• Tentang UGM
  • Faperta
  • DSSDI
  • Perpustakaan
  • LPPM
  • Languages
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Pertanian
Departemen Perikanan
  • Profil
    • Tentang Kami
    • Staff
    • Struktur Organisasi
    • Kerja Sama
  • Akademik
    • Program Studi Akuakultur
    • Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik
    • Program Studi Teknologi Hasil Perikanan
    • Program Studi Magister Ilmu Perikanan
  • Berita
  • Fasilitas
    • Laboratorium
    • Inkubator Mina Bisnis
    • Unit Bisnis delifiZ
  • Kemahasiswaan
    • KMIP
    • Bahari Pers
    • Selam Perikanan
  • Beranda
  • Berita
  • page. 6
Arsip:

Berita

Dosen Perikanan UGM Ikuti Pelatihan Teknologi Budidaya Udang “Smart Aquaculture” di Vietnam

Berita Friday, 13 December 2024

Mgs. Muhammad Prima Putra, Ph.D., dosen Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Universitas Gadjah Mada, berpartisipasi dalam pelatihan bertajuk “Smart Aquaculture” pada 4-6 Desember 2024 di Vietnam. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Asian Institute of Technology bekerja sama dengan Vaname 101. Pelatihan ini bertujuan memperkenalkan penggunaan teknologi Internet of Things (IoT) dalam budidaya udang vaname (Litopenaeus vannamei), dengan fokus pada peningkatan kualitas dan efektivitas produksi perikanan.

Dalam pelatihan ini, peserta mempelajari penerapan IoT untuk mengelola tambak secara efisien, termasuk pemantauan kualitas air menggunakan sensor real-time yang mengukur parameter seperti suhu, pH, oksigen terlarut, dan Total Dissolved Solids (TDS). Selain itu, teknologi ini mendukung otomatisasi berbagai aspek budidaya seperti pemberian pakan dan pengawasan kesehatan udang, sehingga dapat mengurangi risiko penyakit serta meningkatkan hasil panen. Peserta juga diajarkan pentingnya keberlanjutan melalui pengurangan bahan kimia dan pemanfaatan sumber daya yang lebih efektif.

Kunjungan lapangan ke tambak udang dengan teknologi IoT.

Penggunaan teknologi Internet of Things (IoT) ini juga berpotensi untuk pengembangan budidaya spirulina (Arthospira platensis) sebagai bahan pangan fungsional. Dengan memanfaatkan teknologi IoT, diharapkan dapat digunakan untuk sektor yang lebih luas, khususnya pada sektor perikanan agar dapat terus berinovasi dan mendukung keberlanjutan lingkungan serta daya saing nasional. Pelatihan ini diharapkan dapat membawa dampak positif, khususnya bagi kegiatan akademik dan penelitian di Departemen Perikanan UGM dan dapat mendukung keberhasilan SDGs, utamanya SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, serta SDG 14: Ekosistem Lautan.

Penulis: Mgs. Muhammad Prima Putra, Ph.D., Aurelie Firlana Salsabilla

Editor: Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.

Kolaborasi Perikanan UGM Manfaatkan Bioinformatika untuk Pengembangan Vaksin Ikan Laut

BeritaNews Thursday, 12 December 2024

Dosen Program Studi Akuakultur UGM baru-baru ini mengikuti pelatihan intensif di Inggris. Pelatihan ini bertujuan untuk mengembangkan vaksin ikan yang lebih efektif, khususnya untuk mencegah penyakit vibriosis yang sering menyerang ikan laut. Dengan memanfaatkan teknologi bioinformatika yang semakin canggih, para peneliti berharap dapat menciptakan vaksin yang lebih aman dan efisien. Kerja sama dengan universitas-universitas ternama di Inggris dan Malaysia dalam proyek ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi pengembangan sektor perikanan, terutama di negara-negara berkembang. Pelatihan ini juga sejalan dengan upaya global untuk meningkatkan kesehatan ikan dan kelestarian sumber daya laut.

Universitas Gadjah Mada (UGM) mengirimkan dua dosen ahli di bidang perikanan untuk mengikuti pelatihan intensif di Inggris. Kedua dosen ini akan bekerja sama dengan para pakar dari universitas-universitas terkemuka di Inggris dan Malaysia untuk mengembangkan vaksin ikan yang lebih baik. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk memperkuat kerja sama antar lembaga pendidikan tinggi dan mendorong pertukaran pengetahuan di bidang bioteknologi perikanan. Selain itu, para peserta juga akan berdiskusi mengenai peluang penelitian bersama di masa depan, termasuk pemanfaatan fasilitas penelitian yang canggih di Inggris. Dengan demikian, diharapkan akan terjalin jaringan kerja sama yang erat antara para peneliti di bidang kesehatan ikan.

Selama dua hari, para peserta pelatihan mendiskusikan berbagai isu penting di bidang kesehatan ikan. Salah satu topik utama yang dibahas adalah masalah resistensi antibiotik pada bakteri penyebab penyakit ikan, yang merupakan masalah global yang semakin serius. Selain mempelajari metode analisis data menggunakan bioinformatika untuk menguji efektivitas vaksin, para peserta juga membahas dampak dari penelitian ini terhadap keberlanjutan budidaya ikan. Peluang untuk mendapatkan dana penelitian juga menjadi topik yang menarik, dengan harapan dapat mendorong lebih banyak penelitian di bidang kesehatan ikan yang relevan dengan kebutuhan industri perikanan.

Dr. Desy Putri Handayani menyampaikan bahwa pelatihan ini memberikan manfaat yang sangat besar bagi para peserta, baik dari UGM maupun UPM. Tidak hanya meningkatkan kemampuan dalam mengolah data menggunakan bioinformatika, pelatihan ini juga membuka peluang kerjasama penelitian yang lebih luas. Beliau menjelaskan, “Acara ini menjadi wadah bagi para peneliti yang memiliki minat dan tujuan yang sama untuk berkolaborasi dan menghasilkan karya-karya yang bermanfaat.” Lebih lanjut, Dr. Desy menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan langkah penting bagi UGM untuk menjalin kerjasama riset dengan institusi-institusi di Eropa, dengan tujuan utama untuk mengembangkan inovasi dalam bidang budidaya ikan, khususnya dalam upaya pencegahan penyakit.

Pelatihan ini memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi kemajuan penelitian di bidang kesehatan ikan, baik di kawasan Asia Tenggara maupun di Inggris. Para peserta sepakat bahwa kegiatan ini telah memperkuat kerja sama antar berbagai lembaga dan membuka peluang baru dalam pemanfaatan teknologi informasi untuk menganalisis data dalam budidaya ikan. Dengan dukungan dari universitas-universitas terkemuka di dunia, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang luas, tidak hanya bagi Indonesia tetapi juga bagi negara-negara lain. Melalui kerjasama internasional yang semakin erat, UGM terus berupaya menjadi pusat unggulan dalam penelitian akuakultur. Pelatihan ini membuktikan bahwa Departemen Perikanan UGM memiliki potensi besar untuk terus mengembangkan penelitian dan inovasi di bidang ini. Dengan menggabungkan teknologi terkini, keahlian para akademisi, dan dukungan dari mitra internasional, diharapkan vaksin ikan yang dikembangkan dapat menjadi solusi efektif untuk mengatasi masalah kesehatan ikan di masa depan. Kegiatan ini sejalan dengan tujuan global pembangunan berkelanjutan atau SDGs pada poin ke-4: Pendidikan Yang Bermutu, poin ke-9: Infrastruktur, Industri dan Inovasi, serta poin ke-14: Menjaga Ekosistem Laut.

Penulis : Rafi Sukma Aulia

 

Editor : Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.

Webinar SinnTech ke-20: Riset Mutakhir tentang Pengendalian Histamin dan Pemantauan Mikrobiologi di Industri Pangan

BeritaNews Monday, 9 December 2024

Pada 9 Desember 2024, Webinar SinnTech ke-20 menghadirkan wawasan inovatif dengan tema “Risk-Based Approach in Seafood Safety”. Acara bergengsi ini menampilkan dua pembicara ternama, yaitu Novalia Rachmawati, Ph.D., peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Ayaka Nakamura, Ph.D., akademisi dari Tokyo University of Marine Science and Technology. Sesi ini dimoderatori oleh Indun Dewi Puspita, S.P., M.Sc., dari Departemen Perikanan Universitas Gadjah Mada, dan berhasil menarik perhatian audiens yang terdiri dari akademisi, pejabat, serta mahasiswa dari berbagai institusi.

Pada presentasi pertama, Novalia Rachmawati, Ph.D., membahas resiko histamin dalam produk perikanan Indonesia melalui penelitian berjudul “Managing Histamine Risks in Indonesian Seafood: A Risk-Based Approach”. Hasil tersebut menjelaskan bahwa histamin adalah toksin alami yang berasal dari histidin dan dapat menimbulkan risiko kesehatan serius jika kadarnya melebihi standar internasional, yaitu 100–200 mg/kg, tergantung kebijakan negara. Keracunan histamin, yang sering keliru dianggap sebagai reaksi alergi, dapat menyebabkan gejala seperti mual, ruam kulit, dan gangguan pernapasan. Tantangan besar di sektor perikanan Indonesia adalah penolakan produk ekspor akibat kontaminasi histamin, terutama pada ikan seperti tuna dan tongkol. Studi kasus menunjukkan bahwa penanganan yang kurang memadai dan penyalahgunaan suhu menjadi faktor utama tingginya kadar histamin pada produk ikan olahan. Sebagai solusi, Novalia Rachmawati, Ph.D., mengusulkan kerangka kerja berbasis risiko yang mencakup penilaian, pengelolaan, dan komunikasi risiko untuk meminimalkan pembentukan histamin. Selain itu, efektivitas intervensi praktis didemonstrasikan, seperti menjaga suhu rendah (10–15°C) dan mengurangi kadar garam selama proses pengolahan, yang terbukti efektif mengurangi risiko.

Managing Histamine Risks in Indonesian Seafood, presentasi oleh Novalia Rachmawati, Ph.D.

Presentasi kedua oleh Ayaka Nakamura, Ph.D., mengangkat penelitian mutakhir tentang “Ensuring Food Safety Through the Surveillance and Monitoring of Microbial Communities in Food Manufacturing”. Penelitian ini difokuskan pada pengolahan daging sapi Jepang berkualitas tinggi (Japanese Black Beef) untuk memperpanjang masa simpan produk sambil tetap menjaga keamanan mikrobiologisnya. Ayaka Nakamura, Ph.D., memaparkan pemanfaatan analisis sekuensing amplicon untuk memetakan distribusi mikroba di fasilitas pengolahan, termasuk mikroorganisme berbahaya dan tidak berbahaya pada permukaan karkas dan peralatan selama berbagai tahap produksi. Tim peneliti juga menggunakan Core Genome MLST Analysis, pendekatan inovatif yang lebih unggul dibandingkan metode tradisional seperti PFGE dan RAPD dalam mengidentifikasi strain bakteri dengan akurat, sehingga meningkatkan keterlacakan dan pertukaran data antar laboratorium. Melalui teknologi Next-Generation Sequencing (NGS), penelitian ini memungkinkan pemantauan pergeseran mikroba secara real-time, yang meningkatkan protokol pengendalian kontaminasi. Mikroorganisme seperti Pseudomonas dan Clostridium diidentifikasi sebagai ancaman yang bervariasi tergantung pada kondisi pengolahan. Temuan Nakamura, Ph.D., menyoroti potensi teknologi sekuensing canggih dalam memperkuat keamanan pangan melalui deteksi dini dan praktik kebersihan yang lebih baik.

Monitoring Microbial Communities in Food Processing, presentasi oleh Ayaka Nakamura, Ph.D.

Webinar ini ditutup dengan sesi tanya jawab yang interaktif, di mana para peserta, termasuk perwakilan Universitas Gadjah Mada dan institusi lainnya, aktif berdiskusi dan berbagi wawasan. Beberapa peserta bahkan memberikan usulan tema untuk webinar SinnTech mendatang, menunjukkan komitmen mereka terhadap keberlanjutan forum berharga ini.

Topik yang dibahas dalam SinnTech Webinar ke-20 ini sejalan dengan beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) PBB, termasuk SDG 2 (Tanpa Kelaparan), SDG 3 (Kesehatan dan Kesejahteraan), SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab), serta SDG 14 (Kehidupan di Bawah Air). Hal ini menegaskan relevansi diskusi webinar dengan upaya keberlanjutan global serta peran penting pendekatan berbasis risiko dalam meningkatkan keamanan pangan dan kesehatan masyarakat.

Penulis: Galuh Wulanuari
Editor: Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.

The 20th SinnTech Webinar: Cutting-Edge Research on Histamine Control and Microbial Monitoring in Food Industries

BeritaNews Monday, 9 December 2024

On December 9, 2024, the 20th SinnTech Webinar brought groundbreaking insights to the forefront under the theme “Risk-Based Approach in Seafood Safety.” This prestigious event featured with two speakers, Novalia Rachmawati, Ph.D., a researcher at Indonesia’s National Research and Innovation Agency (BRIN), and Ayaka Nakamura, Ph.D., a lecturer at Tokyo University of Marine Science and Technology. Moderated by Indun Dewi Puspita, S.P., M.Sc., from Department of Fisheries UGM, the session offered invaluable knowledge on managing food safety risks in the seafood and food manufacturing industries, attracting a diverse audience of academics, officials, and students.

In the first presentation, Novalia Rachmawati, Ph.D., addressed the issue of histamine risks in Indonesian seafood through the research titled “Managing Histamine Risks in Indonesian Seafood: A Risk-Based Approach.” This result highlighted the formation of histamine, a naturally occurring toxin derived from histidine, which poses serious health risks when exceeding international safety standards ranging between 100–200 mg/kg, depending on the country. Novalia Rachmawati, Ph.D., explained that histamine poisoning, often mistaken for allergic reactions, can cause symptoms such as nausea, skin rashes, and respiratory discomfort. The presentation underscored the challenges faced by Indonesia’s seafood sector, particularly the rejection of export products due to histamine contamination, with tuna and mackerel identified as key carriers. Case studies revealed that improper handling and temperature abuse often lead to histamine levels surpassing acceptable limits in processed fish products. As a solution, Novalia Rachmawati, Ph.D., proposed a comprehensive risk-based framework that integrates assessment, management, and communication to mitigate histamine formation. In addition, the effectiveness of practical interventions has been demonstrated, such as maintaining low temperatures (10–15°C) and reducing salt content during processing, which have proven effective in minimizing risks.

First Presentation regarding Managing Histamine Risks in Indonesian Seafood by Novalia Rachmawati, Ph.D

The second presentation by Ayaka Nakamura, Ph.D., delved into cutting-edge research on ensuring food safety through the surveillance and monitoring of microbial communities in food manufacturing. The study focused on Japanese Black Beef processing, aiming to extend its shelf life while maintaining microbiological safety. Dr. Nakamura presented the use of advanced amplicon sequencing analysis to map microbial distributions across processing facilities, identifying harmful and non-harmful microorganisms on carcass surfaces and equipment at various production stages. The research team also employed Core Genome MLST Analysis, a novel approach that surpasses traditional methods like PFGE and RAPD in accurately identifying bacterial strains, thereby improving traceability and data sharing between laboratories. By leveraging next-generation sequencing (NGS) technology, this research enabled real-time monitoring of microbial shifts, enhancing contamination control protocols. Among the identified microorganisms were genera such as Pseudomonas and Clostridium, which varied based on processing conditions. Dr. Nakamura’s findings highlighted the transformative potential of advanced sequencing technologies in strengthening food safety through early detection and improved hygiene practices.

Second Presentation about Monitoring Microbial Communities in Food Processing by Ayaka Nakamura, Ph.D.

The webinar concluded with an engaging Q&A session that showcased the audience’s enthusiasm. Participants, including representatives from Universitas Gadjah Mada and other institutions, actively contributed to discussions and shared insights. Some attendees even proposed potential themes for future SinnTech webinars, reflecting their dedication to sustaining these valuable forums. The topics presented during SinnTech #20 align with several United Nations Sustainable Development Goals (SDGs), including SDG 2 (Zero Hunger), SDG 3 (Good Health and Well-being), SDG 12 (Responsible Consumption and Production), and SDG 14 (Life Below Water). These alignments underscore the relevance of the webinar’s discussions to global sustainability efforts and the critical role of risk-based approaches in advancing food safety and public health.


Author: Galuh Wulanuari
Editor: Nahla Alfiatunnisa, S.Pi

Training and Workshop in Aquafeed Production Using Seaweed Technology : Kolaborasi Pengembangan Pakan Perikanan antara Universitas Gadjah Mada dengan Marine Science Institute, University of Philippines

Berita Thursday, 5 December 2024

Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerja sama dengan Marine Science Institute (MSI), University of Philippines mengadakan Training and Workshop in Aquafeed Production Using Seaweed Technology. Kegiatan ini diikuti oleh dosen dan teknisi laboratorium Universitas Gadjah Mada yang bertujuan untuk meningkatkan kerja sama penelitian rumput laut pada 4 – 8 November 2024 di Kota Bolinao, Provinsi Pangasinan, Filipina.  Program ini berfokus pula pada pengembangan pakan alami dari rumput laut, dan pemahaman spora dan kultur jaringan rumput laut. Kegiatan pelatihan ini diharapkan mampu meningkatkan kemitraan yang komprehensif antara Universitas Gadjah Mada dan University of Philippines untuk pengembangan rumput laut yang berkelanjutan.

Kegiatan Training and Workshop in Aquafeed Production Using Seaweed Technology berlangsung selama lima hari dengan kombinasi sesi teori dan praktik. Hari pertama dimulai dengan sambutan oleh Diliman. Prof. Dr.rer.nat Michael Roleda selaku Head of Algae Laboratory, Marine Science Institute, University of Philippines (MSI-UP). Dalam sambutannya, Prof. Roleda menekankan pentingnya riset rumput laut dalam pakan alami perikanan dilanjutkan dengan diskusi mengenai riset terkini mengenai bidang penelitian dan perkenalan laboratorium di MSI-UP. Hari kedua, Tim Departemen Perikanan UGM melakukan kunjungan di laboratorium in vitro milik Marine Science Institute. Pada hari kedua kunjungan juga dilaksanakan ke Marine Station milik MSI yang lebih sering disebut Bolinao Marine Laboratory (BML).

Kunjungan ke fasilitas dan outdoor hatchery dilaksanakan pada hari ketiga. Di outdoor hatchery terdapat koleksi rumput laut yang dikembangbiakkan dengan spora maupun hasil koleksi liar di beberapa negara Asia seperti Indonesia. Hari keempat Tim Departemen Perikanan UGM melakukan workshop untuk preparasi hingga memperoleh spora-spora rumput laut serta dibekali informasi mengenai alat penunjang laboratorium dan teknik memperoleh spora rumput laut. Hari terakhir, Tim Departemen Perikanan UGM melakukan diskusi dengan Prof. Dr. rer. nat Michael Roleda dan mahasiswa bimbingannya terkait penelitian rumput laut. Pada diskusi ini, Prof. Roleda mengharapkan adanya tindaklanjut dalam bentuk kolaborasi penelitian, seminar internasional, dan workshop mengenai rumput laut yang dilakukan oleh Marine Science Institute, University of Philippines dan Departemen Perikanan UGM.

Training dan Workshop “Aquafeed Production Using the Seaweed Technology” yang telah dilaksanakan mampu memberikan manfaat besar bagi peningkatan keterampilan dan jaringan kerja sama antar universitas. Dosen dari Universitas Gadjah Mada dan University of Philippines dapat memperoleh berbagi wawasan serta keterampilan yang mendukung pengembangan riset rumput laut di Asia Tenggara. Workshop ini berhasil mempertemukan peneliti dengan minat serupa dan menciptakan peluang kolaborasi yang produktif.

SDGs : 4). Pendidikan Berkualitas, 9). Industri, Inovasi, dan Infrakstruktur, 14). Ekosistem Lautan, 17). Kemitraan untuk Mencapai Tujuan

Penulis : Kharisma Pundhi Rukmana

Editor : Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.

Dr. Olivia Yofananda: Inspirasi Baru di Bidang Sensori dan Riset Konsumen

BeritaNews Thursday, 5 December 2024

Universitas Gadjah Mada melalui Program Studi Teknologi Hasil Perikanan dengan bangga menyambut Dr. Olivia Yofananda, S.TP., sebagai salah satu dosen baru di semester Ganjil 2023/2024. Lulusan S1 Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Brawijaya ini meraih gelar doktor dari Institut Pertanian Bogor melalui program beasiswa PMDSU (Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul). Perjalanan akademis yang penuh dedikasi telah menanamkan kecintaan beliau pada dunia pendidikan dan penelitian, sehingga mendorongnya untuk berkontribusi sebagai tenaga pengajar di bidang keilmuannya.

Disertasi doktoral Dr. Olivia, berjudul “Kajian Fisikokimia dan Sensori Penciri Varietas Unggul Bawang Merah Indonesia Sebagai Bawang Goreng,” mengupas proses pengolahan bawang merah dari hulu hingga hilir. Penelitian tersebut mempertegas ketertarikan beliau pada bidang sensori dan riset konsumen, yang akan menjadi pusat perhatian dalam aktivitas penelitiannya ke depan. Sebagai bagian dari keluarga besar Teknologi Hasil Perikanan, Dr. Olivia berharap dapat mendorong kemajuan riset produk perikanan dengan pendekatan berbasis sensori yang berorientasi pada kebutuhan konsumen, sekaligus memberikan dampak positif terhadap pengembangan program studi.

Kehadiran Dr. Olivia menjadi peluang besar bagi mahasiswa untuk lebih mendalami keterkaitan antara sains, teknologi, dan preferensi konsumen dalam menciptakan produk inovatif berbasis perikanan. Selain itu, riset beliau diharapkan dapat mendukung program studi dalam menyesuaikan kurikulum agar relevan dengan kebutuhan industri, serta memperkuat peran THP UGM sebagai institusi unggulan di bidang pendidikan dan penelitian. Secara lebih luas, fokus penelitian Dr. Olivia juga diharapkan berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), terutama SDG 2: Tanpa Kelaparan, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, dan SDG 9: Industri Inovasi dan Infrastruktur. Dengan dedikasinya, Dr. Olivia siap membawa inovasi baru yang berorientasi pada kemajuan pendidikan, mahasiswa, dan masyarakat.

Penulis: Mgs. Muhammad Prima Putra, S.Pi., M.Sc., Ph.D., Aurelie Firlana Salsabilla
Editor: Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si (Han).

Langkah Maju Departemen Perikanan UGM: Sertifikasi Asesor Perkuat Kualitas Pendidikan Perikanan

BeritaNews Thursday, 5 December 2024

Departemen Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM), telah sukses menyelenggarakan sertifikasi asesor bagi para dosen pada 7-11 November 2024. Dengan melibatkan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dan Lembaga Sertifikasi Profesi Kelautan dan Perikanan (LSP-KP) sebagai mitra strategis, sertifikasi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan penelitian di bidang perikanan, serta membekali para dosen dengan kompetensi yang diperlukan dalam menghasilkan lulusan yang siap menghadapi tantangan dunia kerja yang semakin kompleks.

Dengan menggabungkan berbagai materi esensial seperti budidaya rumput laut, budidaya air tawar, Pengelolaan Perikanan Berbasis Ekologi (EAFM), konservasi, dan pengolahan hasil perikanan, sertifikasi asesor yang diselenggarakan oleh Departemen Perikanan UGM telah berhasil memberikan bekal pengetahuan yang komprehensif bagi para peserta. Kurikulum yang dirancang secara cermat ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kompetensi para dosen dalam menghasilkan asesor yang mumpuni, tetapi juga untuk membekali mereka dengan wawasan yang luas guna menghadapi tantangan-tantangan terkini di sektor kelautan dan perikanan. Melalui pendekatan yang komprehensif ini, sertifikasi ini tidak hanya memberikan nilai tambah bagi pengembangan karir para dosen, melainkan juga berkontribusi secara signifikan terhadap peningkatan kualitas pendidikan tinggi di bidang kelautan dan perikanan di Indonesia.

Eko Hardianto, S.Pi., M.Si., M.Sc., Ph.D., selaku penanggung jawab acara, meyakini bahwa sertifikasi asesor ini telah memberikan kontribusi yang sangat berharga bagi Departemen Perikanan UGM sehingga nantinya mampu memfasilitasi mahasiswa untuk memperoleh sertifikasi profesi yang diakui secara nasional, selain ijazah akademik. “Dengan demikian, lulusan Departemen Perikanan UGM tidak hanya dibekali dengan pengetahuan teoritis yang kuat, tetapi juga memiliki keterampilan praktis yang siap diimplementasikan di dunia kerja. Lebih dari itu, kegiatan sertifikasi ini juga telah menciptakan ikatan kolaborasi yang erat di antara para peserta, yang berasal dari berbagai institusi, sehingga memperkaya wawasan dan memperluas jaringan profesional mereka. Melalui kegiatan ini, Departemen Perikanan UGM telah berhasil mewujudkan visi untuk mencetak lulusan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki daya saing tinggi di pasar tenaga kerja,” ungkapnya.

Sertifikasi master asesor ini tidak hanya menandai sebuah pencapaian bagi Departemen Perikanan UGM, namun juga menjadi tonggak penting dalam upaya mewujudkan sinergi yang lebih kuat antara dosen, mahasiswa, dan institusi dalam konteks pendidikan tinggi di bidang kelautan dan perikanan. Dengan adanya program ini, Departemen Perikanan UGM tidak hanya berhasil meningkatkan kapasitas internal, melainkan juga telah mengambil langkah proaktif dalam mencetak lulusan yang tidak hanya memiliki pengetahuan akademik yang solid, tetapi juga dilengkapi dengan keterampilan profesional yang relevan dengan kebutuhan industri. Lebih jauh lagi, kegiatan ini merefleksikan komitmen yang kuat dari Universitas Gadjah Mada dalam berkontribusi pada pengembangan sumber daya manusia yang unggul di sektor kelautan dan perikanan, sehingga mampu menjawab tantangan global yang semakin kompleks. Kegiatan ini mencerminkan komitmen UGM dalam mengembangkan sumber daya manusia yang unggul di sektor kelautan dan perikanan. Kegiatan ini juga sejalan dengan SDGs poin ke-4 : Pendidikan Bermutu, poin ke-8 : Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, poin ke-17 : kemitraan Untuk Mencapai Tujuan.

Penulis : Rafi Sukma Aulia

Editor : Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.

Produk Ikan Mangut Kemasan Karya Mahasiswa Jadi Salah Satu Souvenir HUT ke-61 Perikanan UGM

BeritaNews Thursday, 28 November 2024

Dalam perayaan puncak Hari Ulang Tahun (HUT) ke-61 Departemen Perikanan Fakultas Pertanian UGM, sebanyak 200 kemasan mangut ikan menjadi salah satu souvenir bagi para tamu undangan yang hadir. Produk ini merupakan hasil karya mahasiswa Departemen Perikanan UGM yang mencerminkan kekayaan kuliner lokal dan inovasi pengolahan produk dari hasil perikanan. Produk mangut ikan ini dibuat dari ikan pari dan ikan manyung yang diasap kemudian berkolaborasi dengan Resto Inkubator Mina Bisnis (IMB) untuk diolah hingga menjadi mangut. Produk ini dikemas dengan teknologi retort pouch dan telah teruji dapat bertahan hingga empat bulan. Produk ini praktis untuk dikonsumsi hanya dengan memanaskan kembali sehingga siap dan cepat untuk disajikan.

Mangut ikan asap merupakan produk olahan yang dikenal dengan cita rasa khas yang kaya akan aroma dan tekstur yang lembut. Proses pengasapan memberikan sentuhan unik yang menjadikannya lebih istimewa. Keunikan lain dari produk ini merupakan metode pengemasan modern yang akan menjaga kualitas produk lebih lama. Pemilihan ikan manyung dan pari asap sebagai souvenir acara puncak HUT Departemen Perikanan UGM mencerminkan komitmen untuk mengangkat produk lokal ke kancah nasional. Diharapkan, langkah ini dapat mendorong inovasi dan pengembangan lebih lanjut dalam sektor perikanan. Produksi lokal ini mendukung SDG Poin 1: Tanpa Kemiskinan, SDG Poin 2: Tanpa Kelaparan, SDG Poin 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, SDG Poin 14: Ekosistem Lautan

Penulis: I Putu Aditya Wibawa, Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.
Editor: Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.

Pengabdian Kepada Masyarakat, UGM Gelar Aksi Bersih Sungai dan Penebaran Ikan untuk Menjaga Keberlanjutan Ekosistem

Berita Thursday, 28 November 2024

Yogyakarta, 24 November 2024 – Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik Departemen Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk “Bersih Sungai dan Penebaran Ikan” di Sungai Boyong, Padukuhan Jaban, Kalurahan Sinduharjo, Kapanewon Ngaglik, Sleman. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya untuk menjaga dan melestarikan ekosistem sungai demi keberlanjutan alam. Sebanyak 75 peserta terlibat dalam kegiatan ini, yang terdiri dari dosen Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik, mahasiswa S1 dan S2, serta anggota Komunitas Penggiat Lingkungan Sungai Boyong Buntung (KPLS) dan masyarakat setempat. Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk menjaga kebersihan sungai, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian sumber daya alam, khususnya yang ada di sekitar sungai. Dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat, diharapkan kolaborasi ini dapat menciptakan dampak positif yang lebih besar dalam menjaga keberlanjutan ekosistem sungai dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup di wilayah tersebut.

Kegiatan “Bersih Sungai dan Penebaran Ikan” yang diadakan oleh Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik Departemen Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) dimulai dengan sambutan dari Ketua Pelaksana Kegiatan, Dr. Eko Setyobudi, S.Pi., M.Si. Dalam sambutannya, Dr. Eko menjelaskan tujuan dari kegiatan ini dan pentingnya menjaga kelestarian sungai. “Kegiatan ini merupakan bentuk pengabdian masyarakat rutin yang dilakukan oleh Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik Departemen Perikanan UGM yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran sekaligus berkontribusi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan perairan, khususnya sungai,” ujarnya. Kegiatan ini dilaksanakan secara sinergis bekerja sama dengan Kelompok Penggiat Lingkungan Sungai (KPLS) Sungai Boyong dan Buntung, Desa Sinduharjo. Menariknya acara ini bersamaan dengan pelaksanaan Merti Kali, sebuah tradisi sebagai ungkapan rasa terima kasih masyarakat kepada sungai yang menjadi bagian penting dalam kehidupan mereka. Ketua Komunitas Penggiat Lingkungan Sungai Boyong Buntung (KPLS), Bapak Sumadi, juga memberikan sambutan pada acara tersebut. Beliau mengungkapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam kegiatan ini dan berharap bahwa upaya pengelolaan lingkungan dan budaya yang dilakukan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. “Semoga kegiatan ini dapat menjadi awal yang baik untuk program-program selanjutnya dan informasi kegiatan ini dapat tersebar luas sehingga masyarakat lebih sadar akan pentingnya menjaga kelestarian ekosistem dan kebersihan lingkungan,” ujar Sumadi.

Sungai Boyong merupakan salah satu sungai penting di Kabupaten Sleman yang memiliki air yang cukup melimpah meskipun pada musim kemarau. Kegiatan ini, yang melibatkan berbagai elemen masyarakat, diharapkan dapat membantu menjaga kelestarian sungai serta meningkatkan kesadaran tentang pentingnya ekosistem perairan. Pada waktu yang bersamaan, di lokasi kegiatan juga diselenggarakan Boyong Edufest, yang salah satunya menampilkan pameran poster dari mahasiswa Departemen Hubungan Internasional Fisipol UGM. Edufest ini turut memperkaya kegiatan dengan memberikan wawasan tambahan bagi masyarakat mengenai berbagai isu lingkungan dan sosial budaya yang relevan.

Ketua Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik Departemen Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Ir. Djumanto, M.Sc., turut menambahkan bahwa Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik telah melaksanakan kegiatan penebaran ikan di beberapa lokasi di Yogyakarta. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya yang mendukung tiga pilar utama yang dijunjung oleh Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik yakni menjaga biota perairan, kelestarian lingkungan, dan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan. Prof. Djumanto juga mengungkapkan bahwa kualitas air di Sungai Boyong tetap terjaga kebersihannya, meskipun pada musim kemarau. “Ini menjadi berita baik bagi keberlanjutan biota perairan dan upaya kami untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengelolaan sumber daya perikanan,” ujarnya. Lebih lanjut, beliau menekankan bahwa kegiatan penebaran benih ikan dan aksi bersih sungai ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan serta masyarakat sekitar. Dengan adanya program-program seperti ini, diharapkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan sungai dan keberlanjutan sumber daya perikanan dapat semakin meningkat. Program-program semacam ini juga berperan dalam membangun kolaborasi antara akademisi, masyarakat, dan komunitas lokal dalam menjaga dan melestarikan lingkungan perairan untuk generasi yang akan datang.

Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik Departemen Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada secara rutin melaksanakan kegiatan penebaran ikan di berbagai lokasi di Yogyakarta. Penebaran benih ikan, khususnya spesies endemik dan non-invasif merupakan salah satu langkah penting untuk meningkatkan keragaman hayati dan mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan yang berfokus pada kelestarian ekosistem perairan. Setelah sambutan dan upacara singkat, kegiatan dilanjutkan dengan penebaran 8.000 benih ikan nilem dan 1.250 benih udang galah di Sungai Boyong. Penebaran benih ini diharapkan dapat berkontribusi pada pemulihan dan keberlanjutan populasi biota perairan di sungai tersebut. Selanjutnya, para peserta yang terdiri dari dosen, mahasiswa, anggota Komunitas Penggiat Lingkungan Sungai (KPLS), serta pengunjung turut serta dalam aksi bersih sungai dengan membersihkan sampah di sepanjang bantaran Sungai Boyong. Kegiatan ini melibatkan partisipasi aktif dari berbagai pihak, yang diharapkan dapat meningkatkan kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan sungai. Selain itu, dalam kesempatan ini, Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik juga memasang papan peringatan di sepanjang Sungai Boyong sebagai upaya untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan perairan. Dengan adanya papan peringatan tersebut, diharapkan masyarakat semakin sadar akan tanggung jawab bersama dalam menjaga kebersihan dan kelestarian ekosistem Sungai Boyong.

SDGs: 6). Air Bersih dan Sanitasi Layak, 14) Ekosistem Lautan, 15). Ekosistem Daratan.

Penulis: Kharisma Pundhi Rukmana

Editor: Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han)., Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.

Langkah Nyata Prodi Akuakultur UGM: Sertifikasi Kompetensi Operator Budidaya bagi Mahasiswa

BeritaNews Thursday, 28 November 2024

Sebagai bentuk komitmen dalam meningkatkan kualitas lulusan, Program Studi Akuakultur telah sukses menggelar uji sertifikasi kompetensi bagi 25 orang yang terdiri dari mahasiswa dan tenaga kependidikan Departemen Perikanan UGM. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya program studi untuk mempersiapkan mahasiswa agar menjadi tenaga kerja yang kompeten dan siap menghadapi dunia kerja yang semakin kompetitif. Kerja sama dengan BNSP memberikan nilai tambah bagi sertifikasi ini, sehingga semakin diakui secara nasional.Kegiatan ini merupakan tonggak penting dalam pengembangan sumber daya manusia di bidang perikanan. Kegiatan ini juga sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi mahasiswa dalam belajar dan mengembangkan diri.

Proses sertifikasi kompetensi dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu tahap teori dan tahap praktik. Pada tahap teori, mahasiswa diwawancarai untuk menguji pemahaman mereka tentang konsep dasar budidaya perikanan. Wawancara mendalam bertujuan untuk menggali pemahaman konseptual mahasiswa secara mendalam. Mahasiswa akan menunjukkan kemampuan praktiknya di lapangan dalam mengelola berbagai aspek budidaya, seperti kualitas air, pakan, dan pengendalian penyakit. Tujuan akhir dari sertifikasi ini adalah untuk memastikan bahwa mahasiswa memiliki kompetensi yang sesuai dengan standar industri yang ditetapkan oleh BNSP.

Seluruh peserta uji sertifikasi kompetensi berhasil menunjukkan kompetensi yang sangat baik. Prestasi ini merupakan bukti nyata bahwa Program Studi Akuakultur telah berhasil mencetak lulusan yang siap menghadapi tantangan dunia kerja. Sertifikasi ini tidak hanya memberikan pengakuan formal atas kompetensi mahasiswa, tetapi juga menjadi bekal berharga bagi mereka untuk berkarir di industri perikanan yang semakin kompetitif. Dengan sertifikasi ini, lulusan Akuakultur memiliki peluang yang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya.

Indah Istiqomah S.Pi., M.Si., Ph.D., selaku ketua pelaksana kegiatan sertifikasi ini menyampaikan harapannya agar sertifikasi kompetensi ini dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi mahasiswa serta mendorong mahasiswa yang telah lulus sertifikasi untuk memanfaatkannya sebagai bekal dalam berkarir. Kegiatan sertifikasi ini akan terus dilaksanakan setiap tahun sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas lulusan Program Studi Akuakultur Departemen Perikanan Fakultas Pertanian UGM. Lebih lanjut beliau menyampaikan Program Studi Akuakultur akan terus berupaya untuk menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk memberikan kesempatan yang lebih luas bagi mahasiswa. Kegiatan yang dilaksanakan oleh Program Studi Akuakultur ini selaras dan mendukung dengan tujuan global atau SDGs pada poin ke-4: Pendidikan Berkualitas, poin ke-8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, poin ke-9: Industri, Inovasi dan Infrastruktur, serta poin ke-14: Ekosistem Lautan

Penulis: Rafi Sukma Aulia

Editor: Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si (Han)., Nahla Alfiatunnisa, S.Pi.

1…45678…23
Universitas Gadjah Mada

Departemen Perikanan Fakultas Pertanian

Universitas Gadjah Mada
Gedung A4, Jl. Flora, Bulaksumur,Yogyakarta, 55281
 +62274-551218
 fish@ugm.ac.id

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY