasukan Media Pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina di Tempat Pemeriksaan Karantina, serta Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor 25 Tahun 2020 tentang Jenis Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina. Inhouse Training tersebut dilakukan untuk meningkatkan kemampuan Pejabat Fungsional Karantina Tumbuhan BKHIT Kalimantan Tengah, khususnya dalam hal identifikasi hama siput pada tumbuhan air tawar

Kegiatan Inhouse Training Identifikasi Hama Siput pada Tumbuhan Air Tawar yang dilaksanakan terbagi menjadi dua sesi yaitu sharing knowledge dengan penyampaian teori di kelas dan kegiatan laboratorium. Pembukaan inhouse training dilakukan oleh Kepala Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Provinsi Kalimantan Tengah, Sondang Sitorus. Penyampaian materi mencakup taksonomi siput (Gastropoda) serta metode identifikasi siput. Secara umum identifikasi dapat dilakukan dengan tiga cara: (1) bertanya kepada ahli; (2) menggunakan atlas taksonomi (mencocokkan specimen dengan koleksi, album foto/gambar, website https://www. molluscabase.org, serta sumber-sumber lain yang relevan; dan (3) menggunakan kunci determinasi. Namastra Probosunu juga menjelaskan cara penulisan nama ilmiah spesies menggunakan sistem binomial. Kegiatan praktik laboratorium dilakukan dengan mengidentifikasi beberapa jenis siput yang ditemukan di lingkungan sekitar. Identifikasi dilakukan dengan melihat karakteristik morfometri dan meristik pada siput sehingga dapat teridentifikasi hingga tingkat spesies.

Menurut Namastra Probosunu, tanggapan dari peserta kegiatan Inhouse Training sangat positif karena mampu memberikan wawasan terkait metode identifikasi siput dan pengalaman langsung melakukan identifikasi berbagai jenis siput. Materi yang disampaikan sangat aplikatif dan mudah dipahami, sehingga peserta pelatihan dapat mengimplementasikan dalam menjalankan tugastugas kekarantinaan

Dosen anggota Laboratorium Manajemen Sumberdaya Perairan tersebut mengungkapkan bahwa identifikasi siput sebetulnya tidak sulit dilakukan, tetapi memang perlu pengetahuan, ketelitian, pengalaman, dan kemampuan analisis di bidang taksonomi. Dosen Ekologi Perairan tersebut juga berharap semoga ilmu yang dibagikan dapat bermanfaat bagi Pejabat Fungsional Karantina Tumbuhan BKHIT Kalimantan Tengah sehingga kegiatan ekspor dan impor komoditas tumbuhan dan hewan air dapat berjalan dengan aman sesuai dengan regulasi pemerintah. Hal tersebut disebabkan dapat dicegah dan dikenalinya kemungkinan terikutnya organisme lain yang tidak dikehendaki, terutama organisme asing dan invasif, yang dikuatirkan berpotensi mengganggu keseimbangan suatu ekosistem. 

SDGs: 8). Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, 12). Konsumsi dan Produksi yang Bertanggungjawab, 14). Ekosistem Lautan

Penulis: Kharisma Pundhi Rukmana

Editor: Nahla Alfiatunnisa, S.Pi., Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si (Han).

Mahasiswa Teknologi Hasil Perikanan Angkatan 2022 Tunjukkan Kreativitas di Ajang Pameran Produk Perikanan

BeritaNews Tuesday, 19 November 2024

Pada Selasa, 19 November 2024, Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, menjadi saksi gelaran inspiratif bertajuk Pameran Kreativitas Produk Perikanan. Acara yang berlangsung di sisi utara Gedung A4 ini dimulai pukul 11.00 WIB dan dibuka langsung oleh Ketua Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Prof. Dr. Amir Husni, S.Pi., M.P. Kegiatan ini merupakan bagian dari Praktikum Penanganan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan, diikuti oleh mahasiswa Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Angkatan 2022, dan berakhir pada pukul 14.00 WIB.

Proses Penjurian oleh Bapak Ibu Dosen

Pameran ini menampilkan berbagai produk inovatif berbasis bahan perikanan yang diperkaya dengan tepung tulang ikan, tepung Ulva sp., dan hidrolisat protein ikan. Usai pembukaan, para dosen dan asisten praktikum mengadakan penilaian untuk mengevaluasi kreativitas dan inovasi dari setiap produk. Setelahnya, acara bazar yang terbuka untuk umum menjadi daya tarik utama, menghadirkan produk-produk seperti boba susu, mochi, dan brownies berbahan Ulva sp.; pizza, dimsum, dan ekado dari tepung tulang ikan; serta pancake, kroket, dan pasta berbahan hidrolisat protein ikan. Antusiasme pengunjung semakin terasa berkat promosi aktif mahasiswa melalui platform media sosial seperti Instagram dan WhatsApp.

Pizza fortifikasi tepung tulang ikan
Dimsum fortifikasi tepung tulang ikan

Ajang ini bertujuan untuk melatih kreativitas mahasiswa dalam mengembangkan produk perikanan inovatif sekaligus meningkatkan kemampuan mereka di bidang kewirausahaan. Pameran ini juga menjadi media untuk memperkenalkan potensi produk berbasis bahan perikanan kepada masyarakat, sekaligus mendorong mahasiswa untuk terus berinovasi di bidang teknologi hasil perikanan. Selain itu, kegiatan ini mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), terutama SDG 2: Tanpa Kelaparan, SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, serta SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab.

Dengan semangat dan kreativitas yang ditunjukkan, diharapkan mahasiswa mampu terus menciptakan inovasi baru yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan, sekaligus mengangkat potensi besar dari sektor perikanan Indonesia.

Penulis: Aurelie Firlana Salsabilla
Editor: Dr. Mukti Aprian, S. Kel,, M.Si. (Han), Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.

Ubah Spesies Invasif Menjadi Bisnis, Mahasiswa Perikanan UGM Lolos Pendanaan Dalam Ajang Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Kewirausahaan (PKM-K)

Berita Wednesday, 14 August 2024

Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) merupakan ajang perlombaan bergengsi yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Program ini berguna untuk meningkatkan mutu mahasiswa agar dapat menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademis serta dapat menerapkan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian, serta memperkaya budaya nasional.

Salah satu judul program yang berhasil didanai melalui Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Kewirausahaan (PKM-K) yaitu “EcoPrime Feed: Inovasi Pemanfaatan Spesies Invasif Sebagai Pakan Ikan Berkualitas, Ekonomis, dan Ramah Lingkungan.” Tim tersebut diketuai oleh Gerson Lewis (Akuakultur 2023), dengan anggota Aimmatul Husna (Akuakultur 2023), Sevina Surya Wibianti (Akuakultur 2023), dan Muhammad Jibril Syahid (Manajemen Sumber Daya Akuatik 2023) serta Jihan Tsabitha (Pembangunan Ekonomi Wilayah 2022), yang dibimbing oleh Dr. Senny Helmiati, S.Pi., M.Sc. dari Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian UGM.

EcoPrime Feed dilatarbelakangi adanya isu pada ekosistem perairan Indonesia yang saat ini dihuni oleh spesies invasif. Spesies invasif merupakan organisme yang mengancam keseimbangan ekosistem karena keberadaannya yang berlebihan. Salah satu jenis spesies tumbuhan yang invasif  yaitu eceng gondok, karena berkembang biak sangat cepat sehingga mengganggu ekosistem atau biota yang ada di lingkungannya. Selain itu, ikan red devil yang juga termasuk jenis spesies invasif dikarenakan berkembang biak sangat cepat, agresif, dan bersifat predator sehingga menjadi ancaman bagi ikan endemik yang ada di perairan. Isu lain yang mendorong inovasi ini adalah fenomena meningkatnya food waste yang ternyata dapat menyebabkan kelangkaan sumber pangan yang sebenarnya masih dapat dimanfaatkan. Upaya pemanfaatan food waste tersebut adalah dengan menggunakan maggot Black Soldier Fly (BSF) melalui proses biokonversi.

Tim PKM-K EcoPrime Feed menginovasikan sebuah produk pakan ikan berkualitas, ramah lingkungan, dan ekonomis dari ketiga bahan baku yaitu eceng gondok, ikan red devil, dan maggot BSF. Ketiga bahan baku tersebut memiliki keunggulan masing-masing, seperti eceng gondok mengandung kadar protein tinggi dan serat kasar rendah setelah melalui proses fermentasi, ikan red devil mengandung kadar protein sebesar 35%, berbau amis sehingga dapat berfungsi sebagai atraktan (bahan yang dapat meningkatkan nafsu makan pada ikan), serta maggot BSF yang mengandung kadar protein berkisar antara 40-50% dan mempunyai komposisi enzim yang baik untuk pencernaan ikan.

Tim PKM-K Ecoprime Feed berharap bahwa inovasi ini tidak hanya dapat meningkatkan stabilitas ekosistem perairan di Indonesia, tetapi juga dapat membantu menyelesaikan permasalahan tingginya harga pakan ikan pada kegiatan budidaya perikanan. “Kami sangat bangga karena lolos pendanaan dan berharap dengan dukungan dari berbagai pihak, tim kami dapat melanjutkan program ini hingga ke PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional) untuk menyebarluaskan produk kami kepada masyarakat luas,” jelas Lewis saat dimintai keterangan pada Senin, 12 Agustus 2024.

Produk EcoPrime Feed menjadi wujud kesadaran dan komitmen mahasiswa Fakultas Pertanian UGM dalam mencapai tujuan global yaitu Sustainable Development Goals (SDGs) ke 1: Mengurangi kemiskinan; 2: Mengakhiri kelaparan; 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab dan SDGs ke 14: Ekosistem Laut.
Penulis: Tim PKM-K EcoPrime Feed
Editor: Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.

123
Universitas Gadjah Mada

Departemen Perikanan Fakultas Pertanian

Universitas Gadjah Mada
Gedung A4, Jl. Flora, Bulaksumur,Yogyakarta, 55281
 +62274-551218
 fish@ugm.ac.id

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY