Pengabdian Kepada Masyarakat, UGM Gelar Aksi Bersih Sungai dan Penebaran Ikan untuk Menjaga Keberlanjutan Ekosistem
Berita Thursday, 28 November 2024
Yogyakarta, 24 November 2024 – Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik Departemen Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk “Bersih Sungai dan Penebaran Ikan” di Sungai Boyong, Padukuhan Jaban, Kalurahan Sinduharjo, Kapanewon Ngaglik, Sleman. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya untuk menjaga dan melestarikan ekosistem sungai demi keberlanjutan alam. Sebanyak 75 peserta terlibat dalam kegiatan ini, yang terdiri dari dosen Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik, mahasiswa S1 dan S2, serta anggota Komunitas Penggiat Lingkungan Sungai Boyong Buntung (KPLS) dan masyarakat setempat. Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk menjaga kebersihan sungai, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian sumber daya alam, khususnya yang ada di sekitar sungai. Dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat, diharapkan kolaborasi ini dapat menciptakan dampak positif yang lebih besar dalam menjaga keberlanjutan ekosistem sungai dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup di wilayah tersebut.
Kegiatan “Bersih Sungai dan Penebaran Ikan” yang diadakan oleh Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik Departemen Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) dimulai dengan sambutan dari Ketua Pelaksana Kegiatan, Dr. Eko Setyobudi, S.Pi., M.Si. Dalam sambutannya, Dr. Eko menjelaskan tujuan dari kegiatan ini dan pentingnya menjaga kelestarian sungai. “Kegiatan ini merupakan bentuk pengabdian masyarakat rutin yang dilakukan oleh Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik Departemen Perikanan UGM yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran sekaligus berkontribusi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan perairan, khususnya sungai,” ujarnya. Kegiatan ini dilaksanakan secara sinergis bekerja sama dengan Kelompok Penggiat Lingkungan Sungai (KPLS) Sungai Boyong dan Buntung, Desa Sinduharjo. Menariknya acara ini bersamaan dengan pelaksanaan Merti Kali, sebuah tradisi sebagai ungkapan rasa terima kasih masyarakat kepada sungai yang menjadi bagian penting dalam kehidupan mereka. Ketua Komunitas Penggiat Lingkungan Sungai Boyong Buntung (KPLS), Bapak Sumadi, juga memberikan sambutan pada acara tersebut. Beliau mengungkapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam kegiatan ini dan berharap bahwa upaya pengelolaan lingkungan dan budaya yang dilakukan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. “Semoga kegiatan ini dapat menjadi awal yang baik untuk program-program selanjutnya dan informasi kegiatan ini dapat tersebar luas sehingga masyarakat lebih sadar akan pentingnya menjaga kelestarian ekosistem dan kebersihan lingkungan,” ujar Sumadi.
Sungai Boyong merupakan salah satu sungai penting di Kabupaten Sleman yang memiliki air yang cukup melimpah meskipun pada musim kemarau. Kegiatan ini, yang melibatkan berbagai elemen masyarakat, diharapkan dapat membantu menjaga kelestarian sungai serta meningkatkan kesadaran tentang pentingnya ekosistem perairan. Pada waktu yang bersamaan, di lokasi kegiatan juga diselenggarakan Boyong Edufest, yang salah satunya menampilkan pameran poster dari mahasiswa Departemen Hubungan Internasional Fisipol UGM. Edufest ini turut memperkaya kegiatan dengan memberikan wawasan tambahan bagi masyarakat mengenai berbagai isu lingkungan dan sosial budaya yang relevan.
Ketua Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik Departemen Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Ir. Djumanto, M.Sc., turut menambahkan bahwa Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik telah melaksanakan kegiatan penebaran ikan di beberapa lokasi di Yogyakarta. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya yang mendukung tiga pilar utama yang dijunjung oleh Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik yakni menjaga biota perairan, kelestarian lingkungan, dan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan. Prof. Djumanto juga mengungkapkan bahwa kualitas air di Sungai Boyong tetap terjaga kebersihannya, meskipun pada musim kemarau. “Ini menjadi berita baik bagi keberlanjutan biota perairan dan upaya kami untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengelolaan sumber daya perikanan,” ujarnya. Lebih lanjut, beliau menekankan bahwa kegiatan penebaran benih ikan dan aksi bersih sungai ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan serta masyarakat sekitar. Dengan adanya program-program seperti ini, diharapkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan sungai dan keberlanjutan sumber daya perikanan dapat semakin meningkat. Program-program semacam ini juga berperan dalam membangun kolaborasi antara akademisi, masyarakat, dan komunitas lokal dalam menjaga dan melestarikan lingkungan perairan untuk generasi yang akan datang.
Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik Departemen Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada secara rutin melaksanakan kegiatan penebaran ikan di berbagai lokasi di Yogyakarta. Penebaran benih ikan, khususnya spesies endemik dan non-invasif merupakan salah satu langkah penting untuk meningkatkan keragaman hayati dan mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan yang berfokus pada kelestarian ekosistem perairan. Setelah sambutan dan upacara singkat, kegiatan dilanjutkan dengan penebaran 8.000 benih ikan nilem dan 1.250 benih udang galah di Sungai Boyong. Penebaran benih ini diharapkan dapat berkontribusi pada pemulihan dan keberlanjutan populasi biota perairan di sungai tersebut. Selanjutnya, para peserta yang terdiri dari dosen, mahasiswa, anggota Komunitas Penggiat Lingkungan Sungai (KPLS), serta pengunjung turut serta dalam aksi bersih sungai dengan membersihkan sampah di sepanjang bantaran Sungai Boyong. Kegiatan ini melibatkan partisipasi aktif dari berbagai pihak, yang diharapkan dapat meningkatkan kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan sungai. Selain itu, dalam kesempatan ini, Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik juga memasang papan peringatan di sepanjang Sungai Boyong sebagai upaya untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan perairan. Dengan adanya papan peringatan tersebut, diharapkan masyarakat semakin sadar akan tanggung jawab bersama dalam menjaga kebersihan dan kelestarian ekosistem Sungai Boyong.
SDGs: 6). Air Bersih dan Sanitasi Layak, 14) Ekosistem Lautan, 15). Ekosistem Daratan.
Penulis: Kharisma Pundhi Rukmana
Editor: Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han)., Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.