Yogyakarta, 17 November 2025 – Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali memperkuat perannya dalam pengembangan ilmu kelautan dan perikanan dengan menghadirkan Dr. Caleb Gardner, dosen dan peneliti dari University of Tasmania, Australia, dalam kuliah umum bertema Harvest Strategies (strategi pemanfaatan sumber daya perikanan).
Dalam paparannya, Dr. Gardner menekankan pentingnya strategi pengelolaan perikanan yang terukur, mencakup penentuan tujuan pengelolaan, indikator kinerja, serta aturan keputusan (decision rules) berbasis data. Ia menampilkan sejumlah contoh keberhasilan Australia, termasuk pengelolaan Southern Bluefin Tuna yang dalam 15 tahun terakhir menunjukkan peningkatan biomassa, penurunan bycatch, dan kenaikan keuntungan ekonomi.
Dr. Gardner juga menyoroti tantangan Indonesia dalam adopsi harvest strategy, mulai dari rendahnya literasi manajemen perikanan hingga ketiadaan sistem pelaporan status stok seperti yang digunakan di Australia. Ia menegaskan bahwa banyak asumsi yang selama ini berkembang—seperti anggapan bahwa perikanan liar pasti berujung overfishing atau bahwa akuakultur harus menggantikan perikanan tangkap—merupakan hambatan besar yang harus diluruskan melalui pendidikan dan kebijakan yang benar.
Dalam sesi diskusi, perhatian khusus diberikan pada pengelolaan lobster mutiara dan ikan-ikan karang di Indonesia. Dr. Gardner menilai bahwa strategi sederhana berbasis ukuran tangkap minimum, musim penutupan, serta pembatasan hari pendaratan dapat menjadi langkah awal yang realistis sambil menunggu sistem pemantauan stok diperkuat.
Kuliah umum ini dihadiri oleh mahasiswa, peneliti, dan praktisi perikanan, yang antusias berdiskusi mengenai cara mendorong penerapan harvest strategies di Indonesia. Kehadiran Dr. Gardner diharapkan membuka kolaborasi lebih luas antara UGM dan University of Tasmania dalam pengembangan ilmu perikanan berkelanjutan. Penyelenggaraan kegiatan ini sejalan dengan komitmen UGM dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) melalui peningkatan kapasitas riset dan publikasi, SDG 14 Life Below Water (Ekosistem Lautan), serta SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan) dengan memperkuat jejaring dan kolaborasi akademik.